Marje*
Abstract
In procedural of civil Jaw, it known several kind of exception one of then is exception about judge's Jack
authority (to try a case). The explanation of exception in investigation civil case in district court is the protest
from defendant to plaintiff's a/legation which is in direct concern about lawsuit, that is contain claim of
cancelfed convention. An then, the explanation of exception about judge's lack authority (to try a case) is
exception that explain court does not able to chec the convention. Existence of exception aboutjudge's lack
authority (to try a case) in investigation civil case is existence of defendant's answer, there is the right for
defendant is not a duty. The kind of exeption aboutjudge's lack authority (to try a case) in investigation in civil
case in district court can divide ito 2, there is exception about judge's lack authority (to try a case) in relative
competence and exception about judge's lack authority (to try a case) in absolute competence. Exception
aboutjudge's Jack authority (to try a case) in ruled in Section 121 subsection (2), Section 125 subsection (2),
Section 133, and Section 134 HIR.
Dalam pemeriksaan perkara perdata di Sedangkan jawaban tergugat yang berupa bantahan
pengadilan negeri apabila usaha perdamaian yang atau penyangkalan adalah jawaban dari pihak
dilakukan dengan cara mediasi tidak berhasil maka tergugat yang isinya menolak atau tidak
oleh hakim akan dilanjutkan dengan pemeriksaan membenarkan dalil atau isi gugatan pihak penggugat.
perkara. Dalam pemeriksaan perkara perdata ini Jawaban pihak tergugat yang berupa bantahan ini
setelah pihak penggugat membacakan serta dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu, bantahan
meneguhkan gugatannya maka selanjutnya pihak yang berupa eksepsi (tangkisan) dan bantahan yang
tergugat diberi kesempatan untuk mengajukan berupa sangkalan. Selanjutnya yang dimaksud
jawaban atau tanggapannya atas gugatan pihak dengan rekonpensi adalah suatu tuntutan yang
penggugat tersebut. Jawaban yang mungkin diajukan oleh pihak tergugat pada saat digugat oleh
diajukan oleh pihak tergugat atas gugatan pihak pihak penggugatnya.
penggugat di pengadilan negeri dapat berupa Diantara jawaban pihak tergugat atas gugatan
pengakuan dan bantahan. Disamping itu ada pihak penggugat tersebut di atas yang harus
kemungkinan pihak tergugat juga sekaligus mendapatkan perhatian secara cermat adalah
mengajukan rekonpensi atau gugat balik terhadap jawaban tergugat yang berupa eksepsi atau
pihak penggugatnya. tangkisan. Hal ini karena dalam praktik pemeriksaan
Jawaban pihak tergugat yang berupa pengakuan perkara perdata di pengadilan negeri dewasa ini
adalah jawaban dari pihak tergugat yang cukup banyak diantara pihak tergugat yang
membenarkan dalil atau isi gugatan pihak penggugat. mengajukan jawaban yang berupa eksepsi atau
Jawaban pihak tergugat yang berupa pengakuan ini tangkisan.
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pengakuan Jawaban pihak tergugat berupa eksepsi berbeda
untuk sebagian dan pengakuan secara keseluruhan. dengan jawaban sangkalan ataupun pengakuan.
130
Marjo, TJdak Berlwasanya Hakim dalam Pemeriksaan Percfata
Jawaban pihak tergugat yang berupa eksepsi ini peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
merupakan jawaban pihak tergugat atas gugatan memperhatikan kebiasaan yang berlaku dalam
penggugat yang tidak langsung mengenai pokok praktikdi pengadilan negeri.
perkaranya, sedangkan jawaban tergugat yang Berdasarkan latar belakang pemikiran
berupa sangkalan dan pengakuan merupakan sebagaimana tersebut di atas, berikut ini akan dicoba
jawaban pihak tergugat alas gugatan penggugat yang dibahas beberapa persoalan sebagai berikut:
langsung mengenai pokok perkaranya. Selanjutnya 1. Apa pengertian eksepsi tidak berkuasanya hakim
yang diartikan dengan eksepsi dalam pemeriksaan dalam pemeriksaan perkara perdata di
perkara perdata di pengadilan negeri adalah suatu pengadilan negeri?.
sanggahan atau bantahan dari pihak tergugat 2. Bagaimana eksistensi dari eksepsi tidak
terhadap gugatan penggugat yang tidak langsung berkuasanya hakim dalam pemeriksaan perkara
mengenai pokok perkara, yang berisi tuntutan perdata di pengadilan negeri?.
batalnya gugatan. 3. Apa saja macam-macam eksepsi tidak
Dalam Hukum Acara Perdata, kita mengenal berkuasanya hakim tersebut dan bagaimana
beberapa jenis eksepsi, akan tetapi di dalam HIR pengajuannya dalam pemeriksaan perkara
hanya disebutkan 1 {satu) macam eksepsi saja yaitu perdata di pengadilan negeri?.
eksepsi tidak berkuasanya hakim. Terhadap eksepsi
tidak berkuasanya hakim ini di dalam HIR diatur Pengertian Eksepsi Tidak Berkuasanya Hakim
dalam beberapa pasal yaitu Pasal 121 ayat (2), 125 Dalam Pemeriksaan Perkara Perdata di
ayat(2), Pasal 133 dan Pasal 134 HIR. Pengadilan Negeri
Macam-macam eksepsi yang dikenal di dalam Dalam pemeriksaan perkara perdata di
HukumAcara Perdata adalah: pengadilan negeri jawaban yang mungkin diajukan
1. Eksepsi tidak berkuasanya hakim/pengadilan oleh pihak tergugat atas gugatan pihak penggugat
{eksepsi declinatoir). dapat dibedakan menjadi 2 {dua) macam jawaban
2. Eksepsi bahwa perkara telah di putus {ne bis in yaitu, jawaban tergugat yang berupa pengakuan dan
idem). jawaban tergugat yang berupa bantahan. Pembagian
3. Eksepsi bahwa pihak penggugat tidak jawaban ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh
mempunyai kedudukan sebagai penggugat Supomo yang meyatakan bahwa, jawaban tergugat
(eksepsi disqualificatoir). atas gugatan penggugat dapat mengadung
4. Eksepsi yang bersifat menunda {eksepsi dilatoir) pengakuan dan dapat pula mengandung bantahan
sepeti eksepsi bahwa tuntutan penggugat belum atau penyangkalan. 2
dapat dikabulkan berhubung penggugat memberi Jawaban pihak tergugat yang berupa pengakuan
penundaan pembayaran. adalah jawaban tergugat atas gugatan pihak
5. Eksepsi yang bersifat menghalangi penggugat di pengadilan negeri yang isinya
dikabulkannya gugatan penggugat {eksepsi membenarkan apa yang digugat oleh pihak
peremptoir) seperti eksepsi karena lampaunya penggugat. Atau dengan perkataan lain jawaban
waktu (kadaluarsa), eksepsi karena tergugat pihak tergugat yang berupa pengakuan adalah
dibebaskan dari membayar.1 jawaban dari pihak tergugat yang membenarkan dalil
atau isi gugatan pihak penggugat. Jawaban pihak
Dalam mengajukan jawaban yang berupa eksepsi tergugat yang berupa pengakuan ini dibedakan
termasuk eksepsi tidak berkuasanya hakim, maka menjadi 2 (dua) macam yaitu pengakuan untuk
pihak tergugat tidak boleh begitu saja mengajukan _ sebagian dan pengakuan secara keseluruhan.
eksepsi tidak berkuasanya hakim tersebut, akan Selanjutnya jawaban pihak tergugat yang berupa
tetapi haruslah memperhatikan ketentuan yang bantahan atau penyangkalan adalah jawaban yang
berlaku. Pengajuan eksepsi tidak berkuasanya hakim diajukan oleh pihak tergugat yang berisi penolakan
ini agar dapat diterima oleh hakim yang memeriksa terhadap gugatan pihak penggugat. Dengan
perkara haruslah memperhatikan ketentuan perkataan lain jawaban tergugat yang berupa
1 Mal]O, 1998, Eksepsi Dalarn Praktek Pemeriksaan Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri, Yogyakarta. Tesis Program Pasca Sarjana Universilas Gadjah Mada,
hal.8-9.
2 Supomo, 1986. HukumAcara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta. Pradya Paramita. hal. 48.
131
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010
bantahan adalah jawaban dari pihak tergugat yang senada mengenai pengertian eksepsi dalam
isinya menolak atau tidak membenarkan dalil gugatan pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri
penggugat. Jawaban tergugat yang berupa bantahan menurut Wirjono Prodjodikoro perkataan eksepsi itu
ini dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu, jawaban harus diartikan sebagai perlawanan tergugat yang
eksepsi (tangkisan) dan jawaban sangkalan tidak mengenai pokok soal (geen verdediging op de
(verweer). Pembagian jawaban tergugat tersebut di hoofdzaak), melainkan misalnya hanya mengenai
atas sesuai dengan pendapat Sudikno Mertokusumo acara belaka.6
yang menyatakan bahwa, bantahan tergugat ini dapat Pengertian yang lebih terperinci mengenai
terdiri dari tangkisan atau eksepsi dan sangkalan.3 eksepsi dalam pemeriksaan perkara perdata di
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pengadilan negeri dikemukakan oleh BPH. Hapsoro
antara jawaban tergugat yang berupa eksepsi atau Hadiwidjoyo yang berpendapat bahwa, eksepsi
tangkisan dan jawaban tergugat yang berupa adalah bantahan tergugat untuk menangkis tuntutan
sangkalan adalah dibedakan. Dalam peraturan penggugat, yang tidak mengenai pokok perkara, akan
perundang-undangan Hukum Acara Perdata tidak tetapi apabila berhasil dapat menyudahi
dijelaskan bagaimana perbedaan antara eksepsi dan pemeriksaan, atau mengandaskan gugatan. 7
sangkalan tersebut, namun dalam praktek hukum Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa diatara
keduanya tampak dibedakan. Eksepsi merupakan ahli hukum masih terdapat perbedaan tentang
bantahan atau tangkisan tergugat atas gugatan rumusan pengertian eksepsi dalam perkara perdata di
penggugat yang tidak langsung mengenai pokok pengadilan negeri, meskipun perbedaan itu sifatnya
perkaranya. Sedangkan sangkalan merupakan tidak mendasar. Perbedaannya adalah ada pendapat
bantahan tergugat atas gugatan penggugat yang yang hanya memberikan pengertian pokoknya saja
langsung mengenai pokok perkaranya. dari eksepsi dan ada pula pendapat yang
Dalam HIR ataupun RBg tidak terdapat satu menjelaskan lebih lanjut terhadap pengertian pokok
pasalpun yang memberikan rumusan tentang dari eksepsi itu. Adapun yang dimaksudkan dengan
pengertian eksepsi (exceptie). Peraturan perundang- pengertian eksepsi dalam pemeriksaan perkara
undangan hanya menentukan mengenai prosedur perdata di pengadilan negeri adalah suatu sanggahan
pengajuan eksepsi di pengadilan saja. Demikian juga atau bantahan dari pihak tergugat terhadap gugatan
dalam yurisprudensi juga tidak diketemukan penggugat yang tidak langsung mengenai pokok
pengertian tentang eksepsi. Walaupun demikian perkara, yang berisi tuntutan batalnya gugatan.
rumusan pengertian tentang eksepsi banyak Dengan mengacu pada rumusan pengertian
diketemukan dalam doktrin yang dikemukakan oleh tentang eksepsi tersebut di atas maka kita dapat
para ahli hukum. memahami pengertian eksepsi tidak beruasanya
Adapun pengertian eksepsi atau tangkisan dalam hakim dalam pemeriksaan perkara perdata di
pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri pengadilan negeri. Selanjutnya yang dimaksud
menurut Sudikno Mertokusumo dikatakan sebagai dengan eksepsi tidak berkuasanya hakim dalam
berikut, pada umumnya yang diartikan dengan pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri
eksepsi ialah suatu sanggahan atau bantahan dari adalah diartikan suatu eksepsi yang menyatakan
pihak tergugat terhadap gugatan penggugat yang bahwa pengadilan tidak berkuasa atau berwenang
tidak langsung mengenai pokok perkara, yang berisi memeriksa gugatan.
tuntutan batalnya gugatan.4 Perihal eksepsi tidak berkuasanya hakim dalam
Pendapat yang sama mengenai eksepsi dalam pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri ini
pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri menurut Retnowulan Sutantio dan lskandar
dikemukakan oleh Supomo yang menyatakan bahwa, Oeripkartawinata terdiri dari 2 (dua) macam eksepsi
yang diartikan dengan eksepsi adalah suatu bantahan yaitu, eksepsi yang menyangkut kekuasaan absolut
yang menangkis tuntutan penggugat, sedang dan eksepsi yang menyangkut kekuasaan relatif. •
perkaranya tidak langsung disinggung.5 Padangan Berdasarkan uraian pengertian diatas dapat
3 Sudikno Mertokusumo, 1993. HukumAcara Pen:tata Indonesia, Yogyalcarta, Liberty, hal. 96.
4 Loe. Cit.
5 Supomo, Op. Cit., hal. 48.
6 WujonoProdjodil<o<o, 1984, HukumAcaraPerdatadilndonesia, Bandung.Sumur, hal 72.
7 MochalMladOja"isdanRMJ.Koosmargono,2006,MembacaDanMengertiHIR. Semarang,FakultasHukumUNDIP, hal.98.
8 RetnowulanSutanbodan lskandarOeripkartawinata 1989, HukumAcara Perdata Dalam TeoriDan Praktek, Bandung, MandarMaju, hal. 33-34.
132
Marjo, TKfak Berl<uasanya Hakim dalam Pemeriksaan Perdata
ditarik simpulan bahwa yang diartikan dengan eksepsi sendiri. Hal ini dapat dimengerti oleh karena perkara
tidak beruasanya hakim adalah sebagaimana perdata itu menyangkut kepentingan pribadi pihak-
pengertian eksepsi dalam pemeriksaan perkara pihak yang berperkara.9
perdata pada umumnya, hanya saja eksepsi itu Sehubungan dengan adanya keleluasaan pihak
berkaitan dengan tidak berkuasanya hakim atau tergugat untuk menjawab atau tidak menjawab
pengadilan. Jadi yang diartikan dengan eksepsi tidak gugatan pihak penggugat di pengadilan negeri,
berkuasanya hakim dalam pemeriksaan perkara Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa pihak
perdata di pengadilan negeri adalah eksepsi yang tergugat leluasa untuk membiarkan gugatan
menyatakan bahwa pengadilan tidak berkuasa atau penggugat begitu saja. Asal ia tahu saja bahwa ia
berwenang memeriksa gugatan, baik dalam harus memikul akibat dari sikap tidak melawan, yaitu
kekuasaan absolut ataupun dalam kekuasaan yang bahwa ia mungkin sekali akan dikalahkan
relatif. perkaranya."
Oalam Pemeriksaan perkara perdata di
Eksistensi Eksepsi Tidak Berkuasanya Hakim pengadilan negeri, masing-masing pihak yang
Dalam Pemeriksaan Perkara Perdata di berselisih tentunya berkeinginan untuk dapat
Pengadilan Negeri memenangkan perkaranya. Demikian pula pihak
Eksepsi dalam pemeriksaan perkara perdata di tergugat juga berkeinginan dapat memenangkan
pengadilan negeri adalah termasuk salah satu perkaranya, untuk itu maka pihak tergugat tidak akan
jawaban tergugat, untuk itu sebelum dibahas tentang membiarkan begitu saja gugatan penggugat itu
eksistensi eksepsi dalam pemeriksaan perkara melainkan ia akan berusaha keras untuk melakukan
perdata terlebih dahulu dibahas tentang eksistensi perlawanan terhadap gugatan yang diajukan oleh
jawaban tergugat. Oalam peraturan perundang- pihak penggugat. Dalam hal ini upaya yang dilakukan
undangan Hukum Acara Perdata tidak ada ketentuan oleh pihak tergugat adalah dengan jalan mengajukan
yang mewajibkan atau mengharuskan pihak tergugat jawaban atas gugatan penggugat itu.
untuk menjawab gugatan yang diajukan oleh pihak Dengan demikian maka dalam pemeriksaan
penggugat. Dengan tidak adanya ketentuan yang perkara perdata di pengadilan negeri hendaknya
mewajibkan pihak tergugat untuk menjawab gugatan pihak tergugat tersebut bersikap aktif terhadap
pihak penggugat, maka dalam hal ini pihak tergugat gugatan penggugat. Oalam hal ini pihak tergugat
leluasa untuk menjawab atau tidak menjawab terhadap gugatan yang diajukan pihak penggugat
gugatan pihak penggugat dalam pemeriksaan harus mensikapinya dengan cermat, teliti, hati-hati
sengketa perdata di pengadilan negeri. dan selanjutnya mengajukan tanggapan atas gugatan
Dengan kata lain, karena pengajuan jawaban tersebut. Oleh karena untuk itu sudah seharusnya
tergugat atas gugatan penggugat bukan merupakan apabila pihak tergugat mengajukan jawabannya atas
suatu tindakan yang diwajibkan, maka keberadaan gugatan yang diajukan pihak penggugat.
jawaban tergugat atas gugatan penggugat ituadalah Oengan mengajukan jawaban atas gugatan
merupakan hak bagi pihak Tergugat. Maksud penggugat maka pihak tergugat dapat
keberadaan jawaban tergugat merupakan suatu hak mengemukakan dalil-dalil guna menanggapi atau
bagi pihak tergugat adalah bahwa pihak tergugat menolak gugatan penggugat, sehingga apa yang
disamping dapat menggunakan haknya yaitu dengan menjadi hak dan kepentingan tergugat dapat
mengajukan jawaban, dapat pula pihak tergugat tidak terlindungi. Perlu diperhatikan bahwa dalam
menggunakan haknya yaitu dengan tidak pemeriksaan perkara perdata di pengadilan negeri,
mengajukan jawaban atas gugatan penggugat. kalah atau menangnya pihak yang digugat tergantung
Oalam pemeriksaan perkara perdata di juga pada kelihaian membela diri, bagaimana cara
pengadilan negeri, akan digunakan atau tidak menjawab gugatan dengan balk."
digunakannya hak untuk mengajukan jawaban atas Selanjutnya tentang eksistensi eksepsi termasuk
gugatan pihak penggugat adalah sangat tergantung juga eksepsi tidak berkuasanya hakim dalam
dari kemauan dan kepentingan dari pihak tergugat itu pemeriksaan perkara perdata adalah sebagaimana
9 Rlduan Syahrani, 1988, HukumAcara Perdatad1 Ugkungan Perad Ian Uroom, Jakarta, PustakaKartini, hal. 51.
10 WtrjonoProdjodikoro, Op.Cit.hal.58.
11 Abdurkadir Muharrvnad, 1990, HukumAcara Perdata Indonesia, Bandung, CitraAditya Bakti, hal. 110.
133
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010
eksislensi jawaban lergugal seperti tersebut dialas, eksepsi tidak berkuasanya hakim, terdapat pula jenis
yaitu merupakan hak bagi pihak tergugat. Maksud eksepsi yang lain yailu eksepsi selain eksepsi lidak
eksistensi eksepsi lidak berkuasanya hakim berkuasanya hakim.
merupakan suatu hak bagi lergugal dalam Dalam Hukum Acara Perdala secara umum
pemeriksaan perkara perdala di pengadilan negeri eksepsi alau langkisan dapal dibagi menjadi 2 (dua)
adalah bahwa pihak lergugal selain dapal menunlut macam eksepsi yailu eksepsi prosesuil dan eksepsi
haknya yaitu dengan mengajukan eksepsi tidak maleriil. Eksepsi prosesuil adalah jenis eksepsi yang
berkuasanya hakim , dapal pula pihak tergugal tidak didasarkan pada ketenluan Hukum Acara Perdala.
menggunakan haknya yailu dengan tidak Sedangkan untuk eksepsi materiil adalah jenis
mengajukan jawaban eksepsi tidak berkuasanya eksepsi yang didasarkan pada suatu kelenluan
hakim atas gugatan yang diajukan oleh pihak hukum perdata materiil. Dalam HukumAcara Perdata
penggugat. Belanda eksepsi yang didasarkan alas hukum acara
Walaupun pengajuan eksepsi tidak berkuasanya disebul processuile exceptie, sedangkan unluk
hakim merupakan hak bagi tegugal, namun harus eksepsi yang didasarkan alas hukum materiil disebul
diperhalikan bahwa lujuan diberikannya hak bagi materiele exceptie. '2
lergugal untuk mengajukan eksepsi tidak Selanjulnya mengenai pengertian eksepsi
berkuasanya hakim adalah agar gugalan yang prosesuil dan eksepsi meleriil ini Sudikno
diajukan oleh pihak penggugat di muka persidangan Mertokusumo berpendapat bahwa, eksepsi prosesuil
pengadilan lersebul tidak dilerima alau dilolak oleh adalah sualu upaya yang menuju kepada tunlulan
hakim. Unluk ilu maka sudah selayaknya apabila lidak dilerimanya gugatan. Pernyalaan lidak
pihak lergugal menggunakan haknya dengan dilerimanya gugalan berarti sualu penolakan in limini
mengajukan eksepsi tidak berkuasanya hakim dalam litis, berdasarkan pada alasan-alasan di luar pokok
pemeriksaan perkara perdala di pengadilan negeri. perkara. Hanya dalam hal ketidakwenangan hakim
Tidak digunakannya hak lergugal unluk atau balalnya gugalan, hakim bukannya menyatakan
mengajukan eksepsi tidak berkuasanya hakim alas lidak dilerimanya gugalan, melainkan menyalakan
gugalan penggugat, maka pihak lergugal harus dirinya lidak berwenang alau menyatakan gugatan
memikul akibal dari sikat pasif tidak mengajukan batal. Eksepsi maleriil adalah merupakan bantahan
eksepsi tidak berkuasanya hakim lersebul yang lainnya yang didasarkan alas kelenluan hukum
kemungkinan besar gugalan akan dilerima oleh Maleriil.13
hakim dalam pemeriksaan sengketa perdata ilu. Sehubungan dengan pembagian eksepsi
Dengan demikian, eksepsi tidak berkuasanya hakim prosesuil dan eksepsi meleriil dalam pemeriksaan
mempunyai peran yang sangal penting dalam perkara perdala di pengadilan negeri lersebut Riduan
membanlu lergugal unluk menangkis atau Syahrani berpendapal sama sebagaimana tersebut di
menyangkal gugalan penggugat, sehingga gugalan alas yang menyalakan bahwa, yang diartikan dengan
ilu lidak dilerima alau dilolak hakim dalam eksepsi prosesuil adalah eksepsi yang didasarkan
pemeriksaan perkara perdala yang sedang dihadapi. pada Hukum Acara Perdata. Sedang eksepsi meteriil
adalah eksepsi yang didasarkan pada hukum perdala
Macam-Macam Eksepsi Tidak Berkuasanya rnateriil."
Hakim Dan Cara Pengajuan nya Dalam Tenlang pembagian eksepsi dalam pemeriksaan
Pemeriksaan Perkara Perdata di Pengadilan perkara perdata di pengadilan negeri ini Sudino
Negeri Mertokusumo menyatakan lebih lanjut bahwa,
HIR alaupun RBg hanya menyebul salu jenis 1. Termasuk eksepsi prosesuil ialah:
eksepsi saja yaitu eksepsi lidak berkuasanya a. Eksepsi atau tangkian yang bersifal
(berwenangnya) hakim untuk memeriksa gugatan, mengelakan (eksepsi declinaloir) seperti
yang selanjutnya disebut eksepsi tidak berkuasanya eksepsi lentang tidak berkuasanya hakim,
hakim. Dalam pemeriksaan perkara perdala di eksepsi bahwa gugatan batal.
pengadilan negeri disamping dikenal adanya jenis b. Eksepsi atau tangkisan bahwa perkara telah
12 Supomo, oe.c«. hal.49.
13 Sudikno Mertokusumo, Op. Cit, hal. 96-97.
14 RiduanSyahrani, Op.Cit.hal.51-52.
134
Mar]o. Tidak Berl<uasanya Hakim dalam Pemeriksaan Perdata
135
MMH, Ji/id 39 No. 2, Juni 2010
136
Marjo, Ttdak Berkuasanya Hakim da/am Pemeriksaan Perdata
Saat pengajuan untuk jenis eksepsi tidak eksepsi tidak berkuasanya hakim atas gugatan
berkuasanya hakim dalam kompetensi absolut ini yang diajukan oleh pihak penggugat.
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 134 HIR. Pasal 3. Macam-macam eksepsi tidak berkuasanya hakim
134 HIR menentukan bahwa, a Jika sengketa dalam pemeriksaan perkara di pengadilan negeri
mengenai soal yang tidak masuk wewenang dari dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu
pengadilan negeri, maka dalam tiap tahap eksepsi tidak berkuasanya hakim atau
pemeriksaan pengadilan, dapat diminta supaya pengadilan dalam kompetensi relatif dan eksepsi
hakim menyatakan dirinya tidak berwenang, alas tidak berkuasanya hakim dalam kompetensi
jabatanpun hakim wajib menyatakan dirinya tidak absolut. Pengertian eksepsi tidak berkuasanya
berwenang'. hakim dalam kompetensi yang relatif adalah
Berkaitan dengan kapan saat pengajuan eksepsi eksepsi yang menyatakan bahwa pengadilan
tidak berkuasanya hakim dalam kompetensi yang negeri yang dimaksud tidak berwenang,
absolut ini menurut Sudikno Mertokusumo dinyatakan melainkan pengadilan negeri lainlah yang
bahwa, tangkisan terhadap kompetensi absolut yaitu berwenang. Adapun pengertian eksepsi tidak
bahwa pengadilan negeri tidak berkuasa dapat berkuasanya hakim dalam kompetensi yang
diajukan setiap saat, sepanjang pemeriksaan (Pasal absolut adalah eksepsi yang menyatakan bahwa
134 HIR), bahkan disini hakim wajib secara ex officio pengadilan negeri tidak berwenang memeriksa
memutuskan berkuasa tidaknya ia memeriksa perkara dan yang berwenang adalah pengadilan
perkara yang bersangkutan tanpa menunggu dalam lingkungan peradilan yang lain.
diajukan tangkisan oleh tergugat. 22 Selanjutnya mengenai pengajuan terhadap
eksepsi tidak berkuasanya hakim adalah
Kesimpulan sebagaimana yang diatur dalam ketentuan Pasal
Berdasarkan uraian tersebut di alas maka penulis 121 ayat (2), Pasal 125 ayat (2), Pas al 133 dan
dapat menarik simpulan sebagai berikut: Pasal 134 HIR.
1. Pengertian eksepsi dalam pemeriksaan perkara
perdata di pengadilan negeri adalah suatu DAFTAR PUSTAKA
sanggahan atau bantahan dari pihak tergugat
terhadap gugatan penggugat yang tidak Abdulkadir Muhammad. 1990. Hukum Acara Perdata
langsung mengenai pokok perkara, yang berisi Indonesia. Bandung: CitraAditya Bakti.
tuntutan batalnya gugatan. Selanjutnya yang Krisna Harahap. 2007. Hukum Acara Perdata, Class
dimaksud dengan eksepsi tidak berkuasanya Action, Arbitrase & Altematif Serta Mediasi.
hakim dalam pemeriksaan perkara perdata di Bandung: PT. Grafitri Bandung.
pengadilan negeri adalah eksepsi yang Marjo. 1998. Eksepsi Dalam Praktek Pemeriksaan
menyatakan bahwa pengadilan tidak berkuasa Sengketa Perdata di Pengadilan Negeri.
atau berwenang memeriksagugatan. Yogyakarta: Tesis Program Pasca Sarjana
2. Eksistensi eksepsi tidak berkuasanya hakim Universitas Gadjah Mada.
dalam pemeriksaan perkara perdata di Mochammad Dja'is dan RMJ. Koosmargono. 2006.
pengadilan negeri adalah sebagaimana Membaca Dan Mengerti HIR. Semarang:
eksistensi jawaban tergugat, yaitu merupakan Fakultas hukum UNDIP.
hak bagi pihak tergugat bukan merupakan suatu M. Yahya Harahap. 2004. Hukum Acara Perdata,
kewajiban. Maksud eksistensi eksepsi tidak Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
berkuasanya hakim merupakan suatu hak bagi Pembuktian Dan Putusan Pengadilan,
tergugat dalam pemeriksaan perkara perdata di Jakarta: Sinar Grafika.
pengadilan negeri adalah bahwa pihak tergugat 0. Bidara dan Martin P. Bidara. 1986. Hukum Acara
selain dapat menuntut haknya yaitu dengan Perdata. Jakarta: Pradnya Paramita.
mengajukan eksepsi tidak berkuasanya hakim , Relnowulan sulantio dan lskandar Oeripkartawinata.
dapat pula pihak tergugat tidak menggunakan 1997. Hukum Acara Perdata Dalam Teori dan
haknya yaitu dengan tidak mengajukan jawaban Praktek. Bandung: MandarMaju.
22 SudiknoMertokusumo, Op.Cit,hal.97.
137
MMH, Jilid 39 No. 2. Juni 2010
138