Pasal 28H ayat (1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
UUD 1945 dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
Pemerintah mengatur Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memenuhi kebutuhan Tenaga Kesehatan,
perencanaan, pengadaan, baik dalam jumlah, jenis, maupun dalam kompetensi secara merata untuk menjamin
pendayagunaan, pembinaan, keberlangsungan pembangunan kesehatan (Pasal 13 UU Nakes)
dan pengawasan mutu Perencanaan Tenaga Kesehatan disusun secara berjenjang (dimulai dari Fasilitas
tenaga kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan, Pemerintah daerah kabupaten/kota, Pemerintah daerah
rangka penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (pasal provinsi, sampai dengan Pemerintah secara nasional) berdasarkan ketersediaan
21 ayat 1 UU Nakes) Tenaga Kesehatan dan kebutuhan penyelenggaraan pembangunan dan Upaya
Kesehatan (pasal 14 ayat 2 UU Nakes)
KONSIDERAN DAN DASAR HUKUM DALAM KEPMENKES 81 TAHUN 2014 SUDAH TIDAK SESUAI LAGI DENGAN
PERUBAHAN DAN PERKEMBANGAN KEBIJAKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BARU DALAM RANGKA
MENGHADAPI TANTANGAN PERMASALAHAN KESEHATAN MASA KINI DAN MENDATANG.
SUBSTANSI METODE PERLU DIPERJELAS TUJUAN PENGGUNAAN, PEMANFAATAN DAN LANGKAH PENGGUNAAN
METODE SEHINGGA TEPAT SASARAN, SEHINGGA DIPERLUKAN PENYESUAIAN METODE DAN TOOLS
Diterangkan Mengenai
Berisi Pedoman Perencanaan
Metode Yang digunakan dlm Dilengkapi dengan
Kebutuhan SDMK
Menghitung Kebutuhan SDMK
Latar Belakang
SE MENPAN NO 6 TAHUN 2012 POINT 5A NO 1 PERHITUNGAN BEBAN KERJA DLM RANGKA
PENYUSUNAN FORMASI PNS DITINDAKLANJUTI DENGAN PEDOMAN PERHITUNGAN TENAGA KESEHATAN
YANG DIKELUARKAN MENKES
DATA YANG DIBUTUHKAN DALAM ABK KESEHATAN :
JENIS & JML. SDMK YANG ADA
JENIS PEKERJAAN
A. TUGAS POKOK, URAIAN TUGAS, DAN NORMA WAKTU;
B. TUGAS PENUNJANG, URAIAN TUGAS, DAN NORMA WAKTU
CAPAIAN / CAKUPAN PROGRAM TIAP TAHUN
Langkah-langkah dalam ABK Kesehatan :
1. Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang)
serta Norma Waktu
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi / Faskes
LANGKAH 1
MENETAPKAN FASKES DAN JENIS SDMK
No. Faskes Jenis SDMK
1 Puskesmas A Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan
dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
LANGKAH 1 (LANJUTAN...)
MENETAPKAN FASKES DAN JENIS SDMK
No. Faskes Unit / instalasi Jenis SDMK
1 Rumah Instalasi Bedah 1.Dokter spesialis (bedah)
Sakit Sentral 2. Dokter umum
3. Perawat
Umum P
4. Asisten tenaga kesehatan
dst
Instalasi Gawat 1. Dokter umum
Darurat 2. Perawat
3. Asisten tenaga kesehatan
4. dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Ijin RS
3. Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi dan Ijin RS (RS Khusus)
LANGKAH-02
MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA (WKT)
1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 5 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) DALAM 1 TH
WKT (Waktu Kerja Tesedia) : Jam Kerja Efektif bagi setiap SDMK untuk melaksanakan kewajiban pekerjaannya
sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya (hari/th; jam//th; menit/th)
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(utk tugas pokok dan tugas penunjang)
NO Jenis Tugas Kegiatan Norma waktu Satuan Norma waktu Satuan Capaian dalam 1 tahun
CAPAIAN
Target yang akan di capai dalam tahun tersebut utk tiap kegiatan bisa dilihat dari
capaian tahun sebelumnya ditambah dengan perkiraan penambahan capaian
LANGKAH-04
MENETAPKAN STANDAR BEBAN KERJA (SBK)
Norma
Jenis Satuan WKT SBK
NO Kegiatan Waktu
Tugas mnt/Ps menit (6)/(4)
(menit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
LANGKAH-05
MENETAPKAN STANDAR TUGAS PENUNJANG (STP)
FTP
Rata-
Jenis Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan rata Satuan
Tugas (mnt/th) mnt/th %
waktu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Mengikuti
720 mnt/th 72000 1
Tugas seminar 720
2
Penunjang 2. Menjadi anggota
60 mnt/bln 72000 1
OP 720
Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2.0
Standar Tugas Penunjang (STP) =(1/(1 FTP/100)) 1.02
L-06 Perhitungan Kebut SDMK (Bidan) Pusk "ATh 2014
Jenis Capaian Kebutuhan SDMK
Tugas
Kegiatan SBK (Bidan)
(1 th)
(1) (2) (3) (4) (5) =(3)/(4)
1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35
2. Pertolongan Persalinan 197 120 1.64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0.29
A. Tugas
4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0.27
Pokok
5. Yan. Gadar Obstetri 35 1200 0.03
6. Yan. Gadar Neonatus 31 1200 0.03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0.19
Telah dikembangkan aplikasi metode Standar Ketenagaan Minimal yang melengkapi buku manual 1
ini. Prinsip SKM ini adalah membandingkan antara standar dengan jumlah SDMK yang saat ini ada
Standar Ketenagaan Puskesmas Berdasarkan Permenkes 75/2014
Puskesmas
Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan kawasan Terpencil
Perkotaan Pedesaan dan Sangat
No. Jenis Tenaga Terpencil
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga Kesmas 2 2 1 1 1 1
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. medic 1 1 1 1 1 1
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
STANDAR KETENAGAAN MINIMAL SDMK
RUMAH SAKIT UMUM KELAS A, B, C, DAN D BERDASARKAN PERMENKES
56/2014 RS
NO. JENIS TENAGA
A B C D
1. Dokter Umum 18 12 9 4
2. Dokter Gigi 4 3 2 1
3. Dokter Spesialis Dasar 24 12 8 4
a. Spesialis Penyakit Dalam 6 3 2 1*
b. Spesialis Kesehatan Anak 6 3 2 1*
c. Spesialis Bedah 6 3 2 1*
d. Spesialis Obstetri dan Ginekolog 6 3 2 1*
Ket: *) dari 4 jenis spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
4. Spesialis Penunjang Medik 15 10 3
a. Spesialis Anestesiologi 3 2 1
b. Spesialis Radiologi 3 2 1
c. Spesialis Patologi Klinik 3 2 1
d. Spesialis Patologi Anatomi 3 2
e. Spesialis Rehabilitasi Medik 3 2
5. Dokter Spesialis Lain 36 8
a. Spesialis Mata 3 1*
b. Spesialis THT 3 1*
c. Spesialis Syaraf 3 1*
d. Spesialis Jantung & Pembuluh 3 1*
Darah
e. Spesialis Kulit & Kelamin 3 1*
f. Spesialis Kedokteran Jiwa 3 1*
g. Spesialis Paru 3 1*
h. Spesialis Orthopedi 3 1*
i. Spesialis Urologi 3 1*
j. Spesialis Bedah Syaraf 3 1*
k. Spesialis Bedah Plastik 3 1*
l. Spesialis Kedokteran Forensik 3 1*
Ket: *) dari 12 jenis spesialis lain, wajib terisi 8 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
LANJUTAN
NO.
JENIS TENAGA A B C D
6. Dokter Sub Spesialis 32 2
a. Sub Spesialis Bedah 2 1*
b. Sub Spesialis Penyakit Dalam 2 1*
c. Sub Spesialis Kesehatan Anak 2 1*
d. Sub Spesialis Obstetri & Ginekolog 2 1*
e. Sub Spesialis Mata 2
f. Sub Spesialis THT 2
g. Sub Spesialis Syaraf 2
h. Sub Spesialis Jantung & Pembuluh 2
Darah
i. Sub Spesialis Kulit & Kelamin 2
j. Sub Spesialis Jiwa 2
k. Sub Spesialis Paru 2
l. Sub Spesialis Orthopedi 2
m. Sub Spesialis Urologi 2
n. Sub Spesialis Bedah Syaraf 2
o. Sub Spesialis Bedah Plastik 2
p. Sub Spesialis Gigi Mulut 2
Ket: *) dari 4 jenis sub spesialis dasar, wajib terisi 2 jenis pelayanan, masing-masing 1 tenaga
7. Spesialis Medik Gigi dan Mulut 7 3 1
a. Spesialis Bedah Mulut 1 1 1*
b. Spesialis Konservasi/ Endodonsi 1 1 1*
c. Spesialis Periodonti 1 1*
d. Spesialis Orthodonti 1 1 1*
e. Spesialis Prosthodonti 1 1*
f. Spesialis Pedodonsi 1 1*
g. Spesialis Penyakit Mulut 1 1*
Ket: *) dari 7 jenis spesialis medik gigi dan mulut, wajib terisi 1 jenis pelayanan, minimal 1 tenaga
RS
LANJUTAN
NO. JENIS TENAGA A B C D
8. Tenaga Kefarmasian
a. Apoteker 15 13 8 3
Kepala Instansi Farmasi RS 1 1 1 1
Rawat Jalan 5 4 2
1
Rawat Inap 5 4 4
Instansi Gawat Darurat 1 1
Ruang ICU 1 1
Koordinator penerimaan dan distribusi farmasi 1 1
1 1
Koordinator produksi farmasi 1 1
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
Rawat Jalan 10 8 4
2
Rawat Inap 10 8 8
Instansi Gawat Darurat 2 2
Ruang ICU 2 2
Membantu tugas koordinator penerimaan dan distribusi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
kerja kerja Disesuaikan Disesuaikan
dengan beban dengan beban
Membantu tugas koordinator produksi farmasi Disesuaikan Disesuaikan
kerja kerja
dengan beban dengan beban
kerja kerja
8. Keperawatan (Perawat dan Bidan) 1:1 1:1 2:3 2:3
Ket:
- Untuk RS Tipe A dan B; 1 tenaga keperawatan untuk 1 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
- Untuk RS Tipe C dan D; 2 tenaga keperawatan untuk 3 tempat tidur (2/3 tenaga tetap)
10. Gizi P P P P
11. Keterapian Fisik P P P P
12. Radiografer P P P P
13. Fisikawan Medik P P
14. Petugas Proteksi Radiasi Medik P P
15. Tenaga Elektromedik P P
16. Keteknisian Medis P P P P
17. Rekam Medik P P P P
18. Petugas IPSRS P P P P
19. Petugas Pengelola Limbah P P P P
20. Petugas Kamar Jenazah P P P P
Hasil
WHATs
perhitungan
NEXT??
kebutuhan
Tim perencana kebutuhan SDMK : Terdiri dari Pemangku Kepentingan Terkait di masing-masing Tingkat Administrasi
Pemerintahan dgn koordinasi dari Dinkes (berdasarkan Permenkes 33/2015)
Hasil perhitungan
masing-masing
institusi
Dok Ren-
But Proses
Keadaan geografis,
Analisis
Kab/Kota sosio-kultural
masyarakat
Kebijakan local
setempat, dan
pertimbangan
lainnya
a. Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK kes) (Permenkes No. 33 Tahun 2015 / Permen
PAN RB No. 26 tahun 2011 / Permendagri No.12 tahun 2008)
b. Metode Standar Ketenagaan Minimal (Permenkes No. 56 tahun 2014 (Untuk RS umum),
Permenkes No. 340 Tahun 2010 (Untuk RS khusus), Permenkes No.75 tahun 2014, Permen
PANRB No. 26 tahun 2011)
A. Kesimpulan kesenjangan antara ketersediaan dan kebutuhan, penyebaran atau distribusi, dan
pengadaan SDMK;
B. Rekomendasi berisi rencana pemenuhan kebutuhan, distribusi, redistribusi, dan lainnya sesuai
dengan prioritas masalah yang ditemukan.
KAPAN????
BUKU MANUAL 3
PERENCANAAN
KEBUTUHAN SDM
KESEHATAN
BERDASARKAN RASIO
TENAGA KESEHATAN
TERHADAP PENDUDUK
Metode ini mempertimbangkan beberapa faktor yang
mempengaruhi jumlah kebutuhan SDMK yang
direncanakan, sebagai berikut:
Pegawai Masuk, terdiri dari:
a.Pengangkatan SDMK baru
b.Pengangkatan (pindah masuk)
Pegawai Keluar, terdiri dari:
a.SDMK yang pensiun
b.SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena
sakit / cacat
c.SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat
Menghasilkan data proyeksi kebutuhan SDMK
di suatu wilayah pemerintah daerah Provinsi
dan Pemerintah (Nasional).
1. Data penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir)
2. Data angka pertumbuhan penduduk (sumber data: BPS 5 tahun terakhir).
3. Data jenis dan jumlah SDMK tahun terakhir (Sumber data: BKD, institusi kesehatan swasta).
4. Data target ratio SDMK terhadap penduduk tahun 2014, 2019, dan 2025 (sumber data:
Kepmenko Kesra No. 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan
(RPTK) Tahun 2011-2025).
5. Data pengangkatan baru (jumlah dan jenis) tahun terakhir (Sumber data: BKN, BKD, institusi
kesehatan swasta).
6. Data pindahan jenis dan jumlah Nakes yg pindah masuk tahun terakhir. (Sumber data: BKN,
BKD, institusi swasta).
7. Data Nakes yang pensiun, SDMK yang meninggal dan yg tidak mampu bekerja karena sakit /
cacat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
8. Data SDMK yg keluar, mengundurkan diri, dipecat (Sumber data: BKN, BKD, institusi swasta).
9. Data pertambahan SDMK jenis tertentu per tahun, 3 tahun terakhit (Sumber: BKD dan BKN)
LANGKAH-LANGKAH METODE RASIO NAKES
THD JUMLAH PENDUDUK
Langkah 1
Menetapkan Target Terget Ratio per 100.000 penduduk
Rasio Kebutuhan No. Jenis Nakes (Kepmenko Bidang Kesra No.54 Tahun 2013)
SDMK Berdasarkan 2014 2019 2025
Penduduk 1 Dokter Spesialis 10 11 12
2 Dokter Umum 40 45 50
(contoh utk
3 Dokter Gigi 12 13 14
nasional RPTK).
4 Perawat 158 180 200
Utk prov jika ada
5 Bidan 100 120 130
target tersendiri,
6 Perawat Gigi 15 18 21
maka memakai
7 Apoteker 9 12 15
target tsb, jika tdk
8 Ass. Apoteker 18 24 30
maka memakai
9 SKM 13 16 18
RPTK ini
10 Sanitarian 15 18 20
11 Nutrisionis / Ahli Gizi 10 14 18
12 Keterapian Fisik 4 5 6
13 Keterapian Medis 14 16 18
Langkah 2
Menetapkan Data (asumsi) SDMK masuk (pengangkatan baru dan pindah masuk) dan SDMK keluar
( pensiun, meninggal/tidak mampu bekerja karena sakit/cacat, dan pindak ke tempat lain) contoh
tabel utk nasional dan prov Jatim
No Komponen Indonesia Jawa Timur
(1) (2) (3) (4)
Tahun 2010-2015 1.38 % per th 0.67 % per th
Laju Pertemubuhan
1 Tahun 2015-2020 1.19 % per th 0.53 % per th
Penduduk ( r )
Tahun 2020-2025 1.00 % per th 0.38 % per th
a. Pengangkatan baru 6.8 % per th 6.8 % per th
2 Pegawai masuk
b. Pindah masuk 0.5 % per th 0.5 % per th
a. Pensiun 1.0 % per th 1.0 % per th
b. Meninggal dan tidak
3 Pegawai keluar mampu bekerja karena 0.5 % per th 0.5 % per th
sakit / cacat
c. Keluar, cuti besar, dipecat 1.0 % per th 1.0 % per th
LANGKAH 3 Perhitungan proyeksi penduduk, secara manual dpt dicontohkan sbb :
Perhitungan Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2014 2025 (10 tahun)
Pt = Po(1+r)t (1+r)t 1.01 1.02 1.04 1.05 1.01 1.02 1.03 1.04
Tahun 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Proyeksi Penduduk 251,960,095 255,461,700 258,501,694 261,577,864 264,690,641 267,840,460 271,066,400 273,777,064 276,514,835 279,279,983 282,072,783 284,829,000
1 P2023 dan
4 5 P2024 dengan Penduduk th.2020
Penduduk th.2014, P2017, P2018, P2019 Penduduk th.2020 rumus yg (BPS Jakarta Ind.
hasil perhitungan dengan rumus yg sama (BPS Jakarta sama Pt = th.2013)
dari proyeksi 2010- Pt = Po x (1+r)t 9
Indonesia th.2013) Po x (1+r)t
2015 8 -2015
-2015
Penduduk th.2015 P2016 = P2015 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)2 P2021 = P2020 x (1+r)3
2 (BPS Jakarta 3 = 256,461,700 +(+1.19/100)2 = 271066400 x (1+1.00/100)2 = 256,461,700 x (1+1.00/100)3
Indonesia th.2013) = 258,501,694 = 273777064 = 276,514,835
6
7
Keterangan: Langkag dari no. 1 s/d no. 9 adalah langkah perhitungan proyeksi penduduk Indonesia tahun 2014-2025
LANGKAH 4 Perhitungan proyeksi pada kolom2, dgn keterangan sbb:
Perhitungan Proyeksi Kebutuhan SDMK (contoh: Perawat) di Indonesia sebagai berikut:
Penjelasan:
1. Proyeksi Penduduk Provinsi (contoh : Provinsi Jawa Timur) tahun 2014-2025
2. Target Rasio SDMK (contoh : Perawat) terhadap Jumlah Penduduk, tahun 2014, 2019, dan 2025 (Kepmenko Bidang Kesra No.54
Tahun 2013)
3. Proyaksi Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan Target Rasio SDMK (Perawat) terhadap Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014-
2025
4. Jumlah SDMK (contoh: Perawat) diawal tahun (data existing / saat ini)
5. Proyeksi Kebutuhan SDMK (Perawat) Tahun 2014-2025 yang dihitung dari [Jumlah SDMK (Perawat) yang ada saat ini ditambah
dengan SDMK yang masuk (Pengangkatan baru dan Pindah masuk)] dikurang ((SDMK (Perawat) Pensiun, yang meninggal, sakit /
cacat, dan keluar, cuti besar dan dipecat)].
6. Kesenjangan SDMK (Perawat) adalah selisih Jumlah Kebutuhan SDMK (Perawat) berdasarkan rasio penduduk dengan Jumlah
SDMK (Perawat) di akhir tahun
TERIMA KASIH