Anda di halaman 1dari 16

PENDAMPINGAN

DESA

Dr. Prabawa Eka Soesanta, S.Sos, M.Si


Direktur Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan
dan Kerja Sama

Jakarta, 24 Agustus 2022


URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT ( 6 ) CONCURRENT (32) PEMERINTAHAN UMUM (7)


(Mutlak urusan Pusat) (Urusan bersama Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

- PERTAHANAN PILIHAN (8) Wawasan Kebangsaan;


WAJIB (24) Ketahanan Sosial;
(Sektor Unggulan)
- KEAMANAN Pengamalan pancasila
Persatuan dan Kesatuan;
NON PELAYANAN DASAR (18) Penanganan Konflik Sosial;
- MONETER PELAYANAN DASAR (6 ) Kelautan & Perikanan,
tenaga kerja; pemberdayaan Koordinasi Pelaksanaan
Pariwisata, Pertanian, Tugas Antar Instansi di
- YUSTISI 1. pendidikan;
perempuan & anak, pangan;
Kehutanan, ESDM, Provinsi/Kab/Kota;
Pertanahan; Lingkungan
2. kesehatan; Hidup; Dukcapil, PMD, Perdagangan, Pengembangan
- POLITIK LUAR 3. PU & penataan ruang; penduduk dan KB, Perindustrian dan Kehidupan Demokrasi;
NEGERI 4. Perumahan Rakyat perhubungan, kominfo, Transmigrasi Pelaksanaan semua urusan
dan kawasan permukiman; Koperasi UKM, Penanaman pemerintahan yang bukan
- AGAMA 5. Trantib umum, dan Linmas, Modal, PORA, statistik, kewenangan Daerah & tidak
6. Sosial sandi, Budaya, perpustakaan, Ditangani oleh Instansi
& arsip Vertikal

SPM NSPK
CAMAT PERANGKAT DAERAH
Pemimpin kecamatan yang Kecamatan merupakan unsur
berkedudukan dibawah dan pembantu bupati/wali kota
bertanggung jawab kepada dan DPRD kab/kota dalam
bupati/wali kota melalui penyelenggaraan Urusan
sekretaris daerah kab/kota Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah kab/kota

Kecamatan KECAMATAN
melaksanakan Tugas
Atribusi, Delegatif (yang
dilimpahkan oleh Camat menjalankan
Bupati/Wakot, dan Urusan Pemerintahan
penyelenggara Urusan Umum di wilayah
Pemerintahan Umum kecamatan
ATRIBUTIF, FUNGSI WILAYAH
DELEGATIF & URPUM
Peran Camat dalam PP No. 17 Th. 2018
ATRIBUTIF (Ps. 10) DELEGATIF (Ps. 11)

1. Menyelenggaraan urusan pemerintahan umum; 1.Camat juga mendapat pelimpahan


2. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan wewenang, sebagai berikut :
masyarakat; a.untuk melaksanakan sebagian urusan
3. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan trantibum; pemerintahan yang menjadi kewenangan
4. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan daerah kabupaten/kota; dan
perda dan perkada; b.untuk melaksanakan Tugas Pembantuan.
5. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana
pelayanan umum; 2. Sebagian urusan pemerintahan yang dilimpahkan
6. Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan terdiri atas pelayanan perizinan dan nonperizinan yang
pemerintahan yang dilakukan oleh perangkat daerah dilakukan berdasarkan pemetaan pelayanan publik
di kecamatan; sesuai karakteristik kecamatan.
7. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan 3.Kriteria pelayanan perizinan:
desa dan/atau kelurahan; a.Proses sederhana;
8. Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi b.Objek perizinan berskala kecil;
kewenangan daerah kab/kota yang tidak dilaksanakan c.Tidak memerlukan kajian teknis yang kompleks; dan
oleh unit kerja PD kab/kota yang ada di kec; dan
d.Tidak memerlukan teknologi tinggi.
9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. 4.Pelayanan perizinan dilaksanakan melalui pelayanan
terpadu.
Peran Camat dalam
PP 43 Tahun 2014 ttg Peraturan Pelaksanaan
UU No.6 Th. 2014 ttg Desa

Binwas dilakukan melalui: Binwas dilakukan melalui:


1. fasilitasi penyusunan peraturan Desa dan peraturan kepala 11. fasilitasi penyelenggaraan ketenteraman dan
Desa; ketertiban umum;
2. fasilitasi administrasi tata Pemerintahan Desa; 12. fasilitasi pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewajiban
3. fasilitasi pengelolaan keuangan Desa dan pendayagunaan aset lembaga kemasyarakatan;
Desa; 13. fasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan
4. fasilitasi penerapan dan penegakan peraturan perundang- partisipatif;
undangan; 14. fasilitasi kerja sama antar-Desa dan kerja sama Desa
5. fasilitasi pelaksanaan tugas kepala Desa dan perangkat Desa; dengan pihak ketiga;
6. fasilitasi pelaksanaan pemilihan kepala Desa; 15. fasilitasi penataan, pemanfaatan, dan
7. fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi Badan pendayagunaan ruang Desa serta penetapan dan
Permusyawaratan Desa; penegasan batas Desa;
8. rekomendasi pengangkatan dan pemberhentian perangkat 16. fasilitasi penyusunan program dan pelaksanaan
Desa; pemberdayaan masyarakat Desa;
9. fasilitasi sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah 17. koordinasi pendampingan Desa di wilayahnya; dan
dengan pembangunan Desa; 18. koordinasi pelaksanaan pembangunan kawasan
10. fasilitasi penetapan lokasi pembangunan kawasan perdesaan; perdesaan di wilayahnya.
KREDO PENDAMPING
Pergilah kepada masyarakat. 1

Tinggalah bersama mereka 2


PENDAMPING
FASILITATOR

Cintailah mereka 3
DINAMISATOR
Layanilah mereka 4

KATALISATOR
Belajarlah dari mereka 5

Belajarlah sambal belajar bersama mereka 6 MOTIVATOR

Mulailah dengan apa yang mereka miliki 7


ADVOKATOR

Buat rencana bersama mereka 8


ISOLATOR
Ajarilah mereka dengan memberi contoh 9
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA

Menurut UU No. 6 Tahun 2014

upaya mengembangkan kemandirian dan


kesejahteraan masyarakat dengan
meningkatkan pengetahuan, sikap,
keterampilan, perilaku, kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber
daya melalui penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat Desa.
PROSES PERENCANAAN

PENDEKATAN
POLITIK

PROSES PROSES PERENCANAAN


TEKNOKRATIK
PEMBANGUNAN
UU No. 25
PARTISIPATIF Tahun 2004

PROSES TOP DOWN


DAN BOTTOM UP
PENATAAN DESA

Penataan Desa Dilakukan:

1.Pemerintah Pusat.
2.Pemerintah Daerah
provinsi, dan
3.Pemerintah Daerah
kabupaten/kota.
Syarat Pembentukan desa:
• batas usia desa induk paling sedikit 5 tahun terhitung sejak pembentukan.
• jumlah penduduk :
o wilayah Jawa paling sedikit 6.000 jiwa atau 1.200 kepala keluarga.
o wilayah Bali paling sedikit 5.000 jiwa atau 1.000 kepala keluarga.
o wilayah Sumatera paling sedikit 4.000 jiwa atau 800 kepala keluarga.
o wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara paling sedikit 3.000 jiwa atau 600
kepala keluarga.
o wilayah Nusa Tenggara Barat paling sedikit 2.500 jiwa atau 500 kepala keluarga.
o wilayah Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan
Kalimantan Selatan paling sedikit 2.000 jiwa atau 400 kepala keluarga.
o wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Utara paling sedikit 1.500 jiwa atau 300 kepala keluarga.
o wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara paling sedikit 1.000 jiwa
atau 200 kepala keluarga.
o wilayah Papua dan Papua Barat paling sedikit 500 jiwa atau 100 kepala keluarga
• wilayah kerja yang memiliki akses transportasi antar wilayah.
• sosial budaya yang dapat menciptakan kerukunan hidup bermasyarakat
sesuai dengan adat istiadat desa
• memiliki potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya ekonomi pendukung
• batas wilayah desa yang dinyatakan dalam bentuk peta desa yang telah
ditetapkan dalam peraturan bupati/walikota
• sarana dan prasarana bagi pemerintahan desa dan pelayanan publik
• Tersedianya dana operasional, penghasilan tetap, dan tunjangan lainnya
bagi perangkat pemerintah desa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
• Cakupan wilayah desa terdiri atas dusun atau dengan sebutan lain
DEFINISI DESA

UU No. 5 UU No. 22
Tahun Tahun
1979 1999

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh Desa atau yang discbut dengan nama lain,
sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat selanjutnya
Developerdisebut Desa, adalah kesatuan
termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk
yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
langsung dibawah Camat dan berhak setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam setempat yang diakui dalam sistem Pemerintahan
ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia Nasional dan berada di Daerah Kabupaten.
Lanjutan…..

UU No. 32 UU No. 6
Tahun Tahun
2004 2014

desa atau yang disebut dengan nama lain, Desa adalah desa dan desa adat atau yang
selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan disebut dengan nama lain, selanjutnya
masyarakat hukum yang memiliki batas-batas disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat
wilayah yurisdiksi, berwenang untuk mengatur hukum yangDeveloper
memiliki batas wilayah yang
dan mengurus kepentingan masyarakat berwenang untuk mengatur dan mengurus
setempat berdasarkan asal-usul dan adat urusan pemerintahan, kepentingan
istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
dalam sistem Pemerintahan Nasional dan masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
berada di kabupaten/kota, sebagaimana tradisional yang diakui dan dihormati dalam
dimaksud dalam Undang- Undang Dasar sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Republik Indonesia. .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai