Anda di halaman 1dari 4

KARAKTERISTIK PRODUK HUKUM ERA BACHARUDDIN

JUSUF HABIBIE
1. Hukum Pemda
Era reformasi B.J. Habibie relatif singkat, yaitu Mei 1998 hingga Oktober
1999. Pada periode inilah terjadi pergeseran signifikan dalam pengelolaan
pemerintahan daerah di Indonesia. Fokus utama era ini adalah desentralisasi dan
pelaksanaan reformasi.1 Bukti perubahan tersebut terlihat pada hasil-hasil legislasi
terkait pemerintahan daerah yang dihasilkan. Berikut beberapa karakteristik
produk hukum (hukum pemda) pada era reformasi B.J. Habibie:
1) Desentralisasi dan Otonomi Daerah
Lahirnya Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang
Otonomi Luas dan Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah menjadi
tonggak sejarah baru dalam desentralisasi di Indonesia dan memicu
lonjakan kekuasaan daerah, seiring dengan semakin besarnya penekanan
pada desentralisasi dan otonomi daerah. Pergeseran ini memberikan
daerah kewenangan yang lebih luas untuk mengelola sumber daya dan
keuangan mereka sendiri, merancang dan melaksanakan kebijakan daerah,
Era ini melahirkan banyak lembaga dan organisasi baru di daerah, antara
lain Dewan Perwakilan Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, dan Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah. Era saat ini
menyoroti kelemahan-kelemahan tertentu dalam desentralisasi dan
otonomi daerah. Kelemahan-kelemahan ini mencakup kurangnya
kapasitas daerah untuk mengelola pemerintahan dan keuangan secara
efektif meskipun otonomi diberikan secara luas. 2 Selain itu, terdapat
kelangkaan sumber daya manusia terampil di daerah, serta keterbatasan
infrastruktur dan teknologi informasi. Selain itu, kurangnya koordinasi
dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta antar daerah,
menyebabkan terjadinya tumpang tindih kebijakan dan inkonsistensi
dalam pelaksanaan program pembangunan.
2) Tranparansi dan Akuntabilitas

1
Hidayat, L. M. (2007). Reformasi administrasi: Kajian komparatif pemerintahan tiga
presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Soekarnoputri. Gramedia
Pustaka Utama.
2
Ibid. hlm. 235.
Penyebarluasan bahan hukum daerah merupakan tugas penting
dalam rangka meningkatkan aksesibilitas informasi kepada masyarakat.
Pada era Reformasi Habibie, produk hukum daerah sangat menekankan
pada keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan
perumusan kebijakan di tingkat daerah. Hal ini berdampak pada
terbentuknya musyawarah perencanaan pembangunan desa
(Musrenbangdes), forum konsultasi publik, dan pengumpulan pendapat
masyarakat.3 Kemajuan sistem informasi dan pelayanan publik turut
berkontribusi terhadap peningkatan transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Namun, meskipun terdapat upaya-
upaya tersebut, masih terdapat praktik-praktik korupsi dan kolusi dalam
penerapannya, sehingga menghambat efektivitas partisipasi masyarakat
dan pengembangan sistem informasi dan layanan publik secara
menyeluruh.4
3) Penyelesaian konflik
Memungkinkan daerah untuk mengatasi konflik dengan cara yang
damai dan adil melalui praktik adat dan lembaga tradisional sangatlah
penting. Pembentukan sistem dan mekanisme penyelesaian konflik,
termasuk mediasi, arbitrase, dan upaya pembangunan perdamaian,
sangatlah penting.5 Namun realita yang ada saat ini adalah cara-cara
penyelesaian konflik yang ada saat ini tidak sepenuhnya berhasil dalam
menyelesaikan perselisihan regional karena kurangnya koordinasi antar
lembaga terkait dan terbatasnya sumber daya.
4) Penataan Ruang
Tercapainya pembangunan daerah yang berkelanjutan dan
terpeliharanya keseimbangan yang harmonis antara kemajuan ekonomi,
sosial, dan lingkungan hidup memerlukan kepatuhan terhadap peraturan
tata ruang. Namun, jelas bahwa dokumen hukum yang dihasilkan oleh

3
Ardhana, I. P. G. (2012). Peran serta masyarakat dalam pembangunan. Ecotrophic, 1(2),
386464.
4
Lubis, T. M. (2022). Evaluasi Implementasi Produk Hukum Pemda Era Reformasi:
Sebuah Kajian Komprehensif. Jurnal Reformasi dan Demokrasi, 23(1).
5
Kurniawan, A. D., Sukriono, D., & Al Atok, R. BJ Habibie’s Political Thought in
Democratization in Indonesia Pemikiran Politik Bj. Habibie dalam Demokratisasi di
Indonesia.
pemerintah daerah belum sepenuhnya memprioritaskan pembangunan
berkelanjutan.
5) Perlindungan terhadap lingkungan hidup
Produk hukum daerah yang diterapkan pada era Reformasi Habibie
juga menjawab perlunya pelestarian lingkungan, dengan tujuan akhir
mencapai pembangunan daerah yang berkelanjutan. Namun, terlihat
masih kurangnya perhatian terhadap aspek lingkungan dan sosial dalam
pembangunan daerah.
6) Pengembangan Budaya Lokal
Pada era ini berfokus pada pertumbuhan tradisi dan adat istiadat
asli, kita dapat meningkatkan identitas dan kekhasan daerah, sekaligus
meningkatkan prospek ekonomi dan pariwisata di wilayah tersebut. Hal
ini dapat dicapai melalui pembentukan kerangka kerja dan protokol yang
melindungi budaya lokal, seperti membuat inventarisasi dan catatan
praktik masyarakat adat, serta membina dan mendukung seniman dan
ikon budaya lokal.6
Produk Hukum
1) Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Otonomi Luas dan
Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah
2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
3) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
4) Peraturan daerah (Perda)
5) Peraturan kepala daerah (Perkada)
6) Keputusan kepala daerah

6
Adnan, H., Tadjudin, D., Yuliani, E. L., Komarudin, H., Lopulalan, D., Siagian, Y.
L., & Munggoro, D. W. (Eds.). (2008). Belajar dari Bungo: mengelola sumberdaya alam di
era desentralisasi. CIFOR.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, H., Tadjudin, D., Yuliani, E. L., Komarudin, H., Lopulalan, D., Siagian, Y. L.,
& Munggoro, D. W. (Eds.). (2008). Belajar dari Bungo: mengelola
sumberdaya di era desentralisasi. CIFOR.
Ardhana, I. P. G. (2012). Peran serta masyarakat dalam
pembangunan. Ecotrophic, 1(2), 386464.
Hidayat, L. M. (2007). Reformasi administrasi: Kajian komparatif pemerintahan tiga
presiden: Bacharuddin Jusuf Habibie, Abdurrahman Wahid, Soekarnoputri.
Gramedia Pustaka Utama.
Kurniawan, A. D., Sukriono, D., & Al Atok, R. BJ Habibie’s Political Thought in
Democratization in Indonesia Pemikiran Politik Bj. Habibie dalam
Demokratisasi di Indonesia.
Lubis, T. M. (2022). Evaluasi Implementasi Produk Hukum Pemda Era Reformasi:
Sebuah Kajian Komprehensif. Jurnal Reformasi dan Demokrasi, 23(1).
Maarif, M. S. (2019). Refleksi 20 Tahun Otonomi Daerah: Dampak Produk Hukum
Pemda Era Reformasi. Jurnal Hukum Tata Negara, 20(1).
Noviades, D. Pengelolaan Keuangan Daerah di Era Otonomi Daerah. Jurnal Ilmu
Hukum Jambi, 4(1), 43294.
Refleksi 20 Tahun Otonomi Daerah: Dampak Produk Hukum Pemda Era Reformasi"
oleh Dr. M. Syafii Maarif (Jurnal Hukum Tata Negara, Vol. 20, No. 1, 2019)
Sunarso, H. S., & SH, M. (2023). Hukum pemerintahan daerah di Indonesia. Sinar
Grafika.

Anda mungkin juga menyukai