Anda di halaman 1dari 13

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli


daerah di Kabupaten Magelang

Barri Jatimaihantoro
E.0001084
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk dapat mewujudkan tujuan
nasional tersebut maka diadakan pembangunan nasional yang merupakan
suatu rangkaian pembangunan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat,
bangsa, dan negara agar tercipta suatu masyarakat yang adil dan makmur baik
materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Untuk mengoptimalkan dan meratakan pembangunan di Indonesia
maka pembangunan di daerah diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah
daerah dengan otonomi daerah yang luas, nyata, dan bertanggung jawab
dengan titik berat otonomi daerah kabupaten atau kota.
Dalam Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa
“Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk
susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan
memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pemerintahan negara dan hak-hak asal usul dalam daerah-daerah yang bersifat
istimewa”.
Menurut Penjelasan Pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 mengenai
Pemerintahan Daerah ditentukan bahwa karena negara Indonesia itu adalah
negara kesatuan, maka Indonesia tidak akan mempunyai daerah di dalam
wilayahnya juga yang berbentuk negara. Wilayah negara Indonesia dibagi
menjadi daerah propinsi dan daerah propinsi itu dibagi menjadi daerah yang
lebih kecil. Daerah-daerah itu menurut aturan yang akan ditetapkan dengan
undang-undang yang bersifat otonom atau bersifat administratif belaka.
Maksud dari Pasal 18 UUD 1945 adalah wilayah Indonesia dibagi menjadi
sejumlah daerah besar dan daerah kecil yang bersifat otonom, yaitu daerah
yang boleh mengurus rumah tangganya sendiri dan daerah administratif yaitu
daerah yang tidak boleh berdiri sendiri.
Oleh sebab itu, Undang- Undang Dasar 1945 merupakan landasan
yang kuat untuk menyelenggarakan otonomi dengan memberikan kewenangan
yang luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah, sebagaimana tertuang
dalam Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Otonomi Daerah yang meliputi pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan serta perimbangan keuangan pusat dan
daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengenai hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah di daerah
perlu diperhatikan bahwa di daerah terdapat dua jenis pemerintahan yaitu
pemerintahan dari daerah otonom yang diadakan sebagai pelaksanaan asas
desentralisasi dan pemerintahan dari wilayah administratif yang diadakan
sebagai pelaksanaan asas dekonsentrasi.
Dalam pembangunan nasional, perhubungan merupakan aspek yang
menunjang kelancaran pendistribusian maupun pengangkutan bahan-bahan
baku pembangunan baik yang bersifat formal maupun materiil. Kabupaten
Magelang yang memiliki letak yang sangat strategis yang merupakan daerah
yang diapit oleh dua kota besar yaitu Semarang dan Yogyakarta memiliki
banyak potensi dalam bidang perhubungan yang dapat dikembangkan. Selain
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

itu, kondisi geografis Kabupaten Magelang yang merupakan daerah dataran


tinggi yang meliputi banyak pegunungan dan perbukitan akan sangat
membutuhkan aspek penunjang kemajuan pembangunan yang salah satunya
adalah perhubungan dan transportasi. Kebutuhan transportasi dan
perhubungan yang mendasar dalam masyarakat merupakan landasan utama
dalam usaha peningkatan potensi perhubungan. Pembinaan dan pembangunan
bidang perhubungan sangatlah diperlukan guna peningkatan kelancaran
transportasi bagi penduduk Kabupaten Magelang pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
Dalam penyelenggaraan otonomi daerah banyak faktor- faktor yang
mempengaruhi antara lain:
1. Faktor pertama adalah Sumber Daya Manusia (SDM)
Faktor pertama yang menentukan prospek otonomi daerah adalah
faktor manusia sebagai subyek penggerak (faktor dinamis) dalam
penyelenggaraan otonomi daerah.
Faktor sumber daya manusia ini haruslah baik, dalam pengertian
moral maupun kapasitasnya. Faktor ini merupakan unsur pemerintah
daerah yang terdiri dari Kepala Daerah dan DPRD, Aparatur Daerah,
maupun masyarakat daerah yang merupakan lingkungan tempat aktivitas
pemerintahan daerah diselenggarakan.
2. Faktor kedua adalah faktor keuangan
Salah satu ciri daerah otonom adalah terletak pada kemampuan
self supportingnya dalam bidang keuangan. Sumber asli keuangan
daerah yaitu:
a. Pajak dan retribusi daerah
b. Hasil perusahaan daerah dan dinas daerah
c. Hasil daerah lainnya yang sah
3. Faktor ketiga adalah faktor peralatan
Faktor peralatan merupakan sarana pendukung dalam
terselenggaranya aktivitas pemerintah daerah.
4. Faktor keempat adalah faktor organisasi dan manajemen
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tanpa kemampuan organisasi dan manajemen yang baik


penyelenggaraan proses pemerintahaan di daerah tidak akan dapat
dilakukan dengan baik, lancar, efektif, dan efisien.
Apabila keempat faktor dasar tersebut telah dimiliki oleh suatu
Pemerintah Daerah diharapkan timbul kemandirian daerah dalam mengelola
pembangunan di daerahnya terkait dengan otonomi daerah yang luas, nyata,
dan bertanggung jawab. Kemandirian tersebut berupa kemandirian daerah
dalam perencanaan, pengelolan, pembiayaan, dan pengaturan pembangunan
daerah masing-masing. Dengan peningkatan keselarasan hubungan antara
pembangunan daerah dengan potensi dan sumber daya daerah akan mampu
mewujudkan kemandirian daerah. Sehingga daerah mampu untuk
melaksanakan pembangunan di daerahnya sendiri secara bedikari.
Transportasi dan perhubungan merupakan salah satu aspek penting
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan masyarakat termasuk juga
terselenggaranya kegiatan Pemerintahan Daerah. Dimana dalam bidang
tersebut banyak terdapat potensi-potensi yang memberikan income maupun
potensi-potensi yang sangat potensial untuk dikembangkan dan akan
memberikan pemasukan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bertambahnya jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan raya yang
kian hari, kian bulan, dan kian tahun semakin bertambah dan tidak diiringi
dengan bertambahnya jumlah jalan raya yang merupakan sarana atau tempat
melajunya kendaraan menyebabkan suatu ketidakseimbangan. Dimana
dengan ketidakseimbangan tersebut akan menimbulkan kemacetan serta polusi
yang disebabkan asap kendaraan yang tak terkendali. Untuk itu diperlukan
suatu pengaturan terhadapnya sehingga akan mengurangi dampak yang buruk
baik pada masyarakat maupun pada lingkungan. Dimana dengan pengaturan
tersebut diharapkan tidak hanya dapat mengatur hal-hal yang berkaitan dengan
transportasi dan perhubungan saja, tetapi juga diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap penerimaan pendapatan suatu daerah.
Berdasarkan latar belakang tersebut dan untuk mengetahui sejauh mana
peran Dinas Perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

daerah serta potensi-potensi apa saja yang sangat potensial berkembang yang
akan membeikan income kepada Pemerintah Daerah, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul:
“PERAN DINAS PERHUBUNGAN DALAM MENDUKUNG
PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN
MAGELANG.”

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang akan membawa pada pembahasan yang lebih
terarah dari penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Seberapa besar kontribusi Dinas Perhubungan dalam peningkatan
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Magelang?
2. Potensi-potensi apa sajakah yang dapat memberikan dan juga potensial
untuk memberikan income atau pemasukan Pendapatan Asli Daerah
(PAD)?
3. Permasalahan apa sajakah yang timbul dalam upaya peningkatan PAD
oleh Dinas Perhubungan dan bagaimana usaha untuk mengatasi
permasalahan tersebut?

C. Tujuan Penelitian
Adapun dari penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan sebagai
berikut:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui peran Dinas Perhubungan dalam meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Magelang.
b. Untuk mengetahui potensi-potensi apa saja yang dapat
memberikan dan juga potensial untuk memberikan income atau
pemasukan Pendapatan Asli Daerah.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang timbul dalam upaya


peningkatan PAD oleh Dinas Perhubungan dan bagaimana usaha
untuk mengatasi permasalahan tersebut.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk menambah pengetahuan dan aspek hukum dalam teori dan
praktek.
b. Sabagai sarana untuk dapat menyumbangkan gagasan dan
pemikiran guna perkembangan ilmu pengetahuan hukum pada
umumnya.
c. Untuk memperoleh data yang lengkap dan jelas sebagai bahan
untuk menyusun penulisan hukum sebagai persyaratan dalam
mencapai gelar kesarjanan di bidang ilmu hukum di Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu
hukum.
b. Sebagai upaya untuk menambah pengetahuan tentang peran Dinas
Perhubungan dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk memberikan masukan bagi semua pihak yang berkepentingan
serta memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti.
b. Untuk memberikan masukan atau sumbangan pemikiran bagi
pemerintah khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang.

E. Metodologi Penelitian
Di dalam suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan salah satu
faktor yang penting dalam menunjang proses penyelidikan suatu permasalahan
yang akan dibahas. Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan,
mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dilakukan dengan metode ilmiah. (Soetrisno Hadi, 1989 : 4). Penelitian


merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan
konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis, dan konsekuen.
(Soerjono Soekanto, 1986 : 42).
Inti dari pada metodologi dalam setiap penelitian hukum adalah
menguraikan tentang cara bagaimana suatu penelitian hukum itu harus
dilakukan. Metodologi penelitian mempunyai arti:
1. Logika dan penelitian ilmiah.
2. Studi terhadap prosedur dan teknik penelitian.
3. Suatu sistem dari prosedur dan teknik penelitian.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan hukum ini,
maka digunakan metode penelitian yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Metodologi merupakan suatu unsur yang mutlak harus ada dalam penelitian
dan pengembangan ilmu pengetahuan. (Soerjono Soekanto, 1986 : 7).
Metodologi penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memecahkan
masalah yang ada dengan cara mengumpulkan, menyusun, serta
menginterpretasikan data guna menemukan, mengembangkan, atau menguji
kebenaran suatu penelitian ilmiah karena mutu atau nilai validitas dan hasil
penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan metode
ilmiahnya. Sehingga dengan metode yang sesuai maka penelitian dapat
dilaksanakan dengan baik dan dapat mencapai hasil yang diinginkan.
Adapun metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif. Menurut Soerjono
Soekanto penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk
memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan, atau
hipotesa agar dapat membantu dalam memperkuat teori-teori lama atau di
dalam kerangka menyusun teori-teori baru.(Soerjono Soekanto, 1986 : 10).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Maka berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk


menggambarkan dan menguraikan tentang peran Dinas Perhubungan
dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Magelang.
2. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan yang
penulis bahas maka dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi
penelitian di Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang.
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Merupakan sejumlah keterangan atau fakta yang secara langsung
diperoleh melalui penelitian lapangan atau sumber pertama. Adapun
data tentang penelitian ini diperoleh dari Dinas Perhubungan
Kabupaten Magelang sehingga dapat memperoleh hasil yang sebenar-
benarnya dari obyek yang diteliti.
b. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Data
sekunder diperoleh dari literatur, catatan, karya ilmiah, buku,
dokumen, arsip-arsip, peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
4. Sumber Data
Sesuai dengan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka sumber data yang dipakai adalah sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Yang menjadi sumber data primer yaitu semua pihak yang
terkait langsung dengan permasalahan yang diteliti, yang merupakan
sejumlah data, fakta, atau keterangan yang diperoleh langsung dari
lokasi penelitian di Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang.
b. Data Sekunder
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang dapat
menunjang sumber data primer dan mempunyai kaitan erat dengan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sumber data primer. Yang menjadi sumber data sekunder dalam


penelitian ini adalah peraturan perundang-undangan, dokumen-
dokumen, buku-buku, dan literatur-literatur yang mendukung. Menurut
Soejono Soekanto, sumber data sekunder meliputi:
1) Norma atau kaidah dasar yaitu Undang-Undang Dasar 1945.
2) Peraturan Dasar.
a) Batang Tubuh UUD 1945
b) Ketetapan MPR
3) Peraturan perundang-undangan.
a) Undang-undang dan peraturan yang setara
b) Peraturan pemerintah yang setara
c) Keputusan Presiden yang setara
d) Keputusan Menteri yang setara
e) Peraturan Daerah
4) Badan hukum yang tidak dikodifikasikan.
5) Yurisprudensi.
6) Traktat.
a) Bahan Hukum Sekunder
Yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai
bahan hukum primer, misal: buku, literatur.
b) Bahan Hukum Tersier
Yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,
misal: kamus, ensiklopedi.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian yang bersifat deskriptif, maka teknik
pengumpulan data sangat penting untuk memperoleh data yang lengkap
dan relevan. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a. Studi Lapangan
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian secara langsung pada obyek yang diteliti di Dinas
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Perhubungan Kabupaten Magelang. Studi lapangan ini dilakukan


dengan cara:
1) Wawancara
Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data dengan
mengadakan wawancara atau komunikasi secara langsung.
Wawancara ini dilakukan dengan para pejabat atau staf dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Magelang sebagai pihak yang
berkompeten mengenai pokok masalah yang diteliti.
2) Observasi
Observasi yaitu teknik pengumpulan data dimana peneliti
mengadakan penelitian dan mencatat dengan sistematis terhadap
fenomena yang diteliti, atau dengan kata lain membuat deskripsi
lengkap terhadap obyek penelitian sehingga peneliti dapat
memahami dengan cermat.
b. Studi Kepustakaan
Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen,
buku-buku, dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan
pembahasan penelitian. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-
data dengan cara mempelajari:
1) Dokumen-dokumen atau berkas-berkas yang didapat dari Dinas
Perhubungan Kabupaten Magelang.
2) Buku-buku serta bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan
pokok-pokok bahasan penelitian.
6. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam suatu penelitian adalah menguraikan atau
memecahkan suatu masalah yang diteliti berdasarkan data yang diperoleh
kemudian diolah pokok permasalahan yang diajukan terhadap penelitian
yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik
analisa kualitatif data interaktif. Dalam metode interaktif ini komponen
reduksi data dan penyajian data dilakukan bersama dengan pengumpulan
data setelah terkumpul. Tiga komponen tersebut akan berinteraksi untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mendapatkan kesimpulan dan apabila kesimpulan yang didapat dirasa


kurang maka perlu adanya verifikasi dan penelitian kembali dengan
mengumpulkan data di lapangan (HB. Sutopo, 2000 : 8).
Menurut HB. Sutopo, ketiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi Data
Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi
data dari catatan lapangan yang diperoleh melalui wawancara.
b. Penyajian Data
Adalah suatu realita organisasi informasi yang memungkinkan
kesimpulan penelitian yang dilakukan.
c. Kesimpulan dan Verifikasi
Dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami arti berbagai hal
yang ditemui dengan melakukan pencatatan-pencatatan, peraturan-
peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, dan konfigurasi-
konfigurasi yang mungkin, arahan sebab akibat dan preposisi
kesimpulan yang diverifikasi.
Ketiga komponen tersebut saling berkaitan sehingga dengan
aktivitas yang dilakukan melalui siklus antara komponen-komponen akan
diperoleh data yang mewakili dan sesuai dengan permasalahan yang
diteliti. Sehingga apabila dianggap kurang, penulis dapat atau wajib
kembali melakukan pengumpulan data khusus bagi dukungan yang
diperlukan.
Adapun skema kerja analisa interaktif dapat digambarkan sebagai
berikut:
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pengumpulan
Data

Reduksi Penyajian
Data Data

Penarikan
Kesimpulan

Proses analisa interaksi dimulai pada waktu pengumpulan data


penelitian. Penelitian selalu memuat reduksi data dan sajian data. Setelah
data terkumpul, tahap selanjutnya peneliti mulai melakukan usaha
penarikan kesimpulan berdasarkan apa yang terdapat dalam reduksi data
dan sajian data. Apabila data yang ada dalam reduksi dan sajian data
kurang lengkap, maka kita kembali ke tahap pengumpulan data. Sehingga
antara tahap satu dengan tahap yang lain harus terus berhubungan dengan
membuat suatu siklus.

F. Sistematika Penulisan Hukum


Penulisan hukum (skripsi) sebagai suatu karya ilmiah, dalam
penulisannya harus mengikuti suatu sistematika tertentu. Guna memberi
gambaran agar penulisan hukum lebih jelas, maka penulis akan
mengemukakan secara garis besar tentang isi dari penulisan hukum ini
sehingga akan memudahkan dalam mengetahui keseluruhan isinya.
Penulisan hukum ini terbagi dalam empat bab yang setiap bab terbagi
dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman
terhadap keseluruhan hasil penelitian. Adapun sistematika penulisan hukum
ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
F. Sistematika Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
B. Kerangka Pemikiran
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Tentang Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang
1. Sejarah Pembentukan Dinas Perhubungan Kabupaten
Magelang
2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Dinas Perhubungan
Kabupaten Magelang
3. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang
B. Peran Dinas Perhubungan Dalam Peningkatan Pendapatan Asli
Daerah
1. Kontribusi Dari Dinas Perhubungan Dalam Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Magelang
2. Potensi Dari Dinas Perhubungan Yang Dapat Dikembangkan
Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
C. Permasalahan yang Dihadapi dan Usaha Untuk Mengatasinya
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai