nyiakannya
pabrikjammasjid.com/kedudukan-sholat-dalam-islam/
Sholat Dalam Islam memiliki kedudukan yang agung. Sholat merupakan persoalan yang
paling mendasar dalam Islam. Karenanya, seorang muslim harus menjaganya sebaik
mungkin.
Bila perkara paling mendasar ini sudah diabaikan, diremehkan dan disia-siakan oleh
seorang muslim, maka jangan harap orang muslim tersebut akan mampu untuk menjaga
dengan baik perkara agama yang lain.
1/9
Kedudukan Sholat Dalam Islam
Setidaknya ada 5 kedudukan Sholat dalam Islam. Dengan menjaganya, berarti seorang
muslim menjaga keislamannya
2/9
3/9
Sebagaimana kita ketahui, salah satu posisi paling fundamental dari ibadah shalat adalah
shalat itu merupakan salah satu rukun dari 5 rukun yang menjadi pilar bangunan Islam
seseorang.
ُبِنَي اِإْلْس اَل ُم: سمعت النبي صَّلى اهلل عليه وسَّلم يقول: عن أبي عبد الرحمن عبد اهلل بن عمر بن الخطاب رضي اهلل عنهما قال
َو َص ْو ِم َر َم َض اَن، َو َح ِّج اْلَبْيِت، َو ِإْيَتاِء الَّز َك اِة، َو ِإَقاِم الَّص اَل ِة، َش َه اَد ِة َأْن اَل ِإلَه ِإاَّل اُهلل َو َأَّن ُمَح َّم ًد ا َر ُس ْو ُل اِهلل: َع َلى َخ ْم ٍس
رواه البخاري و مسلم. .
Dari Abu ‘Abdirrahman ‘Abdullah bin ‘Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma-, dia
berkata,”Aku mendengar Nabi ﷺbersabda,” Islam dibangun di atas lima (perkara),
bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan
berhaji ke Baitullah, dan puasa Ramadhan.”
Bila demikian halnya, maka menyia-nyiakan shalat benar-benar perbuatan yang sangat
membahayakan keselamatan agama seseorang. Tidak layak seorang muslim menyia-
nyiakan salah satu rukun utama dari agama yang dia peluk.
Ada hadits lain yang senada dengan hadits di atas. Hadits berikut ini memperkuat posisi
strategis dari ibadah shalat dalam agama Islam ini. Rasulullah ﷺbertanya kepada Muadz
bin Jabal radhiyallahu ‘anhu:
، وعموُد ُه الَّص الُة، رأُس األمِر اإلسالُم: قاَل، بلى يا رسوَل اِهَّلل: وِذ روِة َس ناِمِه ؟ قلُت، أال أخبُر َك ِبَر أِس اَألمِر كِّلِه وعموِدِه
وذروُة َس ناِمِه الِج هاُد
”Maukah kamu aku beritahu tentang pokok segala perkara dan tiangnya serta
puncaknya?” Aku menjawab,”Iya, tentu saja wahai rasulullah.” Beliau bersabda,”Pokok
segala perkara adalah Islam dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad.”
Begitu pentingnya sholat, karenanya Rasulullah ﷺmemerintahkan para orang tua untuk
mengajarkan sholat kepada anak ketika berusia 7 tahun. Sehingga, sedari usia dini,
pondasi tiang agama anak mulai ditanamkan.
Shalat adalah dinding pembatas antara keimanan dan kekafiran. Bila seorang muslim
telah meninggalkan shalat, dia sama saja telah meruntuhkan dinding pembatas tersebut
sehingga tidak ada lagi batas antara keimanan dan kekafiran.
Berikut ini adalah hadits yang menunjukkan hal tersebut. Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhu berkata,”Aku mendengar Rasulullah ﷺbersabda:
”Sesungguhnya (batas) antara seseorang dengan syirik dan kufur adalah meninggalkan
shalat.” [Hadits riwayat Muslim.]
َبْيَن الَعْبِد َوَبْيَن الُك ْف ِر َو ا ْيَم ا الَّص اَل ُة َف َذ ا َتَر َك َه ا َفَقْد َأْش َر َك
ِإ ِإل ِن
”Pembatas antara seorang hamba dengan kekafiran dan keimanan adalah shalat.
Apabila dia meninggalkannya, maka dia telah berbuat kemusyrikan.”
[Hadits riwayat Imam Ath-Thabari dengan sanad shahih. Syaikh Al-Albani rahimahullah
menshahihkannya di dalam Shahih At Targhib wa At-Tarhib no. 566]
4. Shalat Adalah Perkara Pertama Yang Akan Dihisab Pada Hari Kiamat
Hisab adalah hari dimana setiap orang Muslim di akhirat akan diperiksa oleh Allah Ta’ala
setiap amal perbuatannya. Amal perbuatan pertama yang akan dihisab oleh Allah pada
hari kiamat adalah shalat.
Berikut ini hadits tentang hal ini dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”
Rasulullah ﷺbersabda:
”Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, berarti ia benar-benar telah beruntung dan berhasil.
Dan jika shalatnya rusak, ia benar-benar telah gagal dan merugi.
Jika pada shalat wajibnya ada kekurangan, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah
hamba-Ku melaksanakan shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah kekurangan yang ada
pada shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”
Hal ini sebagaimana dinyatakan dengan sangat jelas oleh khalifah kedua dalam Islam,
yaitu Umar Al-Faruq radhyallahu ‘anhu.
5/9
فمن، إن أهم أمركم عندي الصالة:روى اإلمام مالك في الموطأ عن نافع مولى عبد اهلل بن عمر بن الخطاب كتب إلى عماله
ومن ضيعها فهو لما سواها أضيع.حفظها وحافظ عليها حفظ دينه
Imam Malik meriwayatkan di dalam Al-Muwatha’ dari Nafi’ Maula Abdullah bin Umar bin
Khathab radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Umar bin Khathab menulis surat kepada para
bawahannya (para pemimpin wilayah, semacam gubernur):
“Sesungguhnya di antara perkara kalian yang paling penting bagiku adalah shalat. Siapa
yang menjaga dan terus menerus memelihara pelaksanaannya, berarti dia telah menjaga
agamanya dan siapa yang menyia-nyiakannya maka dia terhadap (perkara agama)
selain shalat akan lebih menyia-nyiakan.”[i]
Allah Ta’ala telah memberikan penjelasan kepada orang-orang beriman bahwa menyia-
nyiakan shalat itu sangat berbahaya buat pelakunya.
ُأوَلِئَك اَّلِذ يَن َأْنَع َم اُهَّلل َع َلْيِه ْم ِم َن الَّنِبِّييَن ِم ْن ُذ ِّر َّيِة َآَد َم َوِمَّم ْن َح َم ْلَنا َمَع ُنوٍح َوِم ْن ُذ ِّر َّيِة ِإْبَر اِه يَم َو ِإْس َر اِئيَل َوِمَّم ْن َه َد ْيَنا َو اْج َتَبْيَنا ِإَذ ا
) َفَخ َلَف ِم ْن َبْع ِدِه ْم َخ ْلٌف َأَض اُع وا الَّص اَل َة َو اَّتَبُعوا الَّش َهَو اِت َفَس ْو َف َيْلَقْو َن َغ ًّيا58( ُتْتَلى َع َلْيِه ْم َآَياُت الَّر ْح َم ِن َخ ُّر وا ُس َّج ًد ا َوُبِكًّيا
59()
”Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari
keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari
keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan
6/9
telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka,
maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat
dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
[Maryam 58-60]
Karenanya, meskipun sedang bekerja pun, tetap harus memperhatikan waktu sholat.
Perlu juga mengatur waktu istirahat kerja sesuai waktu sholat. Hal ini harus diperhatikan,
baik ketika masih menjadi karyawan ataupun bagi yang memiliki karyawan.
َفَخ َلَف ِم ْن َبْع ِدِه ْم َخ ْلٌف َأَض اُع وا الَّص اَل َة
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat…”
[Maryam: 59]
Apakah hal itu adalah orang yang menyia-nyiakan waktu shalat dan melaksanakan shalat
di luar waktunya atau orang yang menyia-nyiakannya berupa tidak melaksanakan shalat?
”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” [Al-Ma’un: 4-5]
Apakah itu tentang mengerjakan shalat atau lalai dalam shalat sebagaimana biasa terjadi
pada orang-orang yang lalai dalam shalatnya yang tidak memahami sedikit pun dari
shalatnya?
”Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” [Al-Ma’un: 4-5]
7/9
Allah telah menetapkan bagi mereka shalat dan mengelompokkan mereka ke dalam
orang-orang yang lalai dalam shalatnya. Dari situ diketahui bahwa mereka adalah orang-
orang yang melaksanakan shalat namun lalai dalam shalatnya.
Sekelompok ulama salaf berkata,”Bahkan yang dimaksud dengannya adalah lalai dari
hal-hal yang wajib di dalam shalat, seperti misalnya meninggalkan thumakninah.” Kedua
makna tersebut benar.
Ayat tersebut meliputi kedua hal tersebut sebagaimana di dalam Shahih Muslim dari
Anas dari Nabi ﷺbahwa beliau bersabda:
”Itulah shalatnya orang munafik. Itulah shalat orang munafik. Itulah shalat orang munafik.
Orang munafik itu mengawasi matahari hingga ketika matahari berada di antara dua
tanduk setan, dia berdiri (untuk shalat) dan mematuknya empat kali (melaksanakan
shalat 4 rakaat dengan sangat cepat, seperti gerakan hewan mematuk makanan 4 kali).
Dia tidak mengingat Allah dalam shalat kecuali sedikit.”
Dalam hadits ini Nabi ﷺmenjelaskan bahwa shalat orang munafik itu mencakup atas
penundaan dari waktunya yang diperintahkan untuk mengerjakan shalat pada waktu
tersebut dan juga mencakup gerakan mematuk (gerakan sangat cepat dalam shalat)
yang membuat dia tidak mengingat Allah pada waktu shalat tersebut kecuali sedikit.
Selengkapnya baca ciri orang munafik
َفَخ َلَف ِم ْن َبْع ِدِه ْم َخ ْلٌف َأَض اُع وا الَّص اَل َة َو اَّتَبُعوا الَّش َهَو اِت
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat
dan mengikuti syahwat…” [Maryam: 59]
Yaitu, bentuk menyia-nyiakan shalat itu adalah menunda-nunda shalat dari waktunya dan
menyia-nyiakan hak-hak shalat.” [Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Taimiyah rahimahullah,
Juz 15.] [ii]
Demikian penjelasan para sahabat nabi dan ulama terdahulu tentang bahayanya menyia-
nyiakan shalat. Jangan sampai diri kita dan keluarga kita menyia-nyiakan perkara yang
sangat agung dalam agama ini.
Karenanya, setiap keluarga muslim harus menjaga waktu sholat sebaik mungkin. Baik
dengan alat bantu jam sholat digital ataupun dengan dengan menjaga bersegera sholat
ketika adzan berkumandang.
Sebab, bisa dipastikan, bila perkara seagung shalat saja sudah disia-siakan maka amal
perbuatan lain dalam Islam akan jauh lebih disia-siakan dan diabaikan. Ini musibah
agama. Kita berlindung kepada Allah dari hal ini.
Semoga bermanfaat.
8/9
[i] http://www.alminbar.net/alkhutab/khutbaa.asp?mediaURL=4117
[ii] http://iswy.co/e3t5p
9/9