Disusun oleh:
JURUSAN KEBIDANAN
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-
unsur sebagai berikut:
1. perbuatan melawan hukum,
2. penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
3. memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan
4. merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
b. Agama Buddha
Dalam agama Buddha dasar seseorang melakukan korupsi adalah
keserakahan (lobha) dan berakar pada kebodohan-batin (moha). Jika seseorang
memiliki pandangan yang benar, niscaya ia tidak akan bertindak bodoh. Ia akan
menyadari bahwa segala sesuatu itu, baik itu materi maupun non-materi adalah
tidak kekal atau selalu berubah-ubah (anicca).
c. Agama Hindu
Dalam kitab suci hindu zaman ini disebut dengan Kali Yuga atau zaman
kegelapan spiritual yang merupakan zaman terakhir dari zaman-zaman
sebelumnya yaitu Dvaparayuga, Tretayuga dan Kertayuga. Kaliyuga suatu zaman
yang ditandai dengan prilaku adharma yaitu merosotnya kualitas moral disemua
aspek kehidupan.
Agama Hindu mengajarkan agar manusia mengamalkan asih, puniya,
dan bhakti di dalam semesta ciptaan-Nya. Konsep dasar ini menjadi petunjuk
bagi pemeluknya dalam menjalani empat jenjang kehidupan (Catur Asrama)
dengan baik untuk mencapai moksa, atau lepas dari ikatan duniawi. Akan tetapi,
sebagai manusia pastinya tetap membutuhkan materi (arta) dan mempunyai
keinginan (kama) untuk menopang kehidupannya. Untuk memenuhi kedua aspek
tersebut, segala perbuatan harus berdasarkan pada darma atau ajaran tentang
kebenaran, pandangan dan tuntunan hidup. Memperoleh arta dan kama dari
perbuatan yang menyimpang dari darma maka tidak ada manfaatnya bagi
kehidupan, hanya akan membawa pelakunya pada penderitaan.
d. Agama Kristen
Korupsi merupakan tindakan yang buruk, bahwa tindakan korupsi tersebut
adalah tindakan yang tidak baik , baik secara hukum maupun sosial telah
dijelaskan pula sebab dan akibat yang ditimbulkan korupsi bahwa akibat yang
ditimbulkan dari korupsi tidak penah berdampak positif melainkan berdampak
negatif . Pada sudut pandang iman kristen jelas bahwa korupsi merupakan
tindakan yang salah karena pada Keluaran 20 : 15 pada Kesepuluh Firman
dimana menjelasakan “Jangan mencuri”[7] mengapa tindakan korupsi ini
berhubungan dengan firman Allah “jangan mencuri”, karena korupsi termasuk
mencuri yaitu mencuri uang rakyat .
e. Agama Katolik
Dalam Kitab Amos 1-6 diceritakan Amos yang tampil di Israel saat Israel
mencapai puncak kemakmuran sekitar tahun 750 SM. Ia diutus mengingatkan
bangsa Israel akan kelakuan mereka yang tidak berkenan kepada Allah, untuk
menegakkan keadilan. Situasi masyarakat/bangsa Israel pada zaman Nabi Amos
tampil : 1. Kekayaan dikuasai oleh sekelompok kecil orang yang merusak hidup
mereka sendiri. 2. Penguasa dan orang kaya menipu dan memeras orangorang
kecil 3. Upacara keagamaan yang meriah menjadi kedok untuk menutupi
kejahatan. Menjadi ibadat yang dibenci Tuhan. Nabi Amos juga memberi jalan
keluar yang harus ditempuh untuk menghindari hukuman dari Allah, yaitu:
pertobatan mendasar (Am 5:4-6). Pada akhir masa baktinya nabi Amos
menjanjikan keselamatan dari Allah bagi sisa-sisa Israel. (Am 9:11- 15)
D. Korupsi dalam perspektif hukum
Korupsi harus dipahami sebagai tindakan melawan hukum dan pandangan
sebagai kejahatan luar biasa (extraordinary crime).UU Nomor 20 tahun 2001 tentang
Perubahan UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
menyatakan bahwa tindak pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas tidak
hanya merugikan keuangan negara tetapi telah melanggar hak-hak sosial ekonomi
masyarakat secara luas. Dengan demikian tindak pidana korupsi digolongkan sebagai
kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa.
Korupsi dirumuskan kedalam 30 bentuk atau jenis tindak pidana korupsi.
Pasalpasal tersebut menerangkan secara terperinci mengenai perbuatan yang bisa
dikenakan sanksi pidana karena korupsi. Ketigapuluh bentuk/jenis tindak pidana
korupsi tersebut pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kerugian keuangan negara
b. Suap-menyuap
c. Penggelapan dalam jabatan
d. Pemerasan
e. Perbuatan curang
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan
g. Gratifikasi
Selain bentuk/jenis tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih ada
tindak pidana lain yang yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi yang tertuang
pada UU No.31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 Tahun 2001. Jenis tindak pidana yang
berkaitan dengan tindak pidana korupsi itu adalah:
a. Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi
b. Tidak memberi keterangan atau memberi keterangan yang tidak benar
c. Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka
d. Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu
e. Orang yang memegang rahasia jabatan tidak memberikan keterangan atau
memberikan keterangan palsu
f. Saksi yang membuka identitas pelapor
Dalam peraturan menteri ini, sudah mencakup kegiatan-kegiatan seperti
membangun kesadaran, pelaporan, deteksi, investigasi, dan pemberian sanksi.
Kegiatan-kegiatan ini sesuai dengan rekomendasi European Comission tahun 2013
sebagai berikut:
1. Pembangunan Kesadaran
2. Pelaporan
3. Deteksi
4. Investigasi
5. Pemberian Sanksi atau Penindakan