Anda di halaman 1dari 41

VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

PENGERTIAN VALUASI EKONOMI


Valuasi ekonomi adalah sebuah pendekatan yang digunakan untuk menilai secara riil
harga dari suatu barang dan jasa

Valuasi ekonomi sumberdaya adalah penilaian ekonomi dengan menggunakan


pendekatan penilaian kegunaan langsung dan tidak langsung. Nilai tersebut dapat
diperoleh melalui harga pasar dan non pasar .

Peran valuasi ekonomi


Perumusan dan penilaian proyek-proyek pengembangan sumber daya alam (misalnya,
konservasi tanah, pengembangan daerah kritis dan kontrol banjir), mempersiapkan
akutansi nasional hijau, yaitu, akuntansi yang menggabungkan manfaat dan biaya
sumber daya alam dan fasilitas lingkungan dan pelayanan, menentukan trade-off antara
pembangunan ekonomi dan kualitas lingkungan dan sejauh mana kewajiban keuangan
perusahaan dan rumah tangga yang menurunkan sumber daya alam dan mencemari
lingkungan.
Nilai Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Total Economic Value

Personal Use Values Non-Use Values

Indirect
Direct Options Bequest Existence
Use
Use Value Values Values Values
Values

Value of
Outputs that Future Value from knowledge
leaving use
can be Functional direct and of continued
and non-use
consumed benefits indirect use existence, based on
values for
directly values e.g. moral conviction
offspring

 Food  Ecological
 Biodiversity
 Biomass functions  Habitats  Habitats
 Conserved
 Recreation  Flood control  Irreversible changes  Endangered species
habitats
 Health  Storm protection

Decreasing “tangibility” of value to individuals


Increasing Difficulty of Valuation
Jenis Definisi Contoh
Direct Use Nilai Ekonomi yang diperoleh dari Manfaat perikanan
Value pemanfaatan langsung sebuah Kayu mangrove
sumberdaya/ekosistem Genetic material
Indirect Use Nilai ekonomi yang diperoleh dari Fungsi ekosistem mangrove
Value pemanfaatan tidak langsung dari
pemanfaatan sumberdaya
Option Value Nilai Ekonomi yang diperoleh dari potensi Manfaat keanekaragaman
pemanfaatan langsung dan tidak hayati, spesies baru
langsung dari sumberdaya/ekosistem
pada masa datang
Bequest Value Nilai ekonomi yang diperoleh dari manfaat Nilai sebuah sistem tradisional
pelestarian sumberdaya/ekosistem untuk masayakat yang terkait
kepentingn generasi masa depan dengan
Ekosistem/sumberdaya alam
Existing Value Nilai ekonomi yang diperoleh dari sebuah Ekosistem terumbu karang
presepsi bahwa keberadaan (existence) yang terancam punah
dari sebuah ekosistem/sumberdaya
tersebut dimanfaatkan atau tidak
Direct and Indirect Benefits from Forests
Direct benefits  Commercial/industrial market goods (fuel, timber, pulpwood, poles, fruits,
associated with animals, fodder, medicines, etc).
consumptive  Indigenous non-market goods and services (fuel, animals, skins, poles,
uses fruits, nuts, etc.).
Non-  Recreation (jungle, cruises, wildlife, photography, trekking, etc.).
consumptive  Science/education (forest studies of various kinds).
uses  Social, cultural and spiritual values
Indirect benefits  Watershed protection (protection of downstream areas).
associated with  Soil protection/fertility (maintenance of soil fertility, especially important in
tropical regions).
 Gas exchange and carbon storage (improvement of air quality, reduction of
greenhouse gases).
 Habitat and protection of biodiversity and species (potential drug sources,
source of germplasm for future domesticated plants and animals).
 Soil productivity on converted forestland (space and soil productivity for
agricultural/horticultural crops and livestock).
Option and  People may value a natural forest or an environmental amenity purely for its
existence values existence and without any intention to directly use the resource in future.
This includes the intrinsic value of the forest.
 People may value the option to use a forest in the future or merely the
option to have it available in the future. Although such values are difficult to
measure in economic terms, they should be recognised in valuing the
contributions of forests to human welfare.
METODE VALUASI EKONOMI

TAHAPAN VALUASI EKONOMI SECARA UMUM


(kasus sumberdaya hutan)

1. Melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis manfaat yang dihasilkan


dari sumberdaya hutan .

2. Melakukan identifikasi kondisi biofisik hutan dan sosial budaya


masyarakat karena proses pembentukan nilai sumberdaya hutan
berdasarkan pada persepsi individu/masyarakat dan kualitas serta
kuantitas komponen sumberdaya hutan tersebut

3. Melakukan penilaian sumberdaya hutan melalui proses penilaian biofisik


dan sosial budaya yaitu kuantifikasi setiap indikator nilai berupa barang
hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan serta atribut hutan dalam
kaitannya dengan budaya setempa
Macam-macam Metode Valuasi Ekonomi
Pendekatan
No
Non Kurva Permintaan Kurva Permintaan
1 Metode Dampak Produksi (Effect Metode Valuasi Kontingensi
on Production) (Contingen Valuation Method)

2 Metode Respon Dosis (Dose Pendekatan Biaya Perjalanan


Response Method) (Travel Cost Method)
3 Metode Pengeluaran Preventif Pendekatan Nilai Properti
(Preventif Expenditure Method) (Property Value Method)
4 Metode Biaya Pengganti Metode Biaya Pengobatan ( Cost
(Replacement Cost Method) of Illness Method)

 Tidak ada satu metode valuasi ekonomi lingkungan yang superior dapat digunakan
untuk semua penilaian

 Masing-masing metode valuasi memiliki keunggulan dan kelemahan, sehingga


pemilihan metode yang tepat sangat tergantung pada tujuan valuasi ekonomi jasa
lingkungan dan karakteristik penyebabnya serta kondisi sosial ekonomi yang
mempengaruhi hasil akhir dari penelitian.
Komparasi Beberapa Metode Valuasi Ekonomi Lingkungan

Keuggulan dan Kelemahan


Metode Penggunaan
Valuasi validitas Reliabilitas Kelengkapan Kepraktisan kelemahan Umum

Contingent Sedang Sangat tinggi  Sangat tinggi. Tinggi  Potensi bias besar. Perubahan
Valuation  Dapat  Butuh sumber daya Habitat dan
mengukur penelitian yang besar. wilayah
kesejahteraan  Umumnya diterapkan di
negara maju
Travel Cost Sedang Sedang  Rendah Sedang  Sulit mendapatkan Wisata dan
 Dapat informasi tingkat Rekreasi
mengukur kesenangan.
kesejahteraan  Tidak memasukkan biaya
kesempatan dalam
perhitungan.
 Sulit menjelaskan
hubungan antara jumlah
kunjungan dan biaya
perjalanan
Hedonic Sedang Sedang  Rendah Sedang  Faktor intervensi terlalu Keamanan dan
Pricing  Dapat besar dalam penentuan Kenyamanan
mengukur harga properti.
kesejahteraan  Tidak bisa mengestimasi
nilai eksistensi
Keuggulan dan Kelemahan
Metode Penggunaan
Valuasi validitas Reliabilitas Kelengkapan Kepraktisan kelemahan Umum

Dose sedang Sangat  Tinggi Sedang  Mensyaratkan data harus Penvcemaran


Response Rendah  Sangat lengkap. air, udara dan
Berguna untuk  Sulit memperkirakan bunyi
pengambil fungsi efek dosis yang
kebijakan sinergistik.
 Sulit merancang model
dari keragaman respon
oleh produsen
Replacement Sedang Sangat  Tinggi Sedang  Aplikasi teknik ini belum Restorasi
Cost Rendah  Sangat banyak dilakukan. Habitat
Berguna untuk  Sulit mengestimasi
pengambil keuntungan dan kerugian
kebijakan secara keseluruhan.
Miitigation Sedang Sedang  Rendah Sedang  Diperlukan kesadaran Biaya Preventif
Behavior  Sangat lingkungan yang tinggi
Berguna untuk dari masyarakat.
pengambil  Memiliki kemampuan
kebijakan ekonomi yang memadai.
Opportunity Sedang Sedang  Rendah Sedang  Aplikasi teknik ini belum Pemeliharaan
Cost  Sangat banyak dilakukan. bio diversitas
Berguna untuk  Sulit mengestimasi biaya
pengambil yang harus ditanggung
kebijakan karena ini bukan metode
langsung
Metode Dampak Produksi
(Effect on Production)

 Teknik pendekatan memandang perubahan pada output


(produksi) sebagai basis dalam menilai suatu ekosistem.
 Umumnya teknik ini diterapkan pada perikanan dan turisme untuk
menduga perbedaan produksi output sebelum dan sesudah
dampak dari suatu aktivitas maupun intervensi pengelolaan.
Metode ini menghitung dari sisi kerugian (apa yang hilang) akibat
suatu tindakan. Misalnya suatu kawasan dijadikan konservasi.
 Pendekatan ini menjadi dasar bagi pembayaran kompensasi bagi
property yang semestinya dibeli oleh pemerintah untuk tujuan
seperti membangun jalan tol, bandara, instalasi militer dan lain-
lain. juga biaya kompensasi bagi petani yang merelakan
tanahnya untuk tujuan pembangunan yang ramah lingkungan
misalnya cagar alam,hutan lindung dan lain- lain.

Contoh:
Menduga Nilai ekosistem Pesisir Berdasarkan fungsinya terhadap
Produktivitas Perikanan
Kerangka Pikir EoP

Gangguan thd
SDA

Fungsi Sistem
SDA Terganggu

Aliran produksi Perubahan Produksi


barang dan jasa Barang dan Jasa
terganggu

Perubahan Perilaku
Pemafaatan SDA

Perubahan Nilai
manfaat SDA
TEKNIK EoP
 Income Approach
 Residual Rent Approach

Income Approach

 Teknik ini digunakan dengan


 Formula penentuan nilai ekonomi dengan
mengkapitulasi atau mendiskon
pendekatan pendapatan ini sbb:
aliran bersih dari manfaat
sumberdaya alam yang diambil T Bt
sebagai nilai sekarang dari habitat ∑
pesisir PV t=1
(1+r)t
 Nilai per satuan hektar dari habitat =
pesisir dapat diperoleh dengan ha L
membagi total present value dari
produksi sumberdaya dengan PV = Present Value
Bt = Manfaat bersih dari sumberdaya kawasan
luasan kawasan pesisir T = Jumlah tahun regresi nilai
R = Tingkat diskon riil
 Pendekatan ini mengabaikan biaya L = Luasan kawasan sumberdaya pesisir
produksi yang dikeluarkan
Residual Rent Approach
Residual rent didefinisi sebagai perbedaan antara faktor produksi dan nilai panen dari
sumberdaya alam:

T Bt - Ct

PV t=1
(1+r)t
=
ha L

PV = Present Value
Bt = Manfaat bersih dari sumberdaya kawasan
Ct = Biaya Produksi
T = Jumlah tahun regresi nilai
R = Tingkat diskon riil
L = Luasan kawasan sumberdaya pesisir
Metode Respon Dosis
(Dose Response Method)

 Berdasarkan pada gagasan bahwa bagi kebanyakan aktifitas, kualitas lingkungan bisa
dianggap sebagai suatu faktor produksi.
 Menekankan pada hubungan antara kehidupan manusia (lebih sempitnya lagi pada
pertambahan output dari barang dan jasa yang memiliki pasar) dan perubahan dari
sumber daya alam baik kualitas maupun kuantitas (Maller, 1992).
 Metode ini telah banyak digunakan untuk mengestimasi dampak dari perubahan
kualitas lingkungan (contoh : deforestasi, erosi, polusi udara dan air) terhadap
produktivitas pertanian, kehutanan, dan perikanan, kesehatan manusia, dan biaya
pemeliharaan infrastruktur ekonomi

Tahapan
1. Mengestimasi hubungan antara dosis dan respon yaitu antara tingkat polusi dan
beberapa dampaknya terhadap bahan-bahan tertentu.
2. Perubahan dalam respon yang disebabkan oleh kebijaksanaan lingkungan, harus
ditejemahkan kedlam efek ekonominya. Tahap kedua ini menisyaratkan pengetahuan
tentang beberapa hal yaitu dampak peningkatan kualitas lingkungan terhadap biaya
produksi, kondisi suplai terhadap output dan kurva perminyaan yang terkait dengan
kegiatan yang terlibat

Prosedur: menggunakan regresi berganda


Kelebihan dan Kelemahan Dose - Response
Kelebihan Kelemahan
 Metode ini bisa diterapkan pada Metode ini data harus memuaskan dan lengkap.
kasus-kasus dimana orang tidak Sebagai contoh, adalah sulit untuk
sadar terhadap dampak yang • Memperkirakan fungsi efek dosis diakibatkan oleh
disebabkan oleh polusi. hubungan yang sinergistik.
 MDR merupakan metode
pengukuran benefit yang sulit dan • Merancang model dan keragaman respon oleh
menjadi perhatian pembuat produsen diakibatkan oleh kegiatan sikap
kebijaksanaan mencegah atau menghindar.
• Untuk memasukkan efek dari output dan harga,
dengan dibutuhkan data seperti ini, peneliti
biasanya tidak melaksanakan langkah kedua dari
metode ini. Sebagai jalan pintas, mereka
menghitung harga pasar dikalikan dengan
perubahan dalam kuantitas.
• Jika nilai tidak langsung atau nilai dari bukan
pengguna adalah cukup tinggi, maka metode ini
menyebabkan estimasi yang terlalu rendah
terhadap keuntungan dari kebijaksanaan
lingkungan
Penerapan Pada Valuasi Ekonomi Sumberdaya Hutan

 Pendekatan fungsi produksi dapat digunakan untuk mengestimasi nilai


guna tidak langsung dari fungsi ekologis hutan, melalui kontribusi nilai guna
tersebut terhadap kegiatan pasar.

dua tahapan prosedur

(1) menentukan pengaruh secara fisik dari perubahan lingkungan pada


kegiatan ekonomi
(2) Menilai hasil perubahan lingkungan tersebut terhadap produksi dan
konsumsi, biasanya menggunakan harga pasar

Pendekatan fungsi produksi relatif sederhana pada kondisi single use system,
yaitu pada kondisi dimana hanya terdapat satu fungsi ekologis dari nilai hutan.
Pada kondisi multiple use systems yaitu bila terdapat lebih dari satu fungsi
ekologis hutan sebagai nilai ekonomi hutan, maka penerapan metode ini lebih
sulit, karena memungkinkan terjadinya double counting. Untuk itu, asumsi
mengenai hubungan antara berbagai penggunaan harus dengan jelas
ditentukan .
Metode Pengeluaran Preventif
(Preventif Expenditure Method)

 Metode ini menilai manfaat barang dan jasa lingkungan dengan mengestimasi
biaya pencegahan berkurangnya manfaat lingkungan yang diperoleh dari
suatu area .
 Pendekatan ini lebih tepat diterapkan untuk menilai nilai guna tidak langsung
 Di bidang kehutanan, metode ini dapat digunakan untuk mengukur
berkurangnya manfaat perlindungan DAS yang disebabkan oleh
pembangunan jalan untuk kegiatan penebangan, dengan menghitung
pertambahan biaya yang dibutuhkan untuk menerapkan metode penebangan
yang tidak merusak lingkungan (Reduced Impact Logging).
 Perlu diingat bahwa manfaat dari biaya preventif ini harus sesuai dengan yang
dihasilkan oleh manfaat lingkungan sebenarnya, untuk memperoleh dugaan
biaya yang realistik. Pada metode ini memfokuskan pada biaya pencegahan
kerusakan sebelum terjadinya kerusakan itu.
Metode Biaya Pengganti
(Replacement Cost Method)

 Teknik berdasarkan biaya penggantian ini menghasilkan nilai untuk manfaat


dari barang dan jasa dengan menduga biaya penggantian manfaat dengan
alternatif barang dan jasa lainnya. Atau dengan kata lain metode ini
berdasarkan pada biaya penggantian atau pemulihan asset yang mengalami
degradasi.

 Premis dasar dari pendekatan penggantian biaya adalah biaya yang terjadi
dalam penggantian aktiva produktif yang rusak oleh dampak lingkungan
yang dapat diukur. Biaya ini dapat diartikan sebagai perkiraan manfaat yang
diduga mengalir dari langkah-langkah diambil dalam mencegah dampak dari
kerusakan yang terjadi.

 Alasan teoritis untuk teknik ini mirip dengan pengeluaran preventif yang timbul
dari perilaku mencegah, tetapi biaya penggantian adalah suatu evaluasi nyata
(bukan subyektif) dari potensi kerusakan.
 Asumsi yang tersirat dalam jenis analisis ini adalah bahwa
(1) Besarnya kerusakan dapat diukur
(2) Biaya penggantian dapat dihitung dan tidak lebih besar dari
nilai dari sumber daya produktif yang rusak, dan karena itu
secara ekonomi efisien untuk melakukan penggantian
(3) Tidak ada manfaat sekunder yang terkait dengan pengeluaran

 Dalam pendekatan penggantian biaya, paling mungkin adalah untuk menilai


biaya relokasi kegiatan tertentu. Varian ini menggunakan biaya yang aktual dari
relokasi fasilitas fisik sebagai proxy terhadap manfaat potensial (dan biaya
terkait) dari pencegahan perubahan lingkungan yang akan membutuhkan
relokasi.

 Penerapan teknik replacement cost untuk menilai manfaat hutan, adalah


dengan menduga nilai kehilangan nutrisi tanah sebagai akibat peningkatan
erosi yang disebabkan oleh kegiatan penebangan dan deforestasi, dengan
melalui penghitungan biaya pembuatan pupuk yang dibutuhkan untuk
mengganti nutrisi yang hilang.
.

Metode Valuasi Kontingensi


(Contingen Valuation Method)

 Valuasi kontingen adalah metode mengestimasi nilai yang diberikan oleh


individu terhadap sesuatu barng/jasa
 CVM digunakan pada kondisi dimana masyarakat tidak mempunyai
preferensi terhadap suatu fungsi barang karena tidak ada dalam sistem
pasar
 Contingent valuation method (CVM) merupakan metode valuasi sumberdaya
alam dengan cara menanyakan kepada konsumen tentang nilai manfaat
sumberdaya alamyang mereka rasakan
Contoh : mengestimasi nilai fungsi ameniti ekosistem terumbu karang (non-
marketed goods)

 Teknik CVM ini dilakukan dengan survey melalui wawancara langsung


dengan responden yang memanfaatkan sumberdaya alam. Cara ini
diharapkan dapat menentukan preferensi responden terhadap barang
sumberdaya alam dengan mengemukakan kesanggupan untuk membayar
(Wilingness to pay) yang dinyatakan dalam bentuk nilai uang.
 Dengan demikian "survey" menjadi metode riset utama dalam valuasi
ekonomi dengan menggunakan teknik CV.
 Metode survey adalah pengamatan dan penyelidikan yang kritis untuk
mendapatkanketerangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di
daerah atau lokasi tertentu
 Untuk menghasilkan informasi yang akurat maka diperlukan beberapa hal,
yaitu rancangan kuesioner yang tepat serta melakukan uji pendahuluan
terhadap kuesioner tersebut, survey yang tepat dan teliti, serta perhitungan
ekonometrika yang rumit untuk mendeteksi dan menganalisa data yang
bias.
Tahapan Dalam CVM
Langkah 1. Identifikasi Karakteristik Target Populasi
 Menentukan target kelompok populasi
 Identifikasi apakah target populasi homogen atau heterogen

Langkah 2. Mendisain Kuesioner CV


 Disesuaikan dengan tujuan survey CV
 Disesuaikan dengan biaya, waktu dan tenaga yang tersedia

Langkah 3. Tabulasi Dan Analisis Data Deskriptif Hasil Survey


 Tabulasi data sesuai dengan parameter peniting yang telah ditetapkan
 Melakukan analisis deskriptif terhadap parameter penting yang telah ditetapkan

Langkah 4. Menghitung WTP/WTA hasil survey


 Membangkitkan model regresi WTP/WTA
 Mengestimasi WTA/WTA

Langkah 5. Pelaporan hasil survey CV


 Penyusunan laporan survey CV
 Penyajian hasil survey CV
Desain Kuesioner

(1) Metode pertanyaan langsung

Metode ini digunakan dengan cara memberikan pertanyaan langsung berapa harga
yang sanggup dibayar oleh responden untuk dapat memanfaatkan atau
mengkonsumsi sumberdaya yang ditawarkan

(2) Metode Penawaran Bertingkat


 Metode ini merupakan penyempurnaan dari pertanyaan langsung. Caranya
adalah bahwa semua harga tertentu telah ditetapkan oleh pewawancara
kemudian ditanyakan kepada responden apakah harga tersebut layak. Jika
responden menjawab ya dengan harga yang ditawarkan , maka harga dinaikkan
terus hingga responden menjawab tidak. Angka terakhir yang dicapai tersebut
merupakan nilai WTP yang tertinggi.
 Hal yang sebaliknya bisa saja terjadi yaitu jika responden menjawab tidak untuk
harga pertama yang ditawarkan. Jika demikian yang terjadi maka harga
diturunkan terus hingga responden menjawab ya. Angka terakhir dianggap
sebaga i nilai WTP terendah. Harga WTP ini dianggap sebagai harga/nilai
sumberdaya yang ditawarkan
(4). Metode Kartu Pembayaran
Metode ini digunakan dengan bantuan sebuah kartu berisi daftar harga
yangdimulai dari nol (0) sampai pada suatu harga tertentu yang relative
tinggi. kemudian kepada responden ditanyakan harga maksimum sanggup
untuk membayar suatu produk SDA.

(5). Metode Setuju Atau Tidak Setuju

Dari sisi responden metode ini sangat mudah karena responden ditawari
sebuah harga , kemudian ditanya setuju atau tidak dengan harga
tersebut.
SIAPA TARGET SURVEY CV ?

(1) User groups


Individu/kelompok yang terkait langsung dengan pemanfaatan obyek
yang sedang diteliti.
Contoh : nelayan, pembudidaya ikan, pelaku wisata bahari, dll

(2) Non-user groups


Individu/kelompok yang tidak terkait langsung dengan
pemanfaatan obyek yang sedang diteliti
Contoh : pemerintah, pedagang, pengolah ikan, dll
. Pendekatan Biaya Perjalanan
(Travel Cost Method)

Metode ini biasanya diterapkan pada masalah penilaian, antara lain


 Aliran jasa rekreasi dari kawasan exisiting
 Perubahan kualitas lingkungan dari kawasan rekresai/wisata

Metode Travel Cost mengamati bagaimana perubahan tingkat kunjungan ke kawasan


karena perubahan kualitas lingkungan kawasan dan memberikan nilai terhadap
kualitas lingkungan itu sendiri. Diasumsikan terdapat hubungan komplementer lemah
antara barang lingkungan (seperti pemandangan) dan barang pribadi (seperti
kunjungan ke hutan).

Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya perjalanan
(travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi
tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke tempat wisata (Garrod
dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness to pay (WTP) yang diukur
berdasarkan perbedaan biaya perjalanan.
Tujuan melakukan TCM adalah untuk menghitung nilai ekonomi suatu
kawasan wisata melalui estimasi rata-rata permintaan terhadap kunjungan
wisata di lokasi tersebut.

Fungsi permintaan terhadap kunjungan wisata sbb

V = f (TC,S)

dimana :
V = jumlah kunjungan,
TC = biaya perjalanan pada suatu lokasi wisata,
S = vektor biaya perjalanan pada lokasi wisata alternatif.
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan
permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999),
yaitu:

1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost


approach), menggunakan data sekunder dan pengumpulan data
dari para pengunjung menurut daerah asal.
2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost
approach), menggunakan survei data dari para pengunjung
secara individu
Pendekatan Zona Biaya Perjalanan

1. Pengunjung kawasan diundang untuk memberikan informasi tentang


perjalanan (biaya, lamanya, tujuan, kawasan lain yang dikunjungi, dll) serta
pada gambaran sosio-ekonomi lainnya (pendapatan, usia, jenis kelamin,
dll).
2. Seluruh area tersebut dibagi berdasar asal pengunjung.
3. Mendefinisikan variabel dependen adalah tingkat kunjungan (jumlah
kunjungan yang berasal dari zona tertentu dalam suatu periode, dibagi
jumlah penduduk populasi zona tersebut.

Pendekatan Biaya Perjalanan Individu


Metode biaya perjalanan individu (Individual Travel Cost Method) biasanya
dilaksanakan melalui survey kuesioner pengunjung mengenai biaya
perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata, kunjungan ke lokasi
wisata yang lain (substitute sites), dan faktor-faktor sosial ekonomi. Data
tersebut kemudian digunakan untuk menurunkan kurva permintaan dimana
surplus konsumen dihitung.
Basic Model Zona Biaya Perjalanan Basic Model Biaya Perjalanan Individu

Vij/Ni = f (Ci,Xi) Vij = f(Cij,Xi)

 Vij as the total number of trips by  Vij = number of visits made by


individuals from zone i to zone j per year by individual i to site j;
unit of time;  Cij = visit cost faced by individual i
 Ni as population of zone i; to visit site j;
 Ci as visit cost from zone i to zone  Xi = all other factors determining
j; individual i's visits (income, time,
and other socioeconomic
 Xi as socio-economic explanatory characteristics)
variables in zone i

 The visitor rate Vij/Ni is generally


calculated as visits per 1,000
population in zone h
Kebutuhan Data Individu
No Data yang dibutuhkan Jenis data
1 Jumlah pengunjung ke lokasi per musim atau Sekunder
per
tahun
2 Biaya perjalanan pengunjung Primer
3 Pendapatan rumah tangga Primer
4 Umur Primer
5 Pendidikan Primer
6 Lokasi wisata alternatif (substitusi) Primer
7 Opportunity cost dari waktu Primer
8 Lain-lain (faktor yang mempengaruhi demand Primer
Kebutuhan Data Zona
No Data yang dibutuhkan Jenis data
1 Zona asal pengunjung Sekunder
2 Jumlah pengunjung dari setiap zona Sekunder
3 Biaya perjalanan pengunjung per zona Sekunder
4 Pendapatan rumah tangga Primer
5 Umur Primer
6 Pendidikan Primer
7 Lokasi wisata alternatif (substitusi) Primer
8 Lain-lain (faktor yang mempengaruhi demand atas Primer
kunjungan wisata ke lokasi tersebut
Fungsi permintaan atas kunjungan wisata individual

lnV i = β 0 − β 1 ln TC i + β 5 ln Y i + β 4 ln S i
Keterangan:
Vi = trip kunjungan individu ke-i
TCi = biaya perjalanan individu ke-I
Yi = pendapatan individu ke-i
Si = biaya perjalanan ke lokasi wisata substitusi yang dikeluarkan oleh individu ke-I

Fungsi permintaan atas kunjungan wisata untuk model zonasi

lnV ij = β 0j − β 1j lnTC ij + β 2j lnYij + β 3j ln Sij

Vi = trip kunjungan dari zona j per 1000 penduduk


TCij = biaya perjalanan individu ke-i yang berasal dari zona j
Yij = pendapatan individu ke-i yang berasal dari zona j
Sij = biaya perjalanan ke lokasi wisata substitusi yang dikeluarkan oleh
individu ke-i yang berasal dari zona j
Studi Empiris:

Analisis Permintaan Obyek Wisata Alam Curug Sewu Kabupaten


Kendal Dengan Pendekatan Travel Cost
(Irma Afia Salma dan Indah Susilowati)

Tujuan: Mengukur Nilai Ekonomi yang diperoleh dari


pengunjung wisata Curug Sewu Kab Kendal
Metode Biaya Perjalanan Individu
Alat Analisis Regresi Linier Berganda

Model Biaya Perjalanan


Varibel Definisi Skala Pengukuran
Jumlah Banyaknya kunjungan yang dilakukan individu selama 12 bulan Dalam Frekuensi Kekerapan
Kunjungan terakhir ke Wisata Alam Curug Sewu
Travel Cost Biaya yang dikeluarkan pengunjungselama di Curug Sewu Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
(Biaya Perjalanan) (biayaTransportasi, tiket, parkir, konsumsi, dokumentasi, dB) (dalam satuan Rupiah)
Biaya Objek Biaya yang dikeluarkan pengunjunguntuk mengunjungi objek Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
Wisata Lain wisata lainyang telah ditentukan(Objek Wisata Simpang Lima) (dalam satuan Rupiah)
Umur Umur pengunjung Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
(dalam satuan Rupiah)
Pendidikan Jenjang pendidikan yang ditamatkan oleh pengunjung Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
(dalam satuan Rupiah)
Penghasilan Pengahasilan atau uang saku rata-rata per bulan yang diperoleh Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
Per Bulan pengunjung (dalam satuan Rupiah)
Jarak Jarak rumah pengunjung dengan Wisata Alam Curug Sewu Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
(dalam satuan Kilometer)
Waktu Waktu libur dalam seminggu Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
Luang (dalam satuan Hari)
Anggaran Anggaran yang dialokasikan untuk keperluan rekreasi dalam Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
Rekreasi sebulan (dalam satuan Rupiah)
Kelompok Kunjungan pengunjung secant individukeluarga, rombongan atau Variabel ini diukur denganskala dummy
Pengunjung bersama teman (1=dgnkeluarga, 2=dgn teman
danrombongan, 0=sendiri)
Tujuan Tujuan berkunjung ke Wisata AlamCurug Sewu, untuk rekreasi, Variabel ini diukur denganskala dummy
Kunjungan olahragadan lain-lain (1=rekreasi danolahraga, 0=lainnya)
Lama Perjalanan Total waktu yang dibutuhkan pengunjung menuju dan Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
meninggalkan Wisata Alam Curug Sewu (dalam satuan Menit)
Lama Kunjungan Waktu yang dihabiskan pengunjung di Wisata Alam Curug Sewu Variabel ini diukur dengan skala kontinyu
(dalam satuan Menit)
Pendekatan Nilai Properti
(Property Value Method)

Pendekatan nilai properti (dan pendekatan perbedaan upah) merupakan


salah satu penerapan pendekatan harga hedonic.

Metode harga hedonik menekankan pada pengukuran manfaat lingkungan


yang melekat pada barang atau jasa yang memiliki harga pasar.

Metode harga hedonik didasarkan pada gagasan bahwa barang pasar


menyediakan pembeli dengan sejumlah jasa, yang beberapa diantaranya bisa
merupakan kualitas lingkungan.

Penerapan pendekatan harga hedonik ini terhadap nilai properti (bangunan)


meliputi pengamatan terhadap unsur-unsur yang mempengaruhi nilai properti
yaitu lokasi dan pengaruh kualitas lingkungan.

Sebagai contoh nilai pasar perumahan, tergantung dari berbagai faktor


diantaranya adalah luas bangunan, lokasi, material yang digunakan, dan
kualitas lingkungan sekitarnya.
Sehingga bangunan rumah dengan kualitas udara segar di sekitarnya, akan
membuat orang bersedia membayar lebih mahal dibandingkan rumah
dengan kualitas sama tetapi berada pada lingkungan yang jelek.

Metode ini telah digunakan di negara berkembang untuk mengestimasi


dampak negatif dari polusi udara dan kebisingan, atau mengestimasi
dampak keberadaan fasilitas pengolah limbah dan juga dampak positif
kedekatan dengan sumber air dan lahan hijau pada harga pasar perumahan.

Metode ini berdasarkan kesanggupan membayar (Willingness To Pay) lahan


atau komoditas lingkungan sebagai cara untuk menduga secara tidak
langsung bentuk kurva permintaannya sehingga nilai perubahan
sumberdaya dapat ditentukan.

 Kesanggupan seseorang untuk membayar lahan, rumah atau


property lainnya tergantung karakteristik barang tersebut. Artinya
perubahan karakteristik akan mengubah WTP seseorang
sehingga kurva permintaannya juga berubah. Salah satu
karakteristik lahan dan perumahan adalah kondisi lingkungan
lahan atau rumah berada, digambarkan oleh perbedaan harga
atau sewanya
Pendekatan Penilaian Property didasarkan pada dua asumsi dasar

(1) Konsumen mengakui dengan baik tentang karakteristik properti yang ditawarkan
dan memiliki kebebasan untuk memilih alternatif yang lain tanpa ada kekuatan lain
yang mempengaruhi
(2) Konsumen harus merasakan kepuasan maksimum atas property yang dibelinya
dengan kemampuan keuangan yang dimiliki (transaksi terjadi pada kondisi
equilibrium)

Harga rumah atau tanah atau property lain yang merupakan fungsi dari bangunan itu
sendiri Structural (S) lingkungan sekitar Neighborhood (N) dan kualitas lingkungan (Q)

P = f( Si, Ni, Qi)


 Variable structural (S) adalah bentuk , ukuran dan luas lahan
dan lain- lain
 Variabel lingkungan sekitar (N) adalah akses kekota, pusat
pendidikan, keamanan, ketetanggaan
 Variable kualitas lingkungan (Q) adalah kualitas udara,
kebisingan suhu dsb
P = f( Si, Ni, Qi)

Fungsi tersebut diturunkan terhadap Q maka diperoleh : dP/dQ


dP/dQ adalah WTP marginal untuk tiap kenaikan satu unit kualitas
sumberdaya

Persamaan atau fungsi diatas mengandung pengetian bahwa harga setiap


penambahan satu karakteristik kualitas lingkungan tergantung pada
sumberdaya yang diperdagangkan, misalnya keindahan, kebisingan , suhu,
bau dan sebagainya.
Tahapan Prosedur Hedonic Price Method
Metode Biaya Pengobatan
( Cost of Illness Method)

Pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan melalui kematian,


morbiditas atau produktivitas manusia yang lebih rendah,.
Metode Biaya Pengobatan digunakan untuk memperkirakan biaya morbiditas
akibat perubahan yang menyebabkan orang menderita sakit. Total biaya dihitung
baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung, yaitu mengukur
biaya yang harus disediakan untuk perlakukan penderita lain meliputi

• Perawatan pada rumah sakit


• Perawatan selama penyembuhan
• Pelayanan kesehatan yang lain.
• Obat-obatan.

Biaya tidak langsung mengukur nilai kehilangan produktivitas akibat seeorang


menderita sakit. Biaya tidak langsung diukur melalui penggandaan upah oleh
kehilangan waktu karena tidak bekerja. Taksiran biaya tidak termasuk rasa sakit
yang diderita dan biaya penderitaannya sendiri. Umumnya digunakan untuk
menilai dampak polusi udara terhadap morbiditas.

Anda mungkin juga menyukai