Anda di halaman 1dari 1

MENGAMBIL PELAJARAN DARI MUHAJIR UMMU QOIS

(Disampaikan oleh Sugeng Riadi Pada Pengajian Malam Ahad di Masjid At-Taqwa Cipaku)

‫َع ْن ُع َم َر َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى الَّلهم َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّيِة َو ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى‬
‫ِهَّللا َو َر ُسوِلِه َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى ِهَّللا َو َر ُسوِلِه َو َم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه لُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأِو اْمَر َأٍة َيَتَز َّوُج َها َفِهْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَجَر‬
‫ِإَلْيِه‬
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung
niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau
karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim)

Perawi hadit ini:

1. Abu Abdulloh Muhammad Bin Ismail Bin Ibrohim Bin Al-Mughiroh Bin Bardizbah Al-Bukhori
2. Muslim Bin Alhajjaj Bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaaburi

Catatan:
1. Hadits ini merupakan salah satu dari hadits-hadits yang menjadi inti ajaran islam.
2. Imam ahmad dan imam syafi’I berkata bahwa hadits ini mencakup sepertiga ilmu, karena perbuatan
hamba itu terdiri dari amalan hati, lisan dan organ. Sedangkan niat merupakan amalan hati.
3. Sebab dikeluarkanya hadits ini adalah karena seseorang yang akan berhijrah dari Makkah ke Madinah
bukan karena Alloh, tetapi karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, yaitu Ummu Qais. Sehingga
dijuluki muhajir ummu qais.

Kandungan Hadits:
1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal
2. Waktu pelaksanaan niat adalah di awal perbuatan dan letaknya di hati
3. Ikhlas dan membebaskan niat karena Alloh dituntut untuk semua amal shalih dan ibadah
‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل ِلَيْعُبُد وا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ۙە ُح َنَفۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن اْلَقِّيَم ِۗة‬
Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya
lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). (QS.
Al-Bayyinah:5)
‫ُقْل َاَم َر َر ِّبْي ِباْلِقْس ِۗط َو َاِقْيُم ْو ا ُوُجْو َهُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو اْدُع ْو ُه ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ۗە َك َم ا َبَد َاُك ْم َتُعْو ُد ْو َۗن‬
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Tuhanku memerintahkan aku berlaku adil. Hadapkanlah wajahmu (kepada Allah)
di setiap masjid dan berdoalah kepada-Nya dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Kamu akan kembali
kepada-Nya sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan.” (QS. Al-A’rof: 29)
4. Seorang mukmin akan mendapatkan pahala amalnya disesuaikan dengan kadar niatnya
5. Setiap perbuatan mubah (boleh) dan bermanfaat yang diniatkan mencari keridloan Alloh maka bernilai
ibadah.
6. Hadits ini menunjukan bahwa niat itu bagian dari iman, karena menurut pemahaman aswaja bahwa iman
itu dibenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan dan dilakukan dengan perbuatan.
7. Menurut fiqoha niat dibedakan menjadi 2, yaitu tamyiz dan qosd
8. Ibnu Hajar Al-asqolani menyatakan bahwa para fuqoha sepakat niat itu menrupakan rukun amal.
9. Niat beramal tetapi batal dan atau dilaksanakan

‫ «ِإَّن َهللا‬: ‫ َقاَل‬،-‫ِفْيَم ا َيْر ِوي َع ْن َر ِّبِه َتَباَر َك َو َتَع اَلى‬- ‫ َع ِن الَّنِبِّي ﷺ‬،‫َع ِن اْبِن َعَّباٍس َر ِض َي ُهللا َع ْنُهَم ا‬
‫ َو ِإْن َهَّم ِبَها‬،‫ َفَم ْن َهَّم ِبَحَس َنٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبَها ُهللا ِع ْنَد ُه َح َس َنًة َك اِم َلًة‬:‫ ُثَّم َبَّيَن َذ ِلَك‬،‫َكَتَب الَح َس َناِت َو الَّسيَئاِت‬
‫ َو ِإْن َهَّم ِبَس ِّيَئٍة َفَلْم َيْع َم ْلَها َكَتَبَها‬.‫َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهللا ِع ْنَد ُه َع ْش َر َحَس َناٍت ِإَلى َس ْبِعِم اَئِة ِض ْع ٍف ِإَلى َأْض َع اٍف َك ِثْيَرٍة‬
‫ َو ِإْن َهَّم ِبَها َفَعِم َلَها َكَتَبَها ُهللا َس ِّيَئًة َو اِح َد ًة‬،‫ُهللا ِع ْنَد ُه َحَس َنًة َك اِم َلًة‬

Anda mungkin juga menyukai