Indirect
Direct Options Bequest Existence
Use
Use Value Values Values Values
Values
Value of
Outputs that Future Value from knowledge
leaving use
can be Functional direct and of continued
and non-use
consumed benefits indirect use existence, based on
values for
directly values e.g. moral conviction
offspring
Food Ecological
Biodiversity
Biomass functions Habitats Habitats
Conserved
Recreation Flood control Irreversible changes Endangered species
habitats
Health Storm protection
Tidak ada satu metode valuasi ekonomi lingkungan yang superior dapat digunakan
untuk semua penilaian
Contingent Sedang Sangat tinggi Sangat tinggi. Tinggi Potensi bias besar. Perubahan
Valuation Dapat Butuh sumber daya Habitat dan
mengukur penelitian yang besar. wilayah
kesejahteraan Umumnya diterapkan di
negara maju
Travel Cost Sedang Sedang Rendah Sedang Sulit mendapatkan Wisata dan
Dapat informasi tingkat Rekreasi
mengukur kesenangan.
kesejahteraan Tidak memasukkan biaya
kesempatan dalam
perhitungan.
Sulit menjelaskan
hubungan antara jumlah
kunjungan dan biaya
perjalanan
Hedonic Sedang Sedang Rendah Sedang Faktor intervensi terlalu Keamanan dan
Pricing Dapat besar dalam penentuan Kenyamanan
mengukur harga properti.
kesejahteraan Tidak bisa mengestimasi
nilai eksistensi
Keuggulan dan Kelemahan
Metode Penggunaan
Valuasi validitas Reliabilitas Kelengkapan Kepraktisan kelemahan Umum
Contoh:
Menduga Nilai ekosistem Pesisir Berdasarkan fungsinya terhadap
Produktivitas Perikanan
Kerangka Pikir EoP
Gangguan thd
SDA
Fungsi Sistem
SDA Terganggu
Perubahan Perilaku
Pemafaatan SDA
Perubahan Nilai
manfaat SDA
TEKNIK EoP
Income Approach
Residual Rent Approach
Income Approach
T Bt - Ct
∑
PV t=1
(1+r)t
=
ha L
PV = Present Value
Bt = Manfaat bersih dari sumberdaya kawasan
Ct = Biaya Produksi
T = Jumlah tahun regresi nilai
R = Tingkat diskon riil
L = Luasan kawasan sumberdaya pesisir
Metode Respon Dosis
(Dose Response Method)
Berdasarkan pada gagasan bahwa bagi kebanyakan aktifitas, kualitas lingkungan bisa
dianggap sebagai suatu faktor produksi.
Menekankan pada hubungan antara kehidupan manusia (lebih sempitnya lagi pada
pertambahan output dari barang dan jasa yang memiliki pasar) dan perubahan dari
sumber daya alam baik kualitas maupun kuantitas (Maller, 1992).
Metode ini telah banyak digunakan untuk mengestimasi dampak dari perubahan
kualitas lingkungan (contoh : deforestasi, erosi, polusi udara dan air) terhadap
produktivitas pertanian, kehutanan, dan perikanan, kesehatan manusia, dan biaya
pemeliharaan infrastruktur ekonomi
Tahapan
1. Mengestimasi hubungan antara dosis dan respon yaitu antara tingkat polusi dan
beberapa dampaknya terhadap bahan-bahan tertentu.
2. Perubahan dalam respon yang disebabkan oleh kebijaksanaan lingkungan, harus
ditejemahkan kedlam efek ekonominya. Tahap kedua ini menisyaratkan pengetahuan
tentang beberapa hal yaitu dampak peningkatan kualitas lingkungan terhadap biaya
produksi, kondisi suplai terhadap output dan kurva perminyaan yang terkait dengan
kegiatan yang terlibat
Pendekatan fungsi produksi relatif sederhana pada kondisi single use system,
yaitu pada kondisi dimana hanya terdapat satu fungsi ekologis dari nilai hutan.
Pada kondisi multiple use systems yaitu bila terdapat lebih dari satu fungsi
ekologis hutan sebagai nilai ekonomi hutan, maka penerapan metode ini lebih
sulit, karena memungkinkan terjadinya double counting. Untuk itu, asumsi
mengenai hubungan antara berbagai penggunaan harus dengan jelas
ditentukan .
Metode Pengeluaran Preventif
(Preventif Expenditure Method)
Metode ini menilai manfaat barang dan jasa lingkungan dengan mengestimasi
biaya pencegahan berkurangnya manfaat lingkungan yang diperoleh dari
suatu area .
Pendekatan ini lebih tepat diterapkan untuk menilai nilai guna tidak langsung
Di bidang kehutanan, metode ini dapat digunakan untuk mengukur
berkurangnya manfaat perlindungan DAS yang disebabkan oleh
pembangunan jalan untuk kegiatan penebangan, dengan menghitung
pertambahan biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan metode penebangan
yang tidak merusak lingkungan (Reduced Impact Logging).
Perlu diingat bahwa manfaat dari biaya preventif ini harus sesuai dengan yang
dihasilkan oleh manfaat lingkungan sebenarnya, untuk memperoleh dugaan
biaya yang realistik. Pada metode ini memfokuskan pada biaya pencegahan
kerusakan sebelum terjadinya kerusakan itu.
Metode Biaya Pengganti
(Replacement Cost Method)
Premis dasar dari pendekatan penggantian biaya adalah biaya yang terjadi
dalam penggantian aktiva produktif yang rusak oleh dampak lingkungan
yang dapat diukur. Biaya ini dapat diartikan sebagai perkiraan manfaat yang
diduga mengalir dari langkah-langkah diambil dalam mencegah dampak dari
kerusakan yang terjadi.
Alasan teoritis untuk teknik ini mirip dengan pengeluaran preventif yang timbul
dari perilaku mencegah, tetapi biaya penggantian adalah suatu evaluasi nyata
(bukan subyektif) dari potensi kerusakan.
Asumsi yang tersirat dalam jenis analisis ini adalah bahwa
(1) Besarnya kerusakan dapat diukur
(2) Biaya penggantian dapat dihitung dan tidak lebih besar dari
nilai dari sumber daya produktif yang rusak, dan karena itu
secara ekonomi efisien untuk melakukan penggantian
(3) Tidak ada manfaat sekunder yang terkait dengan pengeluaran
Metode ini digunakan dengan cara memberikan pertanyaan langsung berapa harga
yang sanggup dibayar oleh responden untuk dapat memanfaatkan atau
mengkonsumsi sumberdaya yang ditawarkan
Dari sisi responden metode ini sangat mudah karena responden ditawari
sebuah harga , kemudian ditanya setuju atau tidak dengan harga
tersebut.
SIAPA TARGET SURVEY CV ?
Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya perjalanan
(travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi
tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke tempat wisata (Garrod
dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness to pay (WTP) yang diukur
berdasarkan perbedaan biaya perjalanan.
Tujuan melakukan TCM adalah untuk menghitung nilai ekonomi suatu
kawasan wisata melalui estimasi rata-rata permintaan terhadap kunjungan
wisata di lokasi tersebut.
V = f (TC,S)
dimana :
V = jumlah kunjungan,
TC = biaya perjalanan pada suatu lokasi wisata,
S = vektor biaya perjalanan pada lokasi wisata alternatif.
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999),
yaitu:
lnV i = β 0 − β 1 ln TC i + β 5 ln Y i + β 4 ln S i
Keterangan:
Vi = trip kunjungan individu ke-i
TCi = biaya perjalanan individu ke-I
Yi = pendapatan individu ke-i
Si = biaya perjalanan ke lokasi wisata substitusi yang dikeluarkan oleh individu ke-I
(1) Konsumen mengakui dengan baik tentang karakteristik properti yang ditawarkan
dan memiliki kebebasan untuk memilih alternatif yang lain tanpa ada kekuatan lain
yang mempengaruhi
(2) Konsumen harus merasakan kepuasan maksimum atas property yang dibelinya
dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi
equilibrium)
Harga rumah atau tanah atau property lain yang merupakan fungsi dari bangunan itu
sendiri Structural (S) lingkungan sekitar Neighborhood (N) dan kualitas lingkungan (Q)