Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS


A. Landasan Filosofis
Landasan filosofis sebagaimana yang termuat pada Lampiran II Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembuatan Peraturan Perundang-undangan memiliki
arti bahwa peraturan yang dibentuk harus mempertimbangkan pandangan hidup,
kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa
Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. Landasan
filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah).
Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa Yunani, philein berarti mencintai,
dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana.
Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara
adalah sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 alinea keempat yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan Peraturan Perundang-
undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Penempatan Pancasila merupakan sumber segala sumber hukum Negara
ini juga dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 .
Landasan filosofis dari peraturan daerah ini didasarkan pada tujuan
pembangunan nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata
meteriil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan amanah Undang-Undang Pasal
28 dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang menyatakan "setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul
dan mengeluarkan pendapat”. Amanat Undang-Undang Dasar tersebut memberikan
konsekuensi bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan publik dalam kebebasan
berekspresi khususnya kebebasan seksual yang dilakukan di luar nikah atau seks
bebas. Dalam hal ini pemerintah Kota Batu membuat undang-undang untuk mencegah
terjadinya pola hidup seks bebas remaja secara umum baik di pondokan atau kos-
kosan berkembang semakin menjadi sebuah kebiasaan yang umum di lakukan.
Namun dalam peraturan daerah ini ada ketentuan yang harus dipenuhi dalam
melakukan seksual diluar nikah atau seks bebas contoh dalam melakukan seks harus
memakai pengaman seperti kondom, alat Kontrasepsi, dll. Peratuan daerah ini juga
sudah banyak dipertimbangkan oleh pemerintah Kota Batu.
B. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis merupakan pertimbangan atau alasan yang
menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut
fakta empiris mengenai perkembangan masalah dan kebutuhan masyarakat dan
negara.
Pemerintah Kabupaten Batu juga harus meningkatkan pelayanan, serta
membuat kebijakan yang berpihak kepada masyarakat, di sisi lain masyarakat dan
dunia usaha tidak dirugikan dengan terbitnya Peraturan Daerah tentang Seks Bebas.
Peraturan ini dilakukan secara komprehensif dan terpadu sesuai dengan prinsip yang
berwawasan lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
kesehatan masyarakat dan lingkungan; memberikan manfaat secara ekonomi, serta
dapat mengubah perilaku masyarakat.
C. Landasan Yuridis
Landasan yuridis merupakan pertimbangan atau alasan yang menggambarkan
bahwa peraturan yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum atau mengisi
kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang akan
diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat. Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yang berkaitan dengan
substansi atau materi yang diatur sehingga perlu dibentuk Peraturan Perundang-
Undangan yang baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yang
sudah ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis atau tumpang tindih, jenis peraturan
yang lebih rendah dari Undang-Undang sehingga daya berlakunya lemah,
peraturannya sudah ada tetapi tidak memadai, atau peraturannya memang sama
sekali belum ada.
Perumusan landasan yuridis dalam Rancangan Peraturan Daerah Kota Batu
Jawa Timur tentang Legalitas Seks Bebas : bahwa Peraturan Daerah Kota Batu
tentang Legalitas Seks Bebas merupakan Peraturan Daerah rintisan maka perlu
ditingkatkan untuk memberikan arah dan kepastian hukum yang jelas tentang
Legalitas Seks Bebas kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai