ESDA s25PLK
ESDA s25PLK
Lecture-5
Resource Scarcity & Backstop
Technology & Kelola Lingkungan
NATURAL RESOURCE
TRANSFORMATION CONCEPT
Macro-policy Perspective
VALUASI SDA-L
Stage 1
1. Choose the appropriate assessment approach (impact analysis, partial valuation,
total valuation); Tentukan pendekatan kaji yg tepat-guna (sekedar analisis dampak,
analisis parsial, ataukah valuasi penuh)
Stage 2
2. Define the wetland area and specify the system boundary between this area and the
surrounding region; Tetapkan lingkup & batas kawasan ‘lahan-basah’ sasaran.
3. Identify the components, functions and attributes of the wetland ecosystem and rank
them of importance (e.g., High, medium, low); Kenali semua komponen, fungsi &
atribut dari ekosistem itu lalu beri harkat kepentingannya (tinggi, sedang, rendah).
4. Relate the components, functions and attributes to the type of use value (e.g., direct
use, indirect use and non-use); Pilah setiap komponen, fungsi, dan atribut kedalam
kelompok pakai-langsung, pakai tak-langsung, dan nir-pakai.
5. Identify the information required to assess each form of use (or non-use) which is to
be valued and how to obtain the data; Pastikan jenis informasi dan cara mendapatkan
data pendukung untuk keperluan valuasi terhadap setiap butir guna tadi.
Stage 3
6. Use available information to quantify economic values, where possible; Gunakan
informasi yg ada untuk sebisa mungkin menetapkan nilai ekonomi.
7. Implement the appropriate appraisal method, e.g., Cost-benefit analysis (CBA).
Gunakan metoda perhitungan yang sesuai (misalnya CBA)
Aneka Pasal Nilai Penuh Manfaat Suatu
Ekosistem Hutan
Nilai Pakai Nilai Nir-Pakai
KAWASAN
- pemukiman
PERHATIKAN ADA LANGKAH PENATAAN
RUANG YG SANGAT MEMERLUKAN ESDA-L
Suatu ruang tidak
cocok untuk Dikonservasi
kegiatan
Ada kegiatan yg
merugikan kegiatan Dijauhkan
lain
Lokasi kegiatan
bisa mengun-
tungkan atau me- Diserasikan
rugikan kegiatan
ditempat lain
Cadangan
Paramarginal
Subeconomis
Submarginal
PA- S1 S2 S3
“sialan” “sia-sia” “siasat”
PAo S4 S5 S6
“skeptis” “statis” “strategis”
PA+ S7 S8 S9
“sukarela” “sukaria” “suka idaman”
Keterangan:
KM = Kemakmuran masyarakat
PA = Pelestarian alam
Batang
Karung (sebagai Nibung
klep otomatis)
Berkah dari BST
Ketika harga SDA yang makin mahal ini mencapai tingkat ongkos marjinal
peng-galian SDA sejenis lain sbg substitutnya, maka terjadilah 3 hal sebagai
berikut:
(1) Penggeseran teknis, dari pemanfaatan SDA relatif langka ke SDA “baru”
yang masih berlimpah disebut “back stop technology” (BST).
(2) Penggeseran teknis, dari pemanfaatan SDA relatif langka ke SDA “baru”
yang masih berlimpah disebut “back stop technology” (BST).
(3) Pergeseran ekonomis, bahwa ancaman kelangkaan SDA secara fisik telah
distop untuk kemudian jadi sekedar kelangkaan ekonomis saja.
(4) Pertumbuhan rente ekonomi semu (quasi-rent) atau royalti yang luar
biasa pada SDA langka ekonomi itu sewaktu-waktu terjadi. Khususnya
apabila pada suatu ketika terjadi “kerinduan” terhadap SDA semula
KELANGKAAN RELATIF TERKAIT BST
H arga
MC a
Ha MC b
Waktu (t)
INGAT TEORI HARGA POKOK
.
(1) Produksi pada tingkat Harga Produk = Biaya Marjinal atau HP=BM
(2) Produksi hanaya ketika HP > BVR,
Dimana:
BM = Biaya tambahan karenakan memproduksi 1 satuan produk
tambahan.
Y adalah jumlah total produksi
*Lihat Teori Ekonomi Mikro & Ekonomi Produksi” (misal Doll, J.P & F. Orazem. 1978. Production Economics”
atau Varian, H.R. 1978. Microeconomic Analysis).
KONSEP TOTAL LABA MAKSIMUM DALAM
EKONOMI PASAR EKSPLOITASI SDA
Rp.
BM
Hy BTR
Laba BVR
Biaya
Variabel
Rata-rata
Y
0 Qy
• Uraian matematis disini lebih banyak dikutip dari buku Resource and
Environmental economics ditulis Fisher, AC (1987). Cambridge
University Press.
• Jika dihubungkan dengan SDA semula yang harganya telah
mencapai tingkat semahal MCb, maka tampak royalti SDA semula
(Po – MC) adalah:
• Pσ - MC
• Po – MC = -------------
• (1 + r) σ
• MCb – MC
• Po – MC = ----------------- … (2)
• (1 + r ) σ
• Akibatnya dapat dipahami lebih lanjut bahwa pertumbuhan royalti
dari SDA semula (yakni Po – MC) sesungguhnya mengikuti tingkat
bunga (r). perhatikan hal ini dari hubungan (2), dimana dapat di-
ketahui Po sebagai tingkat harga SDA semula pada saat awalnya.
Ini berarti pada suatu saat tertentu (t) tingkat harga SDA semula
adalah:
• (MCb - MC)
• Pt = MC + ------------------- … (3)
• (1 + r)σ-t
SUPK BERSIFAT HOLISTIK-TERPADU-SISTEMIK,
WAWASAN KERAKYATAN-KELESTARIAN-KEBERKATAN
(SDM Sejahtera, LH Lestari & Usaha Berkembang)
(Hevea brasiliensis)
AKASIA Acacia
mangium KARET RAKYAT
Arang Barang
PULP setengah
Kayu
jadi .
.
Masyarakat Pangrajin K.P
non-Akasia ke Akasia
Kilang Kilang Kayu
PT. TEL
Arang Kayu MHP
Kilang Kayu Swasta /
Koperasi
Kayu Kayu
Acacia Kayu
Acaci Pertkgn
&Pertkgn
a Acacia Acacia
MHR
(Mengelola Program
PT-MHP Hutan
PT. TEL Agrotrisula
PT. TEL
+ MHBM Rakyat)PT. TEL ”horti-ikan-
Jalur hijau & hitam kini (Mengelola
sudah berjalan; jalur kuning Hutan Bersama
ternak” cepat
baru tahap uji-coba Masyarakat)
(Agustony &Sjarkowi, F.
KOMITMEN PENGELOLAAN DI TINGKAT MAKRO WILAYAH
(Contoh: Rancangan ‘P3RAKP’(Program Lembaga Pemberlanjutan Potensi &
Revitalisasi Aset Kehutanan Propinsi
Cegah
CDP BDP
*Prg. Bina LSM *Prg. Bina UKM
Distorsi
berbasis desa. berbasis SDA-x
sosial & *Prg. Bina Usaha *Prg. Bina Usaha
disintegrasi berpola intensif bernilai tambah
Y P *Prg. Bina daya
bangsa *Prg. Bina Kope-
A e masyarakat rasi desa
Y d
A e
S s
A a
N a
n IDP Simpati pasar Local
*Prg.Bina nasional & inter- Prosperity
THANK YOU
EPR’03