Anda di halaman 1dari 32

Oleh

Prof Dr. HM. Fahmi Al Amruzi,


M.Hum
Bahan Kajian Pendidikan Agama
Islam
Aspek Umum:
1. Penjelasan Tentang Agama
secara Umum Dan Khusus
2. Sejarah Agama
3. Kedudukan Dan Fungsi Agama
4. Etika dan Akidah Beragama
5. Motivasi dan tujuan Beragama
Bahan Kajian Aspek Khusus:
1. Hakekat Manusia
2. Keimanan dan Ketaqwaan
3. Filsafat Ketuhanan (Tuhan YME & Ketuhanan)
4. Kajian Nilai-nilai Ketuhanan
5. Kajian Nilai-nilai Moral & Kpribadian
6. Pemahaman Hak & tanggungjawab
7. Hakikat, Martabat dan Tanggungjawab manusia
8. Taat hukum Tuhan & Profetik Agama
9. Kewajiban menuntut & mengamalkan ilmu, teknologi dan
seni
10. Kerukunan antar umat beragama
11. Peran umat beragama dlm mewujudkan masyarakat
beradab & sejahtera
12. HAM dan Demokrasi
13. Budaya akademik dan etos kerja, sikap terbuka dan adil
14. Peran agama dlm mewujudkan kehidupan berpolitik
peresatuan dan kesatuan bangsa
Tugas
1. Kewajiban menuntut & mengamalkan ilmu,
teknologi dan seni
2. Kerukunan antar umat beragama
3. Peran umat beragama dlm mewujudkan
masyarakat beradab & sejahtera
4. HAM dan Demokrasi
5. Budaya akademik dan etos kerja, sikap terbuka
dan adil
6. Peran agama dlm mewujudkan kehidupan
berpolitik peresatuan dan kesatuan bangsa
7. KB, transplantasi organ, bayi tabung dalam
perspektif agama
8. Donor sperma. Sewa rahim, aborsi dalam
perspektif agama
Kuliah II
Hakekat Manusia
Al Qur’an memandang manusia sebagai makhluk biologis,
psikologis, dan social.
 Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama
dengan makhluk lain
 Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan
hembusan roh Allah yang memiliki kebebasan dalam memilih
untuk tunduk atau menentang takdir Allah
 Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi, yaitu kelengkapan
yang diberikan pada saat dilahirkan ke dunia
 Potensi yang dimiliki manusia dapat
dikelompokkan pada dua hal, yaitu:
a. potensi fisik, dan
b. potensi ruhaniah
- Potensi fisik manusia adalah sifat
psikologis spiritual manusia sebagai
makhluk yang berfikir diberi ilmu dan
memikul amanah.
- sedangkan potensi ruhaniah adalah
akal, gaib, dan nafsu
 At Tin ayat 4 - 5
 Manusia adalah mahluk paling sempurna yang
pernah diciptakan oleh Allah SWT ,
‫لقد خلقناا الناسان فى احسن تقويم‬
Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
‫ثم رددنااه أسفل سافلين‬
kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka),
Al-Quran menerangkan bahwa manusia
berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti :
Turab, Thien, Shal-shal, dan Sulalah.

artinya; bahwa jasad manusia diciptakan


Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi
yang terdapat dari tanah
Asal kejadian Manusia:
Fathir 11.
‫ وما تحمل‬,‫ وا خلقكم من تراب ثم من ناطفة ثم جعلكم أزواجا‬.1
‫ وما يعمر من معمر وليناقص من‬,‫من أناثى ول تضع ال بعلمه‬
.‫ ان ذلك على ا يسير‬,‫عمره ال فى كتاب‬

dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung
dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya.
dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur
panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah
ditetapkan) dalam kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang
demikian itu bagi Allah adalah mudah
Almu’minun 12-15
‫ ولقد خلقناا الناسان من سللة من طين‬.
‫ ثم جعلناه ناطفة فى قرار مكين‬.
‫ثم خلقناا الناطفة علقة فخلقنااالعلقة مضغة فخلقناا المضغة عظاما‬
‫ فتبارك ا أحسن الخالقين‬,‫فكسوناا العظام لحما ثم أناشأنااه خلقا أخر‬
‫ثم اناكم بعد ذلك لميتون‬
12. dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
13. kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim).
14. kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
15. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan
mati.
Kuliah III
Keimanan dan Ketaqwaan

 Akidah Islam dalam al-Quran disebut iman. Iman


bukan hanya berarti percaya melainkan
keyakinan yang mendorong seorang muslim
untuk berbuat.
 Iman:
‫عمل بالجوارح‬, ‫ اقرار بالسان‬,‫تصديق بالقلب‬
Diyakini (dibenarkan) dalam hati, diucapkan
dengan lisan, dan diwujudkan dengan perbuatan
Tanda-tanda orang beriman:

 Taqwa
 Malu
 Syukur
 Sabar
 Ridla dengan keputusan Allah
 Taqwa:
‫امتثال الوامر واجتناب النواه‬
Melaksanakan segala perintah Allah dan
Menjauhkan diri dari segala yang dilarang
Allah (haram)
 Taqwa adalah menjaga diri dari segala
perbuatan dosa dengan melaksanakan
segala apa yang diperintah oleh Allah
SWT dan juga meninggalkan apa yang
telah dilarang-Nya.
 Orang yang bertakwa adalah orang yang
benar imannya dan orang yang benar-
benar beriman adalah orang yang memiliki
sifat dan akhlak yang mulia.
 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
orang yang berakhlak mulia merupakan
ciri-ciri dari orang yang bertakwa.
• Keimanan seseorang kepada Allah SWT belum
sempurna jika ia tidak bertaqwa, yakni
mewujudkannya dalam bentuk yang nyata
dengan beramal shaleh atau berbuat kebaikan
kepada orang lain.
• Allah SWT sama sekali tidak membedakan
derajat manusia berdasarkan suku, bangsa,
bahasa, dan budaya, akan tetapi Allah SWT
membedakan perbedaan antara seseorang
dengan yang lainnya dengan taqwanya, barang
siapa yang paling bertaqwa, maka dialah yang
derajatnya paling mulia di sisi Allah SWT.
Malu (Haya):Malu utk tidak melakukan perbuatan atau
hal-hal yang telah dibenarkan oleh Allah SWT dan
Rasul-Nya

Malu ada dua:


 Malu naluri (haya’ nafsaniy), yaitu rasa malu yang
dikaruniakan Allah kepada setiap diri manusia,
seperti rasa malu kelihatan auratnya
 Malu imani (haya’imaniy), ialah rasa ma!u yang bisa
mencegah seseorang dari melakukan perbuatan
maksiat karena takut kepada Allah SWT.
Setiap muslim haruslah memiliki sifat malu kepada
Allah yang sebenar-benarnya; malu yang
ditunjukkan dimana saja, kapan saja, dan dalam
situasi serta kondisi yang bagaimanapun juga.
Syukur: ialah memanfaatkan nikmat yang diberikan
Allah SWT kepada kita sesuai dengan kehendak
yang memberikannya.

 Ada tiga macam cara kita bersyukur kepada


Allah SWT:
1. Bersyukur dengan hati, yakni mengakui dan
menyadari bahwa nikmat yang diperolehnya berasal
dari Allah SWT.
2. Bersyukur dengan lisan, yaitu dengan
mengucapkan “Alhamdulillah” yang berarti segala
puji bagi Allah.
3. Bersyukur dengan perbuatan, seperti melakukan
perbuatan yang baik, sesuai dengan tuntutan
agama
Sabar
• Secara istilah sabar yaitu menahan diri
dari bersikap, berbicara, dan bertingkah
laku yang tidak dibenarkan oleh Allah
SWT.
• Sabar merupakan bagian yang penting
dari iman. Dalam hadits yang diriwayatkan
oieh Abu Nu’aim, Rasulullah SAW
bersabda bahwa sabar adalah sebagian
dari iman.
Ridha dengan Keputusan Allah
• Seorang ulama tasauf, Ibnu Athaillah
Sakandari menyatakan: “Keridhaan
adalah mengarahkan perhatian hati
kepada ketentuan Tuhan bagi si hamba
dan meninggalkan ketidaksenangan“.
• Seorang ulama yang lain, Ruwaim
menyatakan:’ Keridhaan adalah
tenangnya hati dalam menjalani ketetapan
Allah.“
Tingkatan Keimanan:
1. Yakin (mengenal): yaitu suatu keyakinan yang di
dapat dari ilmu dan pengetahuannya. (pada tingkat
pertama ini seorang baru mengenal sesuatu yang
diimani).
2. ‘Ainul Yakin (kesadaran): pada tingkatan ini iman
seseorang sudah lebih tinggi, karena sesuatau yang
diimani didasari oleh alasan-alasan tertentu.
3. Haqqul Yakin, tingkat ini adalah tingkat yang paling
tinggi. Seseorang mengimani sesuatu tidak hanya
mengetahui dengan alasan-alasan tertentu, tetapi
dibarengi dengan keta’atan dan sikap berserah diri
kepada Allah. Tingkat haqqul yakin merupakan
tingkatan tanpa keragu-raguan, kendati yang
dipercayai tidak dapat diraba (sangat abstrak).
Kuliah IV
Filsafat Ketuhanan (Tuhan YME &
Ketuhanan)
• Filsafat Ketuhanan adalah pengetahuan
yang berkaitan dengan masalah
Ketuhanan.
• Sejarah Pemikiran Manusia tentang
Tuhan
1. Berdasarkan pemikiran Orang Barat
2. Berdasarkan Pemikiran Umat Islam
Berdasarkan pemikiran Barat
• Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori
evolusionisme, yaitu teori yang menyatakan
adanya proses dari kepercayaan yang amat
sederhana, lama kelamaan meningkat menjadi
sempurna. Proses perkembangan pemikiran
tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah sebagai berikut:
1. Dinamisme
2. Animisme
3. Politeisme
4. Henoteisme
5. Monoteisme
Berdasarkan Pemikiran Umat Islam
 Pemikiran terhadap Tuhan yang
melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau
Ilmu Ushuluddin di kalangan umat Islam,
timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad
SAW.
 Secara garis besar, ada aliran yang
bersifat rasional, tradisional, dan ada
pula yang bersifat di antara keduanya
Aliran-aliran tersebut yaitu:

 Mu’tazilah
 Qodariah
 Jabariah
 Asy’ariyah dan Maturidiyah
Mu’tazilah
 merupakan kaum rasionalis di kalangan
muslim, serta menekankan pemakaian
akal pikiran dalam memahami semua
ajaran dan keimanan dalam Islam. Orang
islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir
dan tidak mukmin. Ia berada di antara
posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal
manzilatain).
 Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari
kelompok Qadariah, sedang Qadariah
adalah pecahan dari Khawarij.
Qodariah
 Berpendapat bahwa manusia mempunyai
kebebasan dalam berkehendak dan
berbuat.
 Manusia sendiri yang menghendaki
apakah ia akan kafir atau mukmin dan hal
itu yang menyebabkan manusia harus
bertanggung jawab atas perbuatannya.
Jabariah
 merupakan pecahan dari Murji’ah berteori
bahwa manusia tidak mempunyai
kemerdekaan dalam berkehendak dan
berbuat. Semua tingkah laku manusia
ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
Asy’ariyah dan Maturidiyah
 Pendapatnya berada di antara Qadariah
dan Jabariah
Tuhan Menurut Agama-agama Wahyu

 Informasi tentang asal-usul kepercayaan


terhadap Tuhan antara lain tertera dalam:
QS 21 (Al-Anbiya): 92, “Sesungguhnya
agama yang diturunkan Allah adalah satu,
yaitu agama Tauhid. Oleh karena itu
seharusnya manusia menganut satu agama,
tetapi mereka telah berpecah belah. Mereka
akan kembali kepada Allah dan Allah akan
menghakimi mereka.
 Ayat tersebut di atas memberi petunjuk
kepada manusia bahwa sebenarnya tidak
ada perbedaan konsep tentang ajaran
ketuhanan sejak zaman dahulu hingga
sekarang. Melalui Rasul-rasul-Nya, Allah
memperkenalkan dirinya melalui ajaran-
Nya, yang dibawa para Rasul, Adam
sebagai Rasul pertama dan Muhammad
sebagai terakhir
2. QS 5 (Al-Maidah):72, “Al-Masih berkata:
“Hai Bani Israil sembahlah Allah Tuhaku
dan Tuhanmu. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti mengharamkan
kepadanya syurga, dan tempat mereka
adalah neraka.
3. QS 112 (Al-Ikhlas): 1-4, “Katakanlah, Dia-
lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah
Tuhan yang bergantung pada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula
diperanakkan dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia.”
 Tuhan yang haq dalam konsep al-Quran
adalah Allah. Hal ini dinyatakan antara lain
dalam surat Ali Imran ayat 62, surat Shad
35 dan 65, surat Muhammad ayat 19.
 Dalam al-quran diberitahukan pula bahwa
ajaran tentang Tuhan yang diberikan
kepada Nabi sebelum Muhammad adalah
Tuhan Allah juga. Perhatikan antara lain
surat Hud ayat 84 dan surat al-Maidah
ayat 72. Tuhan Allah adalah esa
sebagaimana dinyatakan dalam surat al-
Ankabut ayat 46, Thaha ayat 98, dan
Shad ayat 4.
 Dengan mengemukakan alasan-alasan
tersebut di atas, maka menurut informasi
al-Quran, sebutan yang benar bagi Tuhan
yang benar-benar Tuhan adalah sebutan
“Allah”, dan kemahaesaan Allah tidak
melalui teori evolusi melainkan melalui
wahyu yang datang dari Allah. Hal ini
berarti konsep tauhid telah ada sejak
datangnya Rasul Adam di muka bumi.
 Esa menurut al-Quran adalah esa yang
sebenar-benarnya esa, yang tidak berasal
dari bagian-bagiandan tidak pula dapat
dibagi menjadi bagian-bagian.

Anda mungkin juga menyukai