BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pengembangan rumah sakit sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia dan peran aktif masyarakat sebagai
pemakai pelayanan kesehatan. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia merupakan prioritas dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi sehingga dapat memberi
dampak positif terhadap derajat kesehatan masyarakat disekitarnya.
Bahwa pembangunan kesehatan di daerah baik Propinsi maupun
Kabupaten/Kota sehat dengan menerapkan pembangunan berwawasan
kesehatan dengan didukung SDM kesehatan yang bermutu.
Kebijakan dan strategi dalam pengembangan SDM Kesehatan
haruslah mengedapankan pentingnya upaya penetapan jenis, jumlah
dan kualifikasi SDM Kesehatan sesuai dengan kebutuhan. Dalam kaitan
ini perlu dilakukan peningkatan dan pemantapan perencanaan
pengadaan tenaga kesehatan, pendayagunaan dan pemberdayaan
profesi kesehatan untuk jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang. Diharapkan dalam penyusunan perencanaan SDM sebaiknya
ditetapkan dahulu rencana jangka panjang untuk mengantisipasi
masalah masalah kesehatan yang mungkin akan terjadi, karena SDM
kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
kesehatan. Pedoman ini dapat sebagai acuan dalam penyusunan
perencanaan SDM Kesehatan secara menyeluruh ( jangka pendek,
menengah dan panjang ) di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
B. TUJUAN
Tujuan pedoman penyusunan dan perencanaan SDM Kesehatan ini
adalah untuk membantu dalam mewujudkan rencana penyediaan dan
kebutuhan SDM di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
C. PENGERTIAN
1. SDM Kesehatan ( Sumber Daya Manusia ) adalah seseorang yang
bekerja secara aktif dibidang kesehatan baik yang memiliki
pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan uapaya
kesehatan.
2. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan / atau
keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan
upaya kesehatan.
3. Kegiatan Standar adalah satu satuan waktu ( atau angka ) yang
diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya.
4. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh sesorang tenaga kesehatan profesional dalam
satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah
memperhitungkan waktu, libur, sakit dan lainnya.
5. Daftar Susunan Pegawai adalah jumlah pegawai yang tersusun
dalam jabatan dan pangkat dalam kurun waktu tertentu yang
diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya.
6. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada
satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban kerja dan
selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan
waktu.
7. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun
dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
8. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan
9. Perencanaan Skenario adalah suatu perencanaan yang dikaitkan
dengan keadaan masa depan ( jangka menengah/panjang ) yang
mungkin terjadi.
10. WISN ( Work Load Indikator Staff Need ) adalah indikator yang
menunjukan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan
berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga akan
lebih mudah dan rasional.
BAB II
DASAR HUKUM DAN POKOK POKOK
PERENCANAAN SDM KESEHATAN
A. DASAR HUKUM
Dasar hukum perencanaan SDM Kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Undang Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan.
4. Keputusan Menkes No. 850/MENKES/SK/V/2000 tentang Kebijakan
Pengembangan Tenaga Kesehatan tahun 2000 2010.
3 6 Pyusunan
Analsa Penyu Akhir &
Pers Situasi sunan Rencana
iapa pemba scenario Pengbgn
1 4 SDM SDM RS
n ngunan
& 7
PSDM
Kebijakan Analisa
& rcn ttg situasi Pyusunan
pengembg pngadaan Rencana
SDM dr & SDMK
Direktur Pendaya
gunaan
SDM
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PENGENDALIAN DAN PENGEMBANGAN
PENILAIAN Pgbn SDM SDM KESEHATAN
LANGKAH LANGKAH POKOK PENYUSUNAN
1. PERSIAPAN
Input : 1. Kumpulan dokumen-dokumen kebijakan
2. Kumpulan data dan informasi terkait baik pemerintah
maupun masyarakat
Proses : - Kesepakatan dan persamaan persepsi lintas sektor
melalui pertemuan.
Output : - Kerangka acuan bersama
- Membentuk tim pengembangan SDM
LANGKAH PERTAMA
MENETAPKAN WAKTU KERJA TERSEDIA
Keterangan :
A = Hari Kerja D = Hari Libur Nasional
B = Cuti Tahunan E = Ketidak Hadiran Kerja
C = Pendidikan dan Pelatihan F = Waktu Kerja
LANGKAH KEDUA
MENETAPKAN UNIT KERJA DAN KATEGORI SDM
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM tujuannya adalah diperolehnya
unit kerja dan kategori SDM yang bertanggungjawab dalam
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perorangan pada pasien,
keluarga dan masyarakat di dalam dan di luar rumah sakit. Data dan
informasi yang dibutuhkan untuk penetapan unit kerja dan kategori SDM
adalah sebagai berikut:
1. Bagan Struktur Organisasi rumah sakit dan uraian tugas tugas pokok
dan fungsi masing-masing unit dan sub-unit kerja.
2. Keputusan Direktur RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi tentang
pembentukan unit kerja struktural dan fungsional, misalnya komite
medik, komite pengendalian mutu, bidang/bagian informasi.
3. Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja pada tiap unit kerja.
4. PP 32 tahun 1996 tentang SDM Kesehatan.
5. Peraturan perundang-undangan berkaitan dengan jabatan fungsional
SDM Kesehatan.
6. Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional prosedur
(SOP) pada tiap unit kerja.
ANALISA ORGANISASI
Fungsi utama rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang mengutamakan pelayanan kesehatan perorangan meliputi
pelayanan kesehatan kuratif, rehabilitatif secara serasi dan terpadu dengan
pelayanan preventif dan promotif. Berdasarkan fungsi utama tersebut, unit
kerja rumah sakit dapat dikelompokan sebagai berikut :
1. Unit Kerja Fungsional Langsung adalah unit dan sub-unit kerja yang
langsung terkait dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan
perorangan di dalam dan di luar rumah sakit, misalnya : Instalasi Rawat
Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Laboratorium, Instalasi Radiologi, Instalasi Farmasi/Apotek, Unit
Pelayanan Home Care, dll.
2. Unit Kerja Fungsional Penunjang adalah unit dan sub-unit kerja yang
tidak langsung berkaitan dengan penyelenggaraan :
- Pelayanan kesehatan perorangan di rumah sakit, misalnya : Instalasi
Tata Usaha Rawat Inap/Rawat Jalan, Instalasi Pemeliharaan Saran
Rumah Sakit.
- Pelayanan kesehatan Promotif di dalam dan di luar rumah sakit,
misalnya : Unit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat ( PKM RS ).
LANGKAH KETIGA
MENYUSUN STANDAR BEBAN KERJA
KEGIATAN POKOK
Kegiatan pokok adalah kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai
standar pelayanan dan standar operasional prosedur ( SOP ) untuk
menghasilkan pelayanan kesehatan/medik yang dilaksanakan oleh SDM
kesehatan dengan kompetensi tertentu. Langakh selanjutnya untuk
memudahkan dalam menetapkan beban kerja masing-masing kategori
SDM, perlu disusun kegiatan pokok serta jenis kegiatan pelayanan, yang
berkaitan langsung/tidak langsung denagn pelayanan kesehatan
perorangan.
STANDAR
KATEGORI UNIT KERJA / KEGIATAN RATA-2
No. BEBAN
SDM POKOK WAKTU
KERJA
Poli Penyakit Dalam
- Pemeriksaan pasien lama 7 14,194
- Pemeriksaan pasien baru 9 9,973
A Dr. Sp. PD Rawat Inap Penyakit Dalam
- Visite pasien lam 4 24,840
- Visite pasien baru 6 16,560
- Tindakan medik kecil 15 6,624
Poli Bedah
- Pemeriksaan pasien lama 7 14,194
- pemeriksaan pasien baru 9 11,040
- Tindakan medik kecil 15 6,624
B Dr. Sp. B - Tindakan medik sedang 25 3,974
Rawat Inap Bedah
- Visite pasien lama 4 24,840
- Visite pasien baru 15 16,560
- Tindakan medik kecil 15 6,624
LANGKAH KEEMPAT
PENYUSUNAN STANDAR KELONGGARAN
Pada umumnya kategori SDM Dr. Spesialis Penyakit Dalam dan Dr.
Spesialis Bedah memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
1. Pertemuan audit medik
2. Mengajar program pendidikan dokter
3. Mengajar program pendidikan dokter spesialis
LANGKAH KELIMA
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SDM PER UNIT KERJA
Perhitungan kebutuhan SDM per unit kerja tujuannya adalah
diperolehnya jumlah dan jenis / kategori SDM per unit kerja sesuai beban
kerja selama 1 tahun. Sumber data yang dibutuhkan untuk perhitungan
kebutuhan SDM per unit kerja meliputi :
1. Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya, yaitu :
a. Waktu kerja tersedia
b. Standar beban kerja
c. Standar kelonggaran masing-masing kategori SDM
2. Kuantitas kegiatan pokok tiap unit kerja selama kurun waktu satu
tahun.
Keterangan :
a. Jumlah kegiatan pelayanan selama 7 bulan
b. Rata-rata kegiatan pelayanan perbulan
c. Jumlah pelayanan 5 bulan berikutnya ( b x 5 bulan )
d. Jumlah kumulatif kegiatan pelayanan selama 1 tahun ( A + C )
Contoh tabel perhitungan beban kerja Instalasi Rawat Inap yang diperoleh
dengan cara ekstrapolasi :
KUANTITAS KEGIATAN POKOK INSTALASI RAWAT INAP
KEBUTUHAN SDM
Data kegiatan Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap yang telah diperoleh
dan standar beban kerja dan standar kelonggaran merupakan sumber data
untuk perhitungan kebutuhan SDM di setiap Instalasi dan unit kerja
dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
BAB VI
TINDAK LANJUT
Tindak Lanjut Setelah Penyusunan Rencana
Setelah dokumen perencanaan tersusun, tahap selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah :
1. Pengadaan SDM ( Rekruitment dan seleksi )
2. Pendayagunaan SDM (merencanakan distribusinya, kelanjutan
kariernya, serta kesejahteraannya)
3. Pembinaan dan pengawasan SDM
Bagi SDM yang diketahui kurang kompeten dilakukan pelatihan baik
kemampuan manajerial maupun keterampilan. Pengawasan dilakukan
bersama-sama/melibatkan sektor lain termasuk organisasi profesi dan
swasta/pemerintah.
4. Mengalokasikan sumber daya pendukung seperti alokasi dana dan
sarana yang memadai.
5. Melakukan pengembangan perencanaan termasuk metodenya.
BAB VII
KETENAGAAN
1. KETENTUAN UMUM
a. Penambahan pegawai dilakukan untuk mengisi formasi yang telah
ditentukan berdasar pada keputusan Direksi.
b. Setiap warga negara yang memenuhi syarat syarat yang
ditentukan dalam peraturan ini, mempunyai kesempatan yang
sama untuk melamar dan diangkat menjadi pegawai RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
2. REKRUTMEN
a. Persyaratan Menjadi Karyawan
Syarat syarat tersebut adalah :
1) Umum :
a) Warga Negara Indonesia
b) Berusia serendah rendahnya 17 tahun dan setinggi
tingginya 40 tahun dan untuk dokter Umum dan dokter Gigi
paling tinggi usia 40 tahun.
c) Mengajukan permohonan tertulis yang dilampiri dengan
persyaratan lainnya yang telah ditentukan oleh RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
d) Tertib administrasi
e) Lulus ujian yang diadakan oleh RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi
f) Dinyatakan sehat untuk bekerja oleh dokter
g) Taat pada peraturan kepegawaian yang telah ditetapkan
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
h) Dedikasi tinggi
2) Khusus :
a) Dokter
Komitmen didalam etik profesi.
Mempunyai kemampuan profesionalisme dibidangnya
yang disyahkan secara formal oleh lembaga pendidikan /
instansi yang terkait ( STR ).
Belum pernah mengalami cacat hukum didalam
menjalankan profesinya, serta taat pada peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Memenuhi persyaratan yang diberlakukan oleh
Departemen Kesehatan RI.
Surat keterangan lolos butuh dari departemen Kesehatan
(bagi dokter tetap).
Surat izin praktek (SIP).
Surat penugasan (SP).
Apabila bekerja di Instansi / Rumah Sakit / Klinik diluar
RSU Sekarwangi Kabupaten Sukabumi harus ada izin
dari Pengurus (bagi dokter tetap).
Surat izin dari atasan langsung (untuk dokter tidak
tetap).
b) Perawat / Bidan
Memiliki SIP / SIB
Tidak bekerja di instansi lain.
c. Pelaksanaan Ujian
1. Ujian diselenggarakan oleh Tim penerima Pegawai yang
dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit.
2. Tugas tim tersebut adalah :
a.) Menyiapkan bahan ujian
b.) Menentukan tempat dan jadwal ujian
c.) Menyelenggarakan ujian
d.) Menerima dan menentukan hasil ujian
3. Bahan ujian meliputi antara lain :
1. Pengetahuan umum
2. Pengetahuan teknis mengenai pekerjaan
3. Psiko - tes
4. Ujian diselenggarakan dengan cara tertulis, wawancara dan
praktek.
5. Tim menyampaikan hasil ujian kepada Direksi Rumah Sakit
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi untuk diambil keputusan.
Nama nama para pelamar yang akan diterima diumumkan
secara terbuka.
3. ORIENTASI
Orientasi Tenaga dilakukan melalui orientasi organisasi yang
dilanjutkan dengan orientasi khusus pada unit kerja yang sesuai
dengan kemampuan pelamar.Ketentuan orientasi Tenaga secara
umum adalah sebagai berikut:
a. Penyelenggara dan Peserta
1) Penyelenggara
Penyelenggara Orientasi Tenaga di Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi Kabupaten Sukabumia adalah Bagian Kepegawaian,
yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Unit dimana Tenaga
ditempatkan. Agar orientasi Tenaga dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan, maka Unit yang mendapatkan Tenaga, perlu
menetapkan Tim Pengelola Orientasi Tenaga. Anggota Tim
berasal dari bagian/subbagian yang menangani kepegawaian,
dan yang berasal dari bagian/ sub bagian dimana Tenaga
akan ditempatkan.
2) Peserta
a) Peserta orientasi organisasi adalah Tenaga Rumah Sakit
Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi yang berasal
dari pelamar umum.
b) Peserta praktik kerja adalah peserta yang telah melaksanakan
orientasi organisasi sesuai dengan ketentuan.
Materi Waktu
No Narasumber
Orientasi Umum (Menit)
1. Kedudukan dan struktur 60 Direktur
organisasi
2. Visi,misi,tugas dan fungsi 60 Direktur
organisasi
3. Budaya dan Nilai nilai kerja 60 Kepala Bagian
Kepegawaian
4. Standar Operating Procedures 60 Kepala Bagian
(SOP), Aturan kepegawaian dan Kepegawaian
admnistrasi kepegawaian
5. Kesehatan dan keselamatan kerja 60 Kepala Bagian
di Rumah Sakit Penunjang
6. Jenis pelayanan di Rumah Sakit 60 Kepala Bagian
Yanmed
7. Pelayanan Prima berbasis Rumah 60 Tim pelayanan
Sakit prima
8. Pengenalan Sarana dan 60 Kepala Bagian
prasarana organisasi Kepegawaian
No Orientasi Khusus Waktu Narasumber
1. Standar Operating Procedures 60
(SOP)
2. Pengenalan lingkungan 60 Ka.Ruang/
Instalasi/Bagian/ Bidang Instalasi /
3. Uraian Tugas dan Wewenang 60
4. Penugasan pendelegasian 60 Bidang / Bagian.
c. Prosedur Orientasi
1) Bagian Kepegawaian menyerahkan SK Tenaga kepada masing-
masing unit utama (sekretariat) di Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
2) Bagian Kepegawaian menetapkan tempat pelaksanaan
Orientasi Tenaga.
3) Bagian Kepegawaian kemudian mengundang satuan kerja yang
mendapatkan Tenaga untuk mendistribusikan SK Tenaga dan
menyepakati pelaksanaan orientasi Tenaga.
4) Bagian Kepegawaian membuat SK Tim Pengelola Orientasi
Tenaga yang terdiri dari unsur- unsur kepegawaian dan
bagian/sub bagian/seksi yang mendapatkan Tenaga sesuai
dengan penempatan dan tim pengelola dapat melibatkan
instansi terkait.
5) Tim Pengelola Orientasi Tenaga membuat/menyusun dan
menyepakati:
a) Jadwal orientasi organisasi dan praktikkerja.
b) Narasumber yang akan memberikan materi saat orientasi
organisasi
c) Pembimbing orientasi khusus di unit kerja yang akan
memfasilitasi Tenaga dalam melaksanakan praktik.
d) Sarana dan prasarana yang akan digunakan untuk orientasi
organisasi maupun untuk orientasi khusus di unit kerja.
e) Pembagian kelompok Tenaga untuk orientasi khusus di unit
kerja.
6) Direktur menunjuk narasumber/ pembimbing/instruktur yang
bertugas untuk membekali Tenaga mengenai materi organisasi
berdasarkan masukkan dari Tim Pengelola Orientasi Tenaga.
7) Tim Pengelola Orientasi Tenaga melaksanakan Orientasi
Organisasi mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
8) Tim Pengelola Orientasi Tenaga melaksanakan Orientasi
khusus di unit kerja bagi Tenaga yang telah memenuhi syarat
saat mengikuti orientasi organisasi.
9) Bagian Kepegawaian melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap Tenaga yang mengikuti orientasi.
10) Tim Pengelola Orientasi Tenaga memberikan hasil penilaian dan
rekomendasi atas pelaksanaan orientasi khusus di unit kerja
yang dilakukan oleh masing-masing Tenaga sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan kelulusan.
11) Kepala Unit Kerja atau Unit Utama melakukan verifikasi
terhadap hasil Penilaian dan rekomendasi dari Tim Pengelola
Orientasi Tenaga.
12) Kepala Unit Kerja atau Unit Utama menerbitkan Surat
Keterangan Orientasi Tenaga yang dilengkapi dengan formulir
dengan tembusan kepada Kepala Bagian Kepegawaian.
13) Kepala Unit Kerja yang menyatakan tidak lulus terhadap
Tenaga yang telah melakukan Praktik Kerja diwajibkan
memperpanjang pelaksanaan orientasi khusus di unit kerja
yang difokuskan pada kompetensi yang belum dimiliki oleh
Tenaga. Kegiatan ini dilakukan sampai Tenaga yang
bersangkutan dinyatakan lulus.
14) Biro Kepegawaian membuat laporan hasil pelaksanaan
Orientasi Tenaga yang merupakan gabungan hasil pelaksanaan
Orientasi Organisasi dengan hasil pelaksanaan praktik kerja.
15) Unit Kerja menyampaikan laporan hasil pelaksanaan orientasi
kepada Unit Utama ditembuskan kepada Bagian Kepegawaian.
4. PENGANGKATAN
a. Berdasarkan laporan hasil orientasi dari pegawai baru dari bagian
kepegawaian Direktur melalui Bagian Kepegawaian menerbitkan
Surat Keputusan Direktur tentang pengangkatan staf menjadi
tenaga kontrak di RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
b. Pegawai yang kemudian diketahui, bahwa pada waktu melamar
dengan sengaja memberikan keterangan keterangan / bukti
bukti yang tidak benar, maka akan diberhentikan tidak dengan
terhormat.
3. Hal hal yang belum diatur dalam ketentuan diatas akan
diputuskan lebih lanjut oleh Direktur.
B. PERATURAN DISIPLIN KARYAWAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI
1. KETENTUAN UMUM
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Peraturan disiplin karyawan Rumah Sakit Umum Daerah
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi adalah aturan yang mengatur
kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati
atau larangan dilanggar oleh karyawan Rumah Sakit Umum
Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan
pegawai Rumah Sakit Umum Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
yang melanggar ketentuan peraturan Disiplin Rumah Sakit Umum
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi baik yang dilakukan di dalam
maupun di luar jam kerja.
3. Hukuman Disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada
karyawan rumah Sakit Umum Sekarwangi Kabupaten Sukabumi
karena melanggar peraturan Disiplin karyawan Rumah Sakit
Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
4. Pejabat yang berwenang untuk menghukum adalah Direksi dan
pengurus .
5. Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan
yang berwenang mengenai atau yang hubungannya dengan
kedinasan.
6. Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada
hubungannnya dengan kedinasan.
2. KEWAJIBAN DAN LARANGAN
a. Setiap karyawan Rumah Sakit Umum Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi wajib :
1) Mengangkat dan mentaati sumpah karyawan Rumah Sakit
Umum Sekarwangi Kabupaten Sukabumi berdasarkan
peraturan yang berlaku.
2) Menyimpan rahasia jabatan dan rahasia Rumah Sakit Umum
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi dengan sebaik baiknya.
3) Memperhatikan dan melaksanakan segala ketentuan Rumah
Sakit baik yang langsung menyangkut tugas kedinasan
maupun yang berlaku umum.
4) Melaksanakan tugas kedinasan di rumah Sakit dengan sebaik
baiknya dan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan
tanggung jawab.
5) Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk
kepentingan Rumah Sakit.
6) Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan,
persatuan dan Kesatuan pegawai Rumah Sakit Umum Rumah
Sakit Umum Daerah Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
7) Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada
hal yang dapat membahayakan atau merugikan pihak Rumah
Sakit terutama dibidang keamanan, keuangan, moriil dan
materiil.
8) Mentaati ketentuan jam kerja.
9) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik.
10)Menggunakan dan memelihara barang barang milik Rumah
Sakit Umum Sekarwangi Kabupaten Sukabumi dengan sebaik
baiknya.
11)Memberikan pelayanan dengan sebaik baiknya kepada
masyarakat sesuai dengan bidang tugas masing masing.
12)Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana
terhadap bawahan.
13)Mentaati ketentuan dan peraturan peraturan yang berlaku.
14)Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang.
3. HUKUMAN DISIPLIN
a. Pelanggaran Disiplin
1) Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan karyawan Rumah Sakit
yang melanggar ketentuan yang berlaku di RSUD Umum
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi adalah pelanggaran disiplin.
2) Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan Rumah
Sakit Umum Sekarwangi Kabupaten Sukabumi karyawan
Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi
hukuman disiplin oleh Pejabat yang berwenang menghukum.
b. Tingkat dan Jenis Hukuman Disiplin
1) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari :
a) hukuman disiplin ringan
b) hukuman disiplin sedang dan
c) hukuman disiplin berat
d) Pemutusan Hubungan Kerja
2) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari :
a) Teguran lisan
b) Teguran tertulis
c) Pernyataan tidak puas secara tertulis.
3) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari :
a) Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 (satu)
tahun.
b) Penundaan gaji sebesar 1 (satu) kali kenaikan gaji berkala
untuk paling lama 1 (satu) tahun.
c) Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 (satu)
tahun.
4) Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari :
a) Penurunan pangkat, setingkat lebih rendah untuk paling lama
1 (satu) tahun.
b) Pembebasan dari jabatan.
c) Pemberhentian dengan hormat, tidak atas permintaan sendiri.
d) Pemberhentian tidak dengan terhormat sebagai karyawan
Rumah Sakit.
b. Tujuan
Tujuan dari Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, adalah untuk
memperoleh bahan bahan pertimbangan yang obyektif dalam
pembinaan karyawan Rumah Sakit.
e. Prosedur Penilaian
1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan diberikan oleh pejabat
penilai kepada karyawan yang bersangkutan.
2) Apabila karyawan yang dinilai berkeberatan atas nilai dalam
daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan, maka ia dapat
mengajukan keberatan disertai dengan alasan alasannya,
kepada atasan pejabat melalui hirarki dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari sejak tanggal diterimanya daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut.
3) Pejabat penilai menyampaikan Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan kepada Atasan Pejabat Penilai dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Apabila tidak ada keberatan dari karyawan yang
bersangkutan, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
tersebut disampaikan tanpa catatan khusus.
b. Apabila ada keberatan dari karyawan yang bersangkutan,
daftar penilaian Pelaksanaan Pekerjaan tersebut
disampaiakan dengan catatan tentang tanggapan pejabat
penilai atas keberatan yang diajukan oleh karyawan yang
bersangkutan.
4) Atasan Pejabat Penilai memeriksa dengan seksama daftar
Penilaian Pelaksanaan pekerjaan yang disampaikan kepadanya.
5) Apabila terdapat alasan alasan yang cukup, Atasan Pejabat
Penilai dapat mengadakan perubahan nilai yang tercantum
dalam Daftar Penilaian pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2.
6) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan baru berlaku sesudah
ada pengesahan dari atasan Pejabat Penilai.
7) Kedudukan Direksi Rumah Sakit sebagai Pejabat Penilai terdiri
dari para Direktur dan pembantu Direktur.
BAB VII
PENUTUP
ditetapkan di Sukabumi
pada tanggal
Direktur,
w.MARWIAH ABUBAKAR