Anda di halaman 1dari 6

KISI KISI UAS FIQH MUNAKAHAT I FSH UIN SUSKA

1. Apa hukum ijab qabul secara online? Jelaskan secara rinci!

Hukum Islam menegaskan bahwa “perkawinan dinyatakan bentuk ibadah muqayyah


keabsahannya terletak pada syarat dan rukunnya. Oleh karena itu
mengharuskan/mensyaratkan hadirnya pihak-pihak yang berakad, sementara itu dengan
perkembangan teknologi maka akad nikah melalui media video call, tidak dianggap sah jika
syarat dan rukunnya ada yang tidak terpenuhi. Hal ini dikuatkan dengan ketentuan pasal
27sampai dengan 29 Kompilasi Hukum Islam antara lain tidak berselang waktu, dilakukan
langsung oleh wali nikah yang bersangkutan dan diucapkan langsung oleh mempelai laki-laki
melalui video call, Kemudian terpenuhi antara lain rukun, syarat sah, syarat-syarat
perkawinan.

2. Jelaskan macam macam mahar dalam islam!


 Mahar Musamma
yaitu mahar yang sudah disebutkan atau dijanjikan kadar dan besarnya ketika
akad nikah atau mahar yang dinyatakan kadarnya pada waktu akad nikah. Ulama
fiqh sepakat bahwa dalam pelaksanaannya mahar musamma harus diberikan
secara penuh apabila:
1) Telah bercampur.
Artinya: Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain,
sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang
banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya.
2) Salah satu dari suami istri meninggal. Demikian menurut ijma’. Mahar
musamma juga wajib dibayar seluruhnya apabila suami telah bercampur
dengan istri, dan ternyata nikahnya rusak dengan sebab-sebab tertentu, seperti
ternyata istrinya mahram sendiri, atau dikira perawan ternyata janda, atau
hamil dari bekas suami lama. Akan tetapi, kalau istri dicerai sebelum
bercampur, hanya wajib dibayar setengahnya. Artinya: Dan jika kamu
menceraikan mereka sebelum kamu sentuh (campuri), padahal kamu sudah
menentukan maharnya, maka (bayarlah) seperdua dari yang telah kamu
tentukan.
 Mahar Mitsil
Mahar yang menjadi hak perempuan dengan jumlah seperti mahar yang diterima
oleh perempuan yang sebaya dengannya dalam usia, kecantikan, harta, akal,
agama, keperawanan, kejandaan, saat dilaksanakan akad nikah, dan semua yang
menyebabkan adanya perbedaan dalam mahar, seperti ada atau tidaknya anak.
Sebab, nilai mahar bagi seorang perempuan biasanya berbeda sesuai dengan
perbedaan sifat-sifat ini. Yang dijadikan acuan dalam kesetaraan dari segi
kerabatnya adalah seperti saudaranya, bibinya, dan anak-anak perempuan
pamannya. Bila terjadi demikian (mahar itu tidak disebutkan besar kadarnya pada
saat sebelum atau ketika terjadi pernikahan), maka mahar itu mengikuti maharnya
saudara perempuan pengantin wanita (bibi, bude, anak perempuan bibi/bude).
Apabila tidak ada, maka mitsil itu beralih dengan ukuran wanita lain yang
sederajat dengan dia. Mahar mitsil juga terjadi dalam keadaan sebagai berikut:
1) Apabila tidak disebutkan kadar mahar dan besarnya ketika berlangsung akad
nikah, kemudian suami telah bercampur dengan istri, atau meninggal sebelum
bercampur.
2) Jika mahar musamma belum dibayar sedangkan suami telah bercampur dengan
istri dan ternyata nikahnya tidak sah.
Artinya: Tidak ada sesuatu pun (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-
istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum menentukan
maharnya…
Ayat ini menunjukkan bahwa seorang suami boleh menceraikan istirnya sebelum
digauli dan belum juga ditetapkan jumlah mahar tertentu kepada istrinya itu.

3. Apa hukum memberikan mahar dalam perkawinan? Berikan dasar hukumnya!


Dalam Islam, disyari’atkannya membayar mahar hanyalah sebagai hadiah yang diberikan
seorang lelaki kepada seorang perempuan yang dipinangnya ketika lelaki itu ingin
menjadi pendampingnya, dan sebagai pengakuan dari seorang lelaki atas kemanusiaan,
kemuliaan dan kehormatan perempuan. Karena itu, dalam al-Qur’an Allah telah
menegaskan dalam surat an-Nisa ayat 4 :
Yang artinya : “Berikanlah maskawin kepada perempuan yang kamu nikahi sebagai
pemberian yang penuh kerelaan”. (QS. an-Nisa’: 4).
Mahar merupakan kewajiban yang harus dipenuhi dalam sebuah pernikahan, karena
mahar sebagai pemberian yang dapat melanggengkan cinta kasih, yang mengikat dan
mengukuhkan hubungan antara suami istri. Mahar yang harus dibayarkan ketika akad
nikah hanyalah sebagai wasilah (perantara), bukan sebagai ghayah (tujuan), karena itu
islam sangat menganjurkan agar mahar atau mas kawin dalam perkawinan dipermudah.
Bab V Pasal 30 KHI : Calon mempelai pria wajib membayar mahar kepada calon
mempelai wanita yang jumlah, bentuk dan jenisnya disepakati oleh kedua belah pihak.

4. Apakah beristimta’ itu hak suami? jelaskan dengan dasar hukumnya!

5. Jelaskan hukum melaksanakan Walimatul Ursy dan bagaimana batasan pelaksanaannya!


Walimatul’ursy maka dapat disimpulkan bahwa menyelenggarakan walimatul’ursy
hukumnya sunnah muakkadah yakni sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rosulullah
Saw.Pelaksanaan Walimatul úrs dalam Islam dilaksanakan sesudah terjadinya sebuah akad
nikah. Hal ini sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada saat beliau
menikahi Zainab binti Jahsy.

6. Jika suami dan istri melakukan perceraian, bagaimana tahapan pembagian harta bersama
mereka? Jelaskan dengan dasar hukumnya!
Apabila pasangan suami dan isteri memiliki perjanjian perkawinan yang menyatakan
memisahkan harta benda mereka, maka tidak ada yang namanya harta bersama. Ketika
perceraian terjadi, masing-masing suami atau istri tersebut hanya akan membawa harta
yang terdaftar atas nama mereka. Sebaliknya, apabila tidak ada perjanjian perkawinan,
maka pengaturan mengenai harta bersama mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku.
Di Indonesia, ketentuan pembagian harta gono-gini baik dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata dan Kompilasi Hukum Islam adalah dibagi ½ dari seluruh harta gono-
gini antara suami dan istri. Namun, pada prakteknya hakim tidak selalu membaginya
dengan aturan tersebut. Pembagian juga harus memperhatikan keadaan suami dan istri.
Misalnya, harta tersebut kebanyakan diperoleh dari hasil kerja keras istri dan perceraian
terjadi karena KDRT yang dilakukan oleh suami. Maka hakim dapat saja memutus
pembagian yang lebih adil terhadap istri.
Perlu diingat bahwa putusan perceraian tidak secara otomatis memutuskan atau
menetapkan mengenai pembagian harta gono-gini dalam perkawinan. Pengajuan
pembagian harta gono-gini dapat diajukan sesudah putusan perceraian memperoleh
kekuatan hukum tetap. Bagi pasangan suami istri yang perkawinannya dicatatkan ke
kantor catatan sipil maka gugatannya diajukan ke Pengadilan Negeri tempat tinggal
Tergugat. Sedangkan bagi yang perkawinannya dicatatkan di Kantor Urusan Agama
(KUA), maka permohonan/gugatan diajukan ke Pengadilan Agama tempat tinggal istri.
Pembagian harta gono-gini juga dapat dilakukan dengan cara membuat perjanjian
kesepakatan bersama antara suami dan istri yang dibuat di hadapan Notaris. Notaris akan
membantu perhitungan seluruh aset dalam perkawinan meliputi proses-proses yang perlu
dilakukan jika ada pemindahan aset dan lain sebagainya. Apabila tidak ada putusan atau
penetapan mengenai pembagian harta gono gini, maka setiap perbuatan hukum terhadap
harta benda yang terdaftar atas nama salah satu pihak, harus mendapatkan persetujuan
dari mantan suami/istri.
Harta bersama dalam perkawinan adalah harta yang diperoleh suami istri salama
dalam ikatan perkawinan. Hai ini diatur dalam pasal 35 undang-undang nomor 1 tahun
1974 tentang perkawinan.
Mengenai pembagian harta bersama  diatur dalam pasal 97 KHI. “Janda atau duda
cerai hidup masing-masing berhak seperdua dari harta bersamasepanjang tidak
ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan”
7. Jelaskan hikmah adanya harta bersama dalam pernikahan!
8. Jelaskan hikmah dilarangnya poliandri dan dibolehkannya poligami!
 Hikmah dilarang poliandri
 Dikhawatirkan terjadi percampuran nasab sehingga berakibat tidak dapat
diketahuinya siapa bapak dari anak yang dilahirkan.
 jika nasabnya diragukan, maka dalam menentukan hak waris pun timbul
keraguan. Hak waris yang seharusnya diturunkan kepada anak–karena
tidak diketahui anak siapa–akan menjadi tersia-siakan, bahkan menjadi
hilang.
 Kecemburuan laki-laki pun dianggap lebih mudah meluap. Apabila hal itu
terjadi, maka akan sangat sulit untuk menjalin kedamaian dan
ketentraman dalam keluarga, khususnya di antara para suami.
 Hikmah dibolehkan poligami
 Mengurangi jumlah janda sambil menyantuni mereka.
➢ Mengantisipasi kenyataan bahwa jumlah wanita berlebih/
lebih banyak dari pria.
➢ Mengisi tenggang waktu yang lowong karena secara
kodrati pria itu lebih panjang masa membutuhkan
berhubungan seks atau untuk menyalamatkan suami dari hypersex / dari
perbuatan zina dan krisis akhlak lainnya.
➢ Di tempat yang menganut pemaksaan monogami terjadi
banyak kefasikan, banyaknya pelacur, dan banyak pula
anak yang lahir diluar nikah.
➢ Istri berhenti melahirkan anak padahal suami membutuhkan
anak.
➢ Memperbanyak keturunan.

9. Jelaskan syarat melakukan poligami! dan bagaimana batasan adil dalam melakukan
poligami!
 Syarat poligami
Harus berlaku adil kepada istri dan anak-anaknya, istri tidak dapat menjalankan
kewajiban sebagai istri, istri mendapatkan cacat badan dan tidak dapat
Disembuhkan, istri tidak dapat menghasilkan keturunan, tidak lalai dalam ibadah,
mampu menafkahi lahir dan batin, bertanggung jawab, menjaga kehormatan istri,
dan maksimal hanya 4.
 Batasan adil dalam poligami
Suami wajib berlaku adil dalam urusan pangan, pakaian, tempat tinggal, giliran
berada pada masing-masing istri dan lainnya yang bersifat kebendaan, tanpa
membedakan istri yang satu dengan istri yang lain. Sedangkan untuk hak cinta
dan kasih sayang, ulama menyatakan bahwa hal ini berada diluar kesanggupan
manusia, terkadang suami meletakkan cintanya lebih besar kepada istri pertama,
terkadang kepada istri kedua, hal ini sebab cinta itu ada dalam genggaman Allah
SWT yang Maha Membolak balikkan hati, bahkan Rasulullah pun selalu berdoa
kepada Allah tentang apa yang tidak beliau kuasai, yakni hati.

10. Jelaskan hikmah dalam mempertahankan pernikahan!


melatih kesabaran, hikmah menjaga ketaatan pada Tuhan, hikmah untuk setia dalam
segala situasi, rumah tangga akan semakin kuat setelah badai melanda, terciptanya
kebahagiaan dan ketenangan jiwa, terwujudnya semangat kerja untuk mencari rizki yang
halal, terciptanya rasa tanggung jawab terhadap keluarga dan masyarakat, terjalinnya
hubungan silaturahmi diantara keluarga dan masyarakat.
11. Jelaskan tahapan penyelesaian persengketaan suami-istri hingga harus menggunakan
Hakam!

HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN | darmansyahteknisicomp (wordpress.com)

Anda mungkin juga menyukai