Anda di halaman 1dari 22

Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia

DIKLAT PEMBENTUKAN PPUPD BAGI PNS YANG DI INPASSING

Esensi Pembinaan dan Pengawasan


Pemerintahan Daerah

Budi Wahyudin, SE, MPA, CFrA


Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

Inspektorat Jenderal
BIODATA

• NAMA : BUDI WAHYUDIN, SE, MPA, CFrA


• JABATAN : PPUPD AHLI MUDA
• UNIT KERJA : INSPEKTORAT KHUSUS
• INSTANSI : INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDAGRI
• PENDIDIKAN : S2. FLINDERS UNIVERSITY OF SOUTH AUSTRALIA
S1. UNIVERSITAS MERCUBUANA
D3. SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA (STAN)
• PROFESI : 1. PPUPD
2. AUDITOR FORENSIK
• KONTAK : 081322817271
KEKUASAAN PEMERINTAHAN

Pemegang Kekuasaan Pemerintahan – Urusan


Psl. 4 (1) UUD 1945; Psl.5 (1) UU 23/2014 Pemerintahan
PRESIDEN
Pemegang tanggung jawab akhir atas
penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
PUSAT Pempus dan Daerah – Psl. 7 (2) UU 23/2014

Kementerian/LPNK Psl 17 UUD 1945;


P. 5 (3) UU 23/2014

Koordinasi Sebagian
Urusan Koordinasi

Koordinator dlm penyelenggaraan


KEMENDAGRI urusan pemerintahan di daerah

Tanggungjawab Otonomi Seluas-luasnya


DAERAH Ps.18(5) UUD 1945

Pemerintahan Daerah P. 3 UU 23/2014


KEKUASAAN PEMERINTAHAN

UU No 23/2014

Pasal 5
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan sesuai dengan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
(2) Kekuasaan Pemerintahan sebagaimana ayat (1) diuraikan dalam berbagai Urusan
Pemerintahan.
(3) Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), Presiden dibantu oleh menteri yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
tertentu.
A. PENGANTAR
(4) Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) di
Daerah dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.

Pasal 7
(1) Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan oleh Daerah;
(2) Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
URUSAN PEMERINTAHAN
UU NO 23 TAHUN 2014 TTG PEMERINTAHAN DAERAH
( Pasal 9 s.d Pasal 26)

PEMERINTAHAN
ABSOLUT KONKUREN UMUM

Sepenuhnya menjadi dibagi antara kewenangan Presiden


kewenangan Pemerintah Pusat & sbg kepala pemerintahan
Pemerintah Pusat provinsi & kab/kota.
6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
• politik luar negeri Pemerintahan Wajib • pembinaan wawasan kebangsaan
• pertahanan & ketahanan nasional
Pelayanan Dasar
• keamanan • pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa
• yustisi 18 Urusan • pembinaan kerukunan antarsuku
• moneter dan fiskal Pemerintahan Wajib & intrasuku, umat beragama, ras,
nasional Non Pelayanan Dasar dan golongan lainnya guna
• Agama mewujudkan stabilitas kemanan
lokal, regional, dan nasional
Pemerintah Pusat: 8 Urusan • Konflik sosial
• melaksanakan sendiri Pemerintahan Pilihan. • koordinasi pelaksanaan tugas
• melimpahkan kpd • pengembangan kehidupan
Instansi Vertikal di demokrasi
Daerah atau gubernur • pelaksanaan semua Urusan
sebagai wakil pemerintahan yg bukan
Pemerintah merupakan kewenangan Daerah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
URUSAN WAJIB
PELAYANAN DASAR NON PELAYANAN DASAR
1. Pendidikan 1. Tenaga Kerja; URUSAN PILIHAN
2. Kesehatan 2. Pemberdayaan Perempuan dan

3. Pekerjaan Umum dan Penataan


Perlindungan Anak; 1. Kelautan dan Perikanan;
3. Pangan;
Ruang
4. Pertanahan; 2. Pariwisata;
4. Perumahan Rakyat dan Kawasan 5. Lingkungan Hidup;
Pemukiman
6. Administrasi Kependudukan dan
3. Pertanian;
5. Ketentraman, Ketertiban umum, Pencatatan Sipil;
dan Perlindungan masyarakat,
7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
4. Kehutanan;
6. Sosial. 8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga
Berencana;
5. Energi dan Sumber Daya
9. Perhubungan; Mineral;
10. Komunikasi dan Informatika;
11. Koperasi, Usaha Kecil, dan
6. Perdagangan;
Menengah;
12. Penanaman Modal;
7. Perindustrian; dan
13. Kepemudaan dan Olah Raga; 8. Transmigrasi.
14. Statistik;
15. Persandian;
16. Kebudayaan;
17. Perpustakaan; dan
18. Kearsipan.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH

PEMERINTAH
PASAL 8 ayat (3)
Pembinaan Pengawasan BINWAS Secara Nas.
dikoordinasikan Mendagri
Mendagri K/L

Binwas Umum Binwas Teknis

Provinsi
PASAL 379 ayat (2)
GWPP. Binwas Umum & Gubernur sbg Kepala
BINWAS dibantu
Teknis (Pasal 378 ayat (1) Daerah (Pasal 379 ayat
UU 23/2014) (1) UU 23/2014) Inspektorat Provinsi

Kab/Kota PD Provinsi
PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
▪ Pengawasan umum dan teknis
▪ Penjatuhan sanksi administratif
Secara Nasional
dikoordinasikan
MENDAGRI oleh MENDAGRI
Pengawasan sbg bentuk
partisipasi dalam MASYA- MENTERI Pengawasan Teknis
penyelenggaraan pemerintahan RAKAT K/L

WAS
PEMDA

Pengawasan umum dan


A. PENGANTAR
GWPP KDH
Pengawasan thd
Teknis Kabupaten/Kota Perangkat Daerah

DPRD

Pengawasan thd pelaksanaan


Perda dan APBD.
PELAKSANA PENGAWASAN PEMERINTAHAN DAERAH

1. Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri


a. Pengawasan umum terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi
b. Pengawasan teknis terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi
bidang ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat,
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, dan pemberdayaan masyarakat
dan desa.

2. Inspektorat Jenderal kementerian teknis/inspektorat utama/inspektorat


A. PENGANTAR
lembaga pemerintah nonkementerian
pengawasan teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan ke
daerah provinsi, meliputi:
a. Capaian SPM atas pelayanan dasar;
b. Kepatuhan terhadap NSPK;
c. Dampak pelaksanaan urusan konkuren yg dilakukan pemda;
d. akuntabilitas pengelolaan APBN.
PELAKSANA KEBIJAKAN PENGAWASAN

3. Perangkat gubernur sebagai wakil pemerintah pusat


a. pengawasan umum terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah
kabupaten/kota
b. pengawasan teknis pelaksanaan substansi urusan pemerintahan yang diserahkan
ke daerah kabupaten/kota.

4. Inspektorat Daerah Provinsi

A. PENGANTAR
Pengawasan terhadap perangkat daerah provinsi.

5. Inspektorat Daerah Kabupaten/Kota


a. Perangkat daerah Kabupaten/Kota.
b. Desa.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

JENIS PENGAWASAN

PENGAWASAN UMUM PENGAWASAN TEKNIS

❑ PEMBAGIAN URUSAN ❑ Capaian standar pelayanan minimal atas


❑ KEBIJAKAN DAERAH pelayanan dasar;
❑ Ketaatan terhadap ketentuan peraturan
❑ KERJASAMA DAERAH perundangundangan termasuk ketaatan
pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan
❑ KELEMBAGAAN DAERAH kriteria, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
❑ PEMBANGUNAN DAERAH dalam pelaksanaan urusan pemerintahan
konkuren;
❑ KEPEGAWAIAN PADA ❑ Dampak Pelaksanaan urusan pemerintahan
PERANGKAT DAERAH konkuren yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah; dan
❑ KEUANGAN DAERAH
❑ Akuntabilitas pengelolaan anggaran pendapatan
❑ PELAYANAN PUBLIK DI dan belanja negara dalam pelaksanaan urusan
pemerintahan konkuren di daerah
DAERAH
Fokus Penga wa sa n Um um Itjen Kem enda gri ke Da era h Provinsi
dan Itprov selaku perangkat GWPP ke Daerah Kab/Kota
ASPEK ASPEK AS PEK KEPEGAWAIAN
KELEMBAGAAN DAERAH PADA PERANG KAT
PEMBAG IAN URUSAN
DAERAH
Reformasi Birokrasi
Penataan Wilayah dan
Pembangunan Daerah Pembangunan Manusia

ASPEK
KEUANGAN DAERAH
ASPEK
1.Transformasi Ekonomi
KE BI JAKAN DAERAH
2. Pembinaan Pengawasan
Penyederhanaan Regulasi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah

AS PEK PELAYANAN
AS PEK KE RJA S AMA ASPEK PU BLIK DI DAERAH
DAERAH PEMBANG UNAN DAERAH Peningkatan Pelayanan Publik
Pembangunan dan Kemudahan Berusaha dan
Transformasi Ekonomi Investasi
Infrastruktur/ Sarana
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PENGAWASAN TEKNIS

Jenis dan
Mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan
Capaian Pemerintahan Wajib yang berhak
Sasaran Pengawasan Urusan Pemerintahan SPM diperoleh setiap
(Sesuai Kebijakan Pengawasan Tahunan) Warga Negara secara minimal

Pembagian Urusan Pemerintahan Konkuren


(Sesuai UU 23 Tahun 2014) Norma, standar, prosedur, dan kriteria
Kepatuhan
terhadap untuk dijadikan pedoman bagi Daerah
NSPK dalam menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan yang diserahkan ke
Daerah dan menjadi pedoman bagi
kementerian/lembaga pemerintah
nonkementerian untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan
CONTOH:
Pengawasan Teknis Bidang Pendidikan oleh Perangkat Gubernur Selaku Wakil Pemerintah

Sasaran Pengawasan Teknis Urusan Pendidikan sesuai Jakwas Tahun 2018:


1. PENDIDIKAN DASAR;
2. Pendidikan Kesetaraan; SPM NSPK
3. Pengendalian dan Evaluasi penyelenggaraan pelayanan pendidikan.

Pembagian Urusan Pemerintah Bidang Pendidikan yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota:


1. Manajemen Pendidikan:
a. PENGELOLAAN PENDIDIKAN DASAR;
b. Pengelolaan pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;
2. Kurikulum : Penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan dasar, pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal.
3. Akreditasi → Tidak ada Kewenangan
4. Pendidik dan Tenaga Pendidik : Pemindahan pendidik dan tenaga kependidikan dalam Daerah Kabupaten/Kota.
5. Perizinan Pendidikan:
a. Penerbitan izin pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat.
b. Penerbitan izin pendidikan anak usia dini dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan oleh masyarakat.
6. Bahasa dan Sastra : Pembinaan bahasan dan sastra yang penuturnya dalam Daerah Kabupaten/Kota.
SPM PENDIDIKAN DASAR
SPM Pendidikan Dasar di Kab/Kota:
1. Maksimal setiap berapa kilometer harus tersedia satuan pendidikan
di daerah terpencil untuk SD/MI?
Berapa kilometer untuk SMP/MTs?
2. Berapa jumlah maksimal siswa SD/MI per kelas?
Berapa untuk SMP/MTs?
3. Berapa orang guru untuk setiap satuan pendidikan?
4. Apa syarat/kualifikasi Kepala SD/MI?
SPM PENDIDIKAN DASAR
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PEMERIKSAAN DALAM RANGKA


PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT

Pengaduan Masyarakat / Dumas:


Laporan dari masyarakat mengenai dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh kepala
daerah, wakil kepala daerah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan/atau
aparatur sipil negara di kementerian dalam negeri dan perangkat daerah secara
langsung atau tidak langsung yang mengandung informasi, keluhan, ketidakpuasan
atau adanya penyimpangan yang memerlukan penanganan dan penyelesaian lebih
lanjut.

Penanganan Dumas:
Proses kegiatan yang meliputi penatausahaan, penelaahan, pelaksanaan, pelaporan,
dan tindak lanjut.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

SANKSI ADMINISTRATIF
“Kepala daerah, wakil kepala daerah, anggota DPRD, dan daerah yang melakukan
pelanggaran administratif dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dijatuhi
sanksi administratif”

19 Jenis
Pelanggaran Administratif
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pelanggaran Administratif
1. kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah tidak melaksanakan program strategis nasional;
2. kepala daerah tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan ringkasan
laporan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam waktu 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir;
3. kepala daerah tidak menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD dalam
waktu 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran
berakhir;
4. kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah menjadi pengurus suatu perusahaan, baik milik
swasta maupun milik negara/daerah atau pengurus yayasan bidang apa pun;
5. kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin dari
Menteri;
6. kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah meninggalkan tugas dan wilayah kerja lebih dari 7
(tujuh) hari kerja berturut-turut atau tidak berturut-turut dalam waktu 1 (satu) bulan tanpa izin
darI Menteri untuk gubernur dan wakil gubernur serta tanpa izin dari gubernur untuk bupati dan
wakil bupati atau wali kota dan wakil wali kota, kecuali jika dilakukan untuk kepentingan
pengobatan yang bersifat mendesak;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pelanggaran Administratif

7. kepala daerah tidak menyampaikan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah kepada
Menteri/gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
ditetapkan;
8. kepala daerah dan anggota DPRD serta daerah masih memberlakukan peraturan daerah yang telah
dibatalkan oleh Menteri atau oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
9. daerah masih memberlakukan peraturan daerah mengenai pajak daerah dan/atau retribusi daerah
yang dibatalkan oleh Menteri atau dibatalkan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat;
10. kepala daerah tidak menyebarluaskan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang telah
diundangkan;
11. kepala daerah dan anggota DPRD tidak menetapkan peraturan daerah tentang rencana
pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah;
12. kepala daerah tidak menetapkan peraturan kepala daerah tentang rencana kerja Pemerintah
Daerah;
13. kepala daerah melakukan pungutan atau dengan sebutan lain di luar yang diatur dalam undang-
undang;
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pelanggaran Administratif

14. kepala daerah tidak mengajukan rancangan peraturan daerah tentang anggaran pendapatan dan
belanja daerah kepada DPRD sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan;
15. kepala daerah dan anggota DPRD tidak menyetujui bersama rancangan peraturan daerah tentang
anggaran pendapatan dan belanja daerah sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun;
16. kepala daerah tidak mengumumkan informasi tentang pelayanan publik kepada masyarakat
melalui media dan tempat yang dapat diakses oleh masyarakat luas;
17. kepala daerah tidak memberikan pelayanan perizinan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
18. kepala daerah tidak melaksanakan rekomendasi Ombudsman sebagai tindak lanjut pengaduan
masyarakat;
19. kepala daerah tidak mengumumkan informasi pembangunan daerah dan informasi keuangan
daerah kepada masyarakat serta tidak menyampaikan informasi keuangan daerah kepada Menteri
dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
DISKUSI

1. Jika seorang Walikota terbukti telah melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa izin dari Menteri,
jelaskan:
a. Sanksi administratif apa yang harus dijatuhkan?
b. Siapa yang berhak memberikan sanksi administratif tersebut?

2. Setelah dijatuhi sanksi administratif sebagaimana tertuang dalam pertanyaan nomor 1 tersebut,
jika dikemudian hari Walikota tersebut kembali melakukan pelanggaran yaitu meninggalkan
tugas dan wilayah kerja lebih dari 7 hari kerja secara berturut-turut tanpa izin Gubernur,
Jelaskan:
a. Sanksi administratif apa yang harus dijatuhkan?
b. Siapa yang berhak memberikan sanksi administratif tersebut?

Anda mungkin juga menyukai