Anda di halaman 1dari 13

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PUTUSAN PERADILAN TUN

Romi, S.H., M.H.


romiarmezi@yahoo.co.id

Bagian Hukum Administrasi


Fakultas Hukum Universitas Andalas
Kampus Limau Manis, Padang, ID-25163
 Dalam Peradilan TUN hakim
bersifat aktif ((nie lijdelijkheid)
j j )
Pengantar
yang memiliki makna dua hal  Dalam mengadili suatu
yaitu hakim: harus mencari perkara, yang terpenting bagi
kebenaran material dan h ki adalah
hakim d l h duduk
d d k perkara
k
menetralisir kedudukan yg dimaksud
kedua belah pihak yang tidak  Fakta tentang duduk perkara
selaras; i
itu dik h i melalui
diketahui l l i alat
l
 Terkait dengan kebenaran bukti (pembuktian) yang
material, maka pemeriksaan diajukan para pihak, yang
di PTUN menghendaki berdasarkan itu hakim
pembuktian fakta (judex melakukan penelitian dalam
facti) bukan hukumnya, rangka menemukan hukum
karena hakim dianggap tahu (judge made law)
tentang hukum itu/Hakim  Berdasarkan fakta yg
tidak boleh menolak perkara dimaksud, hakim akan
(ius curia novit),
novit) Pasal 80 dan menentukan aturan hukum
Pasal 85; Psl 10 UU Kekuasaan apa yang dapat dipergunakan
Kehakiman
Hakikat Sebuah Putusan
Hakikat Sebuah Putusan

• Tujuan pengajuan gugatan adalah untuk penyelesaian


perkara dengan pengambilan putusan (vonnis);
• Putusan adalah suatu p pernyataan
y yyangg oleh hakim,,
sebagai pejabat negara yang diberikan kewenangan
untuk itu, diucapkan di persidangan dan bertujuan
untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu perkara
atau sengketa para pihak.
• Putusan dimaksud di atas adalah putusan akhir
(eindvonnis).
Jenis/Bentuk Vonnis  Penetapan sela
 Putusan dibedakan menjadi dimungkinkan dlm hal:
dua macam yaitu: putusan putusan utk menunda
akhir (eindvonnis) dan pelaksanaan KTUN, putusan
putusan
t sela
l (tussenvonnis);
(t i) untuk beracara dengan cuma
cuma‐
 Putusan akhir adalah putusan cuma (prodeo) dalam rapat
yg ditujukan utk mengakhiri permusyawaratan, atau
perkara yg diperiksa oleh putusan yg dijatuhkan
dij hk karena
k
hakim; meninggalnya kuasa hukum
 Putusan sela adalah putusan salah satu pihak, Pasal 58,
yang dikeluarkan hakim 91;1, 92:2, 103:1 dan Pasal
sebelum mengeluarkan 107;
putusan akhir
khi dengan
d maksud
k d  Dalam PTUN,
PTUN putusan sela
mempermudah pemeriksaan meskipun diucapkan dalam
perkara selanjutnya dalam sidang tidak dibuat sebagai
rangka memberikan putusan putusan tersendiri,
di i melainkan
l i k
akhir; hanya dicantumkan dalam
Berita Acara Persidangan.
Putusan Akhir
 Konsep putusan akhir tidak memiliki kekuatan hukum
sebagai putusan sebelum diucapkan oleh hakim di
persidangan.
 Putusan akhir ada dua bentuknya yaitu yang diucapkan
di persidangan (uitspraak) dan yang tertulis
(eindvonnis);
 Pada dasarnya uitspraak tidak boleh berbeda dengan
eindvonnis;
 Eindvonnis merupakan putusan yang belum berkekuatan
hukum tetap,
tetap terhadapnya masih tersedia upaya hukum
biasa (banding dan kasasi).
PUTUSAN PENGADILAN TUN
PUTUSAN PENGADILAN TUN

• Dasar hukumnya y adalah Pasal 97 ayat


y 3 – 11,, Pasal 108 – Pasal
114 UU No.5/1986
• Putusan pengadilan pada prinsipnya harus diucapkan dalam
persidangan
id yang terbuka
t b k dan
d dibuka
dib k untuk
t k umum, jikajik tidak
tid k
dipenuhi maka konsekuensinya putusan yang bersangkutan
menjadi tidak sah/tidak berkekuatan hukum [Pasal 108 dan
Pasal 97 ayat (6)];
Metode Pengambilan Putusan
g
• Dapat ditemukan di dalam Pasal 97 ayat 4 – 5 ;
• Pada prinsipnya putusan diambil dalam musyawarah
majelis adalah hasil pemufakatan secara bulat, jika tidak
didapat
p kebulatan mufakat maka p putusan diambil melalui
suara terbanyak (voting);
• Jika musyawarah majelis tdk menghasilkan putusan,
maka permusyawaratan itu ditunda sampai musyawarah
majelis berikutnya;
• Apabila musyawarah majelis berikutnya tidak dapat
diambil suara terbanyak, maka suara Hakim Ketua majelis
lah yyangg menentukan ((ruling
g byy authority).
y)
Macam‐Macam Putusan PTUN
Dasar hukumnya adalah Pasal 97 ayat (2)
 Gugatan Ditolak: memperkuat KTUN, biasanya terjadi karena alat bukti
yang diajukan oleh pihak tergugat lebih kuat, selanjutnya berlaku prinsip
ne bis in idem;
 Gugatan Tidak Diterima (Niet Ontvankelijk verklaark): KTUN yang digugat
masuk kategori Pasal 2 dan Pasal 49 UU PTUN; Selin itu juga dikenal
penetapan NO untuk: gugatan yang dinilai tidak memenuhi persyaratan
dalam prosedur dismissal [Pasal 62 ayat (1)] atau pemeriksaan persiapan
[P l 63 ayatt 3)];
[Pasal 3)]
 Gugatan Gugur (Oofong Onground): terjadinya karena penggugat atau
kuasanya tidak hadir dalam persidangan pada hari, jam, dan tanggal yang
t l h ditentukan,
telah dit t k b ik pada
baik d hari
h i sidang
id pertama
t d
dan k d
kedua secara
berturut‐turut sementara mereka telah dipanggil secara patut [Pasal 71
ayat (1)].
Lanjutan Macam‐Macam Putusan...
• Gugatan Dikabulkan: jika gugatan dikabulkan maka dalam
putusan dapat ditetapkan kewajiban antara lain: pencabutan
KTUN ybs;
b pencabutan
b t KTUN ybs b dan
d menerbitkan
bitk yang baru;
b
atau penerbitan KTUN dalam hal gugatan didasarkan pada
Pasal 3 (Pasal 97 ayat 8 – 9 )
• Pengabulan gugatan dapat untuk sebahagian atau seluruhnya
dengan pembebanan kewajiban yang disertai ganti kerugian,
atau
t k
kompensasi i maupun rehabilitasi
h bilit i bagi
b i sengketa
k t
kepegawaian (Pasal 97 ayat 10 – 11 ).
Elemen‐Elemen Sebuah Putusan
• Dasar hukumnya adalah Pasal 109 ayat (1) yang terdiri dari:
a. Kepala putusan dengan irah‐irah (semboyan) yang berbunyi:
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA
ESA”;
b. Nama, jabatan, kewarganegaraan, tempat kediaman, atau
tempat kedudukan para pihak;
c. Ringkasan gugatan dan jawaban tergugat yang jelas;
d. Pertimbangan dan penilaian setiap bukti yang diajukan dan hal
yang terjadi dalam persidangan selama sengketa itu diperiksa;
e. Al
Alasan h k
hukum yang menjadi
j di dasar
d putusan;
t
f. Amar putusan tentang sengketa dan biaya perkara (diktum);
g. Hari,i tanggal,
H t l putusan,
t nama hakim
h ki yang memutus, t nama
panitera, serta keterangan hadir/tidaknya para pihak
Lanjutan Elemen Putusan...
Lanjutan Elemen Putusan...

 Apabila
p salah satu dari butir Pasal 109 ayat
y ((1)) di atas tidak
terpenuhi, maka putusan PTUN yang dimaksud dapat
dimintakan pembatalannya
 Secara sederhana putusan akhir itu terdiri dari:
1. Pembukaan
2. Identitas Para Pihak
3. Tentang Duduk Perkaranya
4. Tentang Pertimbangan Hukumnya (ratio decidendi)
p
5. Kesimpulan
6. Amar/Diktum
7. Penutup
Putusan yang Berkekuatan Hukum Tetap
utusa ya g e e uata u u etap
 Secara terminologis putusan yg telah berkekuatan hukum tetap
disebut juga inkracht van gewijsde atau gewijsde;
 Gewijsde mrpkn putusan yg sudah mempunyai kekuatan hukum
pasti, sehingga thd putusan itu hanya tersedia upaya hukum
khusus/luar biasa/istimewa;
 Upaya hukum
h k yg dimaksud
di k d adalah
d l h peninjauan
i j k b li/
kembali/request
civil.
 Dalam peradilan TUN, putusan yg telah berkekuatan hukum
tetap antara lain adalah:
a. Putusan pengadilan tingkat pertama (PTUN) yg sudah tidak
dapat
p dimintakan upaya
p y banding;
g;
b. Putusan pengadilan banding (PT TUN) yg sudah tidak dapat
dimintakan upaya kasasi;
c Putusan Mahkamah Agung (kasasi) yg berkekuatan hukum
c.
tetap.
Selesai..Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai