Anda di halaman 1dari 5

"Materi Khutbah Shalat Idul Fitri "esensi kemenangan dihari yang fitri

Oleh Ahmad Syahid

Khutbah I

‫ َو ُهللا‬.‫ َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬.‫ َو ُسْبَح اَن ِهللا ُبْك َر ًة َو َأِص ْيًال‬،‫ ُهللَا َأْك َبُر َك ِبْيًرا َو اْلَحْم ُد ِهلل َك ِثْيًرا‬.×٣‫ َأْك َبُر ُهللا أ‬.×٣ ‫ هَّللا َأْك َبُر‬.×٣ ‫هَّللا َأْك َبُر‬
‫ َأْش َهُد َأْن َال ِاَل َه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال‬. ‫ ُهللا َأْك َبُر َو ِهلل اْلَحْم ُد َاْلَحْم ُد ِهلل اَّلِذ ى َجَعَل ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن ِع ْي َد ْالِفْط ِر َبْع َد ِص يَاِم َر َم َض اَن‬.‫َأْك َبُر‬
‫ َنِبٌّي َقْد َغ َف َر ُهللا َل ُه َم ا َتَق َّد َم ِم ْن‬. ‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدنَا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّش اِفُع ِفي اْلَم ْح َشْر‬. ‫َش ِر ْيَك َلُه َلُه اْلُم ْلُك ْالَعِظ ْيُم ْاَالْك َبْر‬
‫ َفَي ا ِعَباَد ِهللا‬.‫ اللُهَّم َص ِّل َعلَى َس ِّيِد َنا ُمَحَّم ٍد َو َع َلى َاِل ِه َو َاْص َح اِبِه اَّل ِذ ْيَن َأْذ َهَب َع ْنُهُم الِّر ْج َس َو َطَّه ْر َأَّم ا َبْع ُد‬. ‫َذْنِبِه َو َم ا َتَأَّخ َر‬
‫ َي ا َأُّيهَا اَّل ِذ ْيَن‬. ‫ قاَل ُهللا َتَع الَى ِفْي ِكَتاِبِه الَك ِرْيِم َأُع ْو ُذ ِباِهَّلل ِم َن الَّشْيَطاِن الَّر ِج يِم‬. ‫ِاَّتُقواَهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َاْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
، ‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم‬.‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًدا‬. ‫َء اَم ُنوا اَّتُقوا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬
‫ َو َم ْن ُيِط ِع َهللا َو َر ُسْو َلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ يًم ا‬، ‫َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم‬

‫ ُهللا َأْك َبُر َو ِهلل اْلَحْم ُد‬،‫ َو ُهللا َأْك َبُر‬،‫× َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬٣ ‫ُهللا َأْك َبُر‬

Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah
Alhamdulillah, pada hari ini kita telah merampungkan ibadah rukun Islam yang keempat,
yaitu satu bulan berpuasa berikut rangkaian ibadah-ibadah sunah di dalamnya. Pada hari ini
pula, dimana-mana, baik di kota-kota besar maupun di kampung-kampung, di mushola dan
masjid-masjid Semua umat muslim bersuka cita menyambut hari kemenangan yaitu hari raya
idul fitri dengan mengumandangkan lafad takbir Allah Huakbar Allah huakbar, Allah
Huakbar, Walilahilham. Senada dengan hal tersebut, Dalam salah satu hadits dijelaskan
bahwa Rasulullah SAW telah menegaskan pada hari ini umat Muslim dianjurkan untuk
,.bergembira dan berbahagia

‫ َق اُلوا ُكَّن ا َنْلَع ُب‬. ‫ َقاَل َقِد َم َر ُسوُل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم اْلَم ِد يَنَة َو َلُهْم َيْو َم اِن َيْلَع ُبوَن ِفيِهَم ا َفَقاَل َم ا َه َذ اِن اْلَيْو َم اِن‬،‫َع ْن َأَنٍس‬
‫ َفَقاَل َر ُسوُل ِهَّللا صلى هللا عليه وسلم ِإَّن َهَّللا َقْد َأْبَد َلُك ْم ِبِهَم ا َخْيًرا ِم ْنُهَم ا َيْو َم اَألْض َح ى َو َيْو َم اْلِفْطِر‬.‫ِفيِهَم ا ِفي اْلَج اِه ِلَّيِة‬

