Pengertian Umrah
Secara bahasa umrah maknanya ziarah (berkunjung) atau bermaksud
mendatangi suatu tempat tertentu. Secara syar’i, umrah adalah mengunjungi Ka’bah
unruk melaksanakan ibadah tertentu dengan syarat-syarat terntentu. Umrah tidak
termasuk dalam pengertian ibadah haji, meski semua rukun umrah termasuk dalam
rukun iadah haji.1
Perbedaan ibadah umrah dengan ibadah haji dapat ditinjau dari beberapa sisi,
yaitu:2
1. Dari sisi waktu pelaksanaannya. Haji dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu
yang ditetapkan syari’at yaitu Syawwal, Dzul Qa’idah dan sepuluh hari pertama
bulan Dzulhijjah. Tidak sah pelaksanaan haji kecuali pada bulan-bulan tersebut.
Dalilnya adalah firman Allah SWT Ta’ala:
اَحْلُّج َو اْلُعْم َر ُة ِم ْن َس ِبْيِل اِهلل َو َقاَل ُعْم َر ٌة يِف َرَم َض اَن َتْع ِدُل َح َّج ًة
Haji dan Umrah dijalan Allah, dan (Rasululah SAW) bersabda -Umrah dibulan
Ramadhan setara dengan melaksnakan Haji. (HR. Ahmad, No. 26026)
1
Muhammad Az-Zuhaili, al-Mu’tamad fi al-fiqh asy-Syafi’i, (Damaskus: Darul Qalam, 2011), 2/255
2
Ibid, juz 2 hal. 255-256
Imam Syafi’i menyatakan, “Siapa saja yang tidak melaksanakan haji, maka
boleh melakukan umrah sepanjang tahun. Bagi siapa saja yang menunaikan
ibadah haji, maka hendaknya tidak memasukan ibadah umrahnya dalam ibadah
haji, hingga menyempurnakan aktivitas ibadah haji, yaitu diakhitr hari-hari
Tasyrik, jika dia menetap disana sampai akhir. Jika dia mengambil Nafar Awal
(12 Dzulhijjah) maka dia bisa melakukan umrah disaat itu.. Baginya,umrah
tersebut mengikat (harus dikerjakan saat itu). Karena tidak ada lagi aktivitas lain
dari ibadah haji. Tetapi jika ditangguhkan, maka itu lebih aku sukai.3
2. Dari sisi hukm melaksnakannya. Sepakat Imam empat mazhab bahwa hukum
ibadah haji Wajib. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki ibadah umrah hukumnya
sunnah muakkah (Sunnah yang ditekankan). Sedangkan menurut mzahab Syafi’i
dan Hanbali ibadah umrah hukumnya fardhu sekali seumur hidup.4
3. Dari sisi hukum-hukum pokok yang dilaksnakan. Ibadah haji terdiri dari
ihram, wukuf di Arafah, Thawaf, Sa’i, mabit (bermalam) di Muzdalufah dan
Mina, melempar jumrah, dan bercukur.
3
Muhammad bin Idris as-Syafi’i, Kitab al-Umm, editor Dr. Rif’at Fauzi ‘Abdul Muthallib, Dar al-
Wafa’, Kaero, cet. V, 1429 H / 2008 M, Juz 3/336
4
Wabbah az-Zuhaily. al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu. (Damaskus: Darul Fikri, Juz 6. 2010), 3/172
B. Dasar Pensyari’atan Umrah
Ibadah umroh sering disebut sebagai haji kecil, merupakan ibadah yang sangat
utama. Ibadah yang sangat dirindukan seluruh umat muslim untuk bisa
menunaikannya, bahkan bagi yang sudah bisa menunaikkanya pun senantiasa sangat
rindu ingin kembali berkunjung ke Baitullah. Ibadah umrah merupakan ibadah yang
dianjurkan oleh allah SWT berdasarkan ayat yang terdapat dalam al-Quran.
Al-Qur’an
Surat Al-Baqarah Ayat 158
ِإَّن الَّصَف ا َو اْلَمْر َو َة ِم ْن َش َعاِئِر الَّلِه َفَمْن َح َّج اْلَبْيَت َأِو اْعَتَمَر َفال ُج َن اَح َعَلْي ِه َأْن َيَّطَّوَف ِهِبَم ا
ِك ِل ِإ
َو َمْن َتَطَّو َع َخ ْيًر ا َف َّن الَّلَه َش ا ٌر َع يٌم
Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syi’ar Allah. Maka
barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber’umrah, maka tidak ada dosa
baginya mengerjakan sa’i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan
suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri
kebaikan lagi Maha Mengetahui.
َأِّذْن يِف الَّناِس ِباَحْلِّج َيْأُتوَك ِر َج اًال َعَلى ُك ِّل َض اِم ٍر َيْأِتَني ِم ْن ُك ِّل َفٍّج َعِم يٍق
َو َو
“Dan berserulah kepada MANUSIA untuk mengerjakan Wajib haji, niscaya mereka
akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh “ ( QS. AL-Hajj: 27)
Hadist Qudsi
َل ِه يِف اْل ِعيَش ِة ِج
َم َو َأْو َس ْعُت َع ْي، َيُق وُل ِإَّن َعْب ًد ا َأْص َح ْحُت َل ُه ْس َم ُه, َع َّز َو َج َّل, ِإَّن اهلل
.ْمَتِض ي َعَلْيِه ْمَخَس ُة َأْع َو اٍم َال َيِف ُد ِإَّيَل َلَم ْح ُر وٌم
Rasulullah Saw Bersabda “Allah Berfirman “Sesungguhnya Seorang Hamba
Telah Aku Sehatkan Badannya, Aku Luaskan Rezekinya, Tetapi Berlalu Dari Lima
Tahun Dan Dia Tidak Menghandiri Undangan-Ku (Haji Umroh), Maka Sungguh Dia
Orang Yang Benar-Benar Terhalang (Dari Rahmat Allah Dan Kebaikan Tak
Terbatas)”. Hr. Ibnu Hibban Dan Dishahihkan Oleh Al Albani Di Dalam Kitab
Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, No. 1622.
As-Sunnah An-Nabawiyah
Sahabat Ibnu Umar r.a Berkata “Nabi saw Telah Menunaikan Ibadah Umroh
Sebelum Menunaikan Ibadah Haji”.Kitab Shahih Bukhori.
َس َأْلُت َأَنًس ا رضى اهلل عنه َك ِم اْعَتَمَر الَّنُّيِب صلى اهلل عليه وسلم َق اَل َأْر َبٌع ُعْم َر ُة،َعْن َقَتاَدَة
، َو ُعْم َر ٌة ِم َن اْلَع اِم اْلُم ْق ِب ِل يِف ِذي اْلَق ْع َد ِة، َح ْيُث َص َّد ُه اْلُم ْش ِر ُك وَن،اُحْلَد ْيِبَي ِة يِف ِذي اْلَق ْع َد ِة
. ُقْلُت َك ْم َح َّج َقاَل َو اِح َد ًة. َو ُعْم َر ُة اِجْلْع َر اَنِة ِإْذ َقَسَم َغِنيَم َة ُأَر اُه ُحَنٍنْي، َح ْيُث َص اَحَلُه ْم
()رواه البخاري
Dari Qotadah, Saya bertanya kepada sahabat Anas r.a, berapa kali Nabi Saw
menunaikan ibadah umroh? Beliau menjawab “Empat kali umroh, (1)Umroh
perjanjian hudaibiyyah dibulan Dzul Qo’dah, saat dihadang oleh orang-orang
musyrik, (2)Umroh tahun berikutnya dibulan Dzul Qo’dah, Sesuai Kesepakatan
Sebelumnya, (3)Umroh dari Ji’ronah, ketika beliau membagi-bagikan ghanimah
(harta rampasan Perang). Aku menduga yang dimaksudnya adalah ghanimah perang
Hunain. Qotadah bertanya berapa kali Nabi Saw Berhaji? Anas r.a menjawab satu
kali sekaligus berumroh yang ke 4 (HR Bukhori)
ِج اُد اْلَك ِبِري الَّص ِغِري الَّض ِعيِف, وِل الَّلِه صلى اهلل عليه وسلم َقاَل
َو َو َه َعْن َرُس،َعْن َأيِب ُه َر ْيَر َة
َو اْلَمْر َأِة اَحْلُّج َو اْلُعْم َر ُة
Rasulullah saw Bersabda “Jihadnya orang tua, anak kecil, orang lemah dluafa’, dan
wanita adalah HAJI dan UMROH”. HR An-Nasa’i.
صحيح البخاري- َقاَل اْبُن ُعَمَر َر ِض َي الَّلُه َعْنُه َم ا َلْيَس َأَح ٌد ِإَّال َو َعَلْيِه َح َّج ٌة َو ُعْم َر ٌة
Sahabat Ibnu Umar ra Berkata “Tidak ada seorang muslim pun kecuali yang
bersangkutan berkewajiban untuk menunaikan ibadah haji dan umroh, (masing-
masing satu kali)”. (HR Bukhori).
-َق اَل اْبُن َعَّب اٍس َر ِض َي الَّل ُه َعْنُه َم ا ِإَّنَه ا َلَق ِر يَنُتَه ا يِف ِكَت اِب الَّل ِه َو َأُّمِتوا اَحْلَّج َو اْلُعْم َر َة ِلَّل ِه
صحيح البخاري
Sahabat Ibnu Abbas ra Berkata “Sungguh kewajiban umroh itu setingkat dengan
kewajiban ibadah haji di dalam kitab Allah Al-Quran وsesuai dengan firman Allah
“…dan sempurnakanlah ibadah haji dan ibadah umroh karena Allah semata”. (HR
Bukhori).
Umar bin Khattab r.a Mengaakan mereka bukan orang Islam 3 kali “Silahkan mati
sebagai Yahudi dan Nasrani
، َلَق ْد َمَهْم ُت َأَّن َأْبَعَث ِر َج ااًل ِإىَل َه ِذِه اَأْلْمَص اِر َفَيْنُظ ُر وا ُك َّل َمْن َك اَن َل ُه َج َّد ٌة َفَلْم ُحَيَّج
ما هم مبسلمني،َفَيْض ِر ُبوا َعَلْيِه ُم اِجْلْز َيَة َم ا ُه ْم مبسلمني
“Sesungguhnya saya berkeinginan bisa mengutus sekelompok orang ke daerah-
daerah. Mereka mencari orang yang punya kemampuan tetapi tidak pergi haji, untuk
menjatuhkan jizyah (upeti) kepada mereka. Mereka (yang semacam ini) bukanlah
muslim, mereka bukanlah muslim.” (Tafsir Ibnu Katsir, 285) Hr. Said Bin Mashur,
dishahihkan (jalurnya) oleh Ibnu Hajar dalam Talkhis Habir, Secara Mauquf.
Dalam riwayat yang lain, “Hendaknya mereka mati dalam keadaan Yahudi atau
Nashrani –dikatakan tiga kali- seorang yang mati kemudian (sengaja) tidak berhaji,
(padahal) ia mendapat keluasan (rezeki) dan jalan yang aman tanpa penghalang.”
Hr. Baihaqi, Dishahihkan (Jalurnya) Oleh Ibnu Hajar Dalam Talkhis Habir.