KORUPSI
Oleh :
Eline Charla Sabatina Bingan, SST., M.Kes
korupsi adalah tindakan menguntungkan diri sendiri dan
orang lain yang bersifat busuk, jahat, dan merusakkan
karena merugikan negara dan masyarakat luas.
Pelaku korupsi dianggap telah melakukan penyelewengan
dalam hal keuangan atau kekuasaan, pengkhianatan amanat
terkait pada tanggung jawab dan wewenang yang diberikan
kepadanya, serta pelanggaran hukum.
Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, korupsi dikategorikan sebagai tindakan
setiap orang dengan tujuan menguntungkan diri
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalah gunakan kewenangan, kesempatan atau
sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Ciri - Ciri Korupsi :
1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan.
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta,
atau masyarakat umumnya.
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk
kepentingan khusus.
4. Dilakukan dengan rahasia, kecuali dalam keadaan di
mana orang-orang yang berkuasa atau bawahannya
menganggapnya tidak perlu.
5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak.
negara/masyarakat.
Korupsi dikelompokkan menjadi tujuh jenis korupsi :
jawaban pejabat
meliputi:
a. Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang;
b. Segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
kewajiban;
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang
dengan kewajibannya;
jabatannya;
c. Menerima hadiah atau janji (seorang pejabat), padahal diketahui
atau sepatutnya harus diduganya bahwa hadiah atau janji itu
diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang
berhubungan dengan jabatannya, atau yang menurut pikiran
orang yang memberi hadiah atau janji itu ada hubungan dengan
jabatannya;
Pasal 12
dirinya sendiri;
f. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang pada waktu
utang;
Gratifikasi menurut penjelasan Pasal 12B Ayat (1) UU Nomor 31 Tahun 1999
dalam ayat ini adalah pemberian dalam arti luas, yakni meliputi pemberian
pidana korupsi yang selama ini terjadi secara meluas, tidak hanya
secara luas.
Dengan demikian, tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai
kejahatan yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar
biasa.
Dalam lingkup lebih spesifik, beberapa undang-undang dan
peraturan pemerintah yang erat kaitannya dengan kerja Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
Korupsi;
Pencucian Uang;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2005 tentang Sistem
Pidana Korupsi;