Anda di halaman 1dari 43

KEBIJAKAN KEMENDAGRI DALAM UPAYA

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


BENCANA DAN KEBAKARAN

Disampaikan
Pada Rapat Koordinasi Nasional Pemadam Kebakaran
AMBON, 28 FEBRUARI 2018

oleh :
DIREKTUR JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN DALAM NEGERI


BEBERAPA ISU PENTING TERKAIT PENANGGULANGAN
KEBAKARAN OLEH PEMERINTAH DAERAH
1. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBAKARAN
MENURUT UU NO.23 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH
2. ORGANISASI PERANGKAT DAERAH TERKAIT SUB
URUSAN KEBAKARAN
3. KUALIFIKASI PEMADAM KEBAKARAN
URUSAN PEMERINTAHAN DALAM UU 23/2014 TENTANG
PEMERINTAHAN DAERAH

Urusan Pemerintahan

Absolut
Pemerintahan Umum
Konkuren (sbg. Dasar pelaksanaan otda)
(Kewenangan Presiden
sbg Ka. Pemerintahan)

Gubernur atau Kelautan dan Perikanan; Pariwisata;


Wajib Pilihan Pertanian; Kehutanan; ESDM; Perdagangan;
Instansi Vertikal
Perindustrian;
Transmigrasi
1. Pendidikan.
Yan Dasar 2. Kesehatan.
Non Yan Dasar
3. PU dan Penataan Ruang.
4. Perum Rakyat dan Kawasan
Permukiman.
5. Trantibum dan Linmas.
6. Sosial. 1. Tenaga kerja
1. Tramtibum 2. Lingkungan Hidup
2. Bencana 3. Perhubungan
3. Kebakaran 4. Dst…
URUSAN PEMERINTAHAN
UU NO 23 TAHUN 2014 TTG PEMERINTAHAN DAERAH
( Pasal 9 s.d Pasal 26)

PEMERINTAHAN
ABSOLUT KONKUREN UMUM

Sepenuhnya menjadi dibagi antara kewenangan Presiden


kewenangan Pemerintah Pusat & sbg kepala pemerintahan
Pemerintah Pusat provinsi & kab/kota.

6 Urusan Meliputi:
6 Urusan
• politik luar negeri Pemerintahan Wajib • pembinaan wawasan kebangsaan
• pertahanan & ketahanan nasional
Pelayanan Dasar
• keamanan • pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa
• yustisi 18 Urusan • pembinaan kerukunan antarsuku
• moneter dan fiskal Pemerintahan Wajib & intrasuku, umat beragama, ras,
nasional Non Pelayanan Dasar dan golongan lainnya guna
• Agama mewujudkan stabilitas kemanan
lokal, regional, dan nasional
Pemerintah Pusat: 8 Urusan • Konflik sosial
• melaksanakan sendiri Pemerintahan Pilihan. • koordinasi pelaksanaan tugas
• melimpahkan kpd • pengembangan kehidupan
Instansi Vertikal di demokrasi
Daerah atau gubernur • pelaksanaan semua Urusan
sebagai wakil pemerintahan yg bukan
Pemerintah merupakan kewenangan Daerah
Urusan Pemerintahan Konkuren
KewenanganDaerah
Urusan Pemerintahan
( Pasal 11)
Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Pemerintahan
Wajib Pelayanan Dasar Non Pelayanan Dasar Pilihan

6 URUSAN: 18 URUSAN 8 URUSAN:


• Pendidikan • Kelautan dan Perikanan
• TK • Pariwisata
• Kesehatan • PP&PA
• Pangan • Pertanian
• PU & PR • Kehutanan;
• Pertanahan
• Perumahan • LH • ESDM
rakyat dan • Administrasi kependudukan • Perdagangan;
kawasan dan pencatatan sipil • Perindustrian; dan
permukiman • PMD • Transmigrasi.
• Ketenteraman, • Pengendalian Penduduk & KB
ketertiban • Perhubungan;
umum, dan • Komunikasi & informatika
pelindungan • KUKM
Masyarakat • Penanaman Modal
• Kepemudaan dan Olah Raga
• Sosial.
• Statistik
• Persandian
• Kebudayaan;
• Perpustakaan;
• Kearsipan.
UU 23/2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Urusan Pemerintahan Konkuren Pasal 11

Urusan Bidang Ketenteraman, ketertiban


Urusan Pemerintahan Wajib yang
umum, dan Pelindungan masyarakat Pada
berkaitan dengan Pelayanan Dasar
Lampiran meliputi

• PENDIDIKAN
1

• KESEHATAN 1 • SUB URUSAN TRANTIBUM


2

• PEKERJAAN UMUM DAN 2


• SUB URUSAN BENCANA
3 PENATAANRUANG

• PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN 3 • SUB URUSAN KEBAKARAN


4 PERMUKIMAN

• TRANTIBUM DAN PERLINDUNGAN


5 MASYARAKAT

• SOSIAL
6
PENANGGUNGJAWAB PENANGGULANGAN
BENCANA DAN KEBAKARAN

PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH DAERAH (PROVINSI DAN


KABUPATEN/KOTA)

MENJADI PENANGGUNGJAWAB DALAM


PENYELENGGARAAN PB

(Pasal 12 huruf e, UU No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah dan Pasal 5, UU No. 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana)
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTERAMAN DAN
KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Sub Urusan Ketentraman dan Ketertiban:


Pusat:
a. Standardisasi tenaga satuan polisi pamong praja.
b. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, dan pengangkatan penyidik
pegawai negeri sipil (PPNS) penegakan Perda.
Provinsi:
a. Penanganan gangguan ketenteraman dan ketertiban umum lintas Daerah
kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
b. Penegakan Perda Provinsi dan peraturan gubernur.
c. Pembinaan PPNS provinsi.
Kabupaten/Kota:
a. Penanganan gangguan ketenteraman dan ketertiban umum dalam 1 (satu)
Daerah kabupaten/kota.
b. Penegakan Perda Kabupaten/Kota dan peraturan bupati/walikota.
c. Pembinaan PPNS kabupaten/kota.
Matrik Pembagian Urusan Antar Pemerintah, Provinsi
dan Kab/Kota Pada Lampiran UU Nomor 23/2007

SUB URUSAN BENCANA


Pusat Provinsi Kabupaten/Kota
Penanggulangan bencana Penanggulangan Penanggulangan bencana
Nasional. bencana kabupaten/kota
provinsi
Matrik Pembagian Urusan Antar Pemerintah, Provinsi
dan Kab/Kota Pada Lampiran UU Nomor 23/2007
SUB URUSAN KEBAKARAN
Pusat Provinsi Kabupaten/Kota
Standardisasi sarana dan Penyelenggaraan a. Pencegahan, pengendalian,
prasarana pemadam pemetaan rawan pemadaman, penyelamatan, dan
kebakaran. kebakaran. penanganan bahan berbahaya
b. Standardisasi kompetensi Pendampingan dan beracun kebakaran dalam
dan sertifikasi tenaga Kab/Kota Daerah kab/kota.
pemadam kebakaran. b. Inspeksi peralatan
c. Penyelenggaraan sistem proteksi kebakaran.
informasi kebakaran. c. Investigasi kejadian
kebakaran.
d. Pemberdayaan masyarakat dalam
pencegahan kebakaran
Kebijakan Penanggulangan Bencana
Alenia ke IV Pembukaan Dilaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara UU No. 23 Tahun 2014
Melalui:
Republik Indonesia Tahun 1945 1. Kegiatan
Pemerintah
• Mengamanatkan bahwa
KEMENDAGRI Pusat (APBN)
“Pemerintah NKRI melindungi melakukan binwas umum 2. Transfer ke
segenap bangsa dan seluruh pembangunan daerah
daerah
tumpah darah Indonesia, (Penyelengaraan
•TP
Penanggulangan Bencana - PB)
memajukan kesejahteraan •Dekon
PRA TANGGAP PASKA
umum, mencerdaskan BENCANA DARURAT BENCANA •DAK
kehidupan bangsa dan ikut PERLINDUNGAN BAHAYA BENCANA 3. Dana Darurat
melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan ALAM NON ALAM SOSIAL
TATA KELOLA
kemerdekaan, perdamaian PENYELENGGARAAN
abadi dan keadilan sosial”. URUSAN PB
Pemerintah Daerah Kelembagaan
UU No. 24 Tahun 2007 BPBD DALAM MANAJEMEN Personil
tentang PENANGGULANGAN BENCANA
Penanggulangan Bencana Perencanaan
Anggaran
PRA TANGGAP PASKA
BENCANA DARURAT BENCANA BNPB dan K/L
Melakukan binwas teknis Sarpras
PEMRTH MASY DUNIA operasional & koord.
USAHA dalam penyelenggaraan PB Monev & Binwas
ALAM NON ALAM SOSIAL
NAWA CITA : AGENDA PRIORITAS No. 7
TERKAIT DENGAN AGENDA No. 1
Visi dan Misi
• Visi
“ MENYELAMATKAN JIWA HARTA BENDA DAN
MENGURANGUNGI RISIKO KEBAKARAN DAN BENCANA”
• Misi
 Mencegah, Kesiapsiagaan dan mengendalikan kebakaran
 Memadamkan Kebakaran
 Melindungi masyarakat dari bahaya kebakaran dengan
upaya pengurangan risiko kebakaran yang terpadu,
akuntabel, efektif, ekonomis, bermutu dan berkeadilan
 Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah melalui sistem,
kelembagaan, sumber daya manusia perencanaan,
pendanaan
 Meningkatkan tugas pemadam kebakaran melalui
profesionalisme kompetensi pemadam kebakaran.
 Meningkat derajat ketrampilan pelaku usaha dan
masyarakat madani.
 Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
perlindungan bahaya kebakaran
 Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik
KELEMBAGAAN
• UU NO. 23 TAHUN 2014
• Pasal 208.
(1) Kepala daerah dan DPRD dalam
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
dibantu oleh Perangkat Daerah.
(2) Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diisi oleh pegawai aparatur
sipil negara.
• UU NO. 23 TAHUN 2014
• Pasal 232.
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai Perangkat
Daerah diatur dengan peraturan pemerintah.
(2) PP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit mengatur tentang kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi, tata
kerja, eselon, beban kerja, nomenklatur unit
kerja, serta pembinaan dan pengendalian.
PP NO 18 TAHUN 2016

• Pasal 53 AYAT (3).


Dalam hal hasil perhitungan nilai variable
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan pelayanan dasar tidak memenuhi per-
hitungan nilai variable untuk menjadi dinas
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
Urusan Pemerintahan tersebut tetap dibentuk
sebagai Dinas Tipe C.
PERSONIL
Tipologi Kebakaran

Penyebab Lingkungan Lokasi Kebakaran Contoh industri


Kebakaran Kebakaran
Kebakaran lahan dan
hutan
Industri Minyak dan Gas
Kebakaran gambut
Kebakaran Tidak
Kebakaran
ada kesengajaan Industri pembangkit listrik
terbuka Kebakaran Industri
(Open Fires)
Kebakaran
Transportasi Industri pengolahan
minyak, gas, batubara
Kebakaran dan mineral lainnya
Rumah dan
perumahan

Kebakaran ada Kebakaran Perkantoran


kesengajaan dalam ruangan
tertutup Perhotelan dan apartemen
(Arson)
(Compart-ment Pusat perbelanjaan
Fires)
Rumah sakit

[Diadaptasi dari paparan Prof. Soeprapto, 2005]


Bangunan industri
Pertumbuhan bangunan tinggi

[Berbagai sumber]

Yulianto S Nugroho
Kebakaran pada Sistem Metro Bawah Tanah

Moscow Metro fire, June 5, 2013

http://rt.com/news/metro-moscow-evacuation-fire-243/
Yulianto S Nugroho
Skala Kebakaran

From Mell, W., et al., NIST 2007

Kebakaran dapat menjalar sehingga menyebabkan terjadinya Bencana


Mendesak – kebakaran, jika tidak ditangani kerugian akan semakin besar vs
Darurat – perlu penetapan Kondisi Darurat oleh Kepala Daerah – ada tingkat Siaga 1, 2 dst.
Yulianto S Nugroho
MENINGKATNYA PERISTIWA DAN INTENSITAS
KEBAKARAN DI INDONESIA MERUPAKAN
TANTANGAN BAGI PENINGKATAN PERAN
PEMADAM KEBAKARAN INDONESIA DI DALAM
PROSES PEMBANGUNAN DAN UPAYA
MELINDUNGI SEGENAP BANGSA INDONESIA ,
LINGKUNGAN DAN HASIL-HASIL PEMBANGUNAN
DARI BAHAYA KEBAKARAN DAN BENCANA
LAINNYA.

Yulianto S Nugroho
Pengaturan Pemadam Kebakaran saat
ini

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 16


Tahun 2009 tentang Standar Kualifikasi
Aparatur Pemadam Kebakaran di
Daerah
Jenis aparatur pemadam kebakaran

1. Pemadam 1;
2. Pemadam 2;
3. Pemadam 3;
4. Inspektur Muda Kebakaran;
5. Inspektur Madya Kebakaran;
6. Inspektur Utama Kebakaran;
7. Penyuluh Muda Kebakaran;
8. Penyuluh Madya Kebakaran;
9. Investigator Muda Kebakaran;
10. Investigator Madya Kebakaran;
11. Instruktur Muda Kebakaran;
12. Instruktur Madya Kebakaran;
13. Operator Mobil Kebakaran;
14. Montir Mobil Kebakaran;
15. Caraka Mobil Kebakaran; dan
16. Operator Komunikasi Kebakaran.
Permasalahan
Permasalahan terkait dengan aparatur Pemadam Kebakaran di Indonesia
bukan saja dari sisi jumlah personil yang masih terbatas, tetapi juga
bahwa jabatan pemadam kebakaran belum merupakan jabatan
fungsional khusus yang merupakan salah satu jalur dalam pembinaan
karir PNS. Aparatur Pemadam Kebakaran (16 jenis) seperti diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2009, merupakan
peran dan bukan jenjang jabatan.

Untuk itu, Kementerian Dalam Negeri memandang perlu untuk


mengusulkan pembentukan jabatan fungsional pemedam kebakaran
dan penyelamatan yang dapat mendorong aparatur pemadam
kebakaran untuk lebih professional, berkembang dan terjamin jenjang
karirnya.

Yulianto S Nugroho
Maksud dan Tujuan Pembentukan
Jabatan Fungsional Pemadam Kebakaran

Maksud pembinaan kepegawaian melalui jalur jabatan fungsional pemadam kebakaran


adalah:

a. Untuk membina tenaga-tenaga profesional dalam melaksanakan tugas-tugas teknis


pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran, sehingga pelaksanaan
pelayanan pencegahan dan penanggulangan kebakaran dapat dilaksanakan secara
efektif dan efisien;
b. Untuk mewujudkan sistem pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil secara lebih
terbuka dan kompetitif sehingga dapat memotivasi setiap Pegawai Negeri Sipil
untuk meningkatkan keterampilan, keahliannya dan wawasannya.
c. Untuk mendorong terwujudnya pekerjaan di bidang pencegahan dan
penanggulangan kebakaran sebagai profesi yang dihormati sebagai pelindung
masyarakat di bidang keselamatan umum.

Yulianto S Nugroho
Tujuan pembentukan jabatan fungsional Pemadam Kebakaran secara umum
adalah untuk mendorong minat aparatur untuk berkarier di bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran dengan pola karier yang jelas.

Secara khusus, pembentukan jabatan fungsional Pemadam Kebakaran ini


adalah untuk mendukung:

a. Peningkatan produktivitas kerja Aparatur Pemadam Kebakaran.


b. Peningkatan produktivitas unit kerja pemadam kebakaran.
c. Peningkatan karier aparatur pemadam kebakaran.
d. Peningkatan profesionalisme aparatur pemadam kebakaran.
e. Peningkatan mutu pelaksanaan tugas aparatur pemadam kebakaran.
f. Peningkatan kualitas layanan pemerintah di bidang pencegahan dan
penanggulangan bahaya kebakaran.

Yulianto S Nugroho
Manfaat Pembentukan
Jabatan Fungsional Pemadam Kebakaran

Manfaat dari pembentukan Jabatan Fungsional Pemadam


Kebakaran adalah sebagai dasar hukum dalam memberikan
jaminan profesi bagi aparatur yang bertugas di bidang Pemadam
Kebakaran serta peningkatan kinerja Pemadam Kebakaran di
Indonesia yang bertugas untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dari bahaya
kebakaran dan sekaligus dapat mengembangkan profesi dan
inovasi dibidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Pembentukan Jafung Damkar telah disetujui oleh KEMENPAN


DAN RB sesuai surat No B/1642.1/D.III.PANRB/04/2016 Tgl 29
April 2016.
Yulianto S Nugroho
TUGAS PEMADAM KEBAKARAN

1. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN


2. PEMADAMAN KEBAKARAN
3. PENYELAMATAN
4. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
5. PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

TUGAS PEMEDAM KEBAKARAN DISEBUT PANCA DHARMA PEMADAM KEBAKARAN

Yulianto S Nugroho
KUALIFIKASI PEMADAM I
1. MAMPU MEMADAMKAN KEBAKARAN DENGAN APAR
2. MAMPU MENGGUNAKAN PERALATAN PEMADAMAN JENIS HYDRANT
3. MAMPU MENGGUNAKAN DAN MEMELIHARA PERALATAN PELINDUNG DIRI ( FIRE
JACKET, HELM, SAFETY SHOES DAN SARUNG TANGAN) SECARA CEPAT DAN TEPAT
4. MAMPU MELAKSANAKAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
5. MAMPU MELAKSANAKAN SISTEM TALI TEMALI UNTUK PENGAMANAN DAN
PENYELAMATAN KORBAN

KUALIFIKASI PEMADAM II
1. MAMPU MELAKSANAKAN OPERASI VENTILASI ASAP BANGUNAN RENDAH
2. MAMPU MELAKSANAKAN PROSEDUR PENYELAMATAN
3. MAMPU MELAKSANAKAN PROSEDUR PEMUTUSAN ALIRAN GAS DAN LISTRIK
4. MAMPU MENENTUKAN ASAL TITIK API DAN DAMPAK KEBAKARAN
5. MAMPU MENENTUKAN METODA DAN TEKNIS PERAWATAN DARURAT MEDIS
6. MAMPU MENGGUNAKAN SARANA KOMUNIKASI DAN MEMANFAATKAN SISTEM
INFORMASI
7. MAMPU MEMIMPIN REGU UNIT MOBIL

Yulianto S Nugroho
KUALIFIKASI INSPEKTUR MUDA

1. MAMPU MEMAHAMI PERATURAN DAN STANDAR DI BIDANG PROTEKSI


KEBAKARAN
2. MAMPU MEMBACA GAMBAR BANGUNAN DAN INSTALASI PROTEKSI KEBAKARAN
3. MAMPU MELAKSANAKAN PROSEDUR INSPEKSI, PENGUJIAN DAN PEMELIHARAAN
4. MEMAHAMI PRINSIP SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN MELIPUTI SISTEM AKTIF,
PASIF DAN FIRE SAFETY MANAGEMENT
5. MAMPU MENGUASAI TEKNIK PELAPORAN HASIL INSPEKSI

KUALIFIKASI INSPEKTUR MADYA


1. MAMPU MENYUSUN PROGRAM PELAKSANAAN INSPEKSI BANGUNAN GEDUNG
2. MAMPU MENGKOORDINASIKAN TIM PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN
PERALATAN PROTEKSI
3. MAMPU BERKORESPONDENSI DENGAN PEMILIK DAN PENGELOLA BANGUNAN
4. MAMPU MELAKSANAKAN KERJASAMA DENGAN INSTANSI/UNIT KERJA TERKAIT
DALAM RANGKA MENUNJANG KELANCARAN TUGAS INSPEKSI
5. MAMPU MELAKUKAN/MEMPRESENTASIKAN HASIL INSPEKSI

Yulianto S Nugroho
KUALIFIKASI INSPEKTUR UTAMA

1. MAMPU MENGKOORDINASIKAN TIM PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN


PERALATAN PROTEKSI
2. MAMPU MELAKSANAKAN PENAKSIRAN RESIKO
3. MAMPU MELAKSANAKAN ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PEMERIKSAAN
4. MAMPU MENYUSUN REKOMENDASI LANGKAH LANGKAH TINDAK LANJUT SETELAH
INSPEKSI HINGGA PROSEDUR PENEGAKKAN HUKUM
5. MAMPU MEMANFAATKAN DAN MENGOLAH DATA DALAM PENYUSUNAN
PROGRAM RENCANA PRA KEBAKARAN ( PRE FIRE PLANNING ) DAN
6. MAMPU BERTINDAK SELAKU INSTRUKTUR, EDUKATOR, REPORTER MAUPUN
INVESTIGATOR DI BIDANG PROTEKSI KEBAKARAN

Yulianto S Nugroho
PERENCANAAN DAN ANGGARAN
Pasal 18 UU No. 23 Tahun 2014
(1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah mempri
oritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan
wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat
(3)
(2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan
Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
Standar Pelayanan Minimal :
Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan
Dasar yang merupakan urusan wajib pemerintah
Yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal.
Pelayanan Dasar :
Jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak
utk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidu
pan sosial, ekonomi dan pemerintahan.
Jenis layanan untuk sub urusan
bencana dan kebakaran (dalam PP
nomor 2 tahun 2018)
1. Pelayanan Informasi Rawan Bencana.
2. Pelayanan Pencegahan dan Kesiapsiagaan
terhadap bencana.
3. Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi
Korban Bencana
4. Pelayanan Penyelamatan dan Evakuasi
Korban Kebakaran
Mutu layanan untuk Penyelamatan
dan Evakuasi Korban Kebakaran
1. Standar jumlah dan kualitas barang/jasa untuk
pemenuhan penyelamatan dan evakuasi korban
kebakaran.
2. Standar jumlah sarana dan prasarana untuk
pemenuhan penyelamatan dan evakuasi
korban kebakaran.
3. Standar jumlah dan kualitas personil pemberi
pemenuhan penyelamatan dan evakuasi
korban kebakaran.
4. Standar frekuensi/volume pemenuhan penyelamatan
dan evakuasi korban kebakaran.
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• PENDANAAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
KEBAKARAN DALAM APBD
• PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• - PRA KEBAKARAN : TERPROGRAM, MASUK DALAM RKA-SKPD
• - TANGGAP DARURAT : TIDAK DAPAT DIRENCANAKAN, MASUK
DALAM BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT)
- PASCA KEBAKARAN : TERPROGRAM, MASUK DALAM RKA-
SKPD
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
• PENDANAAN KEADAAN DARURAT DALAM
APBD
• Pendanaan dalam keadaan darurat diatur
dalam Pasal 162 Permendagri Nomor 21
Tahun 2011
• Untuk pendanaan tanggap darurat dengan
menggunakan BTT telah diterbitkan Surat
Edaran Mendagri Nomor 360/2903/SJ tanggal
• 3 Juni 2015
“Saya tidak memiliki ambisi di dunia ini, kecuali
satu, yaitu menjadi pemadam kebakaran. Sebuah
tugas, yang mungkin di mata sebagian orang
tidaklah penting, tetapi bagi kami yang
mengetahui pekerjaan pemadam kebakaran,
haruslah menyakini bahwa menjadi pemadam
kebakaran adalah suatu panggilan mulia. Saat
yang paling membanggakan bagi kami adalah
untuk menyelamatkan jiwa”.

Edward F. Croker, Chief of the Fire Department of


New York City (1899-1911)

Yulianto S Nugroho
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai