Anda di halaman 1dari 18

Unit 1.

pengenalan konsitus idalam pengalaman hidup sehari


konsitusi merupakan pernyataan tentang bentuk dan susunan suatu negara, yang di persiapkan
sebelum atau sesudah berdiri sebuah negara . Konsitusi sebuah negara merupakan hukum dasar tertinggi
yang berisi tata penyelengaraan negara.

konsitusi merupakan hukum yang paling tinggi serta paling fundametal sifatnya.
konsitusi merupakan sumber legtimasi atau landasaan otorisasi bentuk-bentuk hukum atau peraturan
perundang – undangaan lainnya. Tujuan tertinggi bernegara adalah seperti yang tertuang dalam
pembukaaan UUD NRI tahun 1945, yakni: 1) melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah DARAH indonesia; 2) memajukan kesejahteraan umum; 3) mencerdaskan kehidupan berbangsa ;
4) ikut melaksanaakan ketertiban dunia. Merujuk kepada Ivo D. Duchacek,
"Constitutions is identify the sources, purposes, uses and restraints of public power”
(konstitusi adalah mengidentiikasikan sumber-sumber, tujuan-tujuan,
penggunaan-penggunaan, dan pembatasan-pembatasan kekuasaan umum).
Oleh karena itu, konstitusi juga harus memberi perhatian kepada pembatasan
kekuasaan. Konstitusi adalah undang-undang yang bertujuan sebagai tempat
berdiri kokohnya sebuah negara. Didalam ketatanegaraan Indonesia. Di Indonesia
sendiri konstitusi adalah UUD 1945 yang menjadi acuan dasar bagi seluruh
peraturan atau undang-undang yang berlaku di Indonesia sesuai dengan UU No.12 tahun 2011.
Implementasi pada kehidupan sehari-hari banyak macamnya contohnya sendiri
pada hak asasi manusia (HAM) salah satunya sendiri pada pasal 28c ayat 1 dan 2 tentang
hak pengembangan diri yang berbunyi :
1. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dan ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni, dan budaya, demi kesejahteraan umat manusia.
2. Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Jadi sesuai pasal tersebut, setiap orang dapat bebas mengembangkan diri untuk
kemakmuran mereka sendiri, dan negara harus melindungi itu, juga harus memfasilitasi
seperti amanat konstitusi.
Ada 2 macam konstitusi, yakni tertulis dan tidak tertulis. Indonesia memiliki UUD NRI
Tahun 1945 sebagai konstitusi tertulis dan konvensi. Konvensi merupakan aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara (dilakukan terus menerus dan berulang-ulang) dalam
praktik penyelenggaraan negara tidak bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 dan
pelengkap atau pengisi kekosongan yang timbul dalam praktik penyelenggaraan negara.
Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan dinyatakan bahwa UUD NRI Tahun 1945 merupakan hukum
dasar dalam Peraturan Perundang undangan. Dalam hierarki perundang-undangan, UUD NRI
Tahun 1945 menduduki posisi nomor satu. Berdasarkan sejarahnya, ternyata UUD NRI Tahun
1945 sejak disahkan oleh PPKI telah mengalami beberapa kali perubahan, bahkan
pergantian. Perubahan ini terjadi karena dipengaruhi oleh keadaan dan dinamika politik yang
berkembang dan terjadi di Negara Indonesia. UUD NRI Tahun 1945 untuk pertama kalinya
diganti oleh Konstitusi Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Penggantian ini
membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan ketatanegaraan Indonesia, salah
satunya adalah berubahnya Negara Kesatuan Indonesia menjadi Negara Serikat.
Unit 2. Pengenalan Norma dalam Kehidupan Sehari-hari
Norma sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu 'norm' yang berarti patokan, pedoman,
atau pokok kaidah Pengertian norma adalah kaidah yang menjadi sebuah petunjuk, pedoman untuk
seseorang dalam bertindak atau tidak, serta bertingkah laku dalam kehidupan di lingkungan
masyarakat, seperti norma kesopanan, norma hukum, serta norma agama.

Macam-Macam norma:
1. Norma Formal
Norma formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat serta dibuat oleh
lembaga atau institusi yang sifatnya resmi atau formal. Norma ini dibuat oleh lembaga-lembaga
yang bersifat formal seperti perintah presiden, peraturan pemerintah, konstitusi dan lain
sebagainya.
2. Norma Non-formal
Norma non formal adalah ketentuan dan aturan dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak
diketahui tentang siapa dan bagaimana yang menerangkan mengenai norma tersebut.
Jenis Norma:
1. Norma Agama
Norma yang satu ini menjadi pedoman hidup bagi manusia yang bersumber dari Tuhan Yang Maha
Esa. Isi dari norma ini berupa perintah, ajaran, dan larangan. Perintah adalah suatu perbuatan yang
harus dilakukan atau dikerjakan.
2. Norma Kesusilaan
Norma yang satu ini bersumber dari hati nurani manusia. Norma kesusilaan mendorong manusia
untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan buruk
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan sendiri didasari oleh beberapa hal seperti kebiasaan, kepantasan, kepatutan
yang berlaku di masyarakat. Norma kesopanan sendiri sumbernya berasal dari pergaulan manusia
4. Norma Hukum
Norma hukum sendiri bersumber dari negara atau pemerintah yang diatur dalam Undang-Undang.
Norma hukum memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam pergaulan hidup di
masyarakat.
Fungsi Norma
Pentingnya norma dalam masyarakat dikarenakan norma memiliki fungsi berikut:
1. Bisa mencegah terjadinya benturan kepentingan masyarakat
2. Dapat menciptakan kehidupan masyarakat menjadi aman, tentram, dan tertib. Memberi petunjuk atau
pedoman bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan dimasyarakat
3. Membantu mencapai tujuan bersama dalam masyarakat
4. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai nilai yang berlaku.
5. Memberikan batasan yaitu berupa larangan atau perintah dalam berperilaku dan bertindak.
6. Memaksa individu dalam menyesuaikan dan beradaptasi dengan norma-norma yang berlaku yang ada dalam
masyarakat serta menyerap nilai-nilai yang diharapkan
Unit 3. Hubungan Erat Pancasila dan UUD Tahun 1945
Pancasila merupakan ideologi dasar negara sedangkan UUD sebagai bingkai kita dalam
bernegara. Disini penulis akan menyebutkan 3 hubungan pancasila dengan UUD:
1. Sila Pertama
Sila ini punya hubungan dengan Pasal 29 UUD Negara RI Tahun 1945.

2. Di bidang eksekutif
pemerintah akan membentuk Departemen Agama yang bertugas untuk mengatur semua
masalah agama yang ada di Indonesia

3. Sila kedua
Sila ini punya hubungan dengan pasal 34. Pasal 34 menjadi dasar dari konstitusional untuk
berdirinya sebuah lembaga seperti panti asuhan, panti wreda dan yang lainnya

4. Sila ketiga
Sila ini berhubungan dengan adanya UU Kewarganegaraan, penggunaan hukum nasional dan
membela tanah air.
5.Sila keempat
Sila keempat berhubungan dengan Pasal 2 Ayat 2 UUD 1945

6.Sila kelima
berhubungan dengan Pasal 33 UUD 1945.

7.Dalam pembukaan UUD terdapat Pancasila


Pada di alinea ke-4 pada pembukaan UUD terdapat rumusan pancasila, maka secara tidak
langsung tujuan UUD adalah yang terdapat dalam pancasila sehingga keduanya saling berhubungan.

8.Kesimpulan dari UUD adalah pancasila


Ketika kita mulai mempelajari pasal serta setiap ayat dari UUD, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa apapun isi didalam UUD tetap saja kembali lagi kepada pancasila sebagai dasar kita
bernegara.
Unit 4. Membuat kesepakatan bersama
Membuat Kesepakatan Bersama Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kesepakatan berarti
perihal sepakat atau maknanya konsensus. Sedangkan makna konsensus adalah kesepakatan kata atau
permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dan sebagainya) yang dicapai melalui kebulatan suara.
Kesepakatan bersama juga terkait dengan negosiasi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
mendefinisikan negosiasi sebagai:
1) proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak
(kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain
2) penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa

Kesepakatan bersama dapat dikaitkan dengan integrasi sosial. Integrasi sosial merupakan proses
penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Integrasi sosial diperlukan agar masyarakat tidak terpecah belah meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik berupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi secara sosial budaya.

1. Asimilasi merupakan peleburan dua kebudayaan atau lebih sehingga menghasilkan kebudayaan baru.
Sedangkan akulturasi adalah percampuran kebudayaan tanpa menghilangkan kebudayaan aslinya.
2. Akulturasi adalah proses sosial yang muncul jika ada kelompok masyarakat dengan latar belakang budaya
tertentu dihadapkan pada unsur kebudayaan asing.
Antara Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, dan Kesepakatan Bersama dalam kehidupan sosial, semua memerlukan
komitmen untuk dilaksanakan atau ditaati. Pelanggaran atas kesepakatan formal kenegaraan dalam Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan yang lain akan menyebabkan tatanan kehidupan bernegara tidak dapat
mencapai idealita yang diharapkan bersama. Demikian pula Kesepakatan Bersama, tidak mengindahkan aturan bersama
dalam interaksi sosial ini akan membuat hubungan kemasyarakatan menjadi tidak harmonis dan memungkinkan terjadi
konflik sosial.
Dalam membuat norma dalam masyarakat atau dalam lembaga pendidikan, selalu diasumsikan berangkat dari
kesepakatan bersama. Diandaikan ada sebuah partisipasi yang aktif dari anggota masyarakat atau civitas academica dalam
lembaga pendidikan. Dengan partisipasi, maka diharapkan sebuah norma akan lebih baik dan dapat diterapkan lebih efektif.
Unit 5. Produk dan Hirearki Perundang-Undangan
Bagaimana hierarki peraturan perundang-undangan di Indonesia? Siapa yang mengesahkan/menetapkan
masing-masing peraturan perundang-undangan tersebut? Hal apa yang diatur oleh masing-masing peraturan
perundang-undangan?

Hierarki atau tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia merujuk pada Pasal 7 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan PerundangUndangan (“UU 12/2011”)
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peratura Perundang-Undangan yang berbunyi:

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:


a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Jenis peraturan perundang-undangan selain yang dimaksud di atas mencakup peraturan yang ditetapkan oleh:
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (“MPR”);
2. Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”);
3. Dewan Perwakilan Daerah (“DPD”);
4. Mahkamah Agung;
5. Mahkamah Konstitusi (“MK”);
6. Badan Pemeriksa Keuangan;
7. Komisi Yudisial;
8. Bank Indonesia;
9. Menteri;
10. Badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang (“UU”) atau pemerintah atas
perintah UU;
11. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“DPRD”) Provinsi dan DPRD kabupaten/kota;
12. Gubernur, bupati/walikota, kepala desa atau yang setingkat.

Berwenang Menetapkan Peraturan Perundang-Undangan dan Materi Muatan yang Diatur di Dalamnya.

Ulasan lain mengenai topik peraturan perundang-undangan juga dapat Anda temukan dalam artikel-artikel berikut:
1. Apakah Materi Muatan Perppu Sama dengan Undang-undang? - Perppu adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa. Namun apakah materi muatannya sama dengan
undang-undang?
2. Apakah TAP MPR Dapat Dipersamakan dengan UUD 1945 atau UU? - Adanya kejelasan kedudukan TAP MPR yang kini
tertuang dalam UU 12/2011 tidak serta merta menjadikan kedudukan TAP MPR dapat dipersamakan dengan UUD 1945
atau UU.
3. Kedudukan Peraturan Menteri dalam Hierarki Peraturan Perundang-undangan? -Keberadaan Peraturan Menteri
sebagai salah satu jenis peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, Peraturan Menteri setelah berlakunya UU
12/2011 tetap diakui keberadaannya. Namun bagaimana dengan kekuatan mengikatnya?

4. Bisakah PP Dibentuk Tanpa Ada Perintah UU? - Apabila suatu masalah di dalam suatu UU memerlukan pengaturan
lebih lanjut, sedangkan di dalam ketentuannya tidak menyebutkan secara tegas-tegas untuk diatur dengan PP,
maka PP dapat mengaturnya lebih lanjut sepanjang hal itu merupakan pelaksanaan lebih lanjut Undang-Undang.

5. Status Peraturan Desa Setelah Berlakunya UU No. 12/2011? - Peraturan desa sebagai peraturan yang ditetapkan
oleh kepala desa tetap merupakan jenis peraturan perundang-undangan yang diakui keberadaannya dan mempunyai
kekuatan hukum mengikat.
Unit 6. Hubungan Antar Perundang-Undangan
Seharusnya masing-masing produk perundang-undangan dapat sinkron dan saling melengkapi, sehingga
dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara seperti yang dicita-citakan dalam Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945.
Unit 7. Menganalisa produk perundang-undangan
Seluruh peraturan perundang-undangan di Indonesia harus merujuk kepada Pancasila dan UUD NRI
Tahun 1945. Tidak boleh mengabaikan apalagi bertentangan. Seperti halnya sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
dalam Pancasila, dan Pasal 29 ayat (1) dan (2) UUD NRI Tahun 1945, keduanya memberikan perlindungan
kepada agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Maka, peraturan perundang-undangan yang
ada di bawahnya tidak boleh bertentangan terhadap keduanya.

Kedua, peraturan perundang-undangan yang ada di bawah UUD NRI Tahun 1945 juga harus merujuk
pasal atau ayat yang ada dalam UUD NRI Tahun 1945.

hal ketiga, yang penting juga adalah isi peraturan perundang-undangan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai