Anda di halaman 1dari 8

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA
------------

Nomor : HM.02.00/1977/DPDRI/IX/2023 Jakarta, 29 September 2023


Lampiran : 1 (satu) berkas Kepada Yth.
Perihal : Kegiatan Anggota DPD RI di Daerah 1. Gubernur Kalimantan Tengah
Pemilihan dan Tempat Lain 2. Bupati/Wali Kota di Provinsi Kalimantan Tengah
di-
Tempat
Dengan hormat kami sampaikan bahwa Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dari
Provinsi Kalimantan Tengah atas nama:
1. Yth. Bapak Dr. Agustin Teras Narang, S.H.
2. Yth. Bapak H. Muhammad Rakhman, S.E., S.T.
3. Yth. Bapak Habib Said Abdurrahman
4. Yth. Ibu Hj. Yustina Ismiati, S.H., M.H.
akan melaksanakan tugas ke daerah pemilihan dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas konstitusional di
daerah pemilihan masing-masing. Pelaksanaan tugas dimulai tanggal 30 September 2023 sampai
dengan 29 Oktober 2023, dengan ruang lingkup sebagai berikut:
1. Sosialisasi lembaga DPD RI serta produk yang telah dihasilkan, tugas konstitusional legislasi,
pertimbangan anggaran dan pengawasan serta upaya penguatan lembaga dalam perspektif
efektivitas otonomi daerah;
2. Agenda prioritas dari Komite masing-masing Anggota DPD RI:
a. Komite I
Inventarisasi materi Pengawasan atas pelaksanaan: 1) Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara; 2) Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional; 3) Tahapan Persiapan Pemilu dan Pilkada Serentak Tahun 2024; 4) Undang –
Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan; 5) Undang- Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa; 6) Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional
Indonesia.
b. Komite II
Inventarisasi materi Pengawasan atas pelaksanaan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.
c. Komite III
Inventarisasi materi Pengawasan atas pelaksanaan: 1) Undang- Undang Nomor 40 Tahun 2009
tentang Kepemudaan; 2) Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
d. Komite IV
Inventarisasi materi Pengawasan atas pelaksanaan: 1) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara (dalam rangka pengayaan materi untuk persiapan pembahasan
Rancangan Undang- Undang tentang Pengelolaan Aset Daerah yang diusulkan Komite IV Tahun
2024); 2) Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dengan Pemerintahan Daerah (difokuskan pada Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah); 3) Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan
(difokuskan pada temuan Aset di Daerah).
3. Pemantauan terhadap Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
2023 dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) 2024.
4. Perlu kami sampaikan bahwa, jika terdapat hal-hal yang secara spesifik dan mendesak terkait
permasalahan daerah, mohon dapat disampaikan kepada Dewan Perwakilan Daerah Republik
Indonesia dengan formulir sebagaimana terlampir untuk kami tindak lanjuti.
Sehubungan dengan itu, kami mohon dukungannya untuk kelancaran interaksi kegiatan dengan
kantor/unit dinas serta Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota agar dapat memberikan
manfaat bagi kepentingan dan kemajuan daerah.
Atas perhatian dan kerja samanya, kami sampaikan terima kasih.

Ditandatangani secara elektronik oleh:


a.n Pimpinan DPD RI
Sekretaris Jenderal
Dr. Rahman Hadi, M.Si.
NIP. 196909141990031004

Tembusan Yth.:
1. Pimpinan DPD RI;
2. Anggota DPD RI Provinsi Kalimantan Tengah;
3. Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Tengah;
4. Kapolda Kalimantan Tengah;
5. Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah;
6. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Tengah;
7. Kepala Kantor Kantor DPD RI di Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Lampiran Surat
Nomor : HM.02.00/1977/DPDRI/IX/2023
Tanggal : 29 September 2023

FORMULIR PENYAMPAIAN PERMASALAHAN DAERAH

INSTANSI/LEMBAGA YANG
NO PERMASALAHAN RELEVAN UNTUK KETERANGAN
MENANGANI
1.
2.
3.
4.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
BADAN URUSAN LEGISLASI DAERAH
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
PADA MASA KEGIATAN ANGGOTA DPD RI DI DAERAH PEMILIHAN
MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2023-2024

TEMA
PEMANTAUAN DAN EVALUASI TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) TAHUN 2024

BULD
2023
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------

PEMANTAUAN DAN EVALUASI


RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DAERAH
BADAN URUSAN LEGISLASI DAERAH
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
PADA MASA KEGIATAN ANGGOTA DPD RI DI DAERAH PEMILIHAN
MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2023-2024

A. KERANGKA MATERI
Upaya BULD untuk melakukan pemantauan terhadap Rancangan Perda
APBD adalah dalam rangka mendalami lebih lanjut permasalahan daerah
berkaitan dengan pelaksanaan UU HKPD, dan dalam rangka untuk melihat
tingkat demokratisasi di daerah serta pengaruhnya pada keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah. Ada tiga aspek yang hendak dilihat oleh anggota
BULD dalam rangka melakukan pemantauan di daerah pemilihan pada periode
reses Masa Sidang I Tahun Sidang 2023-2024.

Pertama, dalam konteks kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah


mendorong kebijakan populis. Arus kebijakan ini menargetkan masyarakat
miskin dan membutuhkan. Beberapa program, seperti jaminan kesehatan,
pendidikan, dan pemenuhan pelayanan mendasar lain secara agregat memang
mengalami perbaikan di era otonomi daerah.

Kedua, Komitmen kepala daerah. Dari temuan kegiatan temu konsultasi


Pusat-Daerah di Bali dan Sumatera Selatan, komitmen kepala daerah
merupakan narasi yang ditemukan sebagai kata kunci. Komitmen kepala
daerah dihubungkan pada tiga isu penting di dalam otonomi daerah. Pertama,
komitmen terhadap stabilitas politik dan ketertiban, serta suksesnya
implementasi program-program daerah, antara lain seperti program
pengentasan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup, infrastruktur,
pendidikan, dan kesehatan. Kedua, mewujudkan pemerintahan yang
transparan, bersih, dan bebas korupsi. Terakhir, komitmen terhadap
kemudahan berusaha dan birokrasi yang menopang kemudahan usaha
tersebut.

1
Ketiga, inovasi daerah adalah kunci kemajuan daerah. Dari temuan yang
muncul di temu konsultasi Pusat-Daerah di Bali dan Sumatera Selatan, inovasi
daerah merupakan pesan kunci yang ditemukan, dan berkorelasi dengan
kemajuan daerah. Kemajuan suatu daerah ditopang seberapa maju inovasi
daerah yang sudah terimplementasi. Namun, inovasi daerah kerap kali juga
terbentur dengan permasalahan fundamental, yakni kapasitas birokrasi daerah
yang berkorelasi terhadap kualitas sumber daya manusia, dan kapasitas
keuangan daerah, yang berkorelasi terhadap daya dukung pendanaan
program-program inovasi daerah. Konteks ini akan bersingungan erat dengan
ketentuan mandatory spending sebagaimana diatur dalam UU HKPD yang
secara tegas mengatur kewajiban daerah untuk mengalokasikan dalam APBD
mulai tahun 2024 mengenai:
a. alokasi belanja pegawai Daerah di luar tunjangan guru, yang dialokasikan
melalui TKD paling tinggi 30% (tiga puluh persen) dari total belanja APBD
[Pasal 146 ayat (1) UU HKPD]; dan
b. alokasi belanja infrastruktur pelayanan publik, yakni paling rendah 40%
(empat puluh persen) dari total belanja APBD di luar belanja bagi hasil
dan/atau transfer kepada Daerah dan/atau desa. [Pasal 147 ayat (1) UU
HKPD].

B. TUJUAN
Dalam rangka pemantauan terhadap ranperda/perda tentang APBD, BULD
menugaskan Anggota BULD untuk melakukan pemantauan terhadap
Rancangan Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah tentang APBD,
khususnya untuk mendapatkan data-data di daerah yang berkaitan dengan:

1. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran


Sementara (PPAS) Provinsi;
2. Kebijakan prioritas masing-masing daerah;
3. Kebijakan pengelolaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana transfer daerah;
4. Kebijakan Alokasi Anggaran dan mandatory spending.

C. OUTPUT
Terhimpunnya data-data yang diperoleh dari daerah berkaitan dengan:
1. Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) Provinsi;
2. Kebijakan prioritas masing-masing daerah;
3. Kebijakan pengelolaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA),
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Transfer Daerah;
4. Kebijakan Alokasi Anggaran dan mandatory spending.

2
D. WAKTU DAN BENTUK KEGIATAN
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada masa kegiatan Anggota DPD RI di
daerah pemilihan (reses) antara tanggal 30 September 2023 s.d. 29
Oktober 2023.
2. Kegiatan dilaksanakan melalui kunjungan/pertemuan dengan pemangku
kepentingan di daerah, yang difokuskan pada:
a. Ketua DPRD/ex officio Ketua Badan Anggaran DPRD Provinsi.
b. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)/Badan
Pendapatan Daerah (Bapenda) Sekretariat Daerah Provinsi/OPD
sejenis); dan
c. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi.

E. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT:


1. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
2. UU Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

F. PENGANTAR MATERI
Pengantar materi pemantauan dan evaluasi terhadap Rancangan Peraturan
Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2024
dapat diunduh melalui tautan berikut: https://t.ly/ZBL7Z?r=qr

G. MATERI DAN PENGINPUTAN DATA:


Penginputan data mengenai Materi Pemantauan dan
Evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Daerah tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun
2024 dapat diunduh melalui tautan berikut:
https://t.ly/FpnRj?r=qr atau Scan QR code berikut:

3
DAFTAR PERTANYAAN

A. Ketua DPRD/Ex Officio Ketua Badan Penganggaran DPRD Provinsi

1. Dalam rangka melaksanakan fungsi anggaran untuk bersama-sama dengan


kepala daerah menetapkan APBD, kebijakan politik anggaran seperti apa yang
akan diambil dan menjadi landasan DPRD dalam pembahasan penyusunan
APBD bersama dengan kepala daerah dalam rangka menyikapi Kebijakan
Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang
merupakan kebijakan kepala daera dan menjadi acuan dalam pembahasan
penyusunan APBD?

2. Langkah-langkah politik seperti apa yang akan diambil oleh DPRD dalam
rangka mengawal pelaksanaan mandatory spending terhadap Belanja
Pegawai dan Belanja Infratsruktur Pelayanan Publik sebagaimana tercantum
dalam UU HKPD serta kaitannya dalam rangka mewujudkan konstruksi APBD
yang efektif dan efisien dalam mendorong pembangunan daerah dalam
pembahasan rancangan APBD bersama dengan kepala daerah?

3. Dalam kerangka mewujudkan kemandirian fiskal daerah, langkah politik apa


yang akan menjadi landasan DPRD dalam pembahasan penyusunan APBD
bersama dengan kepala daerah, utamanya dalam rangka mengawal
pengalokasian terhadap sektor-sektor yang memiliki potensi untuk dapat
meningkatkan PAD?

4. Bagaimana DPRD menyikapi dalam hal terdapat Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran (SiLPA) untuk kemudian dicantumkan dalam rancangan APBD?

5. Dalam rangka mengawal kehidupan demokrasi di daerah, bagaimana DPRD


menyikapi pengalokasian anggaran Pilkada dalam pembahasan rancangan
APBD Tahun 2024 bersama dengan kepala daerah?

6. Dalam rangka menciptakan ruang partisipasi dalam proses pembahasan


rancangan APBD 2024, kebijakan apa yang akan atau telah diterapkan oleh
DPRD guna menciptakan ruang partispasi publik dalam proses pembahasan
rancangan APBD Tahun 2024 sebagai langkah awal mewujudkan ABPD yang
memiliki perspektif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daerah?

Anda mungkin juga menyukai