Disusun oleh:
Nurpadila 0403221092
Shalihah 0403222121
MEDAN 2023
HAJI DAN UMRAH
Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barang siapa
memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajibab manusia
terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang
siapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari semesta alam.
Demikianlah, Allah menegaskan dalam Al-Quran wajibnya melaksanakan haji dengan syarat
bagi orang yang mampu baik secara fisik, harta, maupun keamanan.
Umrah juga fardu, seperti haji sebagaimana terdapat didalam Al-quran surah Al-Baqarah
(2):196:
Berdasarkan dalil diatas, maka wajib hukumnya melaksanakan ibadah haji, barangsiapa
yang mengingkari fardunya haji, maka tergolong kepada orang kafir sebab ia termasuk
mengingkari sunnah Rasul dan Al-Quran.
1
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Manhaj al-Muslim, h. 404.
Syarat-syarat sahnya haji antara lain, beragama islam, balig, dan berakal. Haji bagi anak-anak
terdapat khilafiyah diantara beberapa ulama. Imam malik dan syafii membolehkan, sedangkan
imam Abu Hanifah melarangnya. Kemudian, diisyaratkan kesanggupan untuk melaksanakan
ibadah itu berdasarkan firman Allah, yaitu bagi orang-orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke baitullah.2
2
Muhammad Jawad al-Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, h. 205.
yang mengelilinginya, memulai tawaf dari arah hajar aswad (batu hitam) yang terletak di
salah satu pojok di luar Ka’bah.
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam yaitu:
1. Tawaf qudum adalah tawaf yang dilakukan ketika baru sampai di Mekah.
2. Tawaf ifadah adalah tawaf yang menjadi rukun haji.
3. Tawaf sunah adalah tawaf yang dilakukan semata-mata mencari rida Allah.
4. Tawaf nazar adalah tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar.
5. Tawaf wada adalah tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan kota Mekah
d. Sa’i
Sa’i adalah lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa (keterangan lihat QS Al
Baqarah: 158).
Syarat-syarat sa’i adalah sebagai berikut.
1. Dimulai dari bukit Safa dan berakhir dibukit Marwa.
2. Dilakukan sebanyak tujuh kali.
3. Melakukan sa’i setelah tawaf qudum.
e. Tahalul
Tahalul adalah mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga helai. Pihak yang
menga-takan bercukur sebagai rukun haji,beralasan karena tidak dapat diganti dengan
penyem-belihan.
f. Tertib
Tertib maksudnya menjalankan rukun haji secara berurutan.3
3
Muhammad Noor, Haji dan Umrah, Jurnal Humaniora dan Teknologi, volume 4, No 1, Oktober 2018.
4. Mencukur atau menggunting rambut. Mencukur atau menggunting rambut kepala
dimaksudkan adalah menggunting rambut kepala sekurang-kurangnya memotong tiga
helai rambut.
5. Menertibkan antara empat rukun tersebut. Hal ini mengandung arti bahwa
pelaksanaan umrah tersebut harus berurutan yang sama halnya dengan penertiban
pada reukun-rukun ibadah lainnya.4
C. Wajib Haji
Selain rukun haji di atas, ada lagi yang disebut dengan wajib haji. Wajib haji ini jika tidak
dilakukan dapat menggantikan dengan menyembelih hewan ternak sebagai dam (denda) dan
ibadah haji tersebut tetap sah.
Wajib haji tersebut adalah:
1. Ihram dari miqat (tempat yang ditentukan dan masa tertentu). Bagi wilayah Indonesia
tempat ihram itu adalah Yalamlam. Yalamlam adalah nama suatu bukti dari beberapa
Bukti Tuhamah. Bukit ini adalah miqat orang yang datang dari arah Yaman, India,
Indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut. Orang-orang
yang datang dari Indoneisa dan India jika kapal mereka telah setentang dengan Bukit
Yalamlam, mereka telah wajib ihram. Sementara itu, waktu miqat (miqat zamani) ialah
dari awal bulan Syawal sampai terbit fajar Hari Raya Haji (tanggal 10 bulan haji). Jadi,
ihram haji wajib dilakukan dalam masa dua bulan 9 ½ hari.
2. Berhenti di Muzdalifah sesudah tengah malam, yaitu di malam Hari Raya Haji sesudah
hadir di Padang Arafah. Jika ia berjalan dari Muzdalifah tengah malam, ia wajib
membayar denda (dam).
3. Melontar Jumrah al-‘Aqabah pada Hari Raya Haji.
4. Melontar Ketiga Jumrah. Jumrah yang pertama (Jumrah al-Ula), kedua (Jumrah al-
Wusta), dan ketiga(Jumrah al-‘Aqabah) dilontar pada tanggal 11, 12, 13 bulan haji. Tiap-
tiap jumrah dilontar dengan tujuh batu kecil yang waktunya sesudah tergelincir matahari
pada tiap-tiap hari.
5. Bermalam di Mina.
6. TawafWada’ (tawaf ketika akan meninggalkan Mekkah).
4
Abu Bakar Jabir al-Jazairi, Manhaj al-Muslim, h. 407.
7. Menjauhkan diri dari segala larangan atau yang diharamkan.
E. Jenis-Jenis Haji
Ada dua jenis cara mengerjakan haji dan umrah, yaitu:
1. Berniat ihram untuk haji saja terus diselesaikan pekerjaan haji. Kemudian, ihram untuk
umrah serta terus mengerjakan segala urusannya. Artinya, dikerjakan satu persatu
didahului haji. Inilah dinamakan dengan Ifrad.
Ketika mulai ihram bernuiat umrah saja. Artinya, seseorang telah mendahulukan umrah
daripada haji. Caranya ihram mula-mula untuk umrah dari miqat negerinya diselesaikan
5
Ahmad ibnu Rusydi, Bidayah al-Mujtahid, h. 231.
semua urusan umrah kemudian ihram lagi dari Mekkah untuk haji. Inilah, yang
dimanakan dengan haji Tamatu’.
2. Berniat haji dan umrah sekaligus, yaitu dilaksanakan secara bersamaan. Inilah yang
dinamakan dengan haji Qiram.
KESIMPULAN
Masalah pelaksanaan Haji dan Umrah adalah masalah yang penting, karena termasuk dari
bagian rukun islam yang ke lima. Pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah haruslah sesuai
dengan tata cara yang telah diatur dalam syari’at islam dalam hal ini seseorang yang ingin
melaksanakan ibadah Haji dan Umrah haruslah mengetahui rukun, syarat, sesuatu yang
diwajibkan dalam ibadah haji dan umrah serta kesunnah-kesunnahannya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhammda Noor (2018). Haji dan Umrah, Jurnal Humaniora dan Teknologi, Volume 4, No 1.
Al-Jazairi Jabir Abu Bakar, Manhaj Muslim, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2015.
Al- Mugniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab, Jakarta: Lentera, 2007.