Anda di halaman 1dari 22

Mata Kuliah Tafsir Ahkam

TAFSIR AYAT HAJI


Disusun Oleh Tim Kelompok 10
ANGGOTA

M Bahrain Bailey Firly Diana Putri


( 12120110645 ) Dupont ( 12120120422 )

Francois
Gallego Mercer
ISI PRESENTASI
LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH PEMBAHASAN

TUJUAN & MANFAAT KESIMPULANN & SARAN

KAJIAN PUSTAKA
LATAR BELAKANG
Haji merupakan ibadah yang berbeda
dengan ibadah yang dilakukan sehari hari,
karena kewajibannya yang hanya sekali
dalam seumur hidup,rangkaian ibadah yang
cukup panjang, serta dikerjakan di satu
wilayah, sehingga bercampur dengan
masyarakat dari berbagai negara
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan
masalah pada
makalah ini adalah :

1. Bagaimana tafsir ahkam dari surah Al-Hajj (22): 27-29 ?


2. Bagaimana tafsir ahkam dari surah Al-Baqarah (2): 158,
196, 200?
TUJUAN

• Untuk mengetahui tafsir ahkam dari surah


Al-Hajj (22): 27-29
• Untuk mengetahui tafsir ahkam dari surah
Al-Baqarah (2): 158, 196, 200.
‫‪TEKS AYAT AL HAJJ 27-29‬‬

‫ْأ‬
‫ِّل اِم ٍر َي ِتيَن ِم ْن‬ ‫َض‬ ‫ُك‬ ‫ىَل‬ ‫اًل‬ ‫َك‬ ‫ُت‬‫ْأ‬
‫َو اَذ َن ِفي الَّناِس ِباْلَحَج َي و ِرَجا َو َع‬
‫َأ‬
‫ُكِّل َف َج َع ِم يٍق ‪َ ۲۷‬لَي ْش َه ُدوا َم َناِف َع َلُه ْم َو َيْذ ُكُروا اْس َم ِهللا ِفي َّياٍم‬
‫َأ‬
‫َّم ْع ُلوُم ت َع ىَل َم ا َرَزَق ُه ْم َم ْن َبِه يَم ِة اَأْلْنَع اِم َف ُكُلوا ِم ْن َه ا َو ْط ِع ُم وا‬
‫اْلَباِبَس اْلَف ِق يَر ‪ُ ۲۸‬ثَّم ْلَي ْق ُض وا َتَف َث ُه ْم َو ْلُيْو ُف ْو ا ُنُذ وَرُه ْم َو ْلَي ْط َو ُق ْو ا‬
‫ِباْلَبْي ِت اْلَع ِتيِق ‪۲۹‬‬
PEMBAHASAN
A. Surah Al-Hajj (22) : 27-29
•Tafsir ayat ‫ِباْلَحِّج‬ ‫َّن‬
‫ِف ي ال اِس‬ ‫ْن‬ ‫َذ‬‫َأ‬
‫• َو‬
Ayat ini menyeru manusia untuk berhaji serta mengajak mereka untuk haji
kerumah yang telah Kami perintahkan untuk membangunnya ini. Lalu, diceritakan
bahwa Ibrahim berkata: "Ya Rabb-ku, bagaimana aku menyampaikan hal ini kepada
manusia sedangkan suaraku tidak dapat menjangkau mereka?" Allah berfirman:
"Berserulah, dan Aku yang akan menyampaikan." Maka, Ibrahim berdiri di magamnya
Satu pendapat mengatakan di atas sebuah batu, yang lain mengatakan, di atas bukit
Shafa dan yang lain mengatakan, di atas Jabal Abu Qubaisy
PEMBAHASAN ‫ٍر‬ ‫اِم‬ ‫َض‬ ‫ِّل‬‫ُك‬ ‫• َيْأُتوَك ِر َجااًل َو َع ىَل‬

Ayat ini dijadikan dalil oleh ulama yang berpendapat bahwa haji dengan
berjalan kaki bagi yang mampu melakukannya lebih afdhal daripada haji
dengan memakai kendaraan. Karena Allah mendahulukannya dalam
penyebutan maka hal itu menunjukkan perhatian besar mereka, kuatnya
tekad mereka dan gigihnya maksud mereka.

Sedangkan pendapat yang dipegang oleh banyak ulama adalah bahwa


haji dengan berkendaraan lebih afdhal karena mencontoh Rasulullah di
mana beliau berhaji dengan memakai kendaraan, padahal amat sempurna
kekuatan beliau
‫َف‬ ‫ُك‬ ‫ْأ‬
‫• َي ِتيَن ِم ْن ِّل َج َع ِم يٍق‬
Tentang Nabi Ibrahim yang berkata dalam doanya "Maka jadikanlah
hati manusia cenderung kepada mereka," (QS. Ibrahim: 37) maka
tidak ada seorangpun pemeluk agama Islam kecuali dia pasti amat
senang melihat ka'bah dan thawaf di sekitarnya, dan manusia
mendatanginya dari seluruh arah dan pelosok

‫َأ‬
‫• لَي ْش َه ُد وا َم َن اِف َع َلُه ْم َو َيْذ ُكُر وا اْس َم ِهَّللا ِف ي َّياٍم َّم ْع وَم ِت‬
‫ُل‬

Adapun berbagai manfaat akhirat adalah keridhaan Allah Ta'ala,


sedangkan manfaat dunia adalah apa saja yang mereka dapatkan berupa
(manfaat) binatang, penyembelihan dan perdagangan.
‫َف‬ ‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫ُل‬‫ُك‬ ‫َف‬
‫ْو ا ِم َه ا َو ْط ِع ُم وا ا َب اِبَس ا ِق يَر‬ •

Ayat ini dijadikan dalil oleh orang yang berpendapat wajibnya memakan binatang
udhhiyyah (kurban), dan ini pendapat yang asing. Pendapat yang dipegang oleh
kebanyakan ulama adalah bahwa masalah itu adalah masalah rukhsah
(keringanan) atau anjuran. Sebagaimana yang tercantum (dalam hadits) bahwa
Rasulullah ketika menyembelih binatangnya, beliau memerintahkan dari setiap
binatang itu satu bagian untuk dimasak, lalu beliau makan dagingnya dan
mencicipi kuahnya.

‫ْل‬ ‫ْل‬ ‫ُف‬ ‫ْل‬ ‫ُه‬ ‫ُذ‬‫ُت‬ ‫ُف‬ ‫ْل‬ ‫ْت‬ ‫َف‬ ‫َت‬ ‫ُض‬ ‫ْق‬ ‫ْل‬ ‫ُث‬
‫ُه ْم َو ُي و وا وَر ْم َو َي ْط ُو ْو ا ِبا َبْي ِت ا َع ِتيِق‬ ‫وا‬ ‫• َّم َي‬

Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: "Yaitu, melepaskam ihram dan
mencukur rambut memakai baju dan menggunting kuku dan lain sebagainya.
Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu ‘Abbas "Yaitu, menyembelih
binatang yang dinazarkan.” Ibnu Abi Najih berkata dengan Mujahid :
“Yaitu, nadzar haji dan memotong hewan dan apa saja yang dinazarkan
manusia di saat haji.”
Imam Ahmad dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan, telah bercerita
kepada kami Ubay, bercerita kepadaku Ibnu Abi Umar dari Sufyan tentang
nazar ini : "Yaitu, nadzar-nadzar haji. Setiap orang yang masuk melakukan
haji, maka wajiblah dia melakukan thawaf di Baitullah, thawaf di antara
Shafa dan Marwa (sa'i), wukuf di 'Arafah, bermalam di Muzdalifah dan
melempar jumrah sesuai yang diperintahkan kepada mereka." Pendapat
yang serupa diriwayatkan dari Malik
‫‪TEKS AYAT AL-BAQARAH 158.196. 200‬‬

‫َف ا َو اْلَم ْرَو َة ِم ْن َش َع اِئِر هللا َف َم ْن َحَّج اْلَبْي َت أِو اْع َت َم َر َفاَل ُجَناَح‬ ‫ِإَّن الَّص‬
‫َش‬ ‫َّن‬ ‫َف‬ ‫َخ‬ ‫َع‬ ‫َت‬ ‫ْن‬
‫َيَّط َّو ِبِه َم ا * َو َم َط َّو ْي ًرا ِإ َهَّللا اِكٌر َع ِليٌم ‪١٥٨‬‬ ‫َف‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫َع َلْي ِه‬
‫اَل‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬
‫ُك‬ ‫ُء‬ ‫ا‬ ‫ُق‬ ‫ِل‬
‫َه ِي َو ْح ْو ُر ْو َس ْم‬‫َت‬ ‫ْد‬ ‫ا‬ ‫َن‬ ‫ِم‬ ‫َو اِتُم وا اْلَحَّج َو اْلُع ْم َرَة ِهللا َف ِإْن ْح ْر ْم َم ْس ْي َس َر‬
‫َت‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫ُت‬ ‫ِص‬
‫َحَّتى َيْب ُلْع اْلَه َدى َم ِح َّلُه ‪َ ،‬ف َم ْن َك اَن ِم ْن ُكْم َّم ِريًض ا َأْو ِبه َأًذ ى َم ْن َّرْأِس ِه َف ِف ْد َيٌة َم ْن‬
‫ِص َي اٍم َأْو َص َد َق ٍة َأْو ُنُس ِك َف َم ْن َتَم َّتَع ِباْلُع ْم َرِة ِإىَل اْلَحَج َف َم ا اْس َت ْي َس َر ِم َن اْلَه ْد ِي َف َم ْن‬
‫َّلْم َيِج ْد َف ِص َي اُم َثَلَث ِة َأَّياٍم ِفي َف ِإَذ ا َأِم ْنُتْم اْلَحَّج َوَس ْب َع ٍة ِإَذ ا َرَجْع ُتم ِتْلَك َع َش َرٌة َك اِم َلًة ۖ ‬
‫َذ ِلَك ِلَم ْن َّلْم َيُكْن َأْه ُلُه َحاِض ِري اْلَم ْس ِج ِد اْلَحَراِم َو اَّتُق وا َهللا َو اْع َلُم وا َأَّن َهَّللا َش ِديُد‬
‫اْلِع َق اِب ‪١٩٦‬‬
‫َف ِإَذ ا َق َض ْي ُتْم ُم َناِس َكُكْم َف اْذ ُكُروا َهللا َك ِذكِرُكْم آَباَء ُكْم َأْو َأَش َّد ِذ ْك ًرا َف ِم َن‬
‫ٍق ‪۲۰۰‬‬ ‫اَل‬ ‫َخ‬ ‫ْن‬ ‫آْل‬ ‫ُه‬‫َل‬ ‫ْن‬ ‫َأ‬
‫الَّناِس َم ْن َيُق وُل َرَّبَنا ْبَنا ِفي الُّد َي ا َو َم ا ِفي ا ِخ َرِة ِم‬
B. Surah Al-Baqarah (2) : 158, 196, 200

1. Surah Al-Baqarah : 158

Allah SWT telah menjelaskan bahwa sa’i anatara Shafa dan Marwah
adalah salah satu syi’arnya, yakni merupakan salah satu yang disyari’atkan
kepada Nabi Ibrahim dalam melaksanakan haji. Dalam hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa asal-usul sa'i didasarkan pada
peristiwa Hajar yang berlari-lari kecil bolak-balik antara Shafa dan Marwah
dalam rangka mencari air untuk puteranya, tatkala sudah habis air dan bekal
keduanya. Kemudian Allah Ta'ala memancarkan air zam-zam untuk
keduanya. Air yang merupakan makanan yang dapat mengenyangkan, dan
obat bagi penyakit.
Kandungan Hukum
KESIMPULAN
Ayatt ini mengandung aturan tentang sa’I di bukit Shafa dan Marwah
yakni Rasulullah memulai dari Shafa, beliau bersabda, "Kami memulai dari
apa yang dimulai oleh Allah” Imam Syafi’I dalam tafsirnya mengatakan
“Aku berpendapat, jika seseorang melakukan sa'i dimulai dart Marwah,
berarti aku telah membuang satu kali putaran, kecuali jika sa’I nya dimulai
dari Shafa. Aku belum menemukan pendapat yang menentang pendapatku
itu. Aku pun berpendapat, jika melempar jumrah dimulai dari jumrah
Aqabah Kubra sebelum Jumrah Aqabah Sughra yakni dimulai dari yang
urutannya terakhir maka melempar jumrah harus diulangi lagi dengan
urutan yang benar, yaitu dimulai dari Jumrah sughra. Demikian pula jika
sa'i di Shafa dan marwa dilakukan sebelum tawaf di Ka'bah maka tawaf dan
sa'i harus di diulangi lagi.
2. Surah Al-Baqarah : 196

‫• َو اِتُم وا اْلَحِّج َو اْلُع ْم َر َة ِلَّلِه‬


Sebagian ulama dalam menafsirkannya dengan melaksanakan haji dan umroh
dengan rukun dan syaratnya. Ibnu Katsir menambahkan Riwayat oleh Syu'bah dari Amir
bin Murrah, dari Sufyan al-Tsauri, bahwa ia mengatakan penyempurnaan haji dan umrah
dimulai dari rumah niat ihram hanya untuk menunaikan haji dan umrah serta membaca
talbiyah dari miqat
‫ْل‬ ‫َت‬ ‫َف‬ ‫ُت‬ ‫َأ‬
‫• فِإْن ْحِص ْر ْم َم ا اْس ْي َس َر ِم ا َه ْد ي‬
‫َن‬

Para ulama menyebutkan bahwa ayat ini diturunkan pada tahun ke-
6 Hijrah, yakni tahun perjanjian Hudaibiyah. Yaitu ketika kaum musyrikin
menghalangi Rasulullah agar tidak sampai ke Baitullah-
Pada saat itu Allah menurunkan surat al-Fath secara keseluruhan dan
memberikan keringanan kepada mereka dengan menyembelih binatang kurban
yang mereka bawa, yaitu sebanyak 70 ekor unta, mencukur rambut mereka dan
bertahallul.

Pada saat itu Rasulullah langsung menyuruh mereka mencukur rambut


dan bertahallul, namun mereka tidak mengerjakannya karena menunggu
datangnya nasakh (penghapusan hukum), sehingga beliau keluar dan
mencukur rambutnya, dan setelah itu orang-orang pun melakukannya.
‫ْل‬ ‫َن‬ ‫َت‬ ‫َف‬
‫• َم ا اْس ْي َس َر ِم ا َه ْد ي‬

Imam Malik meriwayatkannya, dari Ali bin Abi Thalib mengenai ayat
ini, ia mengatakan, "Yaitu kambing."
‫• َو اَل َتْحِلُق وا ُر ُء وَس ُكْم َحَّت ى َيْب ُلَغ اْلَه َد ى َم ِح َّلُه‬

Firman ini merupakan kelanjutan dari ayat ‫َو اِتُم وا اْلَحَّج َو اْلُع ْم َرَة ِلله‬
Sebagimana di nyatakan oleh Ibnu karir karena nabi dan para sahabatnya pada
tahun Hudaibiyah, ketika mereka terkepung (terhalang) oleh orangorang kafir
Quraisy sehingga tidak dapat memasuki Tanah Haram, mereka mencukur
rambut dan menyembelih hewan kurban mereka di luar Tanah

‫ا‬ ‫َق‬ ‫ِع‬ ‫ْل‬ ‫ا‬


haram.
‫ُد‬ ‫ِدي‬ ‫َش‬ ‫َهَّللا‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫وا‬ ‫ُم‬ ‫َل‬ ‫ْع‬ ‫ا‬ ‫َهللا‬ ‫وا‬ ‫َّتُق‬ ‫ا‬ ‫اِم‬ ‫َح‬ ‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِد‬ ‫َم‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫ِض‬ ‫ا‬ ‫َح‬ ‫ُه‬‫ُل‬ ‫ْه‬‫َأ‬ ‫ْن‬‫ُك‬ ‫َي‬ ‫ْم‬‫َّل‬ ‫ْن‬ ‫َم‬‫ِل‬ ‫َك‬‫• ذِل‬
‫ِب‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬ ‫ِج‬ ‫ْس‬ ‫ِر‬

Ayat ini dikaitkan dengan pelaksaan haji tamattu yang memiliki perbadaan
yakni bahwa haji tamattu hanya oleh dilakukan oleh selain penduduk Mekkah
dan khusus kepada merekalah diwajibkan dam tamattu
Kandungan Hukum

Penyempurnaan haji dan umrah


Hukum Umroh
Al-Ihshaar
Mencukur atau memendekkan rambut
Denda mencukur dan membunuh kutu

Lebih lengkapnya lihat makalah hal 14-16 !


3. Surah Al-Baqarah : 200

Tafsir Ayat
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar menyuruh banyak
berdzikir kepada-Nya seusai menyelesaikan amalan haji. Dan kata "‫"أو‬
(atau) dalam ayat itu dimaksudkan untuk menegaskan keserupaan dalam berita.

. Dengan demikian, kata "atau" di sini bukan menunjukkan keraguan,


tetapi untuk menegaskan suatu berita atau (keadaan berita itu) lebih
daripada itu. Allah membimbing para hamba-Nya untuk berdo'a kepadaNya
setelah banyak berdzikir kepada-Nya, karena saat itu merupakan waktu
terkabulnya do'a. Pada sisi lain, Dia mencela orang- orang yang tidak mau
memohon kepada-Nya kecuali untuk urusan dunia semata dan memalingkan
diri dari urusan akhiratnya
Kesimpulan

Dalam tafsiran ayat tentang haji dapat ditemui hukum-hukum haji


seperti hukum haji dan umrah, maksud perintah Allah untuk
menyempurnakan haji dan umroh untuk Allah, fidyah dalam haji,
laranganlarangan haji, sa’i di bukit Shafa dan Marwah, juga mengenai hewan
kurban. Adanya larangan-larangan dalam haji membuat kita sadar bahwa
niat kita untuk pergi ke Mekah untuk haji itu haruslah karerna Allah bukan
karena riya atau niat duniawi, aturan pemakaian ihram dalam haji memiliki
arti bahwa semua yang dating ke tanah suci itu sama di hadapan Allah tanpa
membedakan status sosial, kekayaan, maupun pangkat dan yang
membedakan hanya ketaqwaan kita kepada Allah.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai