Anda di halaman 1dari 59

PEMBAHASAN PROGRAM KESEHATAN

KELUARGA DAN GIZI MASYARAKAT


TAHUN 2019

EUIS BIANCA SKM,M.KES


KEPALA SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
1. Nama : Euis Bianca, SKM, M.kes
2. NIP : 19730610 199302 2 003
3. Pangkat / Golongan : Penata Tingkat I, III D
4. Tempat / Tanggal Lahir : Palu, 10 Juni 1973
5. Jenis Kelamin : Wanita
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan / Jabatan : PNS/ Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi
8. Pendidikan Terakhir : S2 Kesehatan Reproduksi
9. Riwayat Pekerjaan :
1. KTU Laboratorium Kesehatan Prov. Sulawesi Tengah
2. Kasubag Kepegawaian dan Umum Dinkes Prov
3. Kepala Seksi Kesga April 2018 s.d. 18 Februari 2019
4. Kepala Seksi Kesga dan Gizi 19 Februari 2019 s.d .
sekarang
 
10. Alamat Kantor : jln. Kartini no 11 Palu
11. Alamat Rumah : Jln Anoa 2 Palu
Ponsel : 0852 4724 8473
Urusan Pemerintahan
UU 23 Th 2014 ttg Pemda

Absolut Umum Konkuren


kewenangan penuh kewenangan Dibagi antara Pusat,
Pemerintah Pusat Presiden provinsi, dan kab/kota
1. politik luar negeri
2. pertahanan Wajib Pilihan
3. keamanan
1. kelautan dan perikanan
4. yustisi
Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar 2. pariwisata
5. moneter & fiskal nasional
3. pertanian
6. agama 1. pendidikan 1. tenaga kerja 4. kehutanan
2. kesehatan
kesehatan 2. PP & PA 5. energi dan sumber daya
3. pekerjaan umum dan 3. pangan mineral
penataan ruang 4. pertanahan 6. perdagangan
4. perumahan rakyat dan 5. lingkungan hidup 7. perindustrian
SPM Non SPM kawasan permukiman 6. adminduk dan capil 8. transmigrasi
5. ketenteraman, ketertiban 7. pemberdayaan masyarakat dan desa
Pelayanan kesehatan bagi: 8. pengendalian penduduk dan KB
1. ibu hamil
umum, dan perlindungan
masyarakat 9. perhubungan
2. ibu bersalin
3. bayi baru lahir 6. sosial 10. komunikasi dan informatika
4. Balita 11. koperasi & UKM
5. usia pendidikan dasar 12. penanaman modal
6. usia produktif Urusan Kesehatan dilaksanakan melalui 13. kepemudaan dan olah raga
7. usia lanjut PEMBAGIAN URUSAN 14. statistik
8. penderita hipertensi antara Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota 15. persandian
9. penderita diabetes melitus dalam kerangka
10. orang dgn gangguan jiwa 16. kebudayaan
SISTEM KESEHATAN NASIONAL 17. perpustakaan
berat
(Perpres 72 Th 2012 ttg SKN)
11. orang terduga tuberkulosis 18. kearsipan
12. orang dgn risiko terinfeksi HIV
LANDASAN HUKUM
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019

• Pemerintah Daerah Provinsi dan • Pemerintah Daerah menerapkan SPM


Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota untuk pemenuhan Jenis Pelayanan
wajib menerapkan Standar Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasar yang
Minimal bidang Kesehatan. berhak diperoleh setiap Warga Negara
• Standar Pelayanan Minimal bidang secara minimal.
Kesehatan yang selanjutnya disebut SPM
Kesehatan merupakan ketentuan
• Penerapan SPM sebagaimana
mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan dimaksud diprioritaskan bagi Warga
Dasar yang merupakan Urusan Negara yang berhak memperoleh
Pemerintahan Wajib yang berhak Pelayanan Dasar secara minimal
diperoleh setiap Warga Negara secara sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar
minimal. dan Mutu Pelayanan Dasarnya.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 Pasal 2
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
Pasal 3
Jenis Pelayanan Dasar untuk daerah kab/kota terdiri
atas:
a. pelayanan kesehatan ibu hamil;
b. pelayanan kesehatan ibu bersalin;
Jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan c. pelayanan kesehatan bayi baru lahir;
Daerah Provinsi terdiri atas: d. pelayanan kesehatan balita;
a. pelayanan kesehatan bagi penduduk e. pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar;
terdampak krisis kesehatan akibat bencana f. ipelayanan kesehatan pada usia produktif;
dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan g. pelayanan kesehatan pada usia lanjut;
b. pelayanan kesehatan bagi penduduk pada h. pelayanan kesehatan penderita hipertensi;
kondisi kejadian luar biasa provinsi. i. pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus;
j. pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa
berat;
k. pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis;
l. pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi
virus yang melemahkan daya tahan tubuh manusia
(Human Immunodeficiency Virus);
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019

• Pelayanan dasar pada SPM Kesehatan dilaksanakan pada PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
fasilitas pelayanan kesehatan baik milik pemerintah INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018
pusat, pemerintah daerah, maupun swasta.
• Pelayanan dasar dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan. • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina
• Selain oleh tenaga kesehatan untuk jenis pelayanan Pembangunan Daerah berwenang
dasar tertentu dapat dilakukan oleh kader kesehatan mengoordinasikan pelaksanaan penerapan SPM
terlatih di luar fasilitas pelayanan kesehatan di bawah secara nasional.
pengawasan tenaga kesehatan • Gubernur berwenang mengoordinasikan
• Pemerintah Daerah wajib memenuhi mutu pelayanan pelaksanaan penerapan SPM di daerah provinsi.
setiap jenis pelayanan dasar pada SPM bidang
Kesehatan. • Bupati/Wali Kota berwenang mengoordinasikan
• Mutu pelayanan setiap jenis pelayanan dasar pada SPM pelaksanaan penerapan SPM di daerah
bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud ditetapkan kabupaten/kota.
dalam standar teknis yang terdiri atas
a. standar jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa;
b. standar jumlah dan kualitas personel/sumber daya
manusia kesehatan; dan
c. petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2019 INDONESIA NOMOR 100 TAHUN 2018

• Perhitungan pembiayaan pelayanan dasar pada • Pembiayaan Penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah
SPM Kesehatan memperhatikan berbagai dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
sumber pembiayaan agar tidak terjadi Daerah Provinsi, Anggaran Pendapatan dan Belanja
duplikasi anggaran. Daerah Kabupaten/Kota, dan sumber lainnya yang sah
• Pelaksanaan pelayanan dasar sebagaimana dan tidak mengikat.
dimaksud dicatat dan dilaporkan kepada • Menteri melalui Direktur Jenderal Bina Pembangunan
pemerintah daerah kabupaten/kota, Daerah melakukan pembinaan secara umum dan
pemerintah daerah provinsi, dan Menteri menteri teknis yang membidangi Urusan Pemerintahan
Kesehatan secara berjenjang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Wajib Pelayanan Dasar melakukan pembinaan secara
teknis terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
• Menteri Kesehatan, Pemerintah Daerah • Menteri melalui Inspektorat Jenderal melakukan
Provinsi, dan Pemerintah Daerah pengawasan terhadap Penerapan SPM daerah provinsi.
Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan
• Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
evaluasi serta pembinaan dan pengawasan
secara berjenjang sesuai dengan kewenangan Penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
masing-masing. • Bupati/Wali Kota melakukan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM daerah kabupaten/kota.
SPM KAB/ KOTA TERKAIT KESEHATAN KELUARGA

Pelayanan Pelayanan
Pelayanan
kesehatan kesehatan
kesehatan
ibu bersalin bayi baru
ibu hamil
lahir

Pelayanan Pelayanan Pelayanan


Pelayanan kesehatan kesehatan kesehatan
kesehatan pada usia pada usia pada usia
balita pendidikan produktif lanjut
dasar
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil
PERNYATAAN STANDAR STANDAR KUANTITAS
Setiap ibu hamil Standar kuantitas adalah Kunjungan 4 kali selama periode kehamilan (K4)
mendapatkan dengan ketentuan:
pelayanan antenatal 1. Satu kali pada trimester pertama.
sesuai standar. 2. Satu kali pada trimester kedua.
Pemerintah Daerah 3. Dua kali pada trimester ketiga
tingkat kabupaten/kota
wajib memberikan STANDAR KUALITAS
pelayanan kesehatan Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang memenuhi 10 T, meliputi:
ibu hamil sesuai standar 1. Pengukuran berat badan.
kepada semua ibu hamil 2. Pengukuran tekanan darah.
di wilayah kerja tersebut 3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
dalam kurun waktu satu 4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
tahun. 5. Penentuan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin (DJJ).
6. Pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi.
Pelayanan antenatal 7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet.
sesuai standar meliputi: 8. Tes Laboratorium.
1. Standar kuantitas. 9. Tatalaksana/penanganan kasus.
2. Standar kualitas. 10. Temu wicara (konseling).
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan Tenaga kesehatan
meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis kebidanan, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

PERHITUNGAN KINERJA
    Jumlah ibu hamil yang  
    mendapatkan pelayanan antenatal  
Persentase ibu   sesuai standar di wilayah kerja  
hamil   kabupaten/kota tersebut dalam  
mendapatkan   kurun waktu satu tahun  
pelayanan = x 100 %
kesehatan ibu   Jumlah sasaran ibu hamil di  
hamil wilayah kerja kabupaten/kota
  tersebut dalam kurun waktu satu
  tahun yang sama

• Nominator yang dihitung adalah Ibu hamil yang telah selesai menjalani masa kehamilannya (bersalin) di akhir
tahun berjalan
• Ibu hamil yang belum selesai menjalani masa kehamilannya pada akhir tahun berjalan tidak di hitung sebagai
nominator akan tetapi dihitung sebagai nominator dan denominator pada tahun berikutnya.
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
No Barang Jumlah Fungsi

1
Vaksin Tetanus Difteri (Td); 1 ampul x Sejumlah sasaran ibu Pencegahan Tetanus pada ibu dan
hamil/10 (tergantung status tetanus pada bayi saat persalinan
imunisasi ibu)
2 Tablet tambah darah 90 tablet x jumlah ibu hamil Pencegahan anemia defisiensi besi
dan defisiensi asam folat
3 Alat deteksi risiko ibu hamil
a. tes kehamilan Sejumlah ibu hamil - Mengetahui hamil atau tidak
b. pemeriksaan Hb Sejumlah ibu hamil - Mengetahui anemia atau tidak
c. pemeriksaan golongan darah Sejumlah ibu hamil - Mengetahui golongan darah ibu
hamil sebagai persiapan mencari
pendonor darah bila terjadi
komplikasi
d. Pemeriksaan glukoprotein urin Sejumlah ibu hamil x 15% - Mengetahui diabetes dan risiko pre
eklamsi dan eklamsi
4
Kartu ibu/rekam medis ibu Sejumlah ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin
PERNYATAAN STANDAR
Setiap ibu bersalin 1. Penetapan sasaran ibu bersalin di wilayah kabupaten/kota
mendapatkan pelayanan dalam satu tahun menggunakan data proyeksi BPS atau data
persalinan sesuai standar. riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
Pemerintah Daerah tingkat
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang
Kabupaten/Kota wajib
memberikan Pelayanan
ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Kesehatan Ibu Bersalin sesuai 2. Standar persalinan normal adalah Acuan Persalinan Normal
standar kepada semua ibu (APN) sesuai standar.
bersalin di wilayah kerja a) Dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan.
kabupaten/kota tersebut b) Tenaga penolong minimal 2 orang, terdiri dari:
dalam kurun waktu satu •Dokter dan bidan, atau
tahun. •2 orang bidan, atau
•Bidan dan perawat.
Pelayanan persalinan sesuai 3. Standar persalinan komplikasi mengacu pada Buku Saku
standar meliputi:
Pelayanan Kesehatan Ibu di fasilitas pelayanan kesehatan
1)Persalinan normal.
2)Persalinan komplikasi
Dasar dan Rujukan.
   
PERHITUNGAN
 
KINERJA  
Persentase ibu bersalin Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan  
mendapatkan pelayanan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas 
persalinan pelayanan kesehatan di wilayah kerja 
kabupaten/kota dalam kurun waktu satu  
tahun. x 100 %

Jumlah sasaran ibu bersalin di wilayah kerja  


kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu
satu tahun yang sama.

STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1 Formulir partograf
Sejumlah sasaran ibu bersalin - Instrumen pemantauan persalinan

2 Kartu ibu (rekam medis) Terintegrasi dengan ibu hamil - Form rekam medis bagi ibu

3 Buku KIA - Pencatatan kesehatan ibu dan


Terintegrasi dengan ibu hamil
anak sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan
keluarganya
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
STANDAR KUANTITAS
PERNYATAAN STANDAR Kunjungan minimal 3 kali selama masa periode neonatal dengan ketentuan :
Setiap bayi baru lahir 1. Kunjungan Neonatal 1 (KN1) 6 - 48 jam
mendapatkan pelayanan 2. Kunjungan Neontal 2 ( KN2) 3-7 hari
kesehatan neonatal esensial 3. Kunjungan Neonatal 3 (KN3) 8-28 Hari
sesuai standar. Pemerintah
daerah tingkat kabupaten/kota STANDAR KUALITAS
wajib memberikan pelayanan 1. Pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 Jam) meliputi :
kesehatan bayi baru lahir a. Pemotongan dan perawatan tali pusat
sesuai standar kepada semua b. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
bayi usia 0-28 hari di wilayah c. Pencegahan perdarahan (injeksi vitamin K1)
kerjanya dalam kurun waktu d. Pemberian salep/tetes mata antibiotik
e. Pemberian imunisasi (injeksi vaksin Hepatitis B0)
satu tahun. 2. Pelayanan Neonatal Setelah Lahir ( 6-28 Hari) meliputi:
a. Konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR b. Memeriksa kesehatan dengan menggunakan pendekatan MTBM
SESUAI STANDAR MELIPUTI : c. Pemberian vitamin K1 bagi yang lahir tidak di fasilitas Pelayanan kesehatan atau belum
1. Standar Kuantitas mendapatkan Vitamin K
2. Standar Kualitas d. imunisasi Hepatitis B injeksi untuk bayi usia < 24 jam yang lahir tidak ditolong tenaga
kesehatan
e. Penanganan dan rujukan kasus neonatal komplikasi
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/SDM Tenaga kesehatan meliputi:
a. Dokter/ dokter spesialis anak, atau
b. Bidan, atau
c. Perawat

Jumlah bayi baru lahir usia 0- 28 hari yang


PERHITUNGAN KINERJA mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir
sesuai dengan standar dalam kurun waktu satu
tahun
x 100%
Presentase bayi baru lahir mendapatkan
pelayanan kesehatan bayi baru lahir =
Jumlah sasaran bayi lahir di wilayah kerja
 
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu satu
tahun yang sama
 
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1 Vaksin Hepatitis B 0 Sejumlah sasaran Bayi Pencegahan infeksi Hepatitis B
Baru Lahir
2 Vitamin K1 Injeksi
Sejumlah sasaran Bayi
Baru Lahir Pencegahan perdarahan
3
Salep/tetes mata antibiotic Sejumlah sasaran Bayi Pencegahan infeksi mata
Baru Lahir
4 Sejumlah Pencatatan hasil pemeriksaan fisik Bayi
Formulir Bayi Baru Lahir
sasaran Bayi Baru Lahir Baru Lahir
5 Formulir MTBM
Sejumlah 3 x sasaran Pencatatan hasil pemeriksaan Bayi Baru
Bayi Baru Lahir Lahir dengan menggunakan Pendekatan
MTBM untuk bayi sehat dan sakit
6 Buku KIA
Terintegrasi dengan ibu hamil - Pencatatan kesehatan ibu dan anak
sampai umur 6 tahun
- Media KIE bagi ibu dan keluarganya
4 Pelayanan kesehatan balita
Pelayanan kesehatan balita sehat
PERNYATAAN STANDAR
Setiap balita mendapatkan 1. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 0-11 bulan
pelayanan kesehatan sesuai 2. Pelayanan Kesehatan balita Usia 12-23 Bulan
standar. Pemerintah Daerah 3. Pelayanan Kesehatan Balita Usia 24- 59 bulan
Tingkat Kabupaten/Kota wajib Pelayanan Balita sakit adalah Pelayanan balita mengunakan pendekatan Manajemen
memberikan pelayanan Terpadu Balita Sakit (MTBS)
kesehatan sesuai standar kepada
Pelayanan kesehatan Balita usia 0 -11 bulan:
semua balita di wilayah kerja
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun
kabupaten/kota tersebut dalam 2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali /tahun
kurun waktu satu tahun. Setiap 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
balita (0-59 Bulan) mendapatkan 4)Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun
5)Pemberian imunisasi dasar lengkap
pelayanan kesehatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan Balita usia 12-23 bulan:
1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
PELAYANAN KESEHATAN 3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
BALITA BERUSIA 0-59 BULAN 4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
5)Pemberian Imunisasi Lanjutan
MELIPUTI
1. Pelayanan Balita Sehat Pelayanan kesehatan Balita usia 24-59 bulan:
2. Pelayanan Balita sakit 1)Penimbangan minimal 8 kali setahun (minimal 4 kali dalam kurun waktu 6 bulan)
2)Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun
3)Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/ tahun
4)Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun
a. Balita yang belum mencapai usia 1 tahun di akhir tahun berjalan,
Standar jumlah dan kualitas personil/ SDM kesehatan: tidak di hitung sebagai cakupan. Perhitungan balita usia 0-11 bulan
1. Tenaga Kesehatan : dilakukan setelah balita berulang tahun yang pertama (balita
a. Dokter atau genap berusia 1 tahun/12 bulan).
b. Bidan atau b. Balita yang belum mencapai usia 24 bulan di akhir tahun berjalan
c. Perawat tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 24-35 bulan.
d. Gizi Perhitungan dilakukan setelah berulang tahun yang kedua (balita
2. Tenaga Non Kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi genap berusia 2 tahun/24 bulan)
tertentu : c. Balita yang belum mencapai usia 36 bulan, di akhir tahun berjalan
a. Guru PAUD tidak di hitung sebagai cakupan balita usia 36-59 bulan.
b. Kader Kesehatan Perhitungan di lakukan setelah berulang tahun yang ketiga (balita
genap berusia 3 tahun/36 bulan)

PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah Balita usia 12-23 bulan yang mendapat Pelayanan Kesehatan
sesuai Standar 1
+ Jumlah Balita usia 24-35 bulan mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai standar 2
+ Balita usia 36-59 bulan
mendapakan pelayanan sesuai standar 3

Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita __________________________________ X100%


=
sesuai Standar Jumlah Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja Kabupaten/kota
tersebut pada kurun waktu satu tahun yang sama
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
No Barang Jumlah Fungsi
1 Sesuai Kebutuhan
Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) Pemeriksaan perkembangan balita
atau instrumen standar lain yang berlaku
2 Formulir DDTK Sesuai Kebutuhan Pencatatan hasil Pelayanan
3 Buku KIA
Sejumlah sasaran ibu hamil + jumlah Media informasi dan Pencatatan
balita yang tidak mempunyai buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak sampai dengan
umur 6 tahun
4 Vitamin A Biru Sesuai standar  
5 Vitamin A Merah
6 Sesuai standar
Vaksin imunisasi dasar : Memberikan kekebalan tubuh dari
HB0 BCG penyakit.
Polio IPV
DPT-HB-Hib
Campak Rubell
7
Vaksin imunisasi Lanjutan :
DPT-HB-Hib
Campak Rubella
8 Jarum suntik dan BHP Pemberian imunisasi pada balita
9
Peralatan anafilaktik Pengobatan bila terjadi syok anafilaktik
akibat penyuntikan
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
PERNYATAAN STANDAR
SKRINING KESEHATAN
Setiap anak pada usia pendidikan dasar Pelaksanaan skrining kesehatan anak usia pendidikan dasar
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dilaksanakan di satuan pendidikan dasar (SD/MI dan
standar. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib melakukan pelayanan kesehatan sesuai SMP/MTS) dan di luar satuan pendidikan dasar seperti di
standar pada anak usia pendidikan dasar di
pondok pesantren, panti/LKSA, lapas/LPKA dan lainnya,
dalam dan luar satuan pendidikan dasar di
wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun meliputi:
waktu satu tahun ajaran.
a. Penilaian status gizi.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PENDIDIKAN b. Penilaian tanda vital.
DASAR SESUAI STANDAR MELIPUTI :
c. Penilaian kesehatan gigi dan mulut.
1. Skrining kesehatan.
2. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan. d. Penilaian ketajaman indera.
TINDAK LANJUT SKRINING KESEHATAN meliputi:
Keterangan: Dilakukan pada anak kelas 1
sampai dengan kelas 9 di sekolah minimal e. Memberikan umpan balik hasil skrining kesehatan
satu kali dalam satu tahun ajaran dan usia 7
f. Melakukan rujukan jika diperlukan
sampai 15 tahun diluar sekolah.
g. Memberikan penyuluhan kesehatan
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber Daya Manusia Kesehatan
a.Tenaga kesehatan:
1. Dokter/ dokter gigi, atau
2. Bidan, atau
3. Perawat
4. Gizi
5. Tenaga kesehatan masyarakat
b.Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu:
6. Guru
7. Kader kesehatan/ dokter kecil/ peer conselor

 
PERHITUNGAN KINERJA    
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat
   
Persentase anak usia pendidikan
  pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di  
dasar yang mendapatkan pelayanan   wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
 
   
kesehatan sesuai standar   satu tahun ajaran  
x 100 %
=
   
Jumlah semua anak usia pendidikan dasar yang ada
di wilayah kerja kabupaten/kota tersebut dalam
kurun waktu satu tahun ajaran yang sama.
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA
No Barang Jumlah Fungsi
1
Buku Rapor Kesehatanku Sesuai jumlah peserta didik di - Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
sekolah/madrasah
dan
- Media KIE
2
Buku Pemantauan Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar di - Pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan
Kesehatan luar satuan pendidikan dasar seperti di dan
- Media KIE
pondok pesantren, panti/LKSA dan
lapas/LPKA/posyandu remaja
3
Kuesioner Skrining Sesuai jumlah anak usia pendidikan dasar - Pemeriksaan kesehatan usia pendidikan
kesehatan
dasar
4
Formulir Rekapitulasi Hasil Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan - Umpan balik hasil skrining/penjaringan
Pelayanan kesehatan usia jumlah anak usia pendidikan dasar per kesehatan ke sekolah/madrasah
- pencatatan dan pelaporan
sekolah dan remaja di dalam sekolah/madrasah,
sekolah
5
Formulir Rekapitulasi Hasil Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan - Umpan balik hasil skrining/penjaringan
Pelayanan kesehatan usia jumlah,pondok pesantren, panti/LKSA dan kesehatan di pondok pesantren/ panti/
sekolah dan remaja di luar lapas/LPKA/posyandu remaja per puskesmas LKSA/lapas/LPKA/ posyandu remaja
sekolah.
- Pencatatan dan pelaporan
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif
PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia produktif
Setiap warga negara usia 15 tahun sampai 59 1. Pelayanan edukasi pada usia produktif adalah Edukasi
tahun mendapatkan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sesuai standar. Pemerintah Daerah dan/atau UKBM.
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan 2. Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia produktif
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining adalah skrining yang dilakukan minimal 1 kali dalam
kesehatan sesuai standar kepada warga
setahun untuk penyakit menular dan penyakit tidak
negara usia 15-59 tahun di wilayah kerjanya
menular meliputi:
a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar
dalam kurun waktu satu tahun.
perut.
PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF SESUAI
b. Pengukuran tekanan darah.
STANDAR MELIPUTI :
c. Pemeriksaan gula darah.
1) Edukasi kesehatan termasuk keluarga d. Anamnesa perilaku berisiko.
berencana. 3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
2) Skrining faktor risiko penyakit menular dan a) Melakukan rujukan jika diperlukan.
penyakit tidak menular. b) Memberikan penyuluhan kesehatan.
Standar Jumlah dan Kualitas Personil/Sumber daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan :
1) Dokter, atau
2) Bidan, atau
3) Perawat
4) Gizi
5) Tenaga kesehatan masyarakat
b. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan

   
PERHITUNGAN KINERJA    
   
  Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota yang mendapat  
   
Persentase orang usia 15–59   pelayanan skrining kesehatan sesuai standar dalam kurun  
tahun mendapatkan skrining waktu satu tahun x 100 %
=
kesehatan sesuai standar
   
Jumlah orang usia 15–59 tahun di kab/kota di kab/kota dalam
kurun waktu satu tahun yang sama
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1 Pedoman dan media KIE Minimal 2 perpuskesmas Panduan dalam melakukan
skrining kesehatan sesuai
standar
2  Alat ukur berat badan Sesuai jumlah sasaran Melakukan skrining kesehatan
 Alat ukur tinggi badan
 Alat ukur lingkarperut
 Tensimeter
 Glukometer
 Tes strip gula darah
 Lancet
 Kapas alcohol
 KIT IVA tes
3 Formulir pencatatan dan Sesuai kebutuhan Pencatatan dan pelaporan
pelaporan Aplikasi Sistem
Informasi Penyakit Tidak
Menular (SI PTM)
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut

PERNYATAAN STANDAR Pelayanan kesehatan usia lanjut


Setiap Warga Negara usia 60 tahun ke atas 1.Pelayanan edukasi pada usia lanjut adalah Edukasi yang
mendapatkan pelayanan kesehatan usia lanjut dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan/atau UKBM
dan/atau kunjungan rumah.
sesuai standar. Pemerintah Daerah Tingkat
2.Pelayanan Skrining faktor risiko pada usia lanjut adalah skrining
Kabupaten/Kota wajib memberikan pelayanan
yang dilakukan minimal 1 kali dalam setahun untuk penyakit
kesehatan dalam bentuk edukasi dan skrining menular dan penyakit tidak menular meliputi:
usia lanjut sesuai standar pada Warga Negara a. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar perut
usia 60 tahun ke atas di wilayah kerjanya b. Pengukuran tekanan darah
dalam kurun waktu satu tahun.
c. Pemeriksaan gula darah
d. Pemeriksaan kolesterol
e. Pemeriksaan gangguan mental
PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT SESUAI f. Pemeriksaan gangguan kognitif
STANDAR MELIPUTI : g. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
1. Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. h. Anamnesa perilaku berisiko
2. Skrining faktor risiko penyakit menular dan
3. Tindaklanjut hasil skrining kesehatan meliputi:
i. Melakukan rujukan jika diperlukan
penyakit tidak menular
j. Memberikan penyuluhan kesehatan
Standar Jumlah dan Kualitas Personil /Sumber Daya Manusia Kesehatan
a. Tenaga kesehatan:
1.Dokter, atau
2.Bidan, atau
3.Perawat
4.Gizi
5.Tenaga kesehatan masyarakat
b. Tenaga non kesehatan terlatih atau mempunyai kualifikasi tertentu, kader kesehatan

   
Jumlah warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang mendapat
PERHITUNGAN KINERJA    
  skrining kesehatan sesuai standar minimal 1 kali yang ada di suatu  
   
  wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu satu  
Persentase warga negara usia 60 tahun (Nominator)
   
tahun ke atas mendapatkan skrining = x 100 %

kesehatan sesuai standar    


Jumlah semua warga negara berusia 60 tahun atau lebih yang ada di
suatu wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
satu tahun yang sama (Denominator)
STANDAR JUMLAH DAN KUALITAS BARANG DAN/ATAU JASA

No Barang Jumlah Fungsi


1
Strip uji pemeriksaan : Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pemeriksaan kadar gula
-Gula darah
lanjut (≥ 60 tahun) darah dan kolesterol dalam
-Kolesterol
darah
2
Instrumen Geriatric Depression Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pemeriksaan kesehatan usia
Scale (GDS), Instrumen lanjut (≥ 60 tahun) lanjut (≥ 60 tahun) meliputi
Abbreviated Mental Test pemeriksaan status mental,
(AMT), dan Instrumen Activity status kognitif dan tingkat
Daily Living (ADL) dalam paket kemandirian pada usia
Pengkajian Paripurna Pasien lanjut.
Geriatri (P3G)
3
Buku Kesehatan Lansia Sesuai jumlah sasaran warga negara usia - Pencatatan hasil
lanjut (≥ 60 tahun) pemeriksaan kesehatan usia
lanjut (≥ 60 Tahun)
- Media KIE
STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN

Capaian kinerja Pemerintah Daerah dalam pemenuhan mutu pelayanan setiap


jenis pelayanan dasar pada SPM Kesehatan harus 100% (seratus persen).

Penetapan sasaran di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan


data proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan
estimasi dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh
Kepala Daerah

Sasaran di luar wilayah kerja Kabupaten/Kota tetap dilayani dan dicatat tetapi
tidak masuk sebagai cakupan pelayanan di Kab/Kota tersebut melainkan dilaporkan
ke Kab/Kota sesuai dengan alamat tinggal sasaran tersebut.

Pencapaian target-target SPM lebih diarahkan kepada kinerja Pemerintah Daerah, menjadi
penilaian kinerja daerah dalam memberikan pelayanan dasar kepada Warga Negara

Memprioritaskan belanja daerah untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar
yang ditetapkan dengan SPM. Pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK) ke daerah akan berdasar pada
kebutuhan daerah untuk pencapaian target-target SPM. Tidak dobel counting pembiayaan
Pencatatan & Pelaporan SPM
Propinsi :
komdat.kemkes.go.id
XXXX
Kab/Kota : XxxxXXXxx SPM
Periode : Triwulan I  Cat. Periode Triwulanan
Tahun : 2019

INDIKATOR PELAYANAN SPM


Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil : Pelayanan Kesehatan Orang :
Dengan Gangguan Jiwa Berat
Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin :
Pelayanan Kesehatan Orang :
Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir : Terduga Tuberkolosis
: Pelayanan Kesehatan Orang
Pelayanan Kesehatan Balita
Dengan Risiko Terinfeksi Virus :
Pelayanan Kesehatan Pada Usia : Yang Melemahkan Daya Tahan Tubuh
Pendidikan Dasar Manusia (Human Immunodeficiency
Pelayanan Kesehatan Produktif : Virus)
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut :
Pelayanan Kesehatan Penderita
:
Hipertensi
Pelayanan Kesehatan Penderita :
Diabetes Melitus
CAPAIAN SPM NASIONAL PER INDIKATOR
NO INDIKATOR 2017 Nov 2018 TARGET SPM
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1) 87,4 52,6 100%
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (PN) 89,1 51,7 100%
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (Kn1) 90,1 54,7 100%
4 Pelayanan Kesehatan Balita 75,9 49,4 100%
5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar 73,9 49,3 100%
6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 34,9 25,2 100%
7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 58,9 41,1 100%
8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 26,2 19,3 100%
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) 24,6 13,4 100%

10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat 30,4 23,4 100%

11 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB) 63,2 39,3 100%

12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV 47,0 22,9 100%

Catatan:
Hijau ≥80%
Kuning 50%-80%
Merah <50%
CAPAIAN SPM PER INDIKATOR DI PROVINSI SULAWESI TENGAH
TAHUN 2017 DAN 2018
NO INDIKATOR 2017 2018 TARGET SPM
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1) 90.35 88,8 100%
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin (PN) 80,4 80,6 100%
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir (Kn1) 81.7 80.7 100%

4 Pelayanan Kesehatan Balita 88,3 70,5 100%


5 Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar 88,2 87,7 100%

6 Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 31,24 69 100%

7 Pelayanan Kesehatan pada Usia Lanjut 68.81 72,8 100%


8 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi 36,7 27,8 100%
9 Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) 20,7 29,9 100%

10 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Berat 82 75 100%

11 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Tuberkulosis (TB) 98,9 99,1 100%

12 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV 32 32,99 100%

Catatan:
Hijau ≥80%
Kuning 50%-80%
Merah <50%
Indikator Program Kesehatan Keluarga Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

No Indikator Target Capaian


SPM 2018
1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar 100% 88.8%

2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan sesuai standar 100% 80.6%

3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan sesuai standar 100% 80.7%

4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar 100% 70.5%

5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai 100% 87.7%
standar

6. Setiap warga Negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining 100% 72.8%
kesehatan sesuai standar
Capaian Indikator Program Kesehatan Keluarga Berdasarkan
Renstra Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018

No INDIKATOR Target Capaian


2018 2018
1. Persentase Persalinan di Fasilitas Kesehatann (PF) 85% 77.3%

2. Jumlah Ibu Hamil Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar (K1) 100% 88.8%

3. Persentase Ibu Bersalin Mendapatkan Pelayanan Persalinan Sesuai Standar (PN) 100% 80.6%

4. Persentase Bayi Baru Lahir Mendapatkan Pelayanan Sesuai Standar (KN1) 100% 80.7%

5. Persentase Balita Mendapatkan Pelayanan Kesehatan 67% 70.5%

6. Usia > 60 tahun atau USILA Mendapatkan Skrining Sesuai Standar 100% 72.8%
Evaluasi Pencapaian Program Perbaikan Gizi
Masyarakat
di Provinsi Sulawesi Tengah 2018
• Gambaran Capaian Program
• Perbaikan Gizi Masyarakat Periode Tahun 2018
1

37
TREND JUMLAH KASUS GIZI BURUK PROV.SUL-TENG TAHUN 2015 - 2018
JUMLAH KASUS GIZI BURUK PER KAB/KOTA
PROV.SUL-TENG TAHUN 2018
TREND PERSENTASE CAKUPAN BAYI > 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF PROV.SUL-TENG
TAHUN 2015 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BAYI > 6 BULAN MENDAPAT ASI EKSKLUSIF MENURUT KAB/KOTA
TAHUN 2018(RPJMD 37 %)
TREND PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) PROV.SUL-TENG TAHUN
2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S)
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 80 %)
TREND PERSENTASE BUMIL MEMPEROLEH TTD (FE3) PROV.SUL-TENG TAHUN 2014 -
2018
PERSENTASE CAKUPAN BUMIL MEMPEROLEH TTD (FE3) MENURUT KAB/KOTA
TAHUN 2018 (RPJMD 84 %)
TREND PERSENTASE BALITA (6-59 bulan) MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A PROV.SUL-
TENG TAHUN 2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BALITA (6-59 bulan) MENDAPAT KAPSUL VITAMIN A MENURUT
KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 90 %)
TREND JUMLAH KASUS BUMIL KEK
PROV.SUL-TENG TAHUN 2014 - 2018
PERSENTASE CAKUPAN BUMIL KEK MENDAPAT PMT
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 ( RPJMD 37 %)
PERSENTASE CAKUPAN BALITA KURUS YG MENDAPAT PMT
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 48 %)
PERSENTASE CAKUPAN BAYI BAYI LAHIR MENDAPAT IMD
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 40 %)
PERSENTASE CAKUPAN REMATRI YG MENDAPAT TABLET TAMBAH DARAH
MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2018 (RPJMD 45%)
HASIL SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM TERHADAP
STATUS GIZI PER KAB/KOTA
TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA UNDERWEIGHT BB/U
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E- PPGBM KAB/KOTA TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA STUNTING (TB/U)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM PER
KAB/KOTA TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA WASTING (BB/TB)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNAKAN E-PPGBM Per KAB/KOTA
TAHUN 2018
PERSENTASE BALITA GEMUK (BB/TB)
MENURUT SURVEILANS GIZI MENGGUNKAN E-PPGBM PER KAB/KOTA
TAHUN 2018
MASALAH DAN HAMBATAN

1. Masih ada infrakstur dan geografis yang masih sulit dijangkau terutama daerah
kepulauan.
2. Hampir sebagian Tenaga kesehatan yang bertugas diPuskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab rangkap sehingga Tupoksinya tidak berjalan sesuai yang diharapkan.
3. Masih cukup tingginya penyakit Infeksi dan pola asuh gizi yang rendah sebagai penyebab
masalah gizi di Propinsi Sulawesi Tengah
4. Petugas Gizi yang berlatar belakang pendidikan gizi masih sangat kurang ditingkat
Puskesmas.
5. Belum Optimalnya kesinambungan laporan-laporan program antara Dinkes
Kabupaten/Kota dengan Puskesmas terutama pemahaman dalam hal diagnosa defenisi
operasional indikator program perbaikan gizi.
AY O H I D U P S E H AT – S E H AT D I AWA L I D A R I S AYA
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai