Anda di halaman 1dari 33

KELEMBAGAAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT

(BERDASARKAN PP NOMOR 33 TAHUN 2018)

Oleh :

Drs. MUH FIRMANSYAH, M.Si


KASUBDIT FASILITASI GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT

Provinsi Sulawesi Barat


2018

DIREKTORAT DEKONSENTRASI, TUGAS PEMBANTUAN DAN KERJA SAMA

DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEWILAYAHAN


KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
UU 32/ 2004
UU 5/ 1974 Ttg
Ttg Pokok- UU 23/ 2014 Ttg
Pemerintaha Pemerintahan
Pokok
n Daerah Daerah
Pemerintaha (Otonomi
(Otonomi
n di Daerah terbatas)
(Sentralistik)
luwes/
terbatas)
Kekuasaan Pemerintahan
1. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan; (Pasal 4 UUD 1945 dan Pasal 5 UU 23 Thn 2014 ttg
Pemerintahan Daerah)
2. Kekuasaan Pemerintahan diuraikan dlm berbagai urusan
pemerintahan;
3. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, Presiden
dibantu oleh Menteri yg menyelenggarakan urusan
pemerintahan;
4. Utk penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah,
dilaksanakan berdasarkan azas Desentralisasi,
Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan;
5. Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
3
daerah.
KEKUASAAN PEMERINTAHAN

Pasal 8 UU No 23 Thn 2014


1. Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap Penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Daerah provinsi dilaksanakan oleh menteri/kepala lembaga
pemerintah nonkementerian.
2. Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Pusat terhadap penyelenggaraan Urusan
Pemerintahan oleh Daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat.
3. Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) secara
nasional dikoordinasikan oleh Menteri.

PP No 33 Tahun 2018
Tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah
Pusat
(mandat dari Pasal 91 ayat (8) dan Pasal 93 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014)

Pasal 5
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat melaporkan pelaksanaan
tugas dan wewenang kepada Presiden melalui Mendagri
PRINSIP PENGATURAN WEWENANG DAN
PENUGASAN BERDASARKAN AZAS
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH

Kewenangan Pusat
DILAKSANAKAN INSTANSI
PUSAT
Desentralisasi
DISERAHKAN KEPADA DAERAH

WEWENANG Dekonsentrasi
DILIMPAHKAN KEPADA
PEMERINTAH GUBERNUR SELAKU WAKIL
PUSAT PEMERINTAH PUSAT ATAU
INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

Tugas Pembantuan
DITUGASKAN KEPADA DAERAH
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN
Pasal 10 – 12 UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah

URUSAN PEMERINTAHAN

CONCURRENT
URUSAN
ABSOLUT (Urusan bersama Pusat,
PEMERINTAHAN UMUM
(Mutlak urusan Pusat) Provinsi, dan Kab/Kota)

- PERTAHANAN WAJIB/
PILIHAN/OPTIONAL Wawasan
Wawasan Kebangsaan;
Kebangsaan;
OBLIGATORY Ketahanan
- KEAMANAN (Sektor Unggulan) Ketahanan Sosial;
Sosial;
PELAYANAN DASAR Pengamalan
Pengamalan pancasila
pancasila
- MONETER pendidikan; kesehatan; PU & Persatuan
Persatuan dan
dan Kesatuan;
Kesatuan;
- YUSTISI
penataan ruang; perumahan Kelautan & perikanan, Penanganan
Penanganan Konflik
Konflik Sosial;
Sosial;
Rakyat dan kawasan permukiman; Koordinasi
Pariwisata, Pertanian, Koordinasi Pelaksanaan
Pelaksanaan
Trantib umum, dan Linmas, Sosial Tugas
- POLITIK LUAR NEGERI (dilaksanakan dengan SPM) Kehutanan, ESDM, Tugas Antar
Antar Instansi
Instansi di
di
Provinsi/Kab/Kota;
Provinsi/Kab/Kota;
- AGAMA Perdagangan,
NON PELAYANAN DASAR Pengembangan
Pengembangan
perindustrian dan Kehidupan
tenaga kerja; pemberdayaan
Transmigrasi Kehidupan Demokrasi;
Demokrasi;
perempuan & anak, pangan; Pelaksanaan
Pelaksanaan semua
semua urusan
urusan
Pertanahan; Lingkungan Hidup; pemerintahan
pemerintahan yang
yang bukan
bukan
Dukcapil, PMD, penduduk dan kewenangan
KB, perhubungan, kominfo,
kewenangan Daerah
Daerah & & tidak
tidak
Ditangani oleh Instansi
Ditangani oleh Instansi
Koperasi UKM, Penanaman
Vertikal
Vertikal
Modal, PORA, statistik, sandi,
Budaya, perpustakaan, & arsip
KEDUDUKAN DAN PERAN GUBERNUR
GUBERNUR

DAERAH WILAYAH PENYELENGGARA


OTONOM ADMINISTRATIF URUSAN
PEMERINTAHAN UMUM
(Pasal 25 ayat (2) dan
Pasal 26 ayat (2))
Gubernur SWPP

Gub sbg Kepala Daerah

1. Binwas Penyelenggaraan Urusan


Pemerintahan yang Menjadi
Kewenangan Kab/Kota
2. Pembinaan dan pengawasan TP
1. Penyelenggara Urusan
Otonomi Daerah
2. melaksanakanTP K/L
Dibantu
INSTANSI
VERTIKAL
Perangkat Gubernur
SKPD Koordinasi
DASAR HUKUM GWPP

Pada Tahun 2019 sedang disusun


PP 33/2018 tentang PERMENDAGRI tentang
UU 23/2014
Pelaksanaan Tugas Pelaksanaan Peraturan
PASAL 91 – Pasal 93 Pemerintah Nomor 33 Tahun
dan Wewenang GWPP 2018

Pasal 3 ayat (5) PP No 33 Tahun 2018


susunan perangkat GWPP ditetapkan
setelah mendapatkan pertimbangan tertulis
dari menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan
aparatur negara.

Pasal 7 PP No 33 Tahun 2018


laporan dan evaluasi pelaksanaan tugas
GWPP
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI
WAKIL PEMERINTAH PUSAT

TUGAS DAN WEWENANG

1. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan Urusan


pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota dan Tugas Pembantuan
oleh Daerah kabupaten/kota, Presiden dibantu oleh Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah
Pusat (Pasal 91, ayat (1)).
2. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Gubernur mempunyai tugas sebagai
berikut:
a. mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Tugas Pembantuan di
Daerah Kabupaten/Kota (Pasal 91, ayat (2) huruf a);
b. melakukan monitoring, evaluasi, dan supervisi terhadap penyelenggaran Pemerintahan
Daerah Kabupaten/kota yang ada di wilayahnya (Pasal 91, ayat (2), huruf b);
c. memberdayakan dan memfasilitasi Daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya (Pasal 91,
ayat (2), huruf c);
d. melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Kabupaten/Kota tentang RPJPD,
RPJMD, APBD, Perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang
daerah, pajak daerah, dan retribusi daerah (Pasal 91, ayat (2), huruf d);
e. melakukan pengawasan terhadap Perda Kabupaten/Kota (Pasal 91, ayat (2), huruf e);
dan
f. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(Pasal 91, ayat (2), huruf f).
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT

TUGAS DAN WEWENANG

3. Dalam melaksanakan tugas pembinaan dan pengawasan gubernur mempunyai


wewenang sebagai berikut:
1) membatalkan Peraturan Bupati/Wali Kota (Pasal 91, ayat (3), huruf a);
2) memberikan penghargaan atau sanksi kepada Bupati/Wali Kota terkait
dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah (Pasal 91, ayat (3), huruf b);
3) menyelesaikan perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan
antar daerah Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) daerah Provinsi (Pasal 91, ayat
(3), huruf c);
4) memberikan persetujuan terhadap Rancangan Perda Kabupaten/Kota
tentang pembentukan dan susunan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota (Pasal
91, ayat (3), huruf d);
5) melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Pasal 91, ayat (3), huruf e).
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT

TUGAS DAN WEWENANG

Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) gubernur
mempunyai tugas dan wewenang:
1) Menyelaraskan perencanaan pembangunan antar daerah Kabupaten/Kota dan antara
daerah Provinsi dan daerah Kabupaten/Kota di wilayahnya; (Pasal 91, ayat (4), huruf a, UU
23/2014)
2) Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara Daerah provinsi dan
Daerah kabupaten/kota dan antar- Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya; (Pasal
91, ayat (4), huruf b, UU 23/2014)
3) Memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah
Kabupaten/Kota di wilayahnya; (Pasal 91, ayat (4), huruf c, UU 23/2014)
4) Melantik Bupati/Wali Kota; (Pasal 91, ayat (4), huruf d, UU 23/2014)
5) Memberikan persetujuan pembentukan Instansi Vertikal di wilayah provinsi kecuali
pembentukan Instansi Vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan
pembentukan Instansi Vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (Pasal
91, ayat (4), huruf e, UU 23/2014)
6) Melantik Kepala Instansi Vertikal dari kementerian dan lembaga pemerintah
nonkementerian yang ditugaskan di wilayah Daerah provinsi yang bersangkutan kecuali
untuk kepala Instansi Vertikal yang melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala
Instansi Vertikal yang dibentuk oleh kementerian yang nomenklatur secara tegas
disebutkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; (Pasal
91, ayat (4), huruf f, UU 23/2014)
Tugas dan Wewenang GWPP lainnya
Dalam UU nomor 23 Tahun 2014
Selain melaksanakan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) gubernur mempunyai tugas dan wewenang:
1) Menerima pertanggungjawaban Bupati/Wali Kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum untuk diteruskan kepada Menteri;
(Pasal 25, ayat (4), UU 23/2014)
2) Memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Wali Kota yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah; (Pasal 73, UU 23/2014)
3) Memberikan teguran dan sanksi tertulis kepada Bupati/Wali Kota atas laporan DPRD terkait tidak diterimanya penjelasan Kepala
Daerah terhadap penggunaan hak interpelasi; (Pasal 73 ayat (5), UU 23/2014)
4) Mengusulkan pemberhentian Bupati/Walikota kepada Menteri atas laporan dari DPRD Kabupaten/Kota; (Pasal 79 ayat (2), UU
23/2014)
5) Mengusulkan penjabat Bupati/Wali Kota kepada Menteri apabila Bupati/Wali Kota Kota diberhentikan sementara dan tidak ada Wakil
Bupati/Wali Kota; (Pasal 86, ayat (3), UU 23/2014)
6) Menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD Provinsi kepada Menteri dan memberhentikan anggota DPRD Kabupaten/Kota atas
usul pimpinan DPRD Kabupaten/Kota; (Pasal 140, ayat (2),dan Pasal 194, ayat (4), UU 23/2014)  gabungan
7) Menyampaikan nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama calon pengganti antarwaktu kepada Menteri, serta
meresmikan pemberhentian anggota DPRD Kabupaten/Kota dan pengangkatan pengganti antarwaktu anggota DPRD Kabupaten/Kota;
(Pasal 144, ayat (4),dan Pasal 198, ayat (5), UU 23/2014) gabungan
8) Melakukan pembinaan dan pengendalian penataan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota; (Pasal 211 UU 23/2014)
9) Menunjuk penjabat Sekretaris Daerah Provinsi atas persetujuan Menteri dan menyetujui penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
yang ditunjuk Bupati/Wali Kota;; (Pasal 214, ayat (1) dan (2), UU 23/2014)  narasi diubah
10) Mengajukan Perda Kabupaten/Kota tentang pembentukan kecamatan kepada Menteri untuk mendapat persetujuan; (Pasal 221, ayat
(3), UU 23/2014)
11) Membatalkan keputusan Bupati/Wali Kota tentang pengangkatan camat yang tidak sesuai dengan ketentuan; (Pasal 224, ayat (3), UU
23/2014)
12) Mengangkat dan/atau melantik Kepala Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang ditolak diangkat dan/atau dilantik oleh Bupati/Wali Kota;
(Pasal 235, ayat (2), UU 23/2014)
13) Memberikan nomor register terhadap Raperda Kabupaten/Kota yang diajukan oleh Bupati/Wali Kota; (Pasal 242, ayat (2), UU 23/2014)
14) Menyampaikan laporan Perda Kabupaten/Kota yang telah mendapat nomor register secara berkala kepada Menteri; (Pasal 243, ayat
(2), UU 23/2014)
15) Memberikan sanksi kepada Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang masih memberlakukan Perda yang telah
dibatalkan; (Pasal 252, ayat (1), UU 23/2014)
Lanjutan….Tugas dan Wewenang GWPP lainnya
Dalam UU nomor 23 Tahun 2014

16) Memberi sanksi kepada Bupati/Wali Kota yang tidak menyebarluaskan Perda dan Perkada yang telah diundangkan;
(Pasal 254, ayat (2), UU 23/2014)
17) Melakukan pengendalian atas defisit APBD Kabupaten/Kota dengan berdasarkan batas maksimal defisit APBD dan batas
maksimal jumlah kumulatif pinjaman Daerah; (Pasal 306, ayat (2), UU 23/2014)
18) Memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada Bupati/Wali Kota yang tidak mengumumkan informasi
tentang pelayanan publik; (Pasal 348, ayat (1), UU 23/2014)
19) Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak memberikan pelayanan perizinan; (Pasal 350, ayat
(5), UU 23/2014)
20) Melakukan evaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; (Pasal 352,
ayat (2), UU 23/2014)
21) Mengoordinasikan pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat (Pasal 361, ayat (4), UU 23/2014)
22) Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan daerah Kabupaten/Kota dalam satu provinsi;
(Pasal 368, ayat (1), UU 23/2014)
23) Melakukan fasilitasi khusus kepada penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota yang telah dibina namun tidak
menunjukkan perbaikan kinerja; (Pasal 382, ayat (5), UU 23/2014)
24) Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak melaksanakan program strategis nasional; (Pasal
68, ayat (1), UU 23/2014)
25) Memberikan sanksi administratif kepada Bupati/Wali Kota yang tidak mengumumkan informasi pembangunan Daerah
dan informasi keuangan Daerah; (Pasal 394, ayat (3), UU 23/2014)
26) Meresmikan Ketua, Wakil Ketua dan Keanggotaan DPRD Kabupaten/Kota; (Pasal 165, ayat (4) dan Pasal 155, ayat (2), UU
23/2014)
27) Melakukan pembinaan dan pengawasan umum dan teknis terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota; (Pasal 375, ayat (3), UU 23/2014)
28) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal 91, ayat (4),
huruf g)
29) membantu melakukan evaluasi terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentangrencana pembangunan industri serta
pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau perubahan status desa menjadi kelurahan atau kelurahan
menjadi desa. (Permendagri 80 tahun 2015)
PERANGKAT GUBURNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
Pasal 93 UU No. 23 Tahun 2014
(1) Gubernur dalam menyelenggarakan tugas sebagai wakil Pemerintah Pusat dibantu
oleh perangkat gubernur.
(2) Perangkat gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
sekretariat dan paling banyak 5 (lima) unit kerja.
(3) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dipimpin oleh sekretaris
gubernur.
(4) Sekretaris daerah provinsi karena jabatannya ditetapkan sebagai sekretaris
gubernur.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan organisasi, tugas, dan fungsi perangkat
gubernur diatur dalam peraturan pemerintah.

PP 33 Tahun 2018
Pasal 2
Perangkat GWPP dilaksanakan oleh perangkat daerah provinsi.
Pasal 3
(1) Sekretariat bertugas mendukung pelayanan administrasi keuangan, perencanaan,
dan umum.
(2) Unit kerja membantu pelaksanaan tugas dan wewenang GWPP pada bidang:
a. pemerintahan;
b. hukum dan organisasi;
c. keuangan;
d. perencanaan; dan
e. pengawasan.
MUATAN RANCANGAN PERMENDAGRI
ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT GWPP
MUATAN RANCANGAN PERMENDAGRI
ORGANISASI DAN TATA KERJA
Lanjutan....MUATAN RANCANGAN PERMENDAGRI
ORGANISASI DAN TATA KERJA

Catatan:
Nomenklatur sesuai dengan Permendagri Nomor 56 Tahun 2019 tentang SOTK Setda
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
PERANGKAT GWPP

SEKRETARIAT PERANGKAT GWPP

1. Sekretariat mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif dan


teknis kepada semua unsur di lingkungan perangkat gubernur.

2. Sekretariat Perangkat Gubernur menyelenggarakan fungsi:


a. koordinasi dan penyusunan program dan anggaran dengan seluruh
Divisi pada Perangkat Gubernur;
b. pelaksanaan pengelolaan keuangan;
c. pengelolaan tata usaha serta pengelolaan data dan informasi;
d. penyusunan laporan kinerja dan keuangan.
e. Melaksanakan tugas lain dari pimpinan.
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN
TUGAS:
Unit kerja bidang pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
gubernur pada bidang pemerintahan
FUNGSI:
a. memberikan rekomendasi persetujuan pembentukan instansi vertikal di wilayah provinsi kecuali
pembentukan instansi vertikal untuk melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan
pembentukan instansi vertikal oleh kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan
dalam UUD 1945
b. koordinasi kegiatan pelantikan kepala instansi vertikal dari Kementerian dan LPNK yang
ditugaskan di daerah provinsi yang bersangkutan kecuali untuk kepala instansi vertikal yang
melaksanakan urusan pemerintahan absolut dan kepala instansi vertikal yang dibentuk oleh
kementerian yang nomenklaturnya secara tegas disebutkan dalam UUD1945
c. membantu pelantikan bupati/wali kota
d. memberikan rekomendasi penyelesaian perselisihan dalam penyelenggaraan fungsi
pemerintahan antar Daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) Daerah provinsi.
Fungsi lainnya (11):
a. membantu menerima pertanggungjawaban bupati/wali kota dalam melaksanakan urusan
pemerintahan umum untuk diteruskan kepada Menteri
b. membantu mengevaluasi kinerja pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota
c. memberikan rekomendasi pemberhentian bupati/wali kota kepada Menteri atas laporan dari
DPRD kabupaten/kota
Lanjutan ....URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG PEMERINTAHAN

d. memberikan rekomendasi penjabat bupati/wali kota kepada Menteri apabila bupati/wali


kota kota diberhentikan sementara dan tidak ada wakil bupati/wali kota
e. memberikan rekomendasi pemberhentian anggota DPRD provinsi kepada Menteri dan
pemberhentian anggota DPRD kabupaten/kota atas usul pimpinan DPRD
kabupaten/kota
f. penyampaian nama anggota DPRD provinsi yang diberhentikan dan nama calon
pengganti antarwaktu kepada Menteri, serta rekomendasi pengangkatan pengganti
antarwaktu anggota DPRD kabupaten/kota
g. memberikan rekomendasi peresmian ketua, wakil ketua dan keanggotaan DPRD
kabupaten/kota
h. memberikan rekomendasi penunjukan penjabat sekretaris daerah provinsi untuk
persetujuan Menteri dan persetujuan penjabat sekretaris daerah kabupaten/kota yang
ditunjuk bupati/wali kota
i. memberikan rekomendasi pengangkatan dan/atau pelantikan kepala perangkat daerah
kabupaten/kota yang ditolak diangkat dan/atau dilantik oleh bupati/wali kota
j. membantu pemantauan dan evaluasi terhadap kerjasama yang dilakukan Daerah
kabupaten/kota dalam satu provinsi
k. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG HUKUM DAN ORGANISASI
TUGAS:
Unit kerja bidang hukum dan organisasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas gubernur pada bidang hukum dan organisasi
FUNGSI:
a. memberikan rekomendasi pembatalan peraturan bupati/wali kota
b. memberikan rekomendasi persetujuan terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentang
pembentukan dan susunan perangkat daerah kabupaten/kota
c. membantu melakukan pengawasan terhadap perda kabupaten/kota
d. membantu melakukan pembinaan dan pengendalian penataan perangkat daerah
kabupaten/kota
Fungsi lainnya (6):
a. memberikan rekomendasi perda kabupaten/kota tentang pembentukan kecamatan kepada
Menteri untuk mendapat persetujuan
b. memberikan rekomendasi pembatalan keputusan bupati/wali kota tentang pengangkatan camat
yang tidak sesuai dengan ketentuan
c. membantu memberikan nomor register terhadap raperda kabupaten/kota yang diajukan oleh
bupati/wali kota
d. membantu menyampaikan laporan perda kabupaten/kota yang telah mendapat nomor register
secara berkala kepada Menteri
e. membantu melakukan evaluasi terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentangrencana
pembangunan industri serta pembentukan, penghapusan, penggabungan, dan/atau perubahan
status desa menjadi kelurahan atau kelurahan menjadi desa
f. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG KEUANGAN
TUGAS:
Unit kerja bidang keuangan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
gubernur di bidang keuangan

FUNGSI:
a. membantu melakukan evaluasi terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentang
APBD, perubahan APBD, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, tata ruang daerah,
pajak daerah dan retribusi daerah sesuai peraturan perundang-undangan
b. membantu memberikan rekomendasi atas usulan DAK pada Daerah kabupaten/kota
di wilayahnya
c. membantu pemberdayaan dan memfasilitasi Daerah kabupaten/kota

Fungsi lainnya (3):


a. membantu melakukan fasilitasi khusus kepada penyelenggaraan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota yang telah dibina namun tidak menunjukkan perbaikan kinerja yang ada
di wilayahnya
b. membantu melakukan pengendalian atas defisit APBD kabupaten/kota dengan
berdasarkan batas maksimal defisit APBD dan batas maksimal jumlah kumulatif
pinjaman Daerah
c. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG PERENCANAAN
TUGAS:
Unit kerja bidang perencanaan melaksanakan sebagian tugas gubernur di bidang
perencanaan

a. membantu penyelarasan perencanaan pembangunan antar Daerah kabupaten/kota dan antara


Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota di wilayahnya
b. membantu pengoordinasian kegiatan pemerintahan dan pembangunan antara Daerah provinsi
dan Daerah kabupaten/kota dan antar Daerah kabupaten/kota yang ada di wilayahnya
c. membantu melakukan evaluasi terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentang RPJPD dan
RPJMD
d. membantu pengoordinasian pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan
di daerah Kabupaten/Kota
Fungsi lainnya (3):
a. membantu pengoordinasian pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
b. membantu pengoordinasian teknis pembangunan antara Daerah provinsi dan Daerah
kabupaten/kota dan antar Daerah kabupaten/kota lingkup Daerah provinsi
c. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
URAIAN TUGAS DAN FUNGSI (RANCANGAN PERMENDAGRI)
UNIT KERJA BIDANG PENGAWASAN
TUGAS:
Unit kerja bidang pengawasan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas gubernur di
bidang pengawasan
FUNGSI:
a. membantu memberikan penghargaan atau sanksi kepada bupati/wali kota terkait dengan penyelenggaraan
pemerintahan daerah
b. membantu melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintahan
kabupaten/kota yang ada diwilayahnya
Fungsi lainnya (9):
a. membantu memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada bupati/wali kota yang tidak
menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah
b. membantu memberikan teguran dan sanksi tertulis kepada bupati/wali kota atas laporan DPRD terkait tidak
diterimanya penjelasan kepala daerah terhadap penggunaan hak interpelasi
c. membantu memberikan sanksi kepada penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten/kota yang masih
memberlakukan perda yang telah dibatalkan
d. membantu memberikan sanksi kepada bupati/wali kota yang tidak menyebarluaskan perda dan perkada
yang telah diundangkan
e. membantu memberikan sanksi administrasi berupa teguran tertulis kepada bupati/wali kota yang tidak
mengumumkan informasi tentang pelayanan publik
f. membantu memberikan sanksi administratif kepada bupati/wali kota yang tidak memberikan pelayanan
perizinan
g. membantu memberikan sanksi administratif kepada bupati/wali kota yang tidak melaksanakan program
strategis nasional
h. membantu memberikan sanksi administratif kepada bupati/wali kota yang tidak mengumumkan informasi
pembangunan daerah dan informasi keuangan daerah
i. melaksanakan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
PENDANAAN
Pasal 91 UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

(5) Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang gubernur


sebagai wakil Pemerintah Pusat dibebankan pada APBN.
(8) Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang
serta hak keuangan gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 4 PP 33 Tahun 2018


(1) Pendanaan pelaksanaan tugas dan wewenang
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat dibebankan
pada anggaran pendapatan dan belanja negara dengan
memperhatikan kemampuan keuangan negara.
(2) Pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan bagian dari anggaran kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
25
negeri
melalui mekanisme dekonsentrasi.
PERKEMBANGAN PENDANAAN DEKONSENTRASI PERAN GUBERNUR
SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
TAHUN 2011 - 2019

Tahun SKPD Pagu Anggaran

2011 33 Provinsi 211.914.610.000


2012 33 Provinsi 191.885.510.000
2013 33 Provinsi 119.930.500.000
2014 33 Provinsi 25.000.000.000
2015 33 Provinsi 23.712.812.000
2016 34 Provinsi 7.563.654.000
(pagu setelah self blocking)
2017 33 Provinsi 9.000.000.000
2019 34 Provinsi 9.000.000.000
2019 34 Provinsi 7.000.000.000
EVALUASI PENYEBAB MENURUNNYA PENDANAAN DEKONSENTRASI
PERAN GWPP (2011 – 2019)

1. Keterbatasan alokasi anggaran APBN


2. Optimalisasi anggaran pada hampir semua Kementerian/Lembaga
3. Perencanaan anggaran pada Kementerian/Lembaga berdasarkan bukan lagi
“money follow function” tapi berdasarkan “money follow program priority”
4. Besaran alokasi anggaran GWPP selama ini hanya berdasarkan alokasi
angaran Ditjen BAK Kemendagri bukan “on top”
5. Kemenkeu dan Bappenas akan mengalokasikan anggaran dan program
pelaksanaan tugas GWPP sepanjang hal tersebut telah mempunyai
landasan regulasi yang memerintahkan (on top)
6. Kurang maksimalnya pelaksanaan dekonsentrasi peran GWPP dilihat dari
aspek laporan penyerapan anggaran (akuntabilitas) dan kinerja
pelaksanaan (manajerial)
UPAYA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDANAAN KEGIATAN
DEKONSENTRASI PERAN GWPP
1. Telah menyusun analisa kebutuhan pendanaan APBN atas pelaksanaan tugas dan wewenang
GWPP yang pembahasannya telah dilaksanakan pada tahun 2018 yang lalu dengan
melibatkan pemerintah daerah provinsi dan Kementerian/Lembaga terkait.
2. Telah disampaikan Surat Menteri Dalam Negeri kepada Menteri Keuangan Nomor
120/10162/SJ tanggal 21 November 2018 hal Usulan tambahan pendanaan pelaksanaan tugas
dan wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat melalui APBN sebesar
Rp.225.326.875.500,- (dua ratus dua puluh lima milyar tiga ratus dua puluh enam juta delapan
ratus tujuh puluh lima ribu lima ratus rupiah) yang dialokasikan untuk 34 provinsi melalui
mekanisme dekonsentrasi
3. Pembiayaan tersebut di atas, diprioritaskan pada 6 tugas dan wewenang GWPP yang meliputi
pembiayaan terhadap kegiatan:
a. Pengawasan terhadap perda kabupaten/kota;
b. Memberikan penghargaan atau sanksi kepada Bupati/Walikota terkait dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
c. Pemberian persetujuan terhadap rancangan perda kabupaten/kota tentang pembentukan
dan susunan perangkat daerah kabupaten/kota;
d. Pemberian rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah
kabupaten/kota di wilayahnya;
e. Monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap penyelenggaraan pemerintahan
kabupaten/kota yang ada di wilayahnya.
f. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di
kabupaten/kota.
Namun setelah dilakukan pembahasan dengan Kemenkeu dan Bappenas (Trilateral Meeting),
yang disetujui oleh Kemenkeu hanya sebesar Rp. 109.837.404.000.
Pembiayaan tersebut di atas, diprioritaskan pada 8 tugas dan wewenang GWPP yang meliputi
pembiayaan terhadap kegiatan:
a. Monitoring dan evaluasi kerja sama yang dilaksanakan oleh kab/kota dalam satu provinsi;
b. Evaluasi laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kab/kota;
c. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah kab/kota di
wilayahnya;
d. Pengawasan Perda Kab/kota;
e. Mengevaluasi kinerja pelayanan publik pemerintah daerah kab/kota terkait penyelenggaraan
perizinan dan nonperizinan;
f. Mengoordinasikan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah
kab/kota;
g. Mengoordinasikan kegiatan pemerintahan dan pembangunan antar daerah provinsi dan daerah
kab/kota dan antar daerah kab/kota yang ada di wilayahnya;
h. Pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah kab/kota;
Lanjutan... UPAYA DALAM RANGKA MENINGKATKAN PENDANAAN
KEGIATAN DEKONSENTRASI PERAN GWPP

4. Akan dilakukan evaluasi setiap tahun untuk penambahan tugas GWPP yang
akan dialokasikan
5. Diupayakan dekonsentrasi peran GWPP masuk dalam Prioritas Nasional,
sehingga dari aspek pembiayaan mengalami peningkatan yang signifikan,
tentu saja diikuti dengan output dan outcome yang harus dicapai
6. Mensinergikan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan GWPP antar
komponen pembina lingkup Kemendagri
MUATAN RANCANGAN PERMENDAGRI
PELAPORAN DAN EVALUASI

 Pelaporan
• Memuat kewajiban pelaporan pelaksanaan tugas dan wewenang Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri.
• Laporan GWPP meliputi aspek manajerial (pelaksanaan tugas dan wewenang)
serta aspek akuntabilitas (keuangan). Laporan GWPP disampaikan paling lambat
2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir, serta disusun berdasarkan format
dan instrumen yang telah ditetapkan oleh Menteri.

 Evaluasi
Memuat Evaluasi trhadap GWPP yang dilaksanakan Kemendagri dengan melibatkan
Kementerian/Lembaga terkait. Objek yang dievaluasi adalah aspek perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan kegiatan GWPP.
MUATAN RANCANGAN PERMENDAGRI
MEKANISME PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

 Pendanaan (bottom up)


• Memuat pendanaan GWPP melalui APBN dengan mekanisme
dekonsentrasi Kementerian Dalam Negeri.
• Penyusunan Program, Kegiatan dan anggaran dimulai dari
setiap anggota unit kerja.
• Dokumen perencanaan disampaikan kepada Sekretariat
Gubernur untuk dikompilasi dan diinventarisir.
• Dokumen perencanaan selanjutnya disampaikan kepada
Kementerian Dalam Negeri c.q Ditjen Bina Administrasi
Kewilayahan.

Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan memproses dokumen


perencanaan sesuai ketentuan yang berlaku.
TERIMA KASIH

S U M AT E R A
K A L IM A N T A N

IR IA N J A Y A

JAVA

Anda mungkin juga menyukai