Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN SDM

PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN PROV. SULSEL


THN 2016
PERENCANAAN SDM PUSKESMAS
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan berdasarkan Standar
kebutuhan minimal tenaga
puskesmas. Pusat Kesehatan
masyarakat (Puskesmas) sebagai
salah satu jenis fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama memiliki
peranan penting.
Keberadaan Sumber Daya Manusia (SDM)
Puskesmas sesuai pasal 16 Permenkes 75
tahun 2014 tentang Puskesmas, bahwa terdiri
atas tenaga kesehatan & non kesehatan
ditentukan berdasarkan kebutuhan SDM.
Kebutuhan SDM puskesmas dapat ditentukan
berdasarkan standar minimal kebutuhan SDM
puskesmas. Keputusan Menteri Kesehatan
(KMK) No. 81/ MENKES/ SK/ I/ 2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM
Kesehatan di Tingkat Povinsi, Kabupaten/ Kota
serta Rumah Sakit.
Pada dasarnya standar kebutuhan pola minimal
merupakan hasil pengembangan dari metode
penghitungan beban kerja.
Pemanfaatan Standar Kebutuhan Minimal Tenaga
Kesehatan adalah: Untuk menyusun perencanaan
kebutuhan SDM di tingkat kabupaten/ kota dan
provinsi untuk pemenuhan kebutuhan SDM di
puskesmas.
Dapat digunakan sebagai acuan dalam pendirian
puskesmas baru sebagai persyaratan ijin pendirian.
Pola ketenagaan Minimal untuk
mendukung pelaksanaan upaya
kesehatan wajib di puskesmas adalah
pola ketenagaan yang selama ini
digunakan pada dokumen revitalisasi
puskesmas.
1 Tabel 3 Standar Ketenagaan Puskesmas

Puskesmas Kawasan Puskesmas Kawasan PEDESAAN Puskesmas Kawasan


No Jenis Tenaga PERKOTAAN TERPENCIL/SGT TERPENCIL

NON RI RI NON RI RI NON RI RI


               
1 Dokter 1 2 1 2 1 2

2 Dokter Gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8

4 Bidan 4 7 4 7 4 7

5 Tenaga Kesmas
2 2 1 1 1 1
6 Tenaga Kesling 1 1 1 1 1 1

7 Tenaga Ahli Tek Lab Medik 1 1 1 1 1 1

8 Tenaga Gizi 1 2 1 2 1 2

9 Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1

10 Tenaga Admin 3 3 2 2 2 2

  Total 20 29 18 26 18 26
A. Penghitungan kebutuhan SDM
Kesehatan di Puskesmas berdasarkan
Analisis Beban Kerja (ABK)
Perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan yang telah operasional tetap
menggunakan perhitungan untuk
kebutuhan riil berbasis Analisis Beban
Kerja (ABK). Hal tersebut sejalan dengan
amanat Permenkes Nomor 75 tahun 2014
pasal 16.
Jenis dan jumlah NAKES non
kesehatan dihitung berdasarkan analisis
beban kerja (ABK) dengan
mempertimbangkan jumlah pelayanan
yang diselenggarakan, jumlah penduduk
dan persebarannya, karakteristik wilayah
kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama lainnya di wilayah kerja, dan
pembagian waktu kerja.
Jenis tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
di atas, paling sedikit terdiri atas:
1. Dokter atau Dokter Layanan Primer (DLP)
2. Dokter Gigi
3. Perawat
4. Bidan
5. Tenaga Kesehatan Masyarakat
6. Tenaga Kesehatan Lingkungan
7. Tenaga Gizi
8. Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
9. Tenaga Kefarmasian
Berdasarkan Permenkes Nomor 33
Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Kementerian Kesehatan
disebutkan bahwa Analisis Beban
Kerja (ABK) adalah metoda yang
digunakan untuk menentukan jumlah
waktu, usaha dan sumber daya yang
diperlukan untuk menjalankan tugas
dan fungsi organisasi.
Analisis Beban Kerja adalah metode
perhitungan kebutuhan SDM
Kesehatan berdasarkan pada beban
kerja nyata yang dilaksanakan oleh
setiap jenis SDMK di institusi atau
faskes. Metode ini digunakan untuk
menghitung semua jenis SDMK
(tenaga kesehatan dan tenaga non
kesehatan)
 Langkah-langkah metode Analisis beban Kerja Ada 6
(enam) langkah untuk menghitung ABK yaitu:
1. Menetapkan Institusi/ Faskes dan jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja & Norma Waktu
4. Menghitung Beban Kerja
5. Menghitung Beban Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK per faskes
 Ada 6 (enam) langkah untuk menghitung ABK yaitu:
1. Menetapkan Institusi/ Faskes dan jenis SDMK
2. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
3. Menetapkan Komponen Beban Kerja & Norma Waktu
4. Menghitung Beban Kerja
5. Menghitung Beban Kegiatan Penunjang
6. Menghitung Kebutuhan SDMK per faskes
Langkah 1: Menetapkan institusi/
faskes dan jenis SDM Kesehatan
Langkah ini untuk memberikan
identitas pada penghitungan yang
akan dilakukan. Penetapan faskes
yaitu puskesmas sebagai unit analisis
yang akan dihitung beban kerjanya.
Tabel 4
Penetapann Institusi/ Faskes dan Jenis SDM Kesehatan
No Jenis SDMK
1 Dokter atau Dokter Layanan Primer (DLP)
2 Dokter Gigi
3 Perawat
4 Bidan
5 Tenaga Kesmas
6 Tenaga Kesling
7 Tenaga Ahli Teknologi Laboratorium Medik
8 Tenaga Gizi
9 Tenaga Kefarmasian
10 Tenaga Admin
Data dan informasi institusi/faskes, kelompok dan jenis
SDMK dapat diperoleh dari:

a. Struktur Orgsnisasi & Tata Kerja (SOTK)


b. Data Hasil Analisis Jabatan (Peta Jabatan Informasi
jabatan)
Langkah 2: Menetapkan Waktu
Kerja Tersedia (WKT) atau Jam
Kerja Efektif (JKE) Waktu Kerja
Tersedia adalah waktu yang
dipergunakan oleh SDM Kesehatan
untuk melaksanakan tugas
kegiatannya dalam kurun waktu satu
tahun.
Langkah 3: Menetapkan Komponen Beban
Kerja dan Norma Waktu Komponen beban
kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang
secara nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK
tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
yang telah ditetapkan. Norma waktu adalah
rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang
SDMK yang terdidik/ terampil/ terlatih dan
berdedikasi untuk melaksanakan suatu
pekerjaan secara normal sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan di faskes
1. Tujuan Penyusunan Dokumen
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan di Puskesmas
Tujuan Penyusunan Dokumen
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan di Puskesmas adalah
tersedianya dokumen deskripsi
keadaan dan kebutuhan SDM
Kesehatan di puskesmas.
2. Manfaat Penyusunan Dokumen
Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan di Puskesmas
Manfaat Penyusunan Dokumen
Perencanaan Kebutuhan SDM Kes di
Puskesmas adalah sebagai basis data
untuk mengajukan formasi SDM
Kesehatan sesuai kebutuhan
Sistimatika Dokumen Perencanaan Kebutuhan SDM
Kesehatan di Kabupaten
Dokumen perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan di
Kabupaten, disusun mengacu pada sistimatika berikut ini:
• Bab I Pendahuluan
• Bab II Gambaran Umum Puskesmas
• Bab III Gambaran Keadaan (existing) SDM Kesehatan di
Puskesmas
• Bab IV Gambaran Kebutuhan SDM Kesehatan dan pemenuhan
• Bab V Gambaran Rekapitulasi Kondisi SDM Kesehatan yang
ada dibandingkan dengan Kebutuhan SDM Kesehatan
• Bab V Penutup
2. Pengorganisasian SDM Puskesmas
a. Pembagian tugas
b. Disiplin
c. Penghargaan dan sanksi
Manajemen yang baik akan
memudahakan terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat.
Manajemen merupakan proses
perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha
para anggota organisasi & penggunaan
sumber daya-sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah
untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam
kegiatan, menetapkan tugas pokok,
wewenang & pendelegasian
wewenang oleh pimpinan kepada staf
dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Berdasarkan defenisi tersebut maka
Fungsi pengorganisasian merupakan alat
untuk memadukan (sinkronisasi) dan
mengatur semua kegiatan yang ada
kaitannya dengan personil, finansial,
materil dan tata cara untuk mencapai
tujuan organisasi yang telah disepakati
bersama
seorang kepala puskesmas harus
mampu memahami orang-orang
berperilaku tertentu agar dapat
mempengaruhinya untuk bekerja
sesuai dengan yang diinginkan
organisasi
Enam langkah penting dalam menyusun fungsi
pengorganisasian yaitu:
Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan.
Menggolongkan kegiatan kegiatan pokok kedalam kedalam
suatu kegiatan yang praktis ke dalam elemen kegiatan.
Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf
& menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk
melaksanakan tugasnya..
 Penugasan personel yang dipandang mampu
melaksanakan tugas.
 Mendelegasikan wewenang.
PENGEMBANGAN SDM
PUSKESMAS
Pembangunan suatu bangsa
memerlukan asset pokok yang disebut
sumberdaya (resources), baik
sumberdaya alam (natural resources)
maupun sumber daya manusia
(human resources) dan kedua sumber
daya tersebut sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu
pembangunan.
Pengembangan sumber daya
manusia adalah suatu proses
peningkatan kualitas atau kemampuan
manusia dalam rangka mencapai
suatu tujuan pembangunann bangsa,
yang meliputi perencanaan,
pengembangan dan pengelolaan
sumber manusia
SDM atau tenaga kesehatan di Puskesmas
berperan sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan. Dalam peran tersebut
diharapkan agar tugas pokok dan fungsi
(tupoksi) tenaga kesehatan sesuai dengan
pendidikan dan keterampilan yang mereka
miliki.
Pengembangan SDM adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan kapasitas
SDM agar bisa menjadi sumber daya
yang berkualitas baik dari segi
pengetahuan, keterampilan bekerja,
tingkat professionalisme yang tinggi
dalam bekerja agar bisa meningkatkan
kemampuan untuk mencapai tujuan-
tujuan perusahaan dengan baik.
Selanjutnya tujuan dari pengembangan SDM
Pengembangan SDM mempunyai tujuan antara lain:
1. Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan
dengan perubahan teknologi, memastikan bahwa
setiap individu dapat secara efektif menggunakan
teknologi baru.
2. Membantu memecahkan persoalan operasional.
3. Mengorientasikan setiap individu terhadap
organisasi.
4. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam
melaksanakan tugas dalam bekerja.
5. Meningkatkan tingkat professionalisme para SDM
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai