Kelompok 12 William Adriano Tegun Bo (20010000166) Awandra Adelia Vasya (20010000202) Anggraini Alviana Putri 20010000212 putusan sela ( interim meascure ) adalah merupakan putusan yang dijatuhkan oleh Hakim sebelum hakim memeriksa pokok perkara baik perkara pidana maupun perkara perdata. Dalam hal ini penulis membatasi diri terhadap putusan sela dalam perkara pidana. Dalam Praktik pemeriksaan perkara pidana, putusan sela biasanya dijatuhkan karena adanya eksepsi dari terdakwa atau Penasihat Hukumnya. Eksepsi yang dibuat Penasihat Hukum Terdakwa biasanya memegang peranan penting untuk dijatuhkannya putusan sela oleh Hakim Pemeriksa Perkara. Terhadap adanya Eksepsi Terdakwa atau Penasihat Hukumnya Hakim Wajib memberikan “putusan sela”, apakah menerima atau menolak eksepsi tersebut. Bentuk dan sifat putusan yang dijatuhkan oleh Hakim dalam hal adanya Eksepsi dari Terdakwa atau Penasihat Hukumnya terdiri dari tiga macam yaitu : Penetapan, Putusan Sela, dan Putusan Akhir. Putusan atas Eksepsi dapat berbentuk Penetapan adalah dalam hal Pengadilan berpendapat bahwa Pengadilan yang bersangkutan tidak berwenang untuk mengadili kemudian melimpahkannya kepada Pengadilan lainnya. Sedangkan suatu putusan lainnya dapat berbentuk putusan sela yang berarti putusan tersebut dijatuhkan sebelum dijatuhkannya putusan akhir. Dapat juga suatu putusan sela bersifat dan berbentuk suatu putusan akhir, yang berarti bahwa pemeriksaan perkara tersebut dinyatakan berhenti. Putusan ini mengandung konsekuensi berlakunya asas Nebis In Idem. Putusan Sela adalah putusan yang diadakan sebelum hakim memutus perkaranya, yaitu yang memungkinkan atau mempermudah kelanjutan pemeriksaan perkara. Jadi, putusan sela ini diambil oleh hakim sebelum ia menjatuhkan putusan akhir. Berdasarkan Pasal 185 HIR/196 RBg, putusan sela adalah putusan yang bukan merupakan putusan akhir walaupun harus diucapkan dalam persidangan, tidak dibuat secara terpisah melainkan hanya tertulis dalam berita acara persidangan saja dan kedua belah pihak dapat meminta supaya kepadanya diberi salinan yang sah dari putusan itu dengan ongkos sendiri. Dari ketentuan Pasal 185 HIR/196 RBg tersebut, dapat diketahui bahwa: a. Semua putusan sela diucapkan dalam sidang; b. Semua putusan sela merupakan bagian dari berita acara; c. Salinan otentik dapat diberikan dari berita acara yang memuat putusan sela kepada kedua belah pihak. EKSEPSI Menurut Andi Hamzah Eksepsi adalah tangkisan, keberatan sangkalan atau sanggahan dari terdakwa dan/atau penasihat hukum terdakwa yang tidak menyinggung surat dakwaan, tetapi semata-mata bertujuan supaya hakim tidak menerima perkara yang telah diajukan oleh penuntut umum Jenis-Jenis Eksepsi EKSESPI PROSESUIL Eksepsi prosesuil ini diartikan bantahan yang diajukan oleh Tergugat agar permohonan/gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak diterima (in limine litis) dengan alasan-alasan diluar pokok perkara. Dalam praktek, eksepsi prosesuil ini diajukan karena gugatan yang diajukan oleh Penggugat tidak sesuai dengan “hukum acara yang berlaku”, seperti : 1# Eksepsi Berkaitan Dengan Kompetensi Pengadilan Eksepsi kompetensi pengadilan berkaitan dengan kewenangan pengadilan mengadili. Bisa jadi Tergugat ingin menyatakan gugatan Penggugat harus tidak dapat diterima karena gugatan yang diajukan bukanlah kompentensinya (kewenagannya). Eksepsi kompentensi ini terbagi 2, yaitu: * Kompentensi Relatif, artinya Pengadilan Negeri tertuntulah yang wajib mengadili gugatan Penggugat; * Eksepsi Kompentensi Absolut, artinya terdapat jenis Pengadilan yang bukan Pengadilan Negeri yang wajib memutus perkara Penggugat. Contoh : Tergugat mendalilkan bukan Pengadilan Negeri yang wajib memutus perkara Penggugat, Namun Pengadilan Tata Usaha Negara karena objek gugatannya adalah “Keputusan Tata Usaha Negara”. 2# Eksepsi Inkracht Van Gewijsde Eksepsi Inkracht Van Gewijsde adalah eksepsi yang diajukam Tergugat karena gugatan yang diajukan Penggugat telah diputus oleh Pengadilan terdahulu. Artinya, gugatan Penggguat Ne Bis In Idem. 3# Eksepsi Litis Pendentis Ekspesi litis pendentis merupakan eksepsi yang diajukan Tergugat karena gugatan yang diajukan Penggugat sama dengan perkara yang sedang diadili oleh Pengadilan. Contoh, gugatan yang diajukan oleh Penggguat sedang diperiksa pada tingkat banding atau kasasi. 4# Ekspesi Diskualifikator Eksepsi diskualifikator adalah eksepsi yang diajukan oleh tergugat dikarenakan yang mengajukan gugatan (penggugat atau kuasanya) tidak memiliki kualitasn/kedudukan hukum mengajukan gugatan. 5# Eksepsi plurium litis consortium Eksepsi yang diajukan oleh Tergugat karena gugatan yang diajukan oleh Pihak Penggugat kurang pihak. 6# Eksepsi koneksitas Eksepsi yang diajukan Tergugat dikarenakan adanya hubungan/ koneksitas dengan perkara yang masih ditangani oleh pengadilan/instansi lain serta belum ada putusan. 7#Eksepsi Van Beraad Eksepsi can beraad adalah eksepsi yang diajukan Tergugat karena gugatan yang diajukan Penggugat terlalu cepat atau belum waktunya mengajukan gugatan. 8# Eksepsi Surat Kuasa Khusus Tidak Sah Eksespsi surat kuasa khusus tidak sah adalah tidak dipenuhinya syarat syarat kuasa yang diberikan oleh Penggguat terhadap kuasa hukumnya. 9# Eksepsi error in persona Eksepsi Eror in Persona adalah eksepsi yang diajukan oleh Tergugat dengan alasan pihak yang ditarik sebagai Tergugat keliru dan tidak tepat. 10# Eksepsi obscuur libel Dalam praktek, Ekspesi Obscuur Libel adalah eksepsi yang diajukan oleh Tergugat karena posita serta petitum dalam gugatan Penggugat tidak sesuai, sehingga kabur/tidak jelas.
EKSEPSI MATERIIL Eksepsi materiil ini diartikan bantahan yang diajukan oleh Tergugat berkaitan dengan ketentuan hukum materiil. 1# Eksepsi dilatoir Eksepsi dilatoir merupakan eksepsi yang menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterma dikarenakan masih prematur yang artinya gugatan yang diajukan terlalu cepat (dini). 2# Eksepsi peremptoir Eksepsi peremptoir merupakan eksepsi yang menghalangi dikabulkannya gugatan, misalnya karena gugatan telah diajukan lampau waktu, dengan perkataan lain telah kadaluwarsa, atau bahwa utang yang telah menjadi dasar gugatan telah dihapuskan. Adapun jenis-jenis eksepsi ini, seperti : 1. Exceptio temporis (eksepsi daluwarsa), 2. Exceptio metus, 3. Exceptio non adimpleti contractus, 4. Exceptio dominii, dan 5. Exceptio circumstance Menurut Andi Hamzah Eksepsi adalah tangkisan, keberatan sangkalan atau sanggahan dari terdakwa dan/atau penasihat hukum terdakwa yang tidak menyinggung surat dakwaan, tetapi semata-mata bertujuan supaya hakim tidak menerima perkara yang telah diajukan oleh penuntut umum