Anda di halaman 1dari 8

Prosedur Perkara Perdata di Pengadilan Negeri

PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERMOHONAN TINGKAT


PERTAMA

 Penggugat atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan gugatan yang


diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri pada Pengadilan Negeri di
bagian Perdata, dengan beberapa kelengkapan/syarat yang harus
dipenuhi :
1. Surat Permohonan/Gugatan
2. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat)
 Penggugat / Kuasanya membayar biaya gugatan / SKUM di Kasir
 Memberikan SKUM yang telah dibayar dan menyimpan bukti asli
untuk arsip
 Menerima tanda bukti penerimaan Surat Gugatan
 Menunggu Surat Panggilan sidang dari Pengadilan Negeri yang
disampaikan oleh Juru Sita Pengganti
 Menghadiri Sidang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERMOHONAN TINGKAT


BANDING

 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan


kepada Pengadilan Negeri di bagian Perdata, dengan beberapa
kelengkapan / syarat yang harus dipenuhi
1. Surat Permohonan Banding
2. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat)
3. Memori Banding
 Pemohon / Kuasanya membayar biaya gugatan / SKUM di Kasir
 Memberikan SKUM yang telah dibayar dan menyiapkan bukti asli
untuk arsip
 Menerima tanda bukti penerimaan Surat Permohonan
 Menunggu Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Berkas (Inzage),
Pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan
Negeri setempat untuk mempelajari berkas
 Menunggu Surat Pemberitahuan Kontra Memori Banding dan salinan
Kontra Memori Banding
 Menunggu kutipan putusan dari Pengadilan Tinggi yang akan
disampaikan oleh Juru Sita Pengganti

PELAKSANAAN PENDAFTARAN PERMOHONAN TINGKAT


KASASI

 Pemohon atau melalui Kuasa Hukumnya mengajukan permohonan


kepada Pengadilan Negeri di bagian Perdata, dengan beberapa
kelengkapan / syarat yang harus dipenuhi :

1. Surat Permohonan Kasasi


2. Surat Kuasa yang sudah dilegalisir (apabila menggunakan Advokat)
3. Memori Kasasi
 Pemohon / Kuasanya membayar biaya gugatan / SKUM di Kasir
 Memberikan SKUM yang telah dibayar dan menyimpan bukti asli
untuk arsip
 Menerima tanda bukti penerimaan Surat Permohonan
 Menunggu Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Berkas (Inzage),
Pemohon diberikan jangka waktu 14 hari untuk datang ke Pengadilan
Negeri setempat untuk mempelajari berkas
 Menunggu Surat Pemberitahuan Kontra Memori Kasasi dan salinan
Kontra Memori Kasasi
 Menunggu kutipan putusan dari Mahkamah Agung yang akan
disampaikan oleh Juru Sita Pengganti

Sumber: Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Pidana


Umum dan Pidana Khusus, Buku II, Edisi 2007, Mahkamah Agung RI,
2008, hlm. 83-88. Gugatan sederhana terdiri dari gugatan perdata
dengan nilai gugatan maksimum bahan Rp200.000.000, - (dua ratus
juta rupiah) yang dilengkapi dengan tata cara dan pembuktian yang
sederhana.
KRITERIA GUGATAN SEDERHANA
Para pihak harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
 Masing-masing penggugat dan tergugat yang merupakan orang
perseorangan atau badan hukum. Penggugat juga tergugat dapat lebih
dari satu memiliki kepentingan hukum yang sama;
 Penggugat dan tergugat berada di dalam wilayah hukum yang sama.
 Jenis perkara terdiri dari ingkar janji atau melawan hukum, kecuali
untuk perkara yang telah dikecualikan, sengketa atas tanah dan / atau
perkara yang masuk yurisdiksi pengadilan khusus.
 Nilai gugatan materiil paling banyak Rp200.000.000, -.
 Perkara yang Dikecualikan dari Gugatan Sederhana
Perkara yang dikecualikan dari gugatan sederhana di konversi:
 Perkara yang diselesaikan sengketanya dilakukan melalui pengadilan
khusus yang disetujui di dalam peraturan perundang-undangan, seperti
persaingan usaha sengketa konsumen dan penyelesaian perselisihan
hubungan industri.
 Perkara yang berkaitan dengan hak atas tanah.
 Pesta yang Dapat Mengajukan Gugatan Sederhana
Seluruh subyek, baik orang perseorangan atau badan hukum, dapat
mengajukan gugatan sederhana, asalkan tidak lebih dari satu kecuali
memiliki kepentingan hukum yang sama.
BIAYA PERKARA
Besar biaya tambahan ditentukan oleh ketua pengadilan lokal. Panjar
biaya tersebut dikeluarkan oleh penggugat, sedangkan biaya perkara
dibebankan kepada pihak yang kalah sesuai dengan amar
putusan. Penggugat yang tidak dapat meminta izin beracara bebas atau
gratis.
MEKANISME PENDAFTARAN GUGATAN SEDERHANA
Penggugat menyetujui gugatannya di kepaniteraan
pengadilan. Gugatan dapat ditulis oleh penggugat atau dengan mengisi
blanko gugatan yang telah disediakan di kepaniteraan. Blanko gugatan
 Identitas penggugat dan tergugat;
 Penjelasan ringkas duduk perkara; dan
 Penggugat tuntutan.
 Pada saat menyetujui gugatan, penggugat wajib melampirkan bukti
surat yang sudah dilegalisasi.
TAHAPAN PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA
Tanggung jawab gugatan sederhana guna:
 Pendaftaran;
 Pemeriksaan kelengkapan gugatan sederhana;
 Penetapan hakim dan penunjukan panitera pemilihan;
 Pemeriksaan pendahuluan;
 Penetapan hari sidang dan pemanggilan para pihak;
 Pemeriksaan sidang dan perdamaian;
 Pembuktian; dan
 Putusan
 Lama Penyelesaian Gugatan Sederhana
Gugatan sederhana diselesaikan paling lama 25 (dua puluh lima) hari
sejak hari sidang pertama.
PERAN HAKIM DALAM GUGATAN SEDERHANA
Peran hakim dalam memutakhirkan perkara
 Terkait penjelasan mengenai acara kelompok sederhana; seimbang
untuk para pihak;
 Mengupayakan sukses di luar, termasuk di dalamnya untuk para pihak
untuk melakukan perdamaian di luar persidangan;
 Menuntun para pihak dalam pembuktian; dan
 Menjelaskan upaya hukum yang dapat diambil para pihak.
 Perdamaian dalam Gugatan Sederhana
Dalam gugatan sederhana, hakim akan mengupayakan perdamaian
dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan (25
hari). Upaya penyelesaian yang disetujui mengecualikan ketentuan
yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung tentang prosedur
mediasi. Jika berhasil, hakim akan membuat putusan akta perdamaian
yang mengikat para pihak. Terhadap putusan akta ini tidak dapat
diajukan berusaha hukum.
Upaya hukum terhadap putusan gugatan sederhana dapat dilakukan
dengan persetujuan yang didukung. Berkenan mengundang ketua
sidang dengan meminta akta pernayataan meminta kepada panitera
membantah alasan-alasannya.
7 hari setelah putusan diucapkan atau diterima putusan. Permohonan
disetujui mengundang kepada ketua sidang dengan mengisi blanko
permintaan meminta yang disediakan di kepaniteraan.
Finalisasi putusan hakim putusan tingkat akhir. Pertanyaan yang
diajukan dapat diajukan sebagai banding banding banding, kasasi, dan
peninjauan kembali.
LAMA PENYELESAIAN KEBERATAN
Putusan menentang permohonan diucapkan paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah tanggal penetapan majelis hakim. Kembali ke atas, majelis
hakim mendasarkan untuk:
 Putusan dan file gugatan sederhana;
 Permohonan disetujui dan memori disetujui; dan
 Kontra memori disetujui.
 Peran Kuasa Hukum
Pada prinsipnya, para pihak dapat memberikan otoritas dan
mendapatkan bantuan hukum dari otoritas hukum. Namun demikian,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
 Kuasa hukum berdomisili di pengadilan hukum yang mengadili
perkara Anda.
 Pendampingan oleh pihak hukum tidak dapat dihilangkan para pihak
untuk hadir di persidangan.
Peradilan Militer Kasus Penganiayaan Oknum TNI AL Diragukan

Jakarta, CNN Indonesia -- Kasus penganiayaan dua anak di bawah


umur oleh oknum TNI Angkatan Laut menemui titik terang setelah
kasus itu sempat beku beberapa waktu lalu. Kamis (4/8), Pengadilan
Militer di Bandung akan menggelar sidang perdana yang melibatkan
Koptu Saheri sebagai oknum TNI AL yang diduga melakukan
kekerasan. Namun pihak keluarga korban menyangsikan peradilan
militer tersebut.

Tim kuasa hukum korban dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta,


Bunga Siagian, mengatakan pihaknya akan mendorong proses
pengadilan militer itu dilakukan secara terbuka. Sementara orang tua
korban meminta pelaku kekerasan diadili seberat-beratnya.

"Kami berharap pengadilan militer membuka sidangnya dengan


prinsip keterbukaan, menjunjung keadilan, tentunya bagi seluruh
pihak, termasuk bagi korban," kata Bunga kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (2/8).

Bunga menilai tindak pidana yang melibatkan masyarakat sipil


sebagai korban seharusnya diproses di pengadilan umum, bukan
pengadilan militer. Ada kekhawatiran proses peradilan di pengadilan
militer akan berat sebelah.

Dia mengatakan pengadilan militer terkenal tertutup selama ini. Para


penegak hukum yang terlibat di dalamnya, baik itu hakim maupun
jaksa, merupakan anggota militer.

"Bagaimana (pengadilan militer) bisa independen dengan orang yang


didakwanya yaitu anggotanya sendiri," kata Bunga.

Hari ini, orang tua HA dan SKA mendatangi LBH Jakarta


mempersiapkan persidangan perdana lusa. Wintarsih, orang tua SKA
menceritakan peristiwa penganiayaan yang terjadi pada 13 Desember
2015.

Penganiayaan ini bermula saat HA, SKA, dan seorang temannya


melewati rumah Koptu Saheri di Jalan Noble RT 2 RW 3, Pondok
Manggis, Cibinong, Depok. Mereka mengendarai dua sepeda motor
sambil membawa bungkusan es teh.

Jalanan yang mereka lewati kondisinya buruk. Tak disangka es teh


yang dibawa mereka kemudian jatuh mengotori tembok rumah Saheri
yang saat itu sedang direnovasi.

Saheri tak terima lalu meneriaki mereka maling. Warga yang


mendengar itu sontak mengejar ketiganya. Mereka dihakimi massa.

Seorang teman berhasil lolos dari amukan massa dan segera meminta
bantuan orangtua korban. Sementara HA dan SKA dibawa ke rumah
Saheri. Di tempat itu keduanya dipukuli lagi.

Akibat kejadian itu, kata Bunga, kedua korban mengalami dampak


penganiayaan. HA sering mengalami pusing kepala, lantaran dirinya
lebih banyak dipukuli di bagian kepala. Sementara dampak psikologis
yaitu trauma dialami SKA.

"Kalau seperti itu bagaimana mau dipulihkan," ujarnya.

Bunga mengatakan, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai


tersangka dalam kasus tersebut. Begitu pula dengan status Saheri
yang diduga melakukan penganiayaan.

Selama mengusut kasus itu, berbagai langkah dilakukan orang tua


korban agar kasus tersebut tak mandek. Mereka telah mengadu ke
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Ombudsman.
Selain itu, orang tua korban juga meminta perlindungan ke Lembaga
Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), serta meminta bantuan
hukum ke LBH Jakarta.
"Kami takut kasusnya kedaluwarsa," kata Bunga.

Selama proses mencari keadilan, aparat penegak hukum yang diminta


mengusut kasus itu sempat saling lempar tanggung jawab, baik di
tingkat Polisi Sektor, Polisi Resor, maupun Polisi Militer.

"Di Pomal pun enggak langsung diperiksa. Intinya diarahkan supaya


kasus ini enggak lanjut. Namun karena kami kukuh akhirnya
diperiksa," ujar Bunga.

Kini berkas perkara telah dirampungkan Pomal dan masuk ke


pengadilan. Bunga mengatakan, pihak korban berharap hakim
pengadilan militer memutus perkara dengan seadil-adilnya.

Bunga mengatakan, kasus penganiayaan anak oleh oknum TNI AL


bukan hanya terjadi pada HA, SKA di Depok. Tak lebih dari satu
bulan kemudian setelah kejadian itu, kasus penganiayaan kembali
dilakukan oleh oknum berbeda dari kesatuan yang sama. Kasus itu
melibatkan dua anak berinisial M (14) dan T (12).

Bunga mengatakan, pihaknya semoat melakukan advokasi hukum


bagi salah satu korban berinisial M. Namun kasus itu tak diteruskan.
"Mereka juga enggak berani melanjutkan (pengusutan perkara)," kata
Bunga.

Anda mungkin juga menyukai