Anda di halaman 1dari 55

SUB MODUL INTI 4a

MANAJEMEN SUMBER DAYA


PADA SUMBER DAYA MANUSIA
PADA
PELATIHAN MANAJEMEN PUSKESMAS
TITIS WIGIATI, SKM, MKM
• Administrator Kesehatan Ahli
Muda
• Pendidikan S2 IKM
Universitas Padjajaran
Bandung
TUJUAN :
TPU :

• Peserta mampu memahami Manajemen SDM Kesehatan di Puskesmas

TPK :

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu :

• Menjelaskan Perencanaan SDM Kesehatan Puskesmas


• Menjelaskan Pengembangan SDM Puskesmas
• Menjelaskan Pengorganisasian SDM Puskesmas
A. Perencanaan Kebutuhan
SDM Kesehatan
Perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan

bertujuan untuk menghasilkan


merupakan proses sistematis dalam rencana kebutuhan SDM kesehatan
upaya menetapkan jumlah dan yang tepat meliputi jenis, jumlah,
kualifikasi SDM Kesehatan yang dan kualifikasi sesuai kebutuhan
dibutuhkan sesuai dengan kondisi organisasi berdasarkan metode
suatu wilayah dalam rangka perencanan yang sesuai dalam
mencapai pembangunan kesehatan rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
Manfaat Perencanaan SDMK
a. Manfaat bagi institusi b. Manfaat bagi wilayah
1) bahan penataan/penyempurnaan struktur 1) Bahan perencanaan distribusi;
organisasi;
2) Bahan perencanaan redistribusi (pemerataan);
2) bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi
kerja unit; 3) Bahan penyesuaian kapasitas produksi;
3) bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja; 4) Bahan pemenuhan kebutuhan SDMK;
4) bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan; 5) Bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar
wilayah;
5) bahan penyusunan standar beban kerja;
jabatan/kelembagaan; 6) Bahan evaluasi dan penetapan kebijakan
pemerataan, pemanfaatan, dan pengembangan
6) penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil SDMK.
sesuai dengan beban kerja organisasi;
7) bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang
berlebihan ke unit yang kekurangan;
8) bahan penetapan kebijakan dalam rangka
peningkatan pendayagunaan sumber daya
manusia.
Penyusunan • metode Analisis • metode standar
Beban Kerja ketenagaan
rencana Kesehatan (ABK- minimal.
kebutuhan Kes)
SDM sebagai dasar pengajuan
usulan formasi karena ABK-Kes
digunakan untuk pendirian
baru atau peningkatan
Kesehatan menghitung kebutuhan riil
sesuai dengan beban kerja
klasifikasi Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
yang dilakukan
A. Standar Ketenagaan Minimal (SKM)
STANDAR
KETENAGAAN
PUSKESMAS
Dokter/Dokter
Layanan Primer Sumber Daya
Tenaga
Manajemen Puskesmas
Kefarmasian Dokter Gigi
(9 Nakes sesuai standar)

Tenaga Gizi Perawat

Tenaga Kesehatan

Ahli Teknologi
Laboratorium Bidan

Tenaga Tenaga
Kesehatan Kesehatan
Lingkungan Masyarakat
06/13/2023 10
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
B. Analisis Beban Kerja ( 6 langkah)
LANGKAH METODA ABK KESEHATAN :
1. Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja
4. Menghitung Standar Beban Kerja
5. Menghitung Standar Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK Per Institusi/
Fasyankes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 12


Langkah 1
Menetapkan Faskes dan Jenis SDMK
No. Faskes Jenis SDMK
1 Puskesmas “A” Dokter
Dokter gigi
Perawat
Bidan




dst
Sumber: 1. UU RI No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
2. Permenkes No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

1. Hari kerja ditentukan oleh kebijakan pemerintah yakni 5 hari atau 6 hari kerja
per minggu, sehingga dalam 1 tahun maka jumlah hari kerja 260 hari (5 x 52
minggu) dan 312 hari (6 x 52 minggu)-A.
2. Cuti pegawai (tahunan), sesuai ketentuan yang berlaku (B)
3. Hari libur nasional + cuti bersama, keputusan bersama oleh Menteri terkait (C)
4. Mengikuti pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku, rata-rata 6 hari (D)
5. Absen, merupakan data rata-rata untuk semua pegawai di Fasyankes
bersangkutan (E).
•WKT (Waktu Kerja Tersedia) :
• Jam Kerja Efektif bagi setiap
SDMK untuk melaksanakan
kewajiban pekerjaannya
sesuai dengan Tugas Pokok
dan Fungsinya (hari/th;
jam//th; menit/th)
LANGKAH-02
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) – DALAM 1 TH
Kode Faktor Keterangan Penghitungan Jumlah Satuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A Hari Kerja 5 hr kerja / mg 52 260 hr/th
6 hr kerja / mg 52 312 hr/th
B Cuti pegawai Hak Pegawai   12 hr/th
C Llibur Nasional + Cuti bersama Dalam 1 th (Kalender)   19 hr/th

D Mengikuti Pelatihan Dalam 1 th   5 hr/th


E Absen (Sakit, dll) Dalam 1 th   12 hr/th
F Waktu Kerja (dalam 1 minggu) Kepres No. 68/1995   37,5 Jam/mg

G Jam Kerja Efektif (JKE) Permendagri 12/2008; 70% x 37.5 26,25 Jam/mg
Permen PAN-RB
26/2011
WK Waktu kerja (dalam 1 hari) 5 hr kerja / mg (5) / (3) 5,25 Jam/hr
6 hr kerja / mg (5) / (3) 4,375 Jam/hr
WKT Waktu Kerja Tersedia (hari) 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 212 Hari/th
6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E) 1113 Hari/th
Waktu Kerja Tersedia (jam) 5 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x5,25 1221 Jam/th
6 hr kerja / mg A-(B+C+D+E)x4,375 1155 Jam/th

Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 1200 Jam/th


Waktu Kerja Tersedia (WKT)…..dibulatkan 72000 mnt/th
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok
dan Tugas Penunjang) dan Norma Waktu

Komponen Beban Kerja :


Jenis tugas dan uraian tugas yang secara nyata
dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17


Norma Waktu :

Rata2 waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDMK yang terdidik


terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan kegiatan
secara normal sesuai standar pelayanan yg berlaku di fasyankes yg
bersangkutan

Dipengaruhi :
standar pelayanan, SOP, sarpras medik tersedia, kompetensi SDMK
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 18
Langkah 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja
(Tugas Pokok dan Tugas Penunjang) dan Norma Waktu
Jenis Norma Capaian dlm 1
NO Kegiatan Satuan Norma waktu Satuan
Tugas waktu thn
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 845
2. Pertolongan
Persalinan 600 menit/ps 600 menit/ps 197
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-
Tugas 3) 60 mnt/psn 60 mnt/psn 342
1
Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 60 menit/ps 326
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 60 menit/ps 35
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 60 menit/ps 31
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 30 menit/ps 452

 2 Tugas  1. Mengikuti Seminar  12  jam/th  720  menit/ th


Penunjang  2. Menjadi anggota OP 1 Jam/blm 60 Menit/ bln
Langkah 4
Menghitung Standar Beban Kerja
(SBK)

Perhitungan :
WKT / Norma waktu per kegiatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 20


Langkah 4
Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)
Jenis Norma waktu WKT
NO Kegiatan Satuan SBK
Tugas (menit) (menit)
1. Yan. ANC (K1-4) 30 menit/ps 72000 2400
2. Pertolongan Persalinan 600 menit/ps 72000 120
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 60 mnt/psn 72000 1200
Tugas
1 4. Yan. BBL (KN1-3) 60 menit/ps 72000 1200
Pokok
5. Yan. Gadar Obs 60 menit/ps 72000 1200
6. Yan Gadar Neot 60 menit/ps 72000 1200
7. Yan Bayi (1-4) 30 menit/ps 72000 2400
             
Langkah 5
Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor
Tugas Penunjang (FTP)

Tugas Penunjang :
Tugas untuk menyelesaikan kegiatan, baik yg terkait
langsung/ tidak dengan tugas pokok dan fungsinya yg
dilakukan oleh seluruh SDMK
Faktor Tugas Penunjang (FTP) = (waktu keg : WKT) x 100
Standar Tugas Penunjang (STP) = 1 / (1-FTP/100)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 22


Langkah 5
Menetapkan Standar Tugas Penunjang (STP)
Jenis Rata2 Waktu Keg WKT FTP
NO Kegiatan Satuan
Tugas waktu (mnt/th) (mnt/th) %
           

2 Tugas 1. Mengikuti Seminar 720 Menit/th 720 72000 1


Penunjang  2. Menjadi anggota OP 60 menit/bln 720 72000 1

Faktor Tugas Penunjang (FTP) dalam % 2,0


Standar Tugas Penunjang (STP) = (1/(1-FTP/100)) = 1/0.98 1.02
Langkah 6
Menghitung Kebutuhan SDMK

Data yg diperoleh dari sebelumnya :


– WKT : dari langkah 2
– Standar Beban Kerja : Langkah 4
– Standar Tugas Penunjang (STP) : Langkah 5
Data Cakupan tugas pokok dan kegiatan
Rumus :
Kebutuhan SDMK = (capaian 1 th/ SBK) x STP

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24


Langkah 6
Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas Penunjang)
dan Norma Waktu
Capaian Kebutuhan
NO Jenis Tugas Kegiatan SBK
(1 thn) SDMK (Bidan)

1. Yan. ANC (K1-4) 845 2400 0.35


2. Pertolongan Persalinan 197 120 1,64
3. Yan. Ibu Nifas (KF1-3) 342 1200 0,29
1 Tugas Pokok 4. Yan. BBL (KN1-3) 326 1200 0,27
5. Yan. Gadar Obs 35 1200 0,03
6. Yan Gadar Neot 31 1200 0,03
7. Yan Bayi (1-4) 452 2400 0,19

2,79
JKT = Jumlah Kebutuhan Tenaga Tugas Pokok (Bidan)
 2 Tugas Penunjang   Standar Tugas Penunjang (dari langkah 5)  1,02

Total Kebutuhan SDMK (Bidan) = JKT x STP 2.84


Pembulatan 3
C. Mekanisme penyusunan DOKRENBUT SDMK
PERENCANAAN KEBUTUHAN
SDMK
Tujuan Perhitungan SDM Kesehatan
REKRUTMEN PENGELOLAAN TENAGA MUTASI PEGAWAI
UU ASN 5/2020 KESEHATA Permendagri 58/2019
N PP 67/ Perka BKN 5/2019
2019
Pasal 58 ayat (3)  Mutasi dilakukan atas dasar kesesuaian
Pengadaan PNS Pasal 5 ayat (1) Pemerintah pusat antara kompetensi PNS dengan
sebagaimana dimaksud dan pemerintah daerah wajib persyaratan jabatan, klasifikasi jabatan
pada ayat (1) dilakukan menyusun dan menetapkan dan pola karier, dan analisis beban
melalui tahapan perencanaan Tenaga Kesehatan. kerja; dengan memperhatikan
perencanaan, kebutuhan organisasi.
Pasal 7 ayat (2) Perencanaan
pengumuman lowongan,  Salah satu persyaratan dalam mutasi
Tenaga Kesehatan sebagaimana
pelamaran, seleksi, dimaksud pada ayat (1) disusun adalah adanya anjab dan ABK bagi
pengumuman hasil seleksi, secara berjenjang dimulai dari PNS yang akan mutasi
masa percobaan, dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
pengangkatan menjadi  Bentuk koordinasi Mutasi
pemerintah daerah kabupaten/kota,
PNS. pemerintah daerah provinsi, dan menggunakan integrasi sistem
pemerintah pusat secara nasional. informasi aparatur sipil negara BKN
dengan sistem e-mutasi Kementerian
Dalam Negeri.
Hal yang Perlu Diperhatikan dalam
Perencanaan Tenaga Kesehatan di Pelayanan

Jenis, kualifikasi, jumlah, pengadaan, dan distribusi


Tenaga Kesehatan;
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan;

Ketersediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Kemampuan pembiayaan
Kondisi geografis dan sosial budaya

Kebutuhan masyarakat
B.Peningkatan Kompetensi SDM
Puskesmas
suatu kegiatan untuk meningkatkan
kapasitas SDM agar bisa menjadi
sumber daya yang berkualitas baik
Pengembangan dari segi pengetahuan, keterampilan
SDM bekerja, tingkat professionalisme
yang tinggi dalam bekerja agar bisa
meningkatkan kemampuan untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan
dengan baik.
1) Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan
dengan perubahan teknologi, memastikan bahwa
setiap individu dapat secara efektif menggunakan
teknologi-teknologi baru.
2) Mengurangi waktu belajar seorang individu baru
Pengembangan untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan.
3) Membantu memecahkan persoalan operasional.
SDM bertujuan
4) Mengorientasikan setiap individu terhadap
organisasi.
5) Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam
melaksanakan tugas dalam bekerja.
6) Meningkatkan tingkat professionalisme para SDM
Kompetensi adalah 1) Kompetensi teknis adalah pengetahuan,
pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
keterampilan, dan diamati, diukur, dan dikembangkan yang spesifik
sikap/perilaku seorang berkaitan dengan bidang teknis Jabatan.
PNS yang dapat diamati, 2) Kompetensi manajerial adalah pengetahuan,
diukur, dan keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
dikembangkan dalam diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
melaksanakan tugas dan/atau mengelola unit organisasi
jabatannya. 3) Kompetensi sosialkultural adalah pengetahuan,
keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
Sebagai seorang ASN, diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
SDM Kesehatan harus majemuk dalam hal agama, suku dan budaya,
memiliki kompetensi perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,
teknis, manajerial dan moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh
sosialkultural. setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil
kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.
Pengembangan kompetensi bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan kompetensi dengan
standar kompetensi jabatan dan rencana
pengembangan karier serta untuk meningkatkan
kinerja organisasi.
• Perencanaan pengembangan kompetensi diawali
1. dengan melakukan pengkajian kebutuhan
pengembangan kompetensi melalui analisis
Perencanaan terhadap kebutuhan organisasi, dan kebutuhan
untuk meningkatkan kompetensi SDMK.
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang ASN mengamanahkan bahwa setiap
ASN berhak untuk mendapatkan pengembangan kompetensi, dengan jumlah minimal
20 jam setiap tahun untuk PNS (PP Nomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen PNS)
atau maksimal 24 jam per tahun untuk PPPK (PP Nomor 49 tahun 2019 tentang PPPK),

2.
Pelaksanaan
1) kesesuaian antara perencanaan dengan
pelaksanaan pengembangan kompetensi,
2) kesesuaian antara pengembangan kompetensi
dengan peningkatan kinerja.
3. Evaluasi 3) Evaluasi pasca pengembangan kompetensi dapat
dilakukan 3-6 bulan setelah kegiatan. Evaluasi juga
dapat dilakukan melalui kegiatan uji kompetensi
melalui penilaian secara berkala. Pelaksanaan uji kompetensi yang
terhadap digunakan sebagai dasar pengembangan
kompetensi dan penyelenggaraan manajemen
karier dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun
untuk setiap pegawai. Untuk uji kompetensi
Jabatan fungsional dilakukan menyesuaikan
kebutuhan kenaikan jenjang jabatan.
C. Pengorganisasian SDM Puskesmas
PENGORGANISASIAN SDM
• Pengorganisasian adalah • Fungsi pengorganisasian
langkah untuk menetapkan, merupakan alat untuk
menggolongkan dan mengatur memadukan (sinkronisasi) dan
berbagai macam kegiatan, mengatur semua kegiatan yang
menetapkan tugastugas pokok, ada kaitannya dengan personil,
wewenang dan pendelegasian finansial, materil dan tata cara
wewenang wewenang oleh untuk mencapai tujuan
pimpinan pimpinan kepada staf organisasi yang telah disepakati
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
organisasi.

06/13/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 47


Manfaat
Pengorganisasian
mengetahui: pembagian tugas untuk per orangan dan kelompok,
hubungan organisatoris antar manusia yang menjadi anggota dan
staf sebuah organisasi, pendelegasian wewenang, pemanfaatan
dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi.
ORGANISASIAN (PMK 43/2019) Kualifikasi dan kompetensi :
(tupoksi dan Uraian Tugas)
• Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional
dan unit layanan yang bekerja secara professional - a. berstatus ASN;
sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan - b. memiliki pendidikan bidang
bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah kesehatan paling rendah sarjana S-1
kabupaten/kota, atau D-4;
- c. pernah paling rendah menduduki
• paling sedikit terdiri atas: a. kepala Puskesmas; b. kepala jabatan fungsional tenaga kesehatan
tata usaha; dan c. penanggung jawab. jenjang ahli pertama paling sedikit 2
(dua) tahun;
• Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas: - d. memiliki kemampuan manajemen
• a. penanggung jawab UKM dan keperawatan di bidang kesehatan masyarakat;
kesehatan masyarakat; - e. masa kerja di Puskesmas paling
• b. penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan sedikit 2 (dua) tahun; dan f. telah
mengikuti pelatihan manajemen
laboratorium; Puskesmas.
• c. penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas;
• d. penanggung jawab bangunan, prasarana, dan KAPUS
peralatan puskesmas; dan
ORGANISASIAN & TATA HUBUNGAN KERJA (PMK 43/2019)

ORGANISASI TATA HUBUNGAN KERJA


• Puskesmas merupakan unit organisasi bersifat fungsional • Dinas kesehatan daerah
dan unit layanan yang bekerja secara professional kabupaten/kota  pembinaan
sebagai unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan • Rumah Sakit, koordinasi
bertanggung jawab kepada kepala dinas kesehatan daerah dan/atau rujukan di bidang
kabupaten/kota, upaya kesehatan.
• paling sedikit terdiri atas: a. kepala Puskesmas; b. kepala • Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lain dan upaya kesehatan
tata usaha; dan c. penanggung jawab. bersumberdaya masyarakat 
• Penanggung jawab paling sedikit terdiri atas: pembinaan, koordinasi, dan/atau
rujukan di bidang upaya
• a. penanggung jawab UKM dan keperawatan kesehatan.
kesehatan masyarakat; • Lintas sektor terkait lainnya
• b. penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan sebagai jejaring  koordinasi di
laboratorium; bidang upaya kesehatan.
• c. penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring Puskesmas; Upaya kesehatan
• d. penanggung jawab bangunan, prasarana, dan PARIPURNA
peralatan puskesmas; dan
• Adanya kelompok orang yang bekerjasama.
• Adanya tujuan tertentu yang akan dicapai.
• Adanya pekerjaan yang akan dikerjakan
Aspek • Adanya penetapan dan pengelompokan
pekerjaan.
penting yang • Adanya wewenang dan tanggungjawab.
dapat • Adanya pendelegasian wewenang.
dirumuskan • Adanya hubungan kerjasama satu sama lain
• Adanya penempatan orang–orang yang akan
melakukan pekerjaan.
• Adanya tata tertib yang harus ditaati.
• 1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf.
• 2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
Enam langkah • 3) Mengelompokkan kegiatan pokok dalam suatu
kegiatan yang praktis ke dalam elemen kegiatan.
penting dalam
• 4) Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan
menyusun fungsi oleh staf & menyediakan fasilitas pendukung yang
pengorganisasian diperlukan untuk melaksanakan tugasnya.
• 5) Penugasan personel yang dipandang mampu
melaksanakan tugas.
• 6) Mendelegasikan wewenang.
LATIHAN
Lakukan perhitungan kebutuhan SDMK berdasarkan standar ketenagaan minimal
(Gunakan data di Puskesmas anda) dan apa hasilnya?

NO. JENIS TENAGA STANDAR KEADAAN HASIL /


REKOMENDASI

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 53


LATIHAN
Lakukan rekapitulasi Kebutuhan SDMKberdasarkan ABK Kesehatan di Puskesmas Anda..

NO. JENIS TENAGA Jumlah saat ini Jumlah Kesenjangan Keadaan


seharusnya (sesuai/kurang/
(ABK) lebih)
1. Dokter
2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Sanitarian
6. Nutritionis
7. Tenaga Farmasi
8. TPKIP
9. ATLM
Jumlah

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 54


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai