Anda di halaman 1dari 4

PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

NAMA : Fadhil Muhammad Ghifari


NIM : 151059
MATA KULIAH : Hukum Acara Peradilan Agama
SEMESTER/KELAS : 8/C-2 (Perbaikan Nilai)
DOSEN PENGAMPU : Gunawan, S.H., M.H.

JAWABAN :

1. Pembuktian dalam arti yang luas berarti memperkuat kesimpulan hakim dengan syarat-
syarat bukti yang sah. Kedua, dalam arti yang terbatas (sempit), pembuktian hanya
diperlukan apabila hal yang dikemukakan oleh penggugat itu dibantah oleh tergugat.
Sementara itu, hal yang tidak dibantah tidak perlu dibuktikan.
2. Tujuan Pembuktian Untuk memperoleh kepastian bahwa suatu peristiwa/ fakta yang
diajukan itu benar terjadi, yang dibuktikan kebenarannya, sehingga nampak adanya
hubungan hukum antara para pihak.
3. Memberi dasar-dasar yang cukup kepada hakim yang memeriksa perkara yang
bersangkutan guna memberi kepastian tentang kebenaran peristiwa yang diajukan.
4. Pembuktian lazimnya merupakan upaya dari para pihak untuk meyakinkan hakim bahwa
dalil-dalil yang mereka kemukakan benar dan patut untuk dimenangkan. Hakim dalam hal
ini memegang peranan penting, terutama dalam membebankan pembuktian kepada setiap
pihak; hal-hal apa yang perlu dan tidak perlu dibuktikan. Kejelian hakim adalah faktor
utama dalam membebankan pembuktian secara tepat dan efektif kepada para pihak. Tepat
dalam arti hal-hal yang dibebankan benar-benar sesuai dengan pokok permasalahan. Efektif
dalam arti bahwa pembebanan tersebut menghasilkan probablitias terbesar bagi
pengungkapan fakta yang sesungguhnya.
5. Tidak otomatis alat bukti tersebut sah sebagai alat bukti. Supaya alat bukti itu sah sebagai
alat bukti menurut hukum, maka alat bukti yang diajukan itu harus memenuhi syarat formal
dan syarat materiil. Alat bukti yang diakui oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku diatur dalam pasal 164 HIR, pasal 284 R.Bg, dan pasal 1866 KUH Perdata yaitu
alat bukti surat, alat bukti saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah.
6. Tidak pula setiap alat bukti yang sah menurut hukum mempunyai nilai kekuatan
pembuktian untuk mendukung terbuktinya suatu peristiwa. Meskipun alat bukti yang
diajukan telah memenuhi syarat formal atau materiil, belum tentu mempunyai nilai
kekuatan pembuktian. Supaya alat bukti yang sah mempunyai nilai kekuatan pemuktian,
alat bukti yang bersangkutan harus mencapai batas minimal pembuktian.
7. Bila penggugat dianggap tidak berhasil membuktikan dalil gugatannya, akibat hukum yang
harus ditanggungnya atas kegagalan membuktikan dalil gugatannya adalah gugatannya
mesti ditolak seluruhnya. Jadi, bila suatu gugatan tidak dapat dibuktikan dalil gugatannya
bahwa tergugat patut dihukum karena melanggar hal-hal yang disampaikan dalam gugatan,
maka gugatan akan ditolak.
8. Dalam sidang permusyawaratan, setiap hakim wajib menyampaikan pertimbangan atau
pendapat tertulis terhadap perkara yang sedang diperiksa dan menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan. Dalam hal sidang permusyawaratan tidak dapat dicapai mufakat

21122020
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

ulat, pendapat hakim yang berbeda wajib dimuat dalam putusan. Ketentuan lebih lanjut
mengenai sidang permusyawaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dalam Peraturan Mahkamah Agung.
9. Dalam persidangan Pengadilan Agama yang berwenang. Musyawarah Majelis Hakim
dilaksanakan secara rahasia, maksudnya apa yang dihasilkan dalam rapat Majelis Hakim
tersebut hanya diketahui oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara.sampai putusan
diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. Tujuan diadakan musyawarah majelis
ini adalah untuk menyamakan persepsi, agar terhadap perkara yang sedang diadili itu dapat
dijatuhkan Putusan yang seadil-adilnya, sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
10. Dissenting Opinion itu adalah pendapat berbeda dari mayoritas atau pendapat hakim yang
berbeda dalam suatu putusan. Mulai dari fakta hukum, pertimbangan hukum, sampai amar
putusannya berbeda. Pendapat berbeda hakim tersebut wajib dimuat dalam putusan.
Sedangkan Concurring Opinion, yaitu apabila pendapat seorang Hakim mengikuti
sependapat dengan pendapat Hakim yang mayoritas tentang amar putusan, misalnya setuju
koruptor tersebut dihukum 8 tahun, tapi dia hanya menyatakan berbeda dalam
pertimbangan hukum (legal reasoning) nya.
11. 1. Kepala putusan
Setiap putusan harus mempunyai kepala atau bagian atas putusan yang berbunyi "dengan
keadilan, berdasarkan Tuhan yang maha esa. Kepala putusan ini mempunyai kekuatan
eksekutorial, karena bila tidak dicantumkan maksud putusan tersebut tidak dapat
dilaksanakan bahkan dapat menyebabkannya kebatilan.
2. Identitas para pihak
Identitas para pihak ini berisi: nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, pekerjaan atau test
kedudukan. Para pihak ini minimal dua pihak. Jika tidak dimuat maks dapat
menyebabkannya kebatalan.
3. Ringkasan
Harus diringkus secara jelas ringkasan gugatan dan jawaban apabila tidak dibuat, maks
dapat dibatalkan
4. Pertimbangan majelis
Pertimbangan dalami putusan dapat juga merupakan pertimbangan hakim tentang duduk
perkara dan pertimbangan tentang hukum.
5 Alasan hukum
Alasan harus bersifat yuridis dan menjadi dasar putusan.
6. Amar putusan dan biaya perkara
Amar atau diktum putusan merupakan jawaban dari petitum gugatan. Hal ini berarti hakim
wajib mengadili semua bagian tuntutan. Biaya perkara termasuk diantaranya biaya-biaya
untuk kepentingan materai, saksi. Biasanya dibebankan kepada pihak yang kalah.
7. Waktu, nama hakim, panitera, dan keterangan lain
Dalam putusan itu harus memuat hari, tanggal nama majelis dan panitera. Sedangkan yang
dimaksud dengan keterangan lain, disebutkan mengenai kehadiran atau tidaknya para pihak
di persidangan.
12. Jika irah-irah ‘Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa’ tak dicantumkan,
akibatnya putusan batal demi hukum. Itu kata Pasal 197 ayat (2) KUHAP.

21122020
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

13. Pada saat majelis hakim hendak membuka sidang, harus menyatakan “sidang terbuka untuk
umum”. Setiap orang hendak mengikuti jalannya persidangan, dapat hadir memasuki
ruangan sidang. Pintu dan jendela ruangan sidang pun terbuka, sehingga dengan demikian
makna prinsip persidangan terbuka untuk umum benar-benar tercapai. hal ini bertujuan
agar semua persidangan pengadilan jelas, terang dilihat dan diketahui masyarakat. Tidak
boleh persidangan gelap dan bisik-bisik.
14. Pasal 153 ayat (3) KUHAP jo, Pasal 13 UU No,48 tahun 2009 tentang kekuasaan
kehakiman (UU kekuasaan kehakiman) merupakan dasar bahwa setiap pemerikasaan
pengadilan harus terbuka untuk umum dan jika tidak terbuka untuk umum maka
mengakibatkan putusan pengadilan tersebut menjadi batal demi hokum.
15. Majelis hakim dapat menjatuhkan putusan lebih rendah, sama, atau lebih tinggi dari
rekuisitor penuntut umum. Putusan majelis hakim yang melebihi tuntutan dari jaksa secara
normatif, tidak melanggar hukum acara pidana. Dalam praktiknya, sudah berkali-kali
hakim menjatuhkan pidana penjara lebih tinggi dari yang dituntut jaksa. Bahkan selain
penjara, majelis hakim beberapa kali menaikkan jumlah denda atau uang pengganti yang
harus dibayarkan terdakwa. Pada prinsipnya, majelis hakim bebas dan mandiri menentukan
hukuman. Tetapi tetap ada batas-batas yang harus dipatuhi. Misalnya, hakim tidak boleh
menjatuhkan hukuman lebih tinggi daripada ancaman maksimum dalam pasal yang
didakwakan dan tidak boleh menjatuhkan jenis pidana yang acuannya tidak ada dalam
KUHP atau perundang-undangan lain.
16. Tujuan pengajuan upaya hukum biasa dalam perkara pidana adalah untuk upaya hukum
banding tujuannya untuk menguji kembali pemeriksaan yang telah dilakukan oleh
pengadilan negeri sehingga putusan yang nyata-nyata telah keliru dapat diperbaiki dan
terhadap putusan yang telah mencerminkan keadilan dan kebenaran tetap.
a. Banding
Banding merupakan lembaga yang tersedia bagi para pihak yang tidak menerima atau
menolak putusan pengadilan pada tingkat pertama, ketentuan dimaksud diatur dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peraturan Peradilan Ulangan di Jawa dan
Madura yang mencabut ketentuan banding yang terdapat pada Herziene Inlandsche
Reglement (HIR) . Namun demikian, untuk ketentuan banding bagi yurisdiksi pengadilan
tingkat banding di luar Jawa dan Madura ketentuan tersebut masih diatur dalam Pasal 199
sampai dengan Pasal 205 Rechtsglement Buitengewesten (RBg).
Pengajuan banding dapat dilakukan dalam rentang waktu selama 14 (empatbelas) hari
kalender, terhitung keesokkan hari dari hari dan tanggal putusan dijatuhkan dan apabila
hari ke 14 (empatbelas) tersebut jatuh pada hari libur maka dihitung pada hari kerja
selanjutnya.
b. Kasasi
Sebagaiamana lembaga banding, lembaga kasasi ini merupakan lembaga yang tersedia bagi
para pihak yang tidak menerima atau menolak putusan pengadilan pada tingkat banding
dan atau sutau lembaga yang disediakan bagi pihak yang tidak menerima atau menolak
penetapan pengadilan pada tingkat pertama terkait perkara permohonan. Ketentuan
mengenai kasasi ini diatur dalam Pasal 20 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48
Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan diatur pula dalam Pasal 28 Undang-

21122020
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 telah beberapa kali dirubah dan
terakhir Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
17. Hanya putusan yang bersifat kondemnator yang bisa dieksekusi, yaitu putusan yang amar
atau diktumnya mengandung unsur “penghukuman”. Putusan yang amar atau diktumnya
tidak mengandung unsur penghukuman, tidak dapat dieksekusi atau “noneksekutabel”.
18. Bahwa hambatan yang menghalangi eksekusi putusan terhadap pemeliharaan anak dalam
perkara perceraian di Pengadilan Agama dapat dibagi menjadi dua yaitu hambatan yang
bersifat yuridis seperti tidak adanya aturan yang khusus dan terperinci mengenai eksekusi
jenis ini dan perlawanan pihak termohon eksekusi. Hambatan yang bersifat non yuridis
adalah kurang siapnya perangkat eksekusi, obyek eksekusi adalah anak sebagai makhluk
hidup.

21122020

Anda mungkin juga menyukai