Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kekayaan alam Indonesia merupakan aset dan modal dasar bagi

pembangunan bangsa. Kini makin disadari bahwa upaya pelestarian alam

bukanlah hanya demi kelestarian alam itu sendiri, namun hakekatnya adalah

kelangsungan pembangunan bangsa dan kesejahteraan manusia karena manusia

adalah bagian dari integral ekosistem alam itu sendiri. Pembangunan di Indonesia

terus dilakukan melalui berbagai program, namun keberhasilannya belum sepadan

dengan investasi karena antara lain kurang memperhatikan partisipasi masyarakat.

Desentralisasi atau yang sering disebut dengan istilah otonomi daerah

adalah sebuah proses devolusi dalam sektor publik dimana didalamnya terjadi

pengalihan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota. Dalam konteks Indonesia, otonomi daerah tersebut diartikan

sebagai proses pelimpahan kekuasaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah

provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-

Undang. 1

1
Said, M.M. 2008, “Arah Baru Otonomi Daerah Di Indonesia”, Cetakan Kedua, UMM Press, Malang,
Hal. 6.
2

Menurut Mardiasmo (2004) mengatakan, desentralisasi ini diharapkan

akan menghasilkan dua manfaat nyata, yaitu :2

1. Mendorong peningkatan partisipasi, prakarsa dan kreativitas

masyarakat dalam pembangunan, serta mendorong pemerataan serta

hasil-hasil yang tersedia di masing-masing daerah.

2. Memperbaiki alokasi sumber daya produktif melalui pergeseran peran

pengambilan keputusan publik ke tingkat pemerintah yang paling

rendah yang memiliki informasi yang paling lengkap.

Sedangkan menurut Undang-undang No. 32 tahun 2004 Pasal 1 (ayat 7)

bahwa “Tentang pemerintahan daerah menyatakan bahwa desentralisasi adalah

penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Republik

Indonesi”3.

Selanjutnya, pada Pasal 10 (ayat 2) di tegaskan “Dalam menyelenggarakan

urusan pemerintahan, yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan

tugas pembantuan”.4

Maka, menurut penulis. Terdapat 5 aspek dibentuknya pemerintahan daerah

2
Salahudin, 2012, “korupsi demokrasi dan pembangunan daerah”.lembaga anti korupsi pro otonomi
daerah bima dompu Sumbawa (lapinda bidos) NTB. Hlm 11-12.
3
Lihat undang-undang No 32 Tahun 2004 pasal 1 ayat 7.
4
Ibid pasal 10 ayat 2.
3

1. Menjalankan amanah Konstitusi sekaligus pembangunan Nasional

2. Untuk menghasilkan suatu pemerintahan yang berguna dengan

pembangunan-pembangunan yang baik

3. Untuk memperlancar pelaksanaan tata pemerintahan yang efektif,

sehingga produktif

4. Mengurangi beban pemerintahan pusat, dan mendidik masyarakat untuk

mendidik dirinya sendiri

5. Mendorong masyarakat untuk berpatisipasi aktif dalam pembangunan.

Sebagaimana telah dimuat dalam Konsideran Undang-Undang No 32 tahun

2004 tentang pemerintahan Daerah sebagai berikut:5

Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan


daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran
serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan
dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
Tujuan dibentuknya pemerintahan daerah sebagai bentuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat di tingkat lokal, menurut Madekhan Ali (2007:93),

5
Lihat undang-undang No 32 Tahun 2004.
4

adalah otonomi daerah secara jelas hendak mengedepankan cita-cita penegakan

prinsip-prinsip demokrasi, keunggulan lokal keberagaman, prinsip partisipasi

masyarakat, desentralisme administratif maupun politik di tingkat lokal serta

berkemampuan mengatasi persoalan riil di lapangan.6

Dengan demikiaan, menurut penulis. Dalam meningkatkan perekonomian

dan kesejahteraaan maka dibutuhkan partisipasi masyarakat, karena dibentuknya

pemerintahan untuk kemandirian masyarakat daerah dalam mengelola kemajua.

Bukan hanya pemerintah atau penguasa.

Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan kebutuhan dasar

seperti halnya kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan

transportasi. Karena pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat sesuai dengan yang mereka inginkan.7 Masyarakat sendiri yang akan

merasakan dan menilai apakah pembangunan tersebut berhasil atau tidak. 8 Maka

agar tujuan pembangunan sesuai dengan yang diharapkan oleh masyarakat dan

pemerintah, diperlukan persepsi yang sama antar individu yang terlibat dalam

pembangunan. Persamaan persepsi diperlukan mulai dari apa yang harus

ditempuh, bagaimana implementasinya, monitoring dan evaluasi. Akhirnya

pendekatan partisipatif disadari mutlak diperlukan dalam mencapai keberhasilan

pembangunan.

6
Hadari Nawawi,, Op.cit, hlm. 10
7
Hadisapoetro, 1975 dalam Sri Widodo, 2012
8
ibid
5

Demikian pula di Provinsi Papua Barat khususnya Kabupaten Fakfak.

Melalui Peraturan Daerah No 32 tahun 2008 Tentang Penyerahan Urusan

Pemerintah Kabupaten kepada kampong. Dengan Menimbang ketentuan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2006 tentang

Tatacara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa, maka

perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Fakfak tentang Penyerahan Urusan

Pemerintahan Kabupaten Kepada Kampung; sebagaimana pada Pasal 2 (ayat 1)

yaitu:

Urusan pemerintahan Kabupaten yang dapat diserahkan pengaturannya

kepada Kampung antara lain: 9

a. Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan;


b. Bidang Pertambangan dan Energi serta Sumber Daya Mineral;
c. Bidang Kehutanan dan Perkebunan;
d. Bidang Perindustrian dan Perdagangan;
e. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
f. Bidang Penanaman Modal;
g. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
h. Bidang Kesehatan;
i. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan;
j. Bidang Sosial;
k. Bidang Penataan Ruang;
l. Bidang Pemukiman/Perumahan;
m. Bidang Pekerjaan Umum;

9
Lihat Perda Kabupaten Fakfak No 32 tahun 2008 Tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan
Kabupaten kepada kampong.
6

n. Bidang Perhubungan;
o. Bidang Lingkungan Hidup;
p. Bidang Politik Dalam Negeri dan Administrasi Publik;
q. Bidang Otonomi Kampung;
r. Bidang Perimbangan Keuangan;
s. Bidang Tugas Pembantuan;
t. Bidang Pariwisata;
u. Bidang Pertanahan;
v. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil;
w. Bidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat, dan
Pemerintahan Umum;
x. Bidang Perencanaan;
y. Bidang Penerangan/Informasi dan Komunikasi;
z. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
aa. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;
bb. Bidang Pemuda dan Olahraga;
cc. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kampung;
dd. Bidang Statistik; dan
ee. Bidang Arsip dan Perpustakaan.

Dimana Kabupaten Fakfak memiliki berbagai macam potensi sumber daya

alam. Sehingga sangat dibutuhkan perencanaan dan strategi, sistematis, logis dan

rasional. Sesuai Peraturan Daerah kabupaten Fakfak No. 12 Tahun 2008 Tentang

Organisasi dan tata kerja dinas10 – dinas Kabupaten Fakfak, bahwa tugas Dinas

Pertanian dan Peternakan adalah Unsur Pelaksana Pemerintah dalam bidang

Tanaman Pangan, Pasca Panen Hasil Pertanian serta Kesekretariatan.


10
Lihat Undang-Undang No 12 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas.
7

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi ini, maka yang menjadi sumber daya

pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Fakfak adalah : Sumber Daya

Manusia, Sumber daya alam (Ranch di Bomberay, kebun dinas di Mananmur

dll). 11

Perencanaan pembangunan yang lebih memperhatikan kebutuhan

masyarakat banyak yang sebagian besar tinggal di kampung-kampung, tanpa

mengabaikan pendudukan perkotaan, merupakan modal dan strategi pembangunan

yang perlu diterapkan. Pengabaian terhadap strategi ini dalam waktu yan lama

telah menyebabkan muncul dan meningkatnya berbagai persoaalan bangsa dan

daerah, seperti kecemburuan sosial, kesenjangan sosial, kemiskinan, marginalisasi

subordinasi, disintegrasi bangsa, disinteraksi sosial, ketimpangan pembangunan

kampung dan kota, kesenjangan yang melebar antara yang mampu dan kurang

mampu dan berbagai persoaalan pembangunan lainnya. Berbagai langkah Strategis

dilakukan oleh pemerintah daerah dalam pengembangan perekonomian di

Kabupaten fakfak dengan cara melakukan pembangunan dan mengembangkan

sektor basis seperti pertanian, pariwisata, perdagangan hotel dan restoran,

transportasi dan komunikasi, industri pengolahan dan jasa-jasa dengan metode

meningkatkan iklim investasi yang kondusif, promosi usaha, insentif dan

kemudahan dalam urusan penyediaan lahan.

Dalam hal ini Sektor pertanian dan peternakan sangat memegang peranan

penting dalam kehidupan umat manusia karena dapat menyediakan kebutuhan


11
SKPD Pemda fakfak 2012.
8

pokok manusia berupa bahan pangan, bahan dasar sandang atau pakaian maupun

bahan dasar papan atau perumahan.12 Kebutuhan pangan yang merupakan

kebutuhan dasar manusia dengan perkembangan waktu cenderung meningkat. Hal

ini disebabkan pertumbuhan penduduk dari waktu ke waktu terus meningkat.

Oleh karena itu sangat diharapkan melalui berbagai upaya teknis dalam bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dihasilkan produksi bahan pangan dengan

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan penduduk, sehingga

bisa menjawab permasalahan krisis pangan. 13

Pemerintah Kabupaten Fakfak, yang juga merupakan pihak yang

mempunyai tanggung jawab dalam menyediakan kebutuhan dasar pangan bagi

masyarakat di wilayahnya. Kebutuhan bahan pangan berupa beras di Kabupaten

Fakfak dengan luas lahan sawah untuk produksi padi sampai dengan tahun 2010

hanya seluas 240 Ha dan dengan frekuensi tanam hanya 2 kali tanam setahun

dengan dan produktifitas lahan 2 ton per Ha hanya akan mampu menghasilkan 960

ton per tahun. Sementara kebutuhan beras per tahun dengan jumlah penduduk

tahun 2008 sebesar 72.594 jiwa dan rata-rata konsumsi per jiwa 130 kg/tahun dan

asumsi 10 % penduduk mengkonsumsi pangan non beras, maka berarti

masyarakat Fakfak akan menkonsumsi beras sebanyak 8.493.498 kg atau 8.493

ton per tahun atau dengan kata lain konsumsi beras masyarakat Kabupaten Fakfak

tiap bulan adalah 707,75 ton.

12
Sri widodo, 2012, “Politik pertanian”. Liberty Yogyakarta, hlm. 79.
13
Ibid hlm. 244.
9

Menurut data Dolog tahun 2011 hampir setiap bulan dolog Sub drive

Fakfak Mengimport 472,31 ton beras. 14 Hal ini, sangat tidak signifikan dengan

kebutuhan masyarakat fakfak. Karena terjadi hamatan Produksi pada sektor

pertanian Khususnya Beras. Hambatan tersebut sebagai berikut:15

1. Terbatasnya sarana dan prasarana,


2. kurang adanya koordinasi antara instansi terkait,
3. Terbatasnya dana
4. Kurang dan rendahnya Sumberdaya Manusia Apatur serta Petani.

Dengan demikian, berangkat dari peristiwa tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai; STRATEGI PEMDA DALAM

PEMBERDAYAAN PETANI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI

PERTANIAN DI DISTRIK BOMBERAY KAB. FAKFAK. PROV PAPUA

BARAT.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaiman strategi Pemda Kabupaten Fakfak dalam pemberdayaan petani

untuk peningkatkan Produksi Pertanian Di Distrik Bomberay?

14
dinas Pertanian tanaman pangan Kabupaten Fak-fak
15
SKPD Pemda fakfak 2012.
10

2. Hambatan apa saja yang dihadapi Pemda Kabupaten Fak-fak dalam

pemberdayaan petani untuk Peningkatkan produksi pertanian di distrik

Bomberay?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

1. Maksud Penelitian

Bedasarkan paparan dalam latar belakang yang telah dipaparkan di atas

adapun maksud dalam penelitian ini yakni adalah untuk menggambarkan

secara detail tentang pemberdayaan petani dalam peningkatkan produksi

pertanian di distrik Bombaray Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat.

2. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui pemberdayaan petani dalam peningkatan hasil di

kabupaten fak-fak selama ini.

b) Untuk mengetahui bagaimanakahkah strategi Pemda dalam pemberdayaan

petani untuk meningkatkan Produksi pertanian di Distrik Bomberay

Kabupaten Fak-Fak Provinsi Papua Barat.

c) Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi Pemerintah Daerah

Kabupaten Fak-Fak dalam Pemberdayaan Produksi Pertanian di Distrrik

Bomberay.
11

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat kepada

beberapa lembaga, masyarakat dan diri penulis pribadi yakni:

1. Kegunaan Teoritis

a. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Kabupaten Fak-fak

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah

Kabupaten Fak-fak khususnya Dinas Pertanian, dalam pemberdayaan

petani untuk meningkatkan produksi pertanian di Distrik Bomberay.

b. Bagi Masyarakat

Agar masyarakat dapat mengetahui secara jelas, Pemberdayaan Petani

Distrik Bomberay yang di lakukan oleh Pemerintah Kabupaten Fak-fak

khususnya Dinas Pertanian dalam menjalankan tugasnya.

c. Bagi Penulis

Agar dapat mengetahui lebih mendalam dari Pemberdayaan petani Distrik

Bomberay dalam peningkatan Produksi Pertanian.

2. Kegunaan Praktis

a. Dalam penelitian ini diharapkan agar dapat dijadikan sebagai bahan

acuan dalam upaya mengambil langkah-langkah perbaikan dalam


12

pemberdayaan petani dan sekaligus untuk memperbaiki perekonomian

Rakyat Bomberay.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam perkembangan ilmu

sosial dan ilmu pemerintahan khususnya yang mempunyai relevansi

dengan Pemberdayaan perekonomian Masyarakat pada sektor

Pertanian.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual dalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang

dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian,

keadaan, kelompok atau individu tertentu.16 Definisi mengenai konseptual

yang ada dengan memperhatikan tema (objek) penelitian, maka dapat

ditemukan beberapa konsep yang perlu didefinisikan dengan tujuan agar

peneliti dan pembaca memiliki persepsi atau pemahaman yang mana. Maka

peneliti memberikan definisi konseptual sebagai berikut diantaranya:

1. Konsep Strategi

Definisi strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka


panjang. Pengertian strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan
berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan
dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa

16
Singarimbun, Masri dan Soyan Efendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta LP3ES,1998. Hal.34.
13

tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang


tepat oleh organisasi17.
Jadi, strategi merupakan perencanaan dalam mensukseskan
tujuan dalam segala aktifitas. Baik dalam mensukseskan peperangan,
kompetisi maupun yang lainnya. Kemudian, seiring dengan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dibidang manajemen, kata
strategi yang biasa di gunakan organisasi profit dan non profit, sering
digabungkan dengan perencanaan strategi maupun manajemen strategi.
Perencanaan strategi dimaknai rancangan yang bersifat sistemik
dilingkungan sebuah organisasi. Sedangkan manajemen strategi
mempunyai definisi yang berbeda-beda.
pertama, proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan
yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara
melaksanakannya, yang dibuat oleh manajemen puncak dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. 18 Dilihat dari pengertian diatas dapat dijelaskan
secara rinci, yaitu; manajemen strategi adalah proses pengambilan
keputusan, kedua, keputusan yang diambil merupakan keputusan yang
menyeluruh dan mendasar. Ketiga, pembuatan keputusan harus dilakukan
oleh pucuk pimpinan sebagai penanggung jawab utama dalam
keberhasilan dan kegagalan dalan sebuah organisasi. Keempat,
pengimplementasian keputusan tersebut sebagai strategi organisasi untuk
mencapai tujuan yang dilakukan oleh seluruh jajaran organisasi. Kelima,
keputusan tersebut harus diimplementasikan oleh seluruh jajaran
organisasi dalam bentuk kegiatan/pelaksanaan pekerjaan yang terarah.
kedua, usaha manajerial menumbuh kembangkan kekuatan
organisasi untuk mengeksploitasi peluang yang muncul guna mencapai
17
Glueck dan Jauch, p.9, 1989
18
Hadari Nawawi, op, cit, hal.148
14

tujuannya yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah di


tentukan..19
ketiga, arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada
pengembangan suatu strategi atau strategi-strategi yang bersifat efektif
untuk membantu mencapai tujuan organisasi. 20
Yang ke-Empat, perencanaan berskala besar (disebut
perencanaan strategic) yang berorientasi pada jangkauan masa depan
yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan majaemen
puncak (keputusan yang mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan
organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha
menghasilkan sesuatu (perencanaan Operasional) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan
strategi) dan berbagai sasaran (tujuan Operasional) organisasi. 21

2. Konsep Tentang Petani

a. Defenisi Petani

Secara Teori, petani didefinisikan sebagai orang yang seluruh

atau sebagian mata pencahariannya didapatkan dari sektor pertanian

(Teken,1984). Menurut Lansberger (1981), petani adalah seseorang

yang mengendalikan secara efektif sebidang tanah yang ia sendiri

sudah lama terikat oleh ikatan-ikatan tradisi dan perasaan.22

19
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di
Bidang Pendidikan
20
Hadari Nawawi, Op. cit, , hal.149
21
Ibid hlm. 107
22
Iwan Setiawan, 2012, “Dinamika pemberdayaan petani sebuah refleksi dan generalisasi kasus di
jawa barat”.penerbit widya padjadjaran, hlm. 8.
15

b. Orientasi dan motifasi petani

1. Orientasi Petani.

Orientasi adalah kecenderungan pandangan dalam menentukan

sikap yang tepat dan benar dengan menitik beratkan pada

keberhasilan dan imbalan (Sustermeiser, 1963). Tinjauan tentang

orientasi petani sudah lama dikupas oleh scott, menurut scott

tujuan petani adalah yang berlainan ekonomi moral yang

mendasarkan pemikiran terhadap petani sebagai unit ekonomi

subsistensi tanpa mengutamakan investasi dan surplus produksi

yang prinsip dasarnya adalah menurut supaya orang memiliki

tempat dan penghidupan. Sebaliknya, popikin (1986) lebih

mengakui Rasionalitas petani. Menurutnya petani adalah “Homo

Economicos” yang akan terus berusaha memaksimalkan sumber

daya, produksi dan kemakmuran sendiri tanpa memandulkan moral

pedesaan (orientasi pasar atau komersial). 23

2. Motivasi Petani

Motivasi berusaha tani adalah dorongan yang dating dari dalam

diri (instrinsik) dan lingkungan sekitar (ekstrinsinsik) petani, baik

untuk melakukan kegiatan fisik maupun dalam meningkatkan

kualitas, kuantitas, daya saing, dan nilai tambah.24

23
Ibid. hlm. 61
24
Ibid.hlm. 64
16

3. Konsep Pemberdayaan

a. Defenisi Pemberdayaan

Terminology pemberdayaan diambil dari khazanah bahasa inggris

sebagai bentuk aktif dari kata daya atau kuasa (power) empowerment.

Sehingga pemberdayaan adalah “a social action process that promotes

participation of people, organizations, and communities towards the goals

of increase individual and community control, political efficacy, improved

quality of community life and social justice.” (Wellerstein, 1992).

Pemberdayaan pada hakekatnya adalah penguatan kemampuan, kemauan

keterampilan, keberanian, daya penafsiran, dan keterbatasan-keterbatasan

yang dimioliki oleh masyarakat atau kelompok yang berada di bawah

dominasi penguasa.25

4. Pemerintahan Daerah

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam

sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana

dimaksud dalam UUD 1945.26

F. Fokus kajian

Definisi oprasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, menspesifikasi

25
Ibid. hlm. 275
26
Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004
17

kegiatan, ataupun memberikan suatu oprasioanal yang diperlukan untuk

mengukur konstrak atau variabel tersebut.27

Dalam hal ini penelitian dilakukan pada kantor Pertanian

Kabupaten Fak-fak Provinsi Papua Barat yang mengacu pada beberapa

indikatornya sebagai berikut:

1. Proses Pemberdayaan petani yang di lakukan Pemerintah Kabupaten

fak-fak selama ini.

a. Transparansi

b. Akses

c. potensi

2. strategi pemberdayaan petani dalam meningkatkan produksi pertanian

di distrik bomberay yang dilakukan oleh pemerintah Daera Kabupaten

Fak-fak Khususnya Dinas Pertanian.

a. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten

Fak-fak dalam meningkatkan Produksi Pertanian di Distrik

Bomberay;

b. Bentuk pelatihan dan diklat yang dilakukan;

c. Kurun waktu pelaksanaan;

27
Nazir Moh, 2005,“Metode Penelitian”, Ghalia Indonesia Hal,2.
18

3. Hambatan yang dihadapi Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak untuk

memberdayakan petani dalam meningkatkan produksi pertanian di

distrik Bomberay.

a. Bentuk hambatan yang dialami Pemerintah Daerah Kabupaten

Fak-fak;

b. Proses penyelesaian hambatan yang dialami.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan pendekatan induktif. Mendifinisikan bahwa “penelitian”

kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara

fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam

kawasan maupun dalam peristilahannya.”28

Pendekatan Induktif:

“Metode Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu system pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk

membuat deskripsi gambaran atu lukisan secara sistematis (teratur), factual


28
Sugiono, 2009, “Motode Penelitian Kualitatif dan R&D, hal.2.
19

dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diteliti dalam suatu penulisan”.29

Dari pengertian diatas maka dapat dipahami bahwa metode

deskriptif menuju kepada suatu pemecahyan masalah atau gejala yang akan

dihadapi maupun berlangsung tetapi masih dirasakan atau masih dapat

terjadi dimasa yang akan datang.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan induktif yakni berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di suatu

tempat penelitian dan menemukan kebenaran.

Analisis induktif digunakan karena beberapa alasan yang sangat

fundamental, yakni:

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda

sebagaimana terdapat dalam data yang akan diteliti:

2. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti-responden

menjadi eksplisit dan pada nantinya dalam penelitian yang dilakukan

mencapai suatu kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan:

3. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan

dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya

pengalihan kepada suatu latar yang lain sehingga terciptanya

singkronisasi yang cukup erat untuk mencapai kesempurnaan dalam

penelitian:
29
Nazir, Moh, 2005, “Metode Penelitian,hal.63.
20

4. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang

mempertajam hubungan-hubungan dengan objek penelitian:

5. Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit

sebagai bagian dari struktur analitik.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

metodde penelitian dskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif merupakan

suatu metode dengan menggambarkan dan melukiskan keadaaan obyek

penelitian yang ada dilapangan pada saat ini secara nyata dan sistematis

terhadap fakta-fakta yang tampak secara khusus sehingga dapat ditarik

gambaran secara umum tanpa membandingkannya dengan variable-variabel

lainnya. 30

2. Sumber Data

Penelitian ini jenis data yang digunakan peneliti demi kesempurnaan

penelitian ini yakni:

2.1 Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari lapangan berupa

bagaimanakah bentuk pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah Fak-fak dalam peningkatan Produksi Pertanian di distrik

bomberay selama ini, strategi dalam peningkatan produksi petani serta

hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi Pemerintah Daerah Fak-fak


30
Moloeng, Lexy J, 2005, “Metode Kualititif”, Bandung, hal.10.
21

dalam melakukan peningkatan produksi petani di distrik bomberay. Dan

selain itu untuk memperoleh data tersebut di atas peneliti juga melakukan

wawancara kepada pihak-pihak terkait, dari adapun wawancara yang

dilakukan peneliti dengan cara bertanya secara langsung kepada Pegawai

Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak.

2.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dengan cara melakukan study kepustakaan serta

mengumpulkan beberapa keterangan atau fakta secara langsung melalui

referensi buku-buku, peraturan perundang-undangngan, surat kabar, hasil

penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, artikel, internet, bahan kuliah dan

bahan-bahan lainnya yang mempunyai relevansi konkret dengan objek

penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam ini adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Yaitu suatu usaha untuk memperoleh data dengan cara melakukan

pengamatan terhadap pelaksanaan pemberdayaan petani dalam

meningkatkan produksi pertanian di distrik bomberay.


22

b. Wawancara atau Interview

Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden yang

mana dalam hal ini petugas Pemerintah Daerah Kabupaten Fak-fak

diantaranya adalah:

1. Kepala Dinas Pertanian;=

c. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara melakukan penelusuran

terhadap dokumen berupa arsip dari Dinas Pertanian Kabupaten Fak-fak

khususnya yang mengenai prosedur-prosedur dan standarisasi mengenai

pemberdayaan Petani dalam meningkatkan produksi pertanian.

4. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada kantor Pertanian Kabupaten fak-fak dan Petani

Distrik Bomberay dengan waktu penelitian dilakukan pada 28 Februari 2012-

30 maret 2013. Penelitian ini didasarkan pada, tampak secara riil di

Kabupaten Fak-fak dalam melalukan Peningkatan produksi pertanian sebagai

bentuk Kesejahteraan Masyarakat Distrik Bomberay.

5. Teknik Analisa Data

Sebagai tahap akhir dari metode penelitian adalah menganalisis data.

Dalam hal ini peneliti menggunakan data secara deskriptif kualitatif, yaitu

dengan cara menguraikan dan menafsirkan serta menggambarkan keadaan

sesuai dengan obyek studi. Analisis data dalam penelitian kualitatif dapat
23

diartikan sebagai proses penelaahan, pengurutan, pengelompokan data dengan

tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan menyajikannya sebagai teori atau

hasil penelitian. Data dalam penelitian kualitatif biasanya lebih berwujud

kata, kalimat, alinea dan urutan alinea daripada sekedar berwujud angka.

Deskripsi yang rinci tentang situasi, interaksi, peristiwa, orang dan perilaku

yang teramati dapat dikumpulkan melalui teknik observasi. Pendapat

seseorang tentang sikap, fikiran dan keyakinannya dapat dikumpulkan melalui

teknik wawancara. Sedangkan petikan dokumen, surat dan rekaman lainnya

yang berhubungan dengan penelitian dapat dikumpulkan melalui cara

dokumentasi.

Pengumpulan data dengan cara reduksi dan penyajian data, yang terdiri

dari:

a. Reduksi Data

Mengedit data, yaitu memeriksa data yang terkumpul apakah sudah

lengkap dan benar sehingga lebih siap untuk diproses lebih lanjut.

Mengkode data, yaitu data yang terkumpul diberi kode tertentu dan

dikelompokkan

b. Pengolahan dan penyajian data

Setelah data terkumpul diklarifikasikan dengan kebutuhan, kemudian

dilakukan pengolahan data dengan cara pengklarifikasikan data dalam


24

bentuk uraian. Mengklarifikasikan data, yaitu menyeleksi data yang sudah

terkumpul sesuai dengan sumber data masing-masing.

c. Menarik Kesimpulan

Pengembangan dan pengambilan alternatif yaitu setelah data diolah maka

diambil beberapa alternatif yang terbaik atau dijadikan bahan penyampaian

informasi dan pengambilan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai