• Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.
• Pelayanan dasar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan. • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
• Selain oleh tenaga kesehatan untuk jenis pelayanan Pembangunan Daerah berwenang
dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM
terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah secara nasional.
pengawasan tenaga kesehatan • Gubernur berwenang mengoordinasikan
• Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan pelaksanaan penerapan SPM di daerah provinsi.
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang
Kesehatan. • Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan
• Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM pelaksanaan penerapan SPM di daerah
bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud ditetapkan kabupaten/kota.
dalam standar teknis yang terdiri atas
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya
manusia kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
• Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada • Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah
SPM Kesehatan memperhatikan berbagai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
sumber pembiayaan agar tidak terjadi Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
duplikasi anggaran. Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah
• Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dan tidak mengikat.
dimaksud dicatat dan dilaporkan kepada • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
pemerintah daerah kabupaten/kota, Daerah melakukan pembinaan secara umum dan
pemerintah daerah provinsi, dan Menteri menteri teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan
Kesehatan secara berjenjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Wajib Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara
teknis terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
• Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah • Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan
Provinsi, dan Pemerintah Daerah pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan
• Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
evaluasi serta pembinaan dan pengawasan
secara berjenjang sesuai dengan kewenangan Penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
masing-masing. • Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
SPM KAB/ KOTA TERKAIT KESEHATAN KELUARGA
Pelayanan Pelayanan
Pelayanan
kesehatan kesehatan
kesehatan
ibu bersalin bayi baru
ibu hamil
lahir
PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan antenatal
Persentase ibu sesuai standar di wilayah kerja
hamil kabupaten/kota tersebut dalam
mendapatkan kurun waktu satu tahun
pelayanan = x 100 %
kesehatan ibu Jumlah sasaran ibu hamil di
hamil wilayah kerja kabupaten/kota
tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
• Nominator yang dihitung adalah Ibu hamil yang telah selesai menjalani masa kehamilannya (bersalin) di akhir
tahun berjalan
• Ibu hamil yang belum selesai menjalani masa kehamilannya pada akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai
nominator akan tetapi dihitung sebagai nominator dan denominator pada tahun berikutnya.
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
No Barang Jumlah Fungsi
1
Vaksin Tetanus Difteri (Td); 1 ampul x Sejumlah sasaran ibu Pencegahan Tetanus pada ibu dan
hamil/10 (tergantung status tetanus pada bayi saat persalinan
imunisasi ibu)
2 Tablet tambah darah 90 tablet x jumlah ibu hamil Pencegahan anemia defisiensi besi
dan defisiensi asam folat
3 Alat deteksi risiko ibu hamil
a. tes kehamilan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui hamil atau tidak
b. pemeriksaan Hb Sejumlah ibu hamil - Mengetahui anemia atau tidak
c. pemeriksaan golongan darah Sejumlah ibu hamil - Mengetahui golongan darah ibu
hamil sebagai persiapan mencari
pendonor darah bila terjadi
komplikasi
d. Pemeriksaan glukoprotein urin Sejumlah ibu hamil x 15% - Mengetahui diabetes dan risiko pre
eklamsi dan eklamsi
4
Kartu ibu/rekam medis ibu Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin
PERNYATAAN STANDAR
Setiap ibu bersalin 1. Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota
mendapatkan pelayanan dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data
persalinan sesuai standar. riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
Pemerintah Daerah tingkat
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
Kabupaten/Kota wajib
memberikan Pelayanan
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai 2. Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
standar kepada semua ibu (APN) sesuai standar.
bersalin di wilayah kerja a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
kabupaten/kota tersebut b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
dalam kurun waktu satu •Dokter dan bidan, atau
tahun. •2 orang bidan, atau
•Bidan dan perawat.
Pelayanan persalinan sesuai 3. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
standar meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
1)Persalinan normal.
2)Persalinan komplikasi
Dasar dan Rujukan.
PERHITUNGAN
KINERJA
Persentase ibu bersalin Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan
mendapatkan pelayanan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas
persalinan pelayanan kesehatan di wilayah kerja
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
tahun. x 100 %
2 Kartu ibu (rekam medis) Terintegrasi dengan ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu
PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat Pelayanan Kesehatan
sesuai Standar 1
+ Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 2
+ Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar 3
PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat
Persentase anak usia pendidikan
pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di
dasar yang mendapatkan pelayanan wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
kesehatan sesuai standar satu tahun ajaran
x 100 %
=
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada
di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun ajaran yang sama.
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
No Barang Jumlah Fungsi
1
Buku Rapor Kesehatanku Sesuai jumlah peserta didik di - Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
sekolah/madrasah
dan
- Media KIE
2
Buku Pemantauan Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar di - Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
Kesehatan luar satuan pendidikan dasar seperti di dan
- Media KIE
pondok pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyandu remaja
3
Kuesioner Skrining Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar - Pemeriksaan kesehatan usia pendidikan
kesehatan
dasar
4
Formulir Rekapitulasi Hasil Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan - Umpan balik hasil skrining/penjaringan
Pelayanan kesehatan usia jumlah anak usia pendidikan dasar per kesehatan ke sekolah/madrasah
- pencatatan dan pelaporan
sekolah dan remaja di dalam sekolah/madrasah,
sekolah
5
Formulir Rekapitulasi Hasil Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan - Umpan balik hasil skrining/penjaringan
Pelayanan kesehatan usia jumlah,pondok pesantren, panti/LKSA dan kesehatan di pondok pesantren/ panti/
sekolah dan remaja di luar lapas/LPKA/posyandu remaja per puskesmas LKSA/lapas/LPKA/ posyandu remaja
sekolah.
- Pencatatan dan pelaporan
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 1. Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah Edukasi
tahun mendapatkan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sesuai standar. Pemerintah Daerah dan/atau UKBM.
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan 2. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
kesehatan sesuai standar kepada warga
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya
menular meliputi:
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
dalam kurun waktu satu tahun.
perut.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF SESUAI
b. Pengukuran tekanan darah.
STANDAR MELIPUTI :
c. Pemeriksaan gula darah.
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga d. Anamnesa perilaku berisiko.
berencana. 3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
penyakit tidak menular. b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan :
1) Dokter, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
5) Tenaga kesehatan masyarakat
b. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan
PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota yang mendapat
Persentase orang usia 15–59 pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun
tahun mendapatkan skrining waktu satu tahun x 100 %
=
kesehatan sesuai standar
Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota di kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat
PERHITUNGAN KINERJA
skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu
Persentase warga negara usia 60 tahun (Nominator)
tahun ke atas mendapatkan skrining = x 100 %
Sasaran di luar wilayah kerja Kabupaten/Kota tetap dilayani dan dicatat tetapi
tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di Kab/Kota tersebut melainkan dilaporkan
ke Kab/Kota sesuai dengan alamat tinggal sasaran tersebut.
Pencapaian target-target SPM lebih diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi
penilaian kinerja daerah dalam memberikan pelayanan dasar kepada Warga Negara
Memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar
yang ditetapkan dengan SPM. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) ke daerah akan berdasar pada
kebutuhan daerah untuk pencapaian target-target SPM. Tidak dobel counting pembiayaan
Pencatatan & Pelaporan SPM
Propinsi :
komdat.kemkes.go.id
XXXX
Kab/Kota : XxxxXXXxx SPM
Periode : Triwulan I Cat. Periode Triwulanan
Tahun : 2019
10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat 30,4 23,4 100%
12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV 47,0 22,9 100%
Catatan:
Hijau ≥80%
Kuning 50%-80%
Merah <50%
CAPAIAN SPM PER INDIKATOR DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2017 DAN 2018
NO INDIKATOR 2017 2018 TARGET SPM
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1) 90.35 88,8 100%
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (PN) 80,4 80,6 100%
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (Kn1) 81.7 80.7 100%
Catatan:
Hijau ≥80%
Kuning 50%-80%
Merah <50%
Indikator Program Kesehatan Keluarga Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan sesuai standar 100% 80.7%
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai 100% 87.7%
standar
6. Setiap warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining 100% 72.8%
kesehatan sesuai standar
Capaian Indikator Program Kesehatan Keluarga Berdasarkan
Renstra Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018
2. Jumlah Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar (K1) 100% 88.8%
3. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan Sesuai Standar (PN) 100% 80.6%
4. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar (KN1) 100% 80.7%
6. Usia > 60 tahun atau USILA Mendapatkan Skrining Sesuai Standar 100% 72.8%
Evaluasi Pencapaian Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
di Provinsi Sulawesi Tengah 2018
• Gambaran Capaian Program
• Perbaikan Gizi Masyarakat Periode Tahun 2018
1
37
TREND JUMLAH KASUS GIZI BURUK PROV.SUL-TENG TAHUN 2015 - 2018
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PER KAB/KOTA
PROV.SUL-TENG TAHUN 2018
TREND PERSENTASE CAKUPAN BAYI > 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF PROV.SUL-TENG
TAHUN 2015 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BAYI > 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF MENURUT KAB/KOTA
TAHUN 2018(RPJMD 37 %)
TREND PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) PROV.SUL-TENG TAHUN
2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S)
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 80 %)
TREND PERSENTASE BUMIL MEMPEROLEH TTD (FE3) PROV.SUL-TENG TAHUN 2014 -
2018
PERSENTASE CAKUPAN BUMIL MEMPEROLEH TTD (FE3) MENURUT KAB/KOTA
TAHUN 2018 (RPJMD 84 %)
TREND PERSENTASE BALITA (6-59 bulan) MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A PROV.SUL-
TENG TAHUN 2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BALITA (6-59 bulan) MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A MENURUT
KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 90 %)
TREND JUMLAH KASUS BUMIL KEK
PROV.SUL-TENG TAHUN 2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BUMIL KEK MENDAPAT PMT
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 ( RPJMD 37 %)
PERSENTASE CAKUPAN BALITA KURUS YG MENDAPAT PMT
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 48 %)
PERSENTASE CAKUPAN BAYI BAYI LAHIR MENDAPAT IMD
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 40 %)
PERSENTASE CAKUPAN REMATRI YG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 45%)
HASIL SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM TERHADAP
STATUS GIZI PER KAB/KOTA
TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA UNDERWEIGHT BB/U
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E- PPGBM KAB/KOTA TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA STUNTING (TB/U)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM PER
KAB/KOTA TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA WASTING (BB/TB)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM Per KAB/KOTA
TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA GEMUK (BB/TB)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNKAN E-PPGBM PER KAB/KOTA
TAHUN 2018
MASALAH DAN HAMBATAN
1. Masih ada infrakstur dan geografis yang masih sulit dijangkau terutama daerah
kepulauan.
2. Hampir sebagian Tenaga kesehatan yang bertugas diPuskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab rangkap sehingga Tupoksinya tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
3. Masih cukup tingginya penyakit Infeksi dan pola asuh gizi yang rendah sebagai penyebab
masalah gizi di Propinsi Sulawesi Tengah
4. Petugas Gizi yang berlatar belakang pendidikan gizi masih sangat kurang ditingkat
Puskesmas.
5. Belum Optimalnya kesinambungan laporan-laporan program antara Dinkes
Kabupaten/Kota dengan Puskesmas terutama pemahaman dalam hal diagnosa defenisi
operasional indikator program perbaikan gizi.
AY O H I D U P S E H AT – S E H AT D I AWA L I D A R I S AYA
S A L A M S E H AT
TERIMA KASIH