Penjelasan ringkas:
أكثر عمل
1
Tafsir Ibn Katsir 8/197.
َ َ ُ َ ُ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ م َ ُ َ م
أ من َيكون َعلى: اب والصو، َلِل ِ ِ أن يكون: ص والخ ِال
َ
ان َي مر ُجوا ِلق َاءَ يق َق موله َت َع َالى ( َف َم من َك ُ َو َذل َك َت محق،الس َّنة
ِ ِ ِ ُّ
َ َ م َ َرٍّبه َف مل َي مع َم مل َع َم ًل
) ص ِال ًحا َوَل ُيش ِر مك ِب ِع َب َاد ِة َرٍِّب ِه أ َح ًدا ِِ
2
Majmu’ al-Fatawa 1/333.
4. Syarat pertama adalah ikhlas, yaitu hamba
melaksanakan ibadah dengan niat mengharap
Wajah Allah ta’ala tanpa niat yang lain.3
3
Tafsir al-Baghawi 4/469; Qawaid al-Ahkam 1/124; Majmu’
al-Fatawa 1/333.
pada makhluk, maka ibadah yang dilakukan
tidak akan diterima dan diganjar pahala. Alim
ulama sepakat akan hal ini.4 Dan apabila
ibadah tersebut dilakukan dengan ikhlas
namun tercampuri riya, maka gugur pulalah
pahala amal tersebut dan tidak ada
perselisihan pendapat di antara ulama salaf
akan hal itu.5
4
Majmu’ al-Fatawa 26/22-32.
5
Hal ini seperti dinyatakan oleh al-Hafizh Ibnu Rajab dalam
Jami’ al-Ulum wa al-Hikam 1/81. Terdapat perincian yang
lebih detail akan hal ini dalam keterangan alim ulama.
agama ini dengan suatu perkataan atau
perbuatan yang tidak dintuntukan; tidak pula
dilakukan pada selain waktu yang ditetapan.
Inilah salah satu kandungan persaksian
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, yaitu
dengan tidak menyembah Allah kecuali
dengan ibadah yang telah ditetapkan allah
melalui lisan Rasul-Nya shalllahu ‘alaihi wa
sallam.6
6
Tahqiq Kalimah al-Ikhlas hlm. 23.
َ َ َم من َأ مح َد َث في َأ ممرَنا َه َذا َما َل مي
س ِم من ُه ف ُه َو َرد ِ ِ
“Siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam
agama kami ini , maka tertolak.”
7
HR. al-Bukhari dan Muslim.
peribadahan yang tidak pernah diperintahkan
oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
من عبد هللا بالحب وحده فهو زنديق ومن عبد هللا
موحد
"Barangsiapa beribadah kepada Allah dengan
perasaan cinta semata, maka dia adalah
seorang zindiq. Barangsiapa beribadah
kepada Allah dengan perasaan takut semata,
maka dia adalah seorang Haruri (Khawarij).
Dan barangsiapa beribadah kepada Allah
dengan perasaan harap semata, maka dia
adalah seorang Murji’ah. Barangsiapa
beribadah kepada Allah dengan rasa cinta,
takut, dan harap, maka dia adalah seorang
mukmin yang bertauhid.”8
8
Majmu a’-Fatawa 1/95.
9
Qa’idah fi al-Mahabbah hlm. 49, 68-69; Madarij as-Salikin
3/27.
hamba wajib mencintai Allah ta’ala;
mencintai ketaatan yang dicintai Allah dan
membenci kemaksiatan yang dibenci Allah;
mencintai seluruh orang mukmin dan
membenci orang kafir dan munafik.
10
Qa’idah fi al-Mahabbah hlm 92; Majmu’ al-Fatawa 7/15;
Madarij as-Salikin 3/43; Tafsir as-Si’diy (tafsir ayat 24 surat
at-Taubah).
َّ َ َ م ُ م َ َ ََ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ م
ِ كسادها ومس ِاكن ت مرضون َها أح َّب ِإليكم ِمن
َّللا
َ ُ َّ َ َ َ َ َّ ُ َ َّ َ م
ۗ َّللا ِبأ مم ِر ِه َو َر ُس ِول ِه َو ِج َه ٍاد ِفي َس ِب ِيل ِه فتربصوا حت ٰى يأ ِتي
اس ِق َين
َمَم َ م َ َ ُ َّ َ
ِ وَّللا َل ي مه ِدي القوم الف
11
Shahih. HR. Ahmad dan Abu Dawud.
12
Qa’idah fi al-Mahabbah hlm. 61, 153-155; Tahqiq
Kalimah al-Ikhlas hlm. 35-37.
“Barangsiapa yang mengerjakan amal
saleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
[an-Nahl: 97].
13
Qa’idah fi al-Mahabbah hlm. 72-73.
batas pada dirinya sendiri dengan terus-
menerus bermaksiat sehingga kecintaan
pada Allah dalam dirinya hilang secara
total dan terjerumus dalam kekufuran.
Setiap orang yang mengklaim cinta kepada
Allah ta’ala sementara dia sering
bermaksiat, maka klaim cintanya itu adalah
dusta belaka. Oleh karena itu ketika suatu
kaum menyatakan cintanya kepada Allah,
Allah menurunkan ayat yang dinamakan
ulama “ayat mihnah”, ayat ujian, yaitu
firman Allah,
ُ م م ُ م ُ م ُ ُّ َن َّ َ َ َّ ُ ُ م م ُ ُ َّ ُ م
َّللا َو َيغ ِف مر قل ِإن كنتم ت ِحبو َّللا فات ِبعو ِني يح ِببكم
ٌ ور َر ِح
يم ُ َّ َل ُك مم ُذ ُن َوب ُك مم ۗۚ َو
ٌ َّللا َغ ُف
14
Fath al-Bari 1/46-48 karya Ibnu Rajab.
mengapa sering kita melihat orang yang
shalat, berdzikir dan berdo’a kepada Allah
ta’ala, namun hatinya lalai dan jadilah
aktivitas yang dikerjakannya itu lebih mirip
sebagai kebiasaan semata ketimbang
ibadah.
15
Majmu’ al-fatawa 1/95-96; Madarij as-Salikin 1/465.
16
Mukhtashar Minhaj al-Qashidin hlm. 383.
- Setiap muslim dan muslimah wajib
beribadah kepada Allah dengan dilandasi
rasa takut akan siksa-Nya seperti yang
difirmankan Allah ta’ala,
م ُ ُ َ ُ ُ َ َ ََ
وه مم َوخافو ِن ِإ من ك من ُت مم ُمؤ ِم ِن َين فل تخاف
17
Majmu’ al-fatawa 1/96; Mukhtashar Minhaj al-Qashidin
hlm. 384; Madarij as-Salikin 1/551-553.
18
Majmu’ al-Fatawa 15/21; Madarij as-Salikin 2/52-53;
Muhtashar Minhaj al-Qashidin hlm. 376.
Allah ta’ala berfirman,
َ َ م َ َّ َ َ َ
أ َّم من ُه َو ق ِان ٌت آن َاء الل مي ِل َس ِاج ًدا َوقا ِئ ًما َي محذ ُر ْلا ِخ َرة
َ
ۗ َو َي مر ُجو َر مح َمة َرٍِّب ِه
19
Syarh al-Aqidah ath-Thahawiyah hlm. 449-450.
kebahagiaan adalah engkau berbuat
ketaatan dan takut ketaaatan itu tidak
diterima Allah. adapun tanda kecelaaan
adalah engkau bermaksiat dan berharap
akan selamat dari siksa.”20
ً
تسليما وصل اللهم وسلم وبارك على دمحم وآله وصحبه وسلم
21
Madarij as-Salikin 1/551-554.