Anda di halaman 1dari 7

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Ringkasan Fiqih Puasa


Nur Rohmad  Kamis, 23 Maret 2023 | 23:30 WIB

Naskah khutbah kali ini mengajak jamaah mengingat kembali fiqih puasa. Puasa adalah
ibadah pokok di bulan Ramadhan yang harus dilakukan berdasarkan ilmu, agar sah dan
diterima oleh Allah swt. Karenanya, fiqih puasa menjadi bekal utama dalam menjalankan
puasa Ramadhan sebulan ke depan.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Ringkasan Fiqih Puasa." Untuk
mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau
bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).
 
 
Khutbah I
 
‫ َوَأ ْشَهُد‬.‫ َوَعَلى آِلِه َوَص ْحِبِه َوَتاِبِعْيِه َعَلى َمِّر الَّز َماِن‬،‫ َوالَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعَلى ُم َّمَح ٍد َسِّيِد َوَلِد َعْدَناَن‬،‫َاْل َحْمُد للِه اْلَمِلِك الَّد َّي اِن‬

‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه‬،‫َأ ْن َّل ا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه َلا َشِرْيَك َلُه اْلُم ـَنَّز ُه َعِن اْلِجْس ِمَّي ِة َواْل ِجَهِة َوالَّز َماِن َواْلَمَكاِن‬

‫َوَرُسْوُلُه اَّلِذْي َكاَن ُخُلُقُه اْلُقْرآَن‬


 
‫ َفإِّني ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسي ِبَتْقَوى اللِه َّن‬، ‫ ِعَباَد الَّر ْحٰمِن‬،‫َأ َّم ا َبْعُد‬
‫ َشْهُر َرَمَضاَن ٱَّلِذٓى ُأ نِزَل ِفيِه‬:‫ اْلَقاِئِل ِفي ِك اَتِبِه اْلُقْرآِن‬،‫الَماِن‬

‫ٱْلُقْرَءاُن ُهًۭدى ِّللَّن اِس َوَبِّيَنٰـٍۢت ِّمَن ٱْلُهَد َوٱْلُفْرَقاِنۚ َفَمن َشِهَد ِمنُكُم ٱلَّش ْهَر َفْلَيُصْمُهۖ َوَمن َكاَن َمِريًضا َأ ْو َعَل َس َفٍۢر‬
‫ٰى‬ ‫ٰى‬
‫ ُيِريُد ٱلَّل ُه ِبُكُم ٱْلُيْسَر َوَلا ُيِريُد ِبُكُم ٱْلُعْسَر َوِلُتْك ِمُلو۟ا ٱْلِعَّد َة َوِلُتَكِّبُرو۟ا ٱلَّل َه َعَل َما َهَد ُكْم َوَلَعَّل ُكْم‬  ۗ‫َفِعَّد ٌۭة ِّمْن َأ َّي اٍم ُأ َخَر‬
‫ٰى‬ ‫ٰى‬
)185 :‫َتْش ُكُروَن (البقرة‬
 
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Karena itu,
Khatib mengawali khutbah singkat ini dengan wasiat takwa. Marilah kita semua selalu
meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melaksanakan
semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan. 
 

Baca Juga:
Khutbah Jumat: Hikmah dan Berkah Bulan Ramadhan
Hadirin sidang jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah
Hukum wajib puasa Ramadhan termasuk ma’lum minad din bidh dharurah, artinya
hukumnya telah sama-sama diketahui oleh ulama dan orang awam dari kalangan umat
Islam. Kewajiban puasa Ramadhan telah tetap dengan dalil Al-Qur’an, hadits dan ijma’.
Allah ta’ala berfirman: 
 
‫َفَمن َشِهَد ِمنُكُم ٱلَّش ْهَر َفْلَيُصْمُه‬ 
 

Maknanya: “Karena itu, barangsiapa di antara kalian mendapati bulan itu, maka
berpuasalah.” (QS Al-Baqarah: 183). 
 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: 
 

Baca Juga:
Khutbah Jumat: Keistimewaan Hari Jumat yang Kerap Dilupakan
، ‫ َوَحِّج اْلَبْيِت‬،‫ ِإَو ْيَتاِء الَّزَكاِة‬،‫ ِإَو َقاِم الَّص َلاِة‬،‫ َشَهاَدِة َأ ْن َّل اإلََّه إلا اللُه َوَأ َّن ُم َّمَح ًدا َّر ُسْوُل اللِه‬: ‫ُبِنَي اْلإْس َلاُم َعَلى َخْمٍس‬
) ‫وَصْوِم َرَمَضاَن (رواُه الُبخارُّي‬ 
 
Artinya, “Islam dibangun atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada sesuatu apapun
yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.” (HR Al-Bukhari). 
 
Karenanya, barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, maka ia telah
mendustakan agama dan melepaskan diri dari agama yang mulia ini. Kecuali apabila ia
baru masuk Islam atau seperti orang yang tumbuh hidup di daerah yang jauh dari kaum
Muslimin dan belum pernah mendengar sama sekali hukum wajib puasa Ramadhan. 
 
Seseorang yang dipertemukan oleh Allah dengan bulan Ramadhan dan dimudahkan
berpuasa Ramadhan, hendaklah ia memuji Allah dan bersyukur kepada-Nya atas nikmat
ini. Karena puasa adalah ketaatan dan kewajiban yang agung. 
 
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Dikarenakan seorang muslim tidak boleh melakukan sesuatu sehingga ia mengetahui apa
yang Allah halalkan dan haramkan darinya, maka dalam kesempatan khutbah yang singkat
ini, Khatib akan menyampaikan beberapa hal penting seputar hukum-hukum puasa. Hal itu
agar setiap dari kita mengetahui apa yang dibutuhkan terkait ilmu tentang ibadah yang
mulia ini.
 
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah
Puasa Ramadhan diwajibkan atas setiap muslim yang mukallaf (baligh dan berakal). Tidak
sah dilakukan oleh perempuan yang haid dan nifas, dan diwajibkan bagi keduanya
mengqadha’. Boleh bagi musafir untuk tidak berpuasa Ramadhan dengan syarat-syarat
tertentu meskipun tidak terasa berat baginya berpuasa. Dibolehkan juga untuk tidak
berpuasa bagi orang sakit yang ada harapan sembuh, tapi ia merasa berat berpuasa dengan
rasa berat yang tidak tertahankan, dan wajib baginya mengqadha’.
 
Perempuan hamil dan menyusui yang tidak berpuasa karena mengkhawatirkan janinnya;
mengkhawatirkan gugurnya janin atau khawatir jika puasa maka air susunya berkurang
sehingga membahayakan bayi, maka keduanya diwajibkan mengqadha’ dan membayar
fidyah dalam mazhab Syafi’i. Sedangkan dalam mazhab Hanafi, keduanya tidak diwajibkan
fidyah. Adapun jika keduanya mengkhawatirkan kondisi dirinya, bukan kondisi janin atau
bayinya, maka hanya diwajibkan qadha’. Orang yang tidak kuat puasa disebabkan usianya
yang telah renta atau sakit menahun yang tidak ada harapan sembuh, maka wajib baginya
fidyah. 
 
Fidyah adalah ukuran satu mud (kurang lebih 7 ons beras), yakni satu cakupan dua telapak
tangan ukuran sedang dari makanan pokok daerah setempat. Dalam mazhab Hanafi, orang
yang tua renta yang tidak mampu berpuasa dibolehkan dikeluarkan fidyahnya berupa
nominal uang senilai makanan siang dan makanan malam yang mengenyangkan untuk
setiap hari yang ditinggalkan puasanya. Dalam mazhab Hanafi pula, sah jika fidyah itu
dibayarkan di awal bulan untuk satu bulan ke depan, atau diakhirkan pembayarannya di
akhir bulan untuk satu bulan yang telah lewat.
 
Hadirin, hal seperti itu yang dilakukan oleh banyak kalangan pada masa sekarang adalah
sesuai dengan pendapat ini. Perbedaan pendapat di kalangan ulama adalah keluasan dan
kelonggaran bagi umat Islam. 
 
Hadirin rahimakumullah
Puasa memiliki dua rukun. Pertama, niat. Tempatnya adalah hati. Karenanya tidak
disyaratkan untuk diucapkan dengan lisan. Niat diwajibkan pada setiap hari bulan
Ramadhan karena setiap hari adalah ibadah tersendiri seperti halnya dua shalat yang
dipisah dan disela dengan salam. Dalam puasa wajib, disyaratkan tabyit dan ta’yin dalam
niat.
 
Tabyit adalah menjatuhkan niat di malam hari, yaitu waktu antara maghrib dan dan
terbitnya fajar. Sedangkan ta’yin adalah menentukan apakah puasa yang dilakukan adalah
puasa Ramadhan, nazar atau kafarah misalkan. Barangsiapa yang tidak berniat puasa
Ramadhan di malam hari sampai masuk waktu shalat shubuh, maka ia tidak boleh makan,
minum dan melakukan​​seluruh hal yang membatalkan puasa sampai tiba waktu maghrib,
dan wajib baginya mengqadha’nya. Hal ini dalam mazhab Syafi’i.
 
Sedangkan dalam mazhab Hanafi, bagi orang yang belum niat puasa Ramadhan di malam
hari, sah baginya berniat setelah terbitnya fajar dan sebelum pertengahan hari selama ia
belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum. Sementara​​
dalam mazhab Maliki, niat puasa Ramadhan cukup dilakukan di malam pertama
Ramadhan untuk satu bulan seluruhnya. 
 
Kedua, menahan diri dari seluruh perkara yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar
sampai terbenamnya matahari. Di antara hal yang membatalkan puasa adalah setiap benda
yang masuk ke rongga badan melalui lubang yang terbuka. Lubang-lubang di badan yang
dikategorikan terbuka adalah hidung, mulut, qubul, dubur dan telinga. Mata tidak
termasuk. Karenanya, tidak batal puasa seseorang yang meneteskan cairan di matanya. 
 
Begitu juga tidak batal seseorang yang tidur sepanjang hari. Tidak batal puasa seseorang
yang makan atau minum dalam keadaan lupa dan seseorang yang memasukkan obat ke
tubuhnya melalui lubang yang tidak terbuka, seperti suntik di otot atau urat kulit.
Sedangkan memasukkan obat melalui lubang kelamin atau lubang dubur, maka hal itu
membatalkan puasa. 
 
Batal puasa seseorang yang muntah dengan sengaja, yaitu seseorang yang ingin
memuntahkan apa yang ada di perutnya dengan memasukkan jarinya atau bulu ayam ke
dekat tenggorokan. Adapun seseorang yang muntah dengan tidak disengaja, maka
puasanya tidak batal dengan syarat ia tidak menelan kembali air ludahnya yang bercampur
dengan muntahan.
 
Tidak batal puasa seseorang yang menelan ludahnya yang murni (tidak bercampur dengan
apapun) selama air ludah masih berada di dalam mulut. Sedangkan apabila ludah
bercampur dengan darah atau bercampur dengan sesuatu yang dimasukkan ke dalam
mulut, lalu ditelan, maka hal itu membatalkan puasa.
 
Batal puasa juga seseorang yang dengan sengaja menelan kembali dahak yang telah
melewati makhraj huruf ‫ ح‬, artinya telah sampai ke dalam mulut. Adapun jika belum
melewati makhraj ‫ ح‬ lalu ditelan kembali, maka tidak membatalkan puasa. 
 
Di antara perkara yang membatalkan puasa adalah riddah. Riddah adalah memutus iman
dengan ucapan, perbuatan atau keyakinan. Maka barangsiapa yang melakukan salah satu
jenis riddah: ucapan, perbuatan atau keyakinan, maka ia telah keluar dari Islam, menjadi
sirna seluruh amal kebaikannya dan batal puasanya.
 
Riddah adalah seperti mencaci Allah, mencaci agama Islam, mencaci salah satu malaikat
atau nabi. Begitu juga melecehkan syiar-syiar Allah, seperti shalat, puasa, zakat dan haji.
Begitu pula mendustakan sesuatu yang telah tetap dalam syariat. Barangsiapa yang
melakukan riddah, maka ia telah keluar dari agama, batal puasanya, wajib baginya kembali
ke dalam Islam dengan dua kalimat syahadat, menahan diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa sampai maghrib jika ia berada di siang hari Ramadhan, dan wajib baginya
mengqadha’ puasanya langsung pada hari kedua bulan Syawal. 
 
Terakhir, Khatib menasihatkan kepada kita semua untuk menuntaskan belajar ilmu agama
yang fardhu ain seputar puasa kepada guru yang terpercaya dan bersanad sehingga puasa
kita betul-betul berlandaskan ilmu dan sesuai dengan tuntunan syariat. Jangan sampai
salah seorang di antara kita termasuk mereka yang disebutkan oleh baginda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits berikut:
 
)‫ُرَّب َصاِئٍم َلْيَس َلُه ِمْن ِص َياِمِه ِإ َّل ا اْل ُجْوُع َوُرَّب َقِائٍم لَيْس َلُه ِمْن ِقَياِمِه ِإ َّل ا اَّل سَهُر (رواه النسائي وغيره‬
 
Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya
kecuali rasa lapar, dan betapa banyak orang yang melakukan qiyamul lail, ia tidak
memperoleh apa-apa kecuali bergadang.” (HR An-Nasa’i dan lainnya).
 
Hadirin yang dirahmati Allah.
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat
dan membawa berkah bagi kita semua. Amin.
 
‫ ِإ َّن ُه ُهَو اْلَغُفْوُر الَّر ِحْيُم‬،‫ َفاْس َتْغِفُرْوُه‬،‫َأ ُقْوُل َقْوِلْي ٰهَذا َوَأ ْس َتْغِفُر اللَه ِلْي َوَلُكْم‬

 
‫‪Khutbah II‬‬
‫‪ ‬‬
‫َاْل َحْمُد للِه َوَكَفى‪َ ،‬وُأ َصِّلْي َوُأ َسِّلُم َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد اْلُمْص َطَفى‪َ ،‬وَعَلى آِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َأ ْهِل اْلَوَفا‪َ .‬أ ْشَهُد َأ ْن َّل ا ِإ لَه ِإ َّل ا اللُه َوْحَدُه‬
‫َلا َشِرْيَك َلُه‪َ ،‬وَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬
‫‪ ‬‬
‫َأ َّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأ ُّي َها اْلُمْس ِلُمْوَن‪ُ ،‬أ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه اْلَعِلِّي اْلَعِظْيِم‪ ‬‬

‫َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َعِظْيٍم‪َ ،‬أ َمَرُكْم ِبالَّص َلاِة َوالَّس َلاِم َعَلى َنِبِّيِه اْل َكِرْيِم َفَقاَل‪ِ :‬إ َّن اللَه َوَمَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل وَن َعَلى الَّن ِبِّي ‪،‬‬
‫َيا َأ ُّي َها اَّلِذيَن آَمُنوا َص ُّل وا َعَلْيِه َوَس ِّلُموا َتْس ِليًما‪ .‬لَاّٰلُهَّم َص ِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعَلى َسِّيِدَنا‬
‫ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى آِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعَلى َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم َوَعَلى آِل‬
‫َسِّيِدَنا ِإ ْبَراِهْيَم‪ِ ،‬فْي اْلَعاَلِمْيَن ِإ َّن َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد‬
‫‪ ‬‬
‫َّن‬ ‫ِء‬ ‫ّٰل َّم‬
‫لَا ُه اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت واْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت اْلَأ ْح َيا ِمْنُهْم َواْلَأ ْمَواِت ‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع ا اْلَبَلاَء َواْلَغَلاَء َواْلَوَباَء‬
‫َواْلَفْح َشاَء َواْلُمْنَكَر َواْلَبْغَي َوالُّس ُيْوَف اْلُمْخ َتِلَفَة َوالَّش َداِئَد َواْلِمَحَن‪َ ،‬ما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن‪ِ ،‬مْن َبَلِدَنا َهَذا َخاَّص ًة َوِمْن‬
‫ُبْلَداِن اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إ َّن َك َعَلى ُكِّل َشْي ٍء َقِدْيٌر‬
‫‪ ‬‬
‫ِعَباَد اللِه‪ ،‬إَّن اللَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلإْح َساِن ِإَو ْيَتاِء ِذي اْلُقْرَبى و َيْنَه ى َعِن الَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر َوالَبْغِي ‪َ ،‬يِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم‬
‫‪َ.‬تَذَّك ُرْوَن‪َ .‬فاذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم‪َ ،‬وَلِذْكُر اللِه َأ ْك َبُر‬
‫‪ ‬‬
‫‪Ustadz Nur Rohmad, Anggota Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Aswaja NU‬‬
‫‪Center PCNU Kab. Mojokerto dan Dosen STAI Al-Azhar, Gresik‬‬
‫‪ ‬‬

‫‪Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan‬‬
‫‪informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.‬‬

‫‪TAGS:‬‬ ‫‪khutbah‬‬ ‫‪khutbah jumat‬‬ ‫‪khutbah Jumat Ramadhan‬‬

Anda mungkin juga menyukai