Anda di halaman 1dari 29

PROSES JAWAB

MENJAWAB

LOGO

SISTEM KONTRADIKTOIR

Memberikan kesempatan kepada pihak tergugat untuk


membantah dalil-dalil gugatan penggugat begitu juga
sebaliknya.
GUGATAN
VERSTEK

JAWABAN
REPLIK
DUPLIK
PEBUKTIAN
KONKLUSI

VERZET

LOGO

SIDANG PERTAMA

Setelah Hakim membuka sidang dengan menyatakan


sidang terbuka untuk umum dengan mengetuk palu, hakim
memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada
penggugat dan tergugat:
a. Identitas Penggugat/ Tergugat
b. Apakah sudah mengerti maksud didatangkannya para
pihak di muka persidangan
c. Hakim menghimbau agar dilakukan perdamaian.
d. Sebagai bukti identitas para pihak menunjukkan KTP
masing-masing

LOGO

SIDANG KEDUA (JAWABAN TERGUGAT)

1. Apabila para pihak dapat berdamai maka ada 2


kemungkinan, yaitu gugatan dicabut atau mereka
mengadakan perdamaian diluar atau dimuka sidang
2. Apabila perdamaian diluar sidang maka hakim tidak ikut
campur
3. Apabila perdamaian dilakukan dimuka hakim, maka ciricirinya adalah:
1.
2.
3.

Kekuatan perdamaian sama dengan putusan pengadilan


Apabila salah satu pihak melakukan ingkar janji, perkara tidak
dapat diajukan kembali
Apabila tidak tercapai suatu perdamaian maka sidang dilanjutkan
dengan penyerahan jawaban dari pihak tergugat. Jawaban ini
dibuat rangkap tiga. Lembar pertama untuk penggugat, lembar
kedua, untuk hakim, lembar ketiga untuk arsip tergugat sendiri.

LOGO

SIDANG KETIGA (REPLIK)

Pada sidang ini penggugat dan kuasa hukumnya


menyerahkan replik, satu untuk hakim, satu untuk
tergugat, satu untuk penggugat itu sendiri.
Replik adalah tanggapan penggugat terhadap jawaban
tergugat

LOGO

SIDANG KEEMPAT (DUPLIK)

Dalam sidang ini, tergugat menyerahkan duplik, yaitu


tanggapan tergugat terhadap
replik penggugat,
kurang lebih berisi meneguhkan sikap konsistensi
pendirian yang disampaikan dalam jawaban atas
gugatan

LOGO

SIDANG KELIMA (PEMBUKTIAN PENGGUGAT)

Penggugat mengajukan bukti-bukti yang memperkuat


dalil-dalil penggugat sendiri dengan melemahkan dalildalil tergugat.

LOGO

SIDANG KEENAM (PEMBUKTIAN TERGUGAT)

Jalan nya sidang sama dengan sidang pembuktian


dari pihak penggugat, dengan catatan bahwa yang
mengajukan bukti-bukti dan saksi-saksi adalah
tergugat, sedang tanya jawabnya kebalikan dari
sidang kelima

LOGO

SIDANG KETUJUH

Penyerahan kesimpulan, hasil-hasil yang diperoleh


atau ditemukan selama proses persidangan. Isi pokok
kesimpulan
sudah
barang
tentu
dibuat
menguntungkan
masing-masing
pihak
yang
berperkara

LOGO

SIDANG KEDELAPAN

Dinamakan sidang putusan hakim. Hakim membaca


putusan yang seharusnya dihadiri oleh para pihak.
Setelah selesai membaca putusan maka kakim
mengetuk palu tiga kali dan para pihak diberi
kesempatan untuk mengajukan banding apabila tidak
puas dengan putusan hakim.
Pernyataan banding ini harus dilakukan dalam jangka
waktu 14 hari terhitung ketika putusan dijatuhkan.

KUMULASI GUGATAN

LOGO

MACAM-MACAM KOMULASI GUGATAN

1. Komulasi Subyektif: penggabungan dari subyek (pasal 127


HIR,151 Rbg, 1283-1284BW dan 18 Wvk
2. Komulasi Obyektif : Penggabungan tuntutan dalam satu perkara
sekaligus. Tetapi Putusan MA No 880 K/Sip/1970 untuk
menghindari
putusan yang saling bertentangan Procesual
doelmatig.
Pengecualian:
3. Gugatan tertentu yang diperlukan suatu acara khusus (gugat
cerai) sedangkan lain memerlukan acara biasa (gugatan
memenuhi perjanjian)
4. Hakim tidak berwenang secara relative u memeriksa salah satu
tuntutan yang diajukan bersama-sama dalam satu gugatan
dengan tuntutan lain.
5. Tuntutan tentang Bezit tidak boleh bersama-sama dengan
tuntutan tentang eigendom dalam satu gugatan pasal 103 Rv

LOGO

KETENTUAN PENGGABUNGAN

1. Harus ada hubungan batin satu sama lainnya, sehingga


memudahkan proses, dapat menghindarkan kemungkinan putusan
saling bertentangan serta bermanfaat ditinjau dari segi acara atau
Procesueel doelmatig (Yurisprudensi MARI, tanggal 6 Mei 1975,
Nomor 880 K/Sip/1973
2. Haruslah dengan mengingat asas Cepat dan Murah
(Yurisprudensi MARI, tanggal 3 Desember 1974, Nomor 1043 K/
Sip/ 1971 jo. Pasal 4 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2004 Tentang
Kekuasaan Kehakiman, asas sederhana, cepat dan biaya ringan
3. Mengenai ketentuan hukum acara yang mengaturnya tidak ada
perbedaan, misalnya tentang perkara HAKI (MEREK, PATEN, HAK
CIPTA, dll.) dengan perkara PMH berdasarkan 1365 BW
(Yurisprudensi MARI, Tanggal 13 Desember 1972, Nomor 677 K/
Sip/1972

PERUBAHAN DAN
PENCABUTAN GUGATAN
M.HAMIDI MASYKUR SH,M.Kn

LOGO
1.
2.

PERUBAHAN GUGATAN

Perubahan thd gugatan yang belum dikirim kepada Tergugat


Perubahan thd gugatan yang telah dikirim kepada Tergugat
Apabila bersifat prinsip maka gugatan harus dicabut terlebih
dahulu
Apabila tidak prinsip, maka perubahan dapat dilakukan pada
sidang pertama, yaitu tingkat perdamaian (mediasi) atau sebelum
pihak tergugat menyampaikan gugatan untuk itu perlu ada
persetujuan dari TERGUGAT.
(pasal 271 Rv: Penggugat mempunyai hak penuh untuk
mencabut gugatan, tanpa perlu persetujuan )

LOGO

PENTING!

1. Perubahan/ pencabutan gugatan sebelum jawaban, maka


penggugat dapat melakukan dengan cara menyampaikan kepada
Hakim, tanpa perlu persetujuan dari Tergugat (pasal 271 ayat (1)
Rv). Akan tetapi poin-poin yang diubah atau pencabutan itu harus
diberitahukan kepada pihak lawan (Tergugat)
2. Perubahan/Pecabutan Gugatan setelah ada jawaban dari
Tergugat, maka harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pihak lawan (pasal 271 ayat (2) Rv
3. Yurisprudensi MARI, tanggal 14 Oktober 1970, Nomor 546 K/Sip/
1970 (Perubahan dan pencabutan gugatan masih bisa dilakukan,
meskipun pada tingkat pemeriksaan, kesimpulan atau tinggal
menunggu putusan, asal mendapat persetujuan dari PIHAK
LAWAN

JAWABAN
TERGUGAT

LOGO

EKSEPSI

Eksepsi merupakan suatu tangkisan atau bantahan dari


pihak tergugat terhadap gugatan penggugat yang tidak
langsung menyentuh pokok perkara.
Eksepsi ditujukan kepada hal-hal yang menyangkut
syarat-syarat atau formalitas gugatan; yaitu jika gugatan
yang diajukan mengandung cacat atau pelanggaran
formil yang mengakibatkan gugatan tidak sah yang
karenanya gugatan tidak dapat diterima (inadmissible).
Tujuan pokok pengajuan eksepsi yaitu agar pengadilan
mengakhiri proses pemeriksaan tanpa lebih lanjut
memeriksa materi pokok perkara. Pengakhiran yang
diminta melalui eksepsi bertujuan agar pengadilan
menyatakan gugatan tidak dapat diterima (niet
ontvankelijk).
18

LOGO

JENIS EKSEPSI (1)

Pasal 125 ayat (2), 132 dan 133 HIR hanya


memperkenalkan eksepsi kompetensi absolut
dan
relatif.
Namun,
Pasal
136
HIR
mengindikasikan
adanya
beberapa
jenis
eksepsi.
Dilihat dari Ilmu Hukum, jenis eksepsi terbagi
atas:
1. Eksepsi Prosesuil (Processuele Exceptie)
2. Eksepsi Prosesuil di Luar Eksepsi
Kompetensi
3. Eksepsi Hukum Materiil (Materiele Exceptie)
19

LOGO

JENIS EKSEPSI (2)

Add. 1. Eksepsi Prosesual (Processuele Exceptie)


Yaitu jenis eksepsi yang berkenaan dengan syarat formil gugatan.
Eksepsi Prosesual dibagi dua bagian, yaitu:
1. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Absolut
Eksepsi yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri yang sedang
melakukan pemeriksaan perkara tersebut dinilai tidak berwenang untuk mengadili
perkara tersebut, karena persoalan yang menjadi dasar gugatan tidak termasuk
wewenang pengadilan negeri tersebut melainkan wewenang badan peradilan lain,
misalnya PTUN atau Pengadilan Agama.
Eksepsi ini dapat diajukan setiap waktu selama pemeriksaan perkara berlangsung,
bahkan hakim pun wajib pula mengakuinya karena jabatannya (Ps. 134 HIR).
2. Eksepsi Yang Menyangkut Kompetensi Relatif
Eksepsi yang menyatakan bahwa suatu pengadilan negeri tertentu
tidak
berwenang untuk mengadili perkara tersebut, karena tempat kedudukan atau
obyek sengketa tidak berada dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri yang sedang
memeriksa atau mengadili perkara tersebut.
Eksepsi ini tidak diperkenankan diajukan setiap waktu, melainkan harus diajukan
pada permulaan sidang, yaitu sebelum diajukan jawab menyangkut pokok perkara.
Putusan dituangkan dalam bentuk:
- Putusan sela (interlocutoir), apabila eksepsi ditolak; atau
- Putusan akhir, apabila eksepsi dikabulkan.
20

LOGO

JENIS EKSEPSI (3)

Add. 2. Eksepsi Prosesual di Luar Eksepsi Kompetensi


Eksepsi prosesual di luar eksepsi kompetensi terdiri dari berbagai
bentuk atau jenis. Yang terpenting dan yang paling sering diajukan
dalam praktik, antara lain:
1. Eksepsi Surat Kuasa Khusus Tidak sah
2. Eksepsi Error in Persona
Tergugat dapat mengajukan eksepsi ini, apabila gugatan
mengandung cacat error in persona.
3. Eksepsi Res Judicata atau Ne Bis In Idem
Eksepsi terhadap perkara yang sama yang telah pernah diputus
hakim dan putusannya telah memiliki kekuatan hukum tetap.
4. Eksepsi Obscuur Libel
Yang dimaksud dengan obscuur libel, surat gugatan penggugat
kabur atau
tidak terang (onduidelijk).
21

LOGO

Jenis Eksepsi (4)

Add. 3. Eksepsi Hukum Materiil (Materiele Exceptie)


Jenis eksepsi materiil (Materiele Exceptie)
1. Eksepsi dilatoir (dilatoria exceptie)
Adalah eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan penggugat belum
dapat dikabulkan, dengan kata lain gugatan penggugat belum dapat
diterima untuk diperiksa sengketanya di pengadilan karena masih prematur
(terlampau dini).
2. Eksepsi peremptoir (exceptio peremptoria)
Adalah eksepsi yang menghalangi dikabulkannya gugatan,
misalnya
oleh karena gugatan telah diajukan lampau waktu
(Kadaluwarsa) atau
bahwa utang yang menjadi dasar gugatan telah dihapuskan.
Cara Pengajuannya diajukan bersama-sama dengan jawaban mengenai
pokok perkara.
Cara Penyelesaiannya diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok
perkara. Oleh karena itu, putusannya tidak berbentuk putusan sela, tetapi
langsung sebagai satu kesatuan dengan putusan pokok perkara dalam
putusan akhir.
22

GUGATAN
REKONVESI

LOGO

REKONVENSI

Rekonvensi adalah gugatan yang diajukan tergugat


sebagai gugat balasan (gugat balik) terhadap gugatan
yang diajukan penggugat kepadanya [Pasal 132a ayat (1)
HIR].
Pada dasarnya gugatan rekonvensi harus diajukan
bersama-sama dengan jawaban tergugat (Pasal 132b
HIR jo 158 RBg).
Tujuan rekonvensi antara lain:
1. Menegakkan Asas Peradilan Sedehana
2. Menghemat biaya perkara
3. Mempercepat penyelesaian sengketa
4. mempermudah pemeriksaan
5. menghindari putusan yang saling bertentangan
24

LOGO

LANJUTAN

Komposisi para pihak dihubungkan dengan Gugatan Rekonvensi


a. Komposisi Gugatan
Gugatan Penggugat disebut gugatan konvensi (gugatan asal),
sedangkan Gugatan
tergugat disebut gugatan rekonvensi
(gugatan balik)
b. Komposisi para Pihak
Penggugat asal sebagai Penggugat Konvensi pada saat yang
bersamaan
Berkedudukan menjadi Tergugat Rekonvensi.
Sedangkan Tergugat Asal sebagai Penggugat Rekonvensi pada
saat yang
bersamaan
berkedudukan sebagai Tergugat
Konvensi.
Baik gugatan konvensi (gugat asal) maupun gugatan rekonvensi
(gugat balasan) pada umumnya diperiksa bersama-sama dan
diputus dalam satu putusan hakim. Pertimbangan hukumnya
memuat dua hal, yaitu pertimbangan hukum dalam konvensi dan
pertimbangan hukum dalam rekonvensi.

LOGO

Lanjutan

Pada asasnya tuntutan rekonvensi dapat meliputi


segala hal ada pengecualiannya(ps132a(1) no 1,2,3
HIR,157,158 Rbg.
1. Bila penggugat dalam konvensi bertindak karena suatu
kualitas tertentu, sedang tuntutan rekonvensi akan
mengenai diri penggugat pribadi atau sebaliknya.
Misalnya bertindak sebagai pihak formil(wali), maka tuntutan
rekonvensi tidak boleh ditujukan kepada penggugat secara
pribadi. Bila penggugat bertindak sebagai pemberes
(vereffenaar) suatu perseroan, maka tuntutan rekonvensi tidak
boleh mengenai penggugat secara pribadi

2. Bila Pengadilan Negeri yang memeriksa gugat


konvensi tidak wenang memeriksa gugat rekonvensi
3. Dalam
perkara
yang
berhubungan
dengan
pelaksanaan putusan

MASUKNYA PIHAK
KETIGA

LOGO

INTERVENSI

DASAR HUKUM Pasal 279-282 BRv

Masuknya pihak ketiga dalam suatu perkara perdata yang


sedang berlangsung bila dia juga mempunyai kepentingan
(interest)
Bentuknya :
1.
Voeging (menyertai)
dengan cara menggabungkan diri kepada salah
satu pihak.
2.
Tussenkomst (menengahi) berdiri sendiri (tidak memihak salah satu
pihak.
3.
Vrijwaring (penanggungan) :
Mirip tapi tidak sama dengan intervensi karena insiatifnya tidak
dari pihak ketiga yang bersangkutan.
Ikutsertanya karena diminta sebagai penjamin/pembebas oleh
salah satu pihak yang berperkara.
4.
Exceptio Plurium Litis Consortium:
Masuknya pihak ketiga karena ditarik oleh salah satu pihak yang
berperkara.
Dilakukan karena pihak tersebut tidak lengkap.
Contoh dalam perkara warisan.

Thank You !
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai