Anda di halaman 1dari 2

Jamaah Jumat rahimakumullah, Oleh karena itu, pada kesempatan yang mulia ini,

mari kita senantiasa menata niat dengan baik dalam menjalankan segala aktivitas
kita di dunia ini agar senantiasa bisa memiliki nilai ibadah. Termasuk aktivitas kita
mencari nafkah bagi keluarga harus diniatkan untuk ibadah. Jangan sampai kita
bekerja hanya untuk mencari materi belaka sehingga lupa akan tugas utama kita
yakni beribadah. Kita perlu menyadari bahwa bukan perbuatan yang terlihat
seperti ibadah akhirat saja yang bakal mendapatkan pahala dan dihitung sebagai
ibadah. Namun banyak pekerjaan kita sehari-hari yang terlihat menjadi urusan
dunia namun karena niat yang baik dalam menjalankannya, hal itu bisa menjadi
ibadah dan beramal akhirat. Rasulullah bersabda: َ ‫ص َّو ُر بِصُوْ َرة أ ْعما ِل ال ّد ْنيا‬ َ َ‫َك ْم ِم ْن َع َم ٍل يَت‬
‫صيْر ِمن َأ ْع َما ِل ال ُّد ْنيَا‬
ِ َ‫مال األخرة ثُ َّم ي‬ َ ‫ َك ْم ِم ْن َع َم ٍل يَت‬،‫ص ْي ُر بِ ُح ْس ِن النِيَّة ِمن َأ ْع َما ِل اآل ِخ َرة‬
ِ ‫َص َّو ُر بِصُوْ َرة أ ْع‬ ِ َ‫َوي‬
‫ بِسُوْ ِء النِيَّة‬Artinya: ”Banyak sekali amal perbuatan yang tergolong amal keduniaan,
tapi karena didasari niat yang baik maka tergolong menjadi amal akhirat. Dan
banyak sekali amal perbuatan tergolong amal akhirat, tapi ternyata ia tergolong
amal dunia karena didasari niat yang buruk.”

Dalam hadis dari Anas bin Malik Rodhiallohu ‘anhu, Rasulullah shollallohu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
َ ‫ َم ْن عَلَّ َم ِع ْل ًما َأوْ َأجْ َرى نَ ْهرًا َأوْ َحفَ َر بِْئرًا َأ َو َغ َر‬: ‫َس ْب ٌع يَجْ ِريْ لِ ْل َع ْب ِد َأجْ ُره َُّن ِم ْن بَ ْع ِد َموْ تِ ِه َوه َُو فِي قَب ِْر ِه‬
‫س ن َْخاًل‬
‫ث ُمصْ َحفًا َأوْ ت ََركَ َولَدًا يَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ بَ ْع َد َموْ تِ ِه‬
َ ‫ْجدًا َأوْ َو َر‬
ِ ‫َأوْ بَنَى َمس‬
“Tujuh (amalan) yang mengalir pahalanya bagi seorang hamba padahal ia sudah
meninggal dunia, (yaitu) :
1) mengajarkan ilmu,
2) mengalirkan sungai,
3) menggali sumur,
4) menanam kurma,
5) membangun masjid,
6) mewariskan mushaf al Qur’an, dan
7) meninggalkan anak yang senantiasa memohonkan ampunan untuknya setelah
dia meninggal dunia.”
[HR. al-Bazzar dalam Musnadnya 7289, al-Baihaqi dalam Syuabul Iman 3449.
Syeikh Al-Albani menilai hadits ini HASAN].
KEDUA : Dalam hadits dari Abu Hurairah rodhiyallohu ‘anhu, Rosululloh
shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ‫صالِحًا ت ََر َكهُ َو ُمصْ َحفًا َو َّرثَهُ َأو‬ َ ‫ق ْال ُمْؤ ِمنَ ِم ْن َع َملِ ِه َو َح َسنَاتِ ِه بَ ْع َد َموْ تِ ِه ِع ْل ًما َعلَّ َمهُ َونَ َش َرهُ َو َولَدًا‬
ُ ‫ِإ َّن ِم َّما يَ ْل َح‬
‫ص َّحتِ ِه َو َحيَاتِ ِه يَ ْل َحقُهُ ِم ْن بَ ْع ِد‬
ِ ‫ص َدقَةً َأ ْخ َر َجهَا ِم ْن َمالِ ِه فِي‬ َ ْ‫َم ْس ِجدًا بَنَاهُ َأوْ بَ ْيتًا اِل ب ِْن ال َّسبِي ِل بَنَاهُ َأوْ نَ ْهرًا َأجْ َراهُ َأو‬
‫َموْ تِ ِه‬
“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan
yang ia lakukan setelah ia mati adalah:
1) Ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan,
2) Anak shalih yang ia tinggalkan,
3) Mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan,
4) Masjid yang ia bangun,
5) Rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun,
6) Sungai yang ia alirkan, dan
7) Sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup.
Semuanya itu akan menyertainya setelah meninggalnya.”
[HR. Ibnu Majah, no. 242; Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman. Hadits ini dishahihkan
oleh Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh Al-Mundziri dan Syaikh Al-Albani]
‫لِ ُكلِّ ا ْم ِرٍئ َما ن ََوى‬  ‫ ِإنَّ َما اَأل ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة َوِإنَّ َما‬Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan pastilah
disertai dengan niat. Dan setiap pelaku amalan hanyalah mendapatkan apa yang
ia niatkan.”

Anda mungkin juga menyukai