- Daerah memiliki tugas untuk mengatur dan mengurus pemerintahan Untuk Menjamin Kepatuhan diperlukan
- fungsi polisionil di daerah yang
Menciptakan ketertiban umum dan perlindungan masyarakat
- trecantum pada UU 23 Tahun 2014
Membuat Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah
tentang Pemerintahan Daerah
LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAAN
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
TNI/POLRI
Lingkungan
PROVINSI Peradilan PERWAKILAN
DAERAH Umum BPK PROV
PEMDA DPRD
Agama
Militer
KAB/KOTA TUN
PEMDA DPRD
4
UU 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMDA
SEBAGAI DASAR HUKUM BAGI SATPOL PP
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
Pasal 10 – 12 UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
URUSAN PEMERINTAHAN
SPM NSPK
URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN YG
DIOTONOMIKAN
1. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2. KESEHATAN
3. LINGKUNGAN HIDUP
4. PEKERJAAN UMUM
5. PERTANIAN
6. KETAHANAN PANGAN
7. ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
8. KEPENDUDUKAN
9. KELUARGA BERENCANA
10. SOSIAL
11. NAKERTRANS
12. PERUMAHAN RAKYAT
13. KETENTRAMAN KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
14. PERHUBUNGAN
15. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
16. PENATAAN RUANG
17. PERTANAHAN
18. KEHUTANAN
URUSAN URUSAN PEMERINTAHAN YG DIOTONOMIKAN
19. KOMINFO
20. KOPERASI , USAHA KECIL DAN MENENGAH
21. PENANAMAN MODAL
22. PEMUDA DAN OLAH RAGA
23. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA
24. STATISTIK
25. PERSANDIAN
26. PERPUSTAKAAN
27. ARSIP
28. KELAUTAN DAN PERIKANAN
29. PARAWISATA DAN EKONOMI KREATIF
30. ENERJI DAN SUMBER DAYA MINERAL
31. PERDAGANGAN
32. PERINDUSTRIAN
HASIL AKHIR DARI SETIAP URUSAN
Undang-Undang
No. 23 Tahun 2014
Pasal 1. Satuan polisi pamong praja dibentuk untuk menegakkan Perda dan
255 Perkada, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman,
serta menyelenggarakan pelindungan masyarakat.
2. Satuan polisi pamong praja mempunyai kewenangan:
a. melakukan tindakan penertiban non-yustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada
b. menindak warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang
mengganggu ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
c. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang diduga melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada; dan
d. melakukan tindakan administratif terhadap warga masyarakat,
aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas
Perda dan/atau Perkada.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
DIREKTORAT POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Undang-Undang
No. 23 Tahun 2014
Pasal 1. Polisi pamong praja adalah jabatan fungsional pegawai negeri sipil yang
256
penetapannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Polisi pamong praja diangkat dari pegawai negeri sipil yang memenuhi
persyaratan.
3. Polisi pamong praja harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis dan
fungsional.
4. Pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dilakukan oleh Kementerian.
5. Kementerian dalam melakukan pendidikan dan pelatihan teknis dan fungsional
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat berkoordinasi dengan Kepolisian
Republik Indonesia dan Kejaksaan Agung.
6. Polisi pamong praja yang memenuhi persyaratan dapat diangkat sebagai penyidik
pegawai negeri sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan polisi pamong praja diatur dengan
peraturan pemerintah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
DIREKTORAT POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Undang-Undang
No. 23 Tahun 2014
Pasal
1) Penyidikan terhadap pelanggaran atas ketentuan Perda
257 dilakukan oleh pejabat penyidik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2) Selain pejabat penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat ditunjuk penyidik pegawai negeri sipil yang diberi tugas
untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran atas
ketentuan Perda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum dan
berkoordinasi dengan penyidik kepolisian setempat.
4) Penuntutan terhadap pelanggaran atas ketentuan Perda
dilakukan oleh penuntut umum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 16 TAHUN 2018
TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA
SATPOL PP MEMPUNYAI TUGAS
Menyelenggarakan Pelindungan
Masyarakat.
Bab II Pasal 5
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
DIREKTORAT POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
FUNGSI SATPOL PP
Pasal 6
a. melakukan tindakan penertiban nonyustisial terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan
pelanggaran atas Perda dan/atau Perkada;
KEWENANGAN
SATPOL PP c. melakukan tindakan penyelidikan terhadap warga
masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang diduga
melakukan pelanggaran atas Perda dan/ atau
Perkada; dan
Pasal 7
KEWENANGAN SATPOL PP
Pasal 8
1) Dalam melaksanakan penegakan Perda Satpol PP bertindak
selaku koordinator PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah.
Pasal 10
Pasal 25
1) Pembinaan teknis operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf c dilakukan oleh kepala daerah kepada Satpol PP dalam
penegakan Perda dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat.
KOORDINASI
Pasal 28
(1) Kepala Satpol PP provinsi mengoordinasikan penegakan Perda
dan Perkada, penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketenteraman serta penyelenggaraan pelindungan masyarakat
di kabupaten/kota.
Pasal 30
(1) Pembinaan dan pengawasan umum terhadap Pemerintah
Daerah dalam penyelenggaraan penegakan Perda dan Perkada,
ketertiban umum dan ketenteraman serta pelindungan
masyarakat yang dilaksanakan oleh Satpol PP dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENGRTIAN PERDA
Raperda yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Gubernur atau
Bupati/Walikota disampaikan oleh Pimpinan DPRD kepada Gubernur atau
Bupati/Walikota untuk disahkan menjadi Perda, dalam jangka waktu
palinglambat 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. Raperda tersebut
disahkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota dengan menandatangani
dalam jangka waktu 30 hari sejak Raperda tersebut disetujui oleh DPRD
dan Gubernur atau Bupati/Walikota. Jika dalam waktu 30 hari sejak
Raperda tersebut disetujui bersama tidak ditandangani oleh Gubernur
atau Bupati/Walikota, maka Raperda tersebut sah menjadi Perda dan
wajib diundangkan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
DIREKTORAT POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi dapat berasal dari DPRD Provinsi atau Gubernur.
6.
PENYEBARLUASAN
2. PENYUSUNAN Rancangan Peraturan Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud disertai dengan penjelasan atau
keterangan dan/atau Naskah Akademik. Dalam hal Rancangan Peraturan Daerah Provinsi mengenai: a.
Anggaran Pendapat dan Belanja Daerah Provinsi; b. pencabutan Peraturan Daerah Provinsi; atau c.
Perubahan Peraturan Daerah Provinsi yang hanya sebatas mengubah beberapa materi, disertai dengan
keterangan yang memuat pokok pikiran dan materi muatan yang diatur.
PERDA
Pembahasan. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah di DPRD dilakukan oleh DPRD bersama
Kepala Daerah. Pembahasan bersama tersebut dilakukan melalui tingkat-tingkat
5. PENGUNDANGAN 3. PEMBAHASAN pembicaraan,yang dilakukan dalam rapat: komisi, panitia, alat kelengkapan DPRD yang khusus
menangani bidang legislasi, dan paripurna. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembahasan Ranperda diatur dengan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
4. PENGESAHAN
ATAU PENETAPAN
Pengesahan atau Penetapan. Rancangan Peraturan Daerah yang telah disetujui bersama oleh DPRD dan Kepala Daerah
disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada Kepala Daerah untuk ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Penyampaian
Ranperda tersebut dilakukan paling lama 7 hari sejak tanggal persetujuan bersama. Ranperda tersebut ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menjadi Peraturan Daerah dengan membubuhkan tanda tangan dan dalam jangka waktu paling
lama 30 hari sejak Ranperda disetujui bersama. Dalam jangka waktu 30 hari Kepala Daerah tidak menandatangani
Ranperda yang sudah disetujui bersama, maka Ranperda tersebut sah menjadi Peraturan Daerah dan wajib
diundangkan.
Pengundangan. Peraturan Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) diundangkan dalam Lembaran Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Peraturan Gubernur dan Peraturan
Bupati/Walikota diundangkan dalam Berita Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Pengundangan Peraturan Daerah dalam Lembaran Daerah dan Berita Daerah
dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah. Peraturan Perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat pada tanggal diundangkan, kecuali
ditentukan lain di dalam Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan.
Penyebarluasan. Penyebarluasan dilakukan oleh DPRD dan Pemerintah Daerah sejak penyusunan Prolegda, penyusunan Rancangan Peraturan Daerah,
pembahasan Rancangan Peraturan Daerah, hingga Pengundangan Peraturan Daerah. Penyebarluasan dilakukan untuk dapat memberikan informasi dan/atau
memperoleh masukan masyarakat dan para pemangku kepentingan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
DIREKTORAT POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
SEKRETARIAT
PPNS
MEMANGGIL ORANG UTK DIDENGAR DAN DIPERIKSA SBG TERSANGKA ATAU SAKSI
MENDATANGKAN ORANG AHLI YG DIPERLUKAN DLM HUB DG PEMERIKSAAN
PERKARA
MENGADAKAN PENGHENTIAN PENYIDIKAN
SEKRETARIAT PPNS
• Untuk mewadahi keberadaan
PPNS yang berada pada Satpol
PP dan perangkat daerah
lainnya, perlu dibentuk
sekretariat PPNS yang
berkedudukan di Satpol PP.
Dalam
melaksanakan
penegakan Perda
Satpol PP PASAL 6
SEKRETARIAT
bertindak selaku PERMEN
koordinator PPNS di PPNS
DAGRI
lingkungan
Pemerintah Daerah.
STRUKTUR SEKRETARIAT PPNS
GUB/BUP/
PEMBINA WALIKOTA
SEKDA
PENGARAH
Pemeriksaan Cepat
Pemeriksaan Singkat
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DITJEN BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
PPNS Perda
PPNS
PPNS Undang-
Penyidik
Undang
Polisi
PENINDAKAN
NON YUSTISI DAN YUSTISI
Tindakan Penertiban Non Yustisi
Tindakan yang dilakukan oleh Pol PP dalam rangka menjaga dan/atau
memulihkan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat terhadap
pelanggaran Perda dan/atau Perkada dengan cara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak sampai proses
peradilan.
KETENTUAN
2 DILAKSANAKAN SESUAI PROSEDUR
UMUM
TIDAK MENIMBULKAN KORBAN/
KERUGIAN PADA PIHAK MANAPUN
6
PPNS
● Kurungan Paling Lama 3 ● Kurungan Paling Lama 6 ● Tindak Pidana yang penrapan
Bulan Bulan hukumnya tidak mudah, serta
● Denda Paling Besar ● Denda Paling Besar sifat melawan hukumnya
7.500.000 50.000.000 tidak sederhana
● Diatur Pasal 205 s/d 210 ● Diatur dalam Pasal 203 dan
KUHAP 204 KUHAP ● Diatur dalam Pasal 152 s/d
202 KUHAP
● JPU Hadir
● JPU Tidak Hadir
● Pelanggaran Tindak Pidana
● Pelanggaran Tindak Pidana Sedehana yang Penerapan
Ringan dan Sangat Hukum Mudah
Sederhana
PEMBINAAN PPNS
MENGIKUTI Pasal 14
(1) Kepala Daerah dapat melakukan mutasi Pejabat
DIKLAT
PPNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
untuk jangka waktu paling sedikit 5 (lima) tahun
terhitung sejak dilantik sebagai pejabat PPNS.
(2) Jangka waktu sebagaimana pd ayat (1) tdk
DIMUTASI berlaku thd pejabat PPNS yg dipromosikan
PAKAIAN DINAS PPNS PRIA
Kemeja putih lengan pendek, bersaku dua dengan tutup kanan
kiri atas, baju dikeluarkan, celana panjang hitam dan sepatu
hitam (digunakan pada saat melakukan pemeriksaan)
PAKAIAN DINAS PPNS PRIA
Kemeja putih lengan panjang, berdasi merah, celana
panjang hitam dan sepatu hitam (digunakan pada saat
Persidangan dan acara resmi)
PAKAIAN DINAS PPNS WANITA
Kemeja putih lengan pendek, bersaku dua dengan tutup kanan
kiri atas, baju dikeluarkan, celana panjang hitam dan sepatu
hitam (digunakan pada saat melakukan pemeriksaan)
PAKAIAN DINAS PPNS WANITA
Kemeja putih lengan panjang, berdasi merah, celana
panjang hitam dan sepatu hitam (digunakan pada saat
Persidangan dan acara resmi)
TERIMA KASIH
.... .
Drs. Yusri Tahir, M.Si
081315151618
yusritahir@gmail.com
Kementerian Dalam Negeri, Gd. H Lantai 4
Jl. Medan Merdeka Utara No. 7, Jakpus.