Anda di halaman 1dari 9

HAJI DAN UMRAH

Dosen Pengampu: Dr. Farhan Indra, MA

Disusun oleh:

Nadilla Putri 0403222163

Nurpadila 0403221092

Shalihah 0403222121

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2023
HAJI DAN UMRAH

A. Pengertian dan Dahlil Hukum


Berdasarkan asal maknanya haji berarti menyengaja sesuatu,sedangkan menurut istilah haji
adalah menyengaja mengunjungi ka’bah al-mukarram dengan melakukan beberapa kegiatan
ibadah dengan memenuhi rukun dan syaratnya.
Sementara itu, mengenai wajibnya ibadah haji tidak terdapat perbedaan pendapat ulama
bahwa haji itu adalah fardu yang merupakan salah satu dari rukun islam yang wajib dilaksanakan
sekali seumur hidup.1
Firman Allah swt tentang wajibnya hukum haji ini terdapat didalam surah Ali Imran (3):97,

ًًؕ ‫َِۡ ۡي‬


َ ‫َ اِنَ ۡي ِه‬ َ َ َۡ‫ا‬
َ ‫َا‬ ِ ‫اِ ِِ ُّ ۡانََ ۡي‬
ۡ ‫ت َه ِي‬ َ ِِ‫فِ ۡي ِه ٰايٰتٌ ۢ بَيِّ ٰنتٌ َّهقَا ُم ا ِۡب ٰره ِۡي َۚ َن َو َه ۡي دَ َخلَهٗ َكاى ٰا ِهنًا ؕ َو ِ ه‬
ِ َّ‫َلَ انن‬
ََ َ‫َ ِي ۡانعٰ لَ ِو ۡيي‬
َ ٌّ ِ‫غن‬ ‫َو َه ۡي َكفَ َر فَا َِّى ه‬
َ َ‫ّٰللا‬

Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barang siapa
memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajibab manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang
siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.

Demikianlah, Allah menegaskan dalam Al-Quran wajibnya melaksanakan haji dengan syarat
bagi orang yang mampu baik secara fisik, harta, maupun keamanan.

Umrah juga fardu, seperti haji sebagaimana terdapat didalam Al-quran surah Al-Baqarah
(2):196:

ٰ ّ ِ َ ‫َواَتِووا ْان َح َّ ُّ َو ْانعُ ْو َرة‬


ِ
Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah.

Berdasarkan dalil diatas, maka wajib hukumnya melaksanakan ibadah haji, barangsiapa
yang mengingkari fardunya haji, maka tergolong kepada orang kafir sebab ia termasuk
mengingkari sunnah Rasul dan Al-Quran.

1
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Manhaj al-Muslim, h. 404.
Syarat-syarat sahnya haji antara lain, beragama islam, balig, dan berakal. Haji bagi anak-anak
terdapat khilafiyah diantara beberapa ulama. Imam malik dan syafii membolehkan, sedangkan
imam Abu Hanifah melarangnya. Kemudian, diisyaratkan kesanggupan untuk melaksanakan
ibadah itu berdasarkan firman Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke baitullah.2

B. Rukun Haji dan Umrah


Rukun haji adalah kegiatan-kegiatan yang apabila tidak dikerjakan, maka hajinya dianggap
batal. Berbeda dengan wajib Haji, wajib Haji adalah suatu perbuatan yang perlu dikerjakan,
namun wajib Haji ini tidak menentukan sah nya suatu ibadah haji, apabila wajib haji tidak
dikerjakan maka wajib digantinya dengan dam (denda).
Rukun haji ada enam, yaitu:
a. Ihram (Berniat)
Ihram adalah berniat mengerjakan Haji atau Umrah bahkan keduanya sekaligus, Ihram
wajib dimulai miqatnya, baik miqat zamani maupun miqat makani. Sunnah sebelum
memulai ihram diantarnya adalah mandi, menggunakan wewangian pada tubuh dan
rambut, mencukur kumis dan memotong kuku. Untuk pakaian ihram bagi laki-laki dan
perempuan berbeda, untuk laki-laki berupa pakaian yang tidak dijahit dan tidak bertutup
kepala, sedangkan perempuan seperti halnya shalat (tertutup semua kecuali muka dan
telapak tangan).
b. Wukuf (Hadir) di Arafah
Waktu wukuf adalah tanggal 9 dzulhijjah pada waktu dzuhur, setiap seorang yang Haji
wajib baginya untuk berada di padang Arafah pada waktu tersebut. Wukuf adalah rukun
penting dalam Haji, jika wukuf tidak dilaksanakan dengan alasan apapun, maka Hajinya
dinyatakan tidak sah dan harus diulang pada waktu berikutnya. Pada waktu wukuf
disunnah-kan untuk memperbanyak istighfar, zikir, dan doa untuk kepentingan diri
sendirimaupun orang banyak, dengan mengangkat kedua tangan dan menghadap kiblat.
c. Tawaf Ifadah
Tawaf ifadah adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali dengan syarat: suci dari hadas
dan najis baik badan maupun pakaian, menutup aurat, ka’bah berada di sebelah kiri orang

2
Muhammad Jawad al-Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, h. 205.
yang mengelilinginya, memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di
salah satu pojok di luar Ka’bah.
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu:
1. Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di Mekah.
2. Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
3. Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida Allah.
4. Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
5. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota Mekah
d. Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa (keterangan lihat QS Al
Baqarah: 158).
Syarat-syarat sa’i adalah sebagai berikut.
1. Dimulai dari bukit Safa dan berakhir dibukit Marwa.
2. Dilakukan sebanyak tujuh kali.
3. Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
e. Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang
menga-takan bercukur sebagai rukun haji,beralasan karena tidak dapat diganti dengan
penyem-belihan.
f. Tertib
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan.3

Sementara itu, rukun umrah sebagaimana diketahui ada lima yaitu:


1. Ihram serta niat. Pelaksanaan ihram mencakup berpakaian ihram, salat sunnah ihram,
dan doa ihram.
2. Bertawaf sekeliling ka’bah
3. Sa’i diantara bukit safa dan marwa. Sa’I dimulai dari bukit safa dan diakhiri dibukit
marwa sebanyak tujuh kali perjalanan pulang-pergi.

3
Muhammad Noor, Haji dan Umrah, Jurnal Humaniora dan Teknologi, volume 4, No 1, Oktober 2018.
4. Mencukur atau menggunting rambut. Mencukur atau menggunting rambut kepala
dimaksudkan adalah menggunting rambut kepala sekurang-kurangnya memotong tiga
helai rambut.
5. Menertibkan antara empat rukun tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa
pelaksanaan umrah tersebut harus berurutan yang sama halnya dengan penertiban
pada reukun-rukun ibadah lainnya.4

C. Wajib Haji
Selain rukun haji di atas, ada lagi yang disebut dengan wajib haji. Wajib haji ini jika tidak
dilakukan dapat menggantikan dengan menyembelih hewan ternak sebagai dam (denda) dan
ibadah haji tersebut tetap sah.
Wajib haji tersebut adalah:
1. Ihram dari miqat (tempat yang ditentukan dan masa tertentu). Bagi wilayah Indonesia
tempat ihram itu adalah Yalamlam. Yalamlam adalah nama suatu bukti dari beberapa
Bukti Tuhamah. Bukit ini adalah miqat orang yang datang dari arah Yaman, India,
Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut. Orang-orang
yang datang dari Indoneisa dan India jika kapal mereka telah setentang dengan Bukit
Yalamlam, mereka telah wajib ihram. Sementara itu, waktu miqat (miqat zamani) ialah
dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar Hari Raya Haji (tanggal 10 bulan haji). Jadi,
ihram haji wajib dilakukan dalam masa dua bulan 9 ½ hari.
2. Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, yaitu di malam Hari Raya Haji sesudah
hadir di Padang Arafah. Jika ia berjalan dari Muzdalifah tengah malam, ia wajib
membayar denda (dam).
3. Melontar Jumrah al-‘Aqabah pada Hari Raya Haji.
4. Melontar Ketiga Jumrah. Jumrah yang pertama (Jumrah al-Ula), kedua (Jumrah al-
Wusta), dan ketiga(Jumrah al-‘Aqabah) dilontar pada tanggal 11, 12, 13 bulan haji. Tiap-
tiap jumrah dilontar dengan tujuh batu kecil yang waktunya sesudah tergelincir matahari
pada tiap-tiap hari.
5. Bermalam di Mina.
6. TawafWada’ (tawaf ketika akan meninggalkan Mekkah).

4
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Manhaj al-Muslim, h. 407.
7. Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan.

D. Larangan Ketika Ihram


Sementara itu, hal-hal yang dilarang ketika ihram sebagai berikut:
1. Berpakaian yang dijahit (untuk laki-laki).
2. Memakai tutup kepala (untruk laki-laki).
3. Memakai tutup muka (untuk laki-laki).
4. Meminyaki rambut.
5. Mencukur (memotong) rambut.
6. Memotong kuku.
7. Memakai harum-haruman
8. Berburu hewan.
9. Melangsungkan akad-nikah.
10. Bersenggama.5
Kalau orang yang sedang ihram melanggar beberapa larangan tersebut, ia dikenakan
wajib membayar fidiyah yang berulang kali sesuai dengan perbuatan karena melanggar
larangan tersebut.
Sementara itu, yang dimaksud dengan binatang buruan atau berburu ialah membunuh
binatang untuk dimakan atau binatang tersebut bisa dimakan. Bukan binatang tidak dapat
dimakan seperti ular jika hal ini membunuh boleh saja. Namun semua larangan tersebut jika
dikerjakan orang yang sedang berihram harus membayar fidiyah.

E. Jenis-Jenis Haji
Ada dua jenis cara mengerjakan haji dan umrah, yaitu:
1. Berniat ihram untuk haji saja terus diselesaikan pekerjaan haji. Kemudian, ihram untuk
umrah serta terus mengerjakan segala urusannya. Artinya, dikerjakan satu persatu
didahului haji. Inilah dinamakan dengan Ifrad.
Ketika mulai ihram bernuiat umrah saja. Artinya, seseorang telah mendahulukan umrah
daripada haji. Caranya ihram mula-mula untuk umrah dari miqat negerinya diselesaikan

5
Ahmad ibnu Rusydi, Bidayah al-Mujtahid, h. 231.
semua urusan umrah kemudian ihram lagi dari Mekkah untuk haji. Inilah, yang
dimanakan dengan haji Tamatu’.
2. Berniat haji dan umrah sekaligus, yaitu dilaksanakan secara bersamaan. Inilah yang
dinamakan dengan haji Qiram.
KESIMPULAN

Masalah pelaksanaan Haji dan Umrah adalah masalah yang penting, karena termasuk dari
bagian rukun islam yang ke lima. Pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah haruslah sesuai
dengan tata cara yang telah diatur dalam syari’at islam dalam hal ini seseorang yang ingin
melaksanakan ibadah Haji dan Umrah haruslah mengetahui rukun, syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam ibadah haji dan umrah serta kesunnah-kesunnahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhammda Noor (2018). Haji dan Umrah, Jurnal Humaniora dan Teknologi, Volume 4, No 1.

Al-Jazairi Jabir Abu Bakar, Manhaj Muslim, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015.

Al- Mugniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2007.

Anda mungkin juga menyukai