Artinya, “Diriwayatkan dari sahabat Anas, ia berkata, ‘Sekali waktu Nabi SAW datang di
Madinah, di sana penduduknya sedang bersuka ria selama dua hari. Lalu Nabi bertanya ‘Hari
. ?apakah ini (sehingga penduduk Madinah bersuka ria

Mereka menjawab ‘Dulu semasa zaman jahiliah pada dua hari ini kami selalu bersuka ria.’ ”
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah SWT telah menggantikannya
dalam Islam dengan dua hari yang lebih baik dan lebih mulia, yaitu hari raya kurban (Idul
Adha) dan hari raya fitri (Idul Fitri),” (HR Abu Dawud)

Lalu, pertanyaan yang muncul adalah setelah kita meraih momen kemenangan ini, apa yang
? .harus kita lakukan

Sebab Kemenangan Idul Fitri bukan hanya harus dirayakan dengan euforia dan penuh
kebanggaan semata. Jauh dari itu, Kemenangan Idul Fitri bukan saja bertumpu pada
menyalakan petasan dan kembang api, menggemakan takbir di setiap mushola dan masjid-
masjid, akan tetapi kemenangan Idul Fitri adalah ketika kita berhasil meraih kematangan
secara spiritual dan kematangan secara sosial setelah satu bulan penuh digembleng dan
.dididik di madrasah yang bernama bulan suci Ramadhan

Dalam ibadah puasa yang satu bulan kita lakukan, kita juga diajarkan bagaimana menahan
hawa nafsu dan keinginan kita. Bukan hanya perut yang dipaksa untuk berpuasa menahan
lapar dan haus, akan tetapi seluruh anggota badan kita juga ikut berpuasa. Mata harus
dipuasakan dari pandangan sesuatu yang tercela dan dibenci oleh Allah subhanahu wata'ala.
Lidah harus dipuasakan dari berbicara yang tidak bermanfaat, melakukan kebohongan,
menggunjing tetangga, mengumpat orang lain, berkata buruk, dan menebar permusuhan serta
menzalimi orang lain. Tangan harus dipuasakan dari berlaku zalim pada orang lain,
mengambil hak orang lain, dan tindakan yang merugikan orang lain. Begitu juga dengan
.anggota tubuh lainnya

Dengan memuasakan seluruh anggota tubuh, hati dan fikiran kita, seomaga kita mendapat
predikat sebagai hamba Allah yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah

‫ٰٓي ـَاُّيَه ا اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُن ۡو ا ُك ِتَب َع َلۡي ُکُم الِّص َي اُم َک َم ا ُك ِتَب َع َلى اَّلِذ ۡي َن ِم ۡن َقۡب ِلُکۡم َلَع َّلُك ۡم َت َّت ُقۡو َن‬ :

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
.diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah: 183)

Dari firman tersebut, Allah swt menyampaikan pesan bahwa tujuan melaksanakan puasa
adalah untuk melahirkan hamba-hamba yang takwa, yaitu hamba yang mempunyai sikap
sebagaimana yang dikatakan oleh Syekh

Ash-Shawi dalam Kitab Hasyiyatus Shawi, juz I

‫امتثال أمر هللا واجتناب نواهيه‬


. ".Artinya; Melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya

.Baik dalam keadaan ramai maupun dalam keadaan tersembunyi

‫ ُهللا َأْك َبُر َو ِهلل اْلَحْم ُد‬،‫ َو ُهللا َأْك َبُر‬،‫ َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬،×٣ ‫ُهللا َأْك َبُر‬

Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah

Lalu pertanyaan berikutnya adalah jika kita sudah melakukan banyak ibadah selama
Ramadhan, lantas apakah sudah selesai begitu saja? . Imam Al-Ghazali dalam Iḥya’
:‘Ulūmiddīn menyampaikan

‫َأْن َي ُك ْو َن َقْلُبُه َب ْع َد اِإلْفَط اِر ُم َع َّلقًا ُمْض َط ِر ًبا َب ْي َن اْلَخ ْو ِف َو الَّر َج اِء ِإْذ َلْي َس َي ْد ِر ي َأُي ْق َب ُل َص ْو ُمُه َفُه َو ِمَن اْلُم َق َّر ِبيَن َأْو ُي َر ُّد‬
‫َع َلْيِه َفُهَو ِمَن اْلَم ْم ُقوِتيَن َو ْلَي ُك ْن َك َذ ِلَك ِفي آِخ ِر ُك ِّل ِع َب اَد ٍة َي ْف َر ُغ‬

Artinya, “Setiap selesai berbuka puasa, seyogyanya kita merasa khawatir sekaligus
menaruh harap kepada Allah. Khawatir jangan-jangan ibadah kita tidak diterima, juga
berharap bahwa Allah menerimanya. Sebab, kita tidak tahu apakah puasa kita diterima
sehingga termasuk hamba yang dekat di sisi Allah, atau sebaliknya ditolak sehingga kita
termasuk hamba yang mendapat murka-Nya. Sikap seperti ini harus diterapkan setiap selesai
.melakukan ibadah apapun.” (Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, [2016], juz I, halaman 319)

Dalam hal ibadah kita harus menanamkan dua prinsip yaitu khauf dan rajā’. Khauf adalah
kekhawatiran apakah ibadah kita diterima oleh Allah swt atau tidak, sehingga kita tidak
terlalu puas, sombong, dan berbangga diri dengan pencapaian ibadah yang telah dilakukan.
Sementara rajā’ adalah sikap optimisme bahwa Allah dengan sifat kasih sayang-Nya pasti
.menerima amal ibadah yang kita lakukan

Imam Al-Ghazali berpesan agar setiap selesai berbuka puasa kita menerapkan sikap khauf
dan rajā’ terhadap puasa yang sudah kita laksanakan. Begitu juga dengan amalan ibadah yang
.lainya

‫ ُهللا َأْك َبُر َو ِهلل اْلَحْم ُد‬،‫ َو ُهللا َأْك َبُر‬،‫× َال ِإلَه ِإَّال ُهللا‬٣ ‫ ُهللا َأْك َبُر‬.

Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Allah Puasa
tidak saja ibadah yang memiliki nilai spiritual, tetapi juga ritual keagamaan yang mendidik
semangat untuk terus mempumyai coman since of social kepekaan sosial dalam
pengamalnya. sebagaimana ditegaskan Syekh ‘Izzuddin bin ‘Abdissalam, sejatinya kita
sedang digembleng agar memiliki rasa empati tinggi terhadap sesama manusia. Sebab, orang
yang berpuasa akan merasakan betapa payahnya menahan lapar dan haus selama kurang lebih
.tiga belas jam dalam kurun waktu satu bulan

Dengan pengalaman demikian kita mesti sadar bahwa seperti inilah nasib saudara-saudara
kita yang hidupnya berkekurangan dan dalam kondisi yang tidak diuntungkan secara materi.
yang untuk mencari sesuap nasi saja mungkin harus memeras keringat di bawah sengatan
terik matahari. Barangkali lapar dan haus puasa kita akan berakhir di waktu magrib, tetapi
saudara kita yang hidup dengan ekonomi sangat rendah boleh jadi merasakan lapar sepanjang
hayat masih dikandung badan, bahkan untuk makan esok harinya saja masih bingung harus
.mencari kemana lagi

Barangkali kita lupa bahwa di hari kemenangan ini boleh jadi masih ada saudara kita yang
jangankan menerima THR, pekerjaan dengan gajih tetap saja tidak punya. Jangankan
menikmati hidangan ketupat dan sedap opor ayam, untuk makan sehari-hari saja masih harus
mengetuk pintu dari satu tetangga ke tetangga yang lain. Juga mereka yang sudah tidak
memiliki keluarga karena tertimpa bencana, umpamanya. Jangankan berkumpul dengan
.keluarga lengkap, sosok ibu dan ayahnya saja telah tiada

Maka indahnya kemenangan berpuasa selama bulan Ramadhan harus diwarnai dan ditutup
dengan zakat fitrah agar supaya kita bisa saling merasakan nikmatnya berbagi.
Membersihkan setiap harta kita untuk diberikan kepada yang layak menerimanya. Tetangga
saudara, dan handai taulan sesame umat muslim. Selain itu, kemenagan juga harus disambut
dengan hati yang suci, hati yang fitrah dengan saling memaafkan antar sesama manusia.
Barangkali tangan pernah melukai orang lain, mulut kita pernah menyakiti hati orang lain
.dan tingkah laku kita pernah menyakiti yang lain

Ma’asyiral muslimin wal muslimat, jama’ah shalat Idul Fitri yang dimuliakan Demikianlah
khutbah Idul Fitri yang khatib sampaikan. Semoga di momen kemenangan ini membuat kita
merasakan kemenangan yang hakiki. Kemenangan yang tidak saja menandai kita telah
merampungkan satu bulan berpuasa, tetapi juga telah mencapai kematangan spiritual dan
sosial yang sesungguhnya. Sibuk mencari pencapaian spiritual saja tapi mengabaikan aspek
sosialnya hanya akan membuat kita buta terhadap lingkungan kita hidup. Sebaliknya, terlalu
sibuk dengan aspek sosial tapi mengabaikan sisi ritualnya hanya akan membuat kita jauh dari
Allah swt
‫َجَع َلَنا ُهللا َو ِإَّياُك ْم ِم َن الَع اِئِد ْيَن َو الَفاِئِزْيَن َو اْلَم ْقُبْو ِلْيَن ُك ُّل َعاٍم َو َأْنُتْم َبَخْيٍر‪ .‬آمين بسم هللا الرحمن الرحيم‪َ ،‬و َس اِرُع ْو ا ِإَلى َم ْغ ِف َرٍة‬
‫ِم ْن َر ِّبُك ْم َو َج َّنٍة َع ْر ُض َها الَّس َم َو اُت َو اَأْلْر ُض ُأِع َّد ْت ِلْلُم َّتِقْيَن ‪َ .‬و ُقْل َّرِّب اْغ ِفْر واْر َح مء َو َأْنَت َخْيُر الَّراِحِم ْيَن‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫ُهللَا َأْك َبُر ×‪َ ،٧‬اْلَحْم ُدِ ِهلل َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن ‪َ ،‬أْش َهُد َأْن َالِإَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َالَش ِر ْيَك َلُه َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‪َ ،‬الَّلُهَّم َص ِّل‬
‫َو َس ِّلْم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن ‪َ .‬اَّم ا َبْعُد َفَياِع َباَد ِهللا ِاَّتُقْو ا َهللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن َق اَل‬
‫ُهللا َتَع الَى ِفْي ِكَتاِبِه ْالَعِظ ْيِم “ِإَّن َهللا َو َم َالِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها اَّلِذ ْيَن َأَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا”‪َ .‬الَّلُهَّم َص ِّل‬
‫َو َس ِّلْم َعلَى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َعلَى َاِلِه َو ًأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن ‪َ .‬و الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع الَّتاِبِع ْيَن َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس اٍن ِإلَى َيْو ِم الِّدْيِن ‪َ .‬و َع َلْيَنا َم َع ُهْم‬
‫ِبَر ْح َم ِتَك َيا َاْر َح َم الَّراِحِم ْيَن َالَّلُهَّم اْغ ِف ْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلمَاِت‪َ ,‬و ْالُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َن اِت‪َ ,‬اَأْلْح َي اِء ِم ْنُهْم َو ْاَألْم َو اِت ِإَّن َك َس ِم ْيٌع‬
‫َقِر ْيٌب ُمِج ْيُب الَّد َع َو اِت َيا َقاِض َي ْالَح اَج اِت‪َ .‬ر َّبَنا اْفَتْح َبْيَنَنا َو َبْيَن َقْو ِم َنا ِبْالَح ِّق َو َأْنَت َخْيُر ْالَف اِتِح ْيَن ‪َ .‬ر َّبَن ا َأِتَن ا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة‬
‫ْأ‬
‫َوِفي ْاآلِخَر ِة َح َس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ِع َباَد ِهللا ِإَّن َهللا َي ُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيَت اِء ِذ ي ْالُق ْر بَى َو َيْنهَى َع ِن ْالَفْح َش اِء َو ْالُم ْنَك ِر‬
‫َو ْالَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ .‬فاْذ ُك ُرْو ا َهللا َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْدُع ْو ُه َيْسَتِج ْب َلُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‪.‬‬

Anda mungkin juga menyukai