Anda di halaman 1dari 7

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

CONTOH 5 AKSI PRIORITAS PROMOSI KESEHATAN (PIAGAM


OTTAWA, 1986)

Nama : MUHAMMAD FADIL ANANDA

NIM : 1900024

Prodi : D III

Kelas : 3a

Dosen Pengampu : apt. TIARA TRI AGUSTINI, M. Farm

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
Tugas ilmu kesehatan masyarakat

5 AKSI PRIORITAS PROMOSI KESEHATAN (PIAGAM OTTAWA, 1986)

Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada (1986)


menghasilkan piagam Ottawa Charter yang rumusan strateginya dikelompokkan
menjadi 5 butir, yaitu: 

1. Build Healthy Public Policy (Membangun Kebijakan yang Berwawasan


Kesehatan)
Adalah ͢kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan/
penentu kebijakan yang berwawasan kesehatan. Setiap kebijakan
pembangunan di bidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatannya bagi masyarakat. Suatu strategi promosi kesehatan yang
di tujukan kepada para penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka
mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik yang mendukung atau
menguntungkan kesehatan. Dengan perkataan lain, agar kebijakan-
kebijakan dalam bentuk peraturan, perundangan, surat-surat keputusan dan
sebagainya, selalu berwawasan atau berorientasi kepada kesahatan publik.

Misalnya, ada peraturan atau undang-undang yang mengatur


adanya analisis dampak lingkungan untuk mendirikan pabrik, perusahaan,
rumah sakit, dan sebagainya. Dengan katalain, setiap kebijakan yang
dikeluarkan oleh pejabat publik, harus memperhatikan dampaknya
terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat). Misalnya, orang yang
mendirikan pabrik/industri, sebelumnya harus dilakukan analisis dampak
lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada masyarakat.
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan,
oleh karena itu adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan
bisa mengedepankan proses pembangunan dengan tetap memperhatikan
aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada para pengambil
kebijakan ( policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik
di institusi pemerintah maupun swasta.

Sebagai contoh; adanya perencanaan pembangunan PLTN di


daerah jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus
benar-benar bisa memperhitungkan untung ruginya. Harus diperhatikan
kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta kemungkinan-
kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan. 

2. Create Supportive Environment for Health (Membuat Lingkungan


yang Mendukung Kesehatan)

Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum,


termasuk  pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana-prasarana
atau fasilitas yang  mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat,
atau sekurang-kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut.
Lingkungan yang mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara
lain: tersedianya tempat sampah, tersedianya tempat buang air besar/kecil,
tersedianya air bersih, tersedianya ruangan bagi para perokok dan non-
perokok dan sebagainya. Diharapkan memperhatikan dampak terhadap
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik
mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.

Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir


ini sering diabaikan pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu.
perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar pencemaran udara ,
seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas,
dsb.
3. Strengthen Community Action for Health (Memperkuat Aksi
Masyarakat yang Mengarah Kepada Kesehatan)

Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu


memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi
promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada
gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh karenaitu, promosi
kesehatan harus mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan masyarakat
di bidang kesehatan, maka akan terwujud perilaku yang kondusif untuk
kesehatan atau masyarakat yang mau dan mampu memelihara serta
meningkatkan kesehatan mereka.

Derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur


yang ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Dari kutipan
piagam Ottawa, dinyatakan bahwa: Promosi Kesehatan adalah upaya yang
dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan sendiri. 

Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa


kesehatan tidak hanya milik pemerintah, tetapi juga milik masyarakat.
Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata, masyarakat perlu
dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam
upaya meningkatkan kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat
setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-mata menjadi tanggung
jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan
berperan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini
sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU N0. 36 tahun 2009 Tentang
kesehatan, yang berbunyi : “Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,
mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya”.
Untuk Memerkuat kegiatan-kegiatan komunitas (strengthen
community actions) promosi kesehatan bekerja melalui kegiatan
komunitas yang konkret dan efisien dalam mengatur prioritas, membuat
keputusan, merencanakan strategi dan melaksanakannya untuk mencapai
kesehatan yang lebih baik. Inti dari proses ini adalah memberdayakan
komunitas –-kepemilikan mereka dan kontrol akan usaha dan nasib
mereka. Pengembangan komunitas menekankan pengadaan sumber daya
manusia dan material dalam komunitas untuk mengembangkan
kemandirian dan dukungan sosial, dan untuk mengembangkan sistem yang
fleksibel untuk memerkuat partisipasi publik dalam masalah kesehatan.
Hal ini memerlukan akses yang penuh serta terus menerus akan informasi,
memelajari kesempatan untuk kesehatan, sebagaimana penggalangan
dukungan. Gerakan Masyarakat merupakan suatu partisifasi masyarakat
yang menunjang kesehatan.

Contoh adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan


jumat bersih, perlu diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan
jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh), bahkan untuk mengukurnya
disana sudah dijual alat semacam speedometer. Atau gerakan 4 M pada
pandemic covid ini yaitu memakai masker menjaga jarak dan mencuci
tangan serta mengkonsummsi makanan bergizi.

4. Develop Personal Skills (Mengembangkan Keterampilan Individu)

Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat yang terdiri dari


individu, keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab itu, kesehatan
masyarakat akan terwujud apabila kesehatan indivu-individu, keluarga-
keluarga dan kelompok- kelompok tersebut terwujud. Strategi untuk
mewujudkan keterampilan individu-individu (personnels kill) dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah
awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka ini adalah memberikan pemahaman-pemahaman kepada
anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan, mencegah
penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan
profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode dan teknik
pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual dari pada massa.

Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan,


ketrampilan individu mutlak diperlukan. Dengan harapan semakin banyak
individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang kesehatan, maka
akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat
tersebut semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu
sangatlah diharapkan dalam mewujudkan keadaan masyarakat yang sehat.
Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu
dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu
masyarakat juga perlu dilatih mengenai cara-cara dan pola-pola hidup
sehat.
Masing-masing individu seyogyanya mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang baik terhadap :
 cara – cara memelihara kesehatannya
 mengenal penyakit2 dan penyebabnya
 mampu mencegah penyakit
 mampu meningkatkan kesehatannya
 mampu mencari pengobatan yang layak bila mana sakit 

Promosi kesehatan mendukung pengembangan personal dan sosial


melalui penyediaan informasi, pendidikan kesehatan, dan pengembangan
keterampilan hidup. Dengan demikian, hal ini meningkatkan pilihan yang
tersedia bagi masyarakat untuk melatih dalam mengontrol kesehatan dan
lingkungan mereka, dan untuk membuat pilihan yang kondusif bagi
kesehatan. Memungkinkan masyarakat untuk belajar melalui kehidupan
dalam menyiapkan diri mereka untuk semua tingkatannya dan untuk
menangani penyakit dan kecelakaan sangatlah penting. Hal ini harus
difasilitasi dalam sekolah, rumah, tempat kerja, dan semua lingkungan
komunitas. Keterampilan Individu adalah kemapuan petugas dalam
menyampaikan informasi kesehatan dan kemampuan dalam mencontohkan
(mendemostrrasikan).
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti
di Posyandu, PKK. Adanya pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter
kecil, pelatihan guru UKS, dll.

5. Re-orient Health Services (Reorientasi Pelayanan Kesehatan)

Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan,


tanggung jawab pelayanan kesehatan kadang hanya untuk pemberi
pelayanan (health provider), tetapi  pelayanan kesehatan  juga merupakan 
tanggung jawab  bersama antara pemberi pelayanan kesehatan ( health
provider) dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi
pelayanan diharapkan tidak hanya sekedar memberikan pelayanan
kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif
masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya
bagi masyarakat, dalam proses pelayanan dan pembangunan kesehatan
harus menyadari bahwa perannya sangatlah penting, tidak hanya sebagai
subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan. Melibatkan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri. Bentuk pemberdayaan masyarakat yaitu LSM yang
peduli terhadap kesehatan baik dalam bentuk pelayanan maupun bantuan
teknis (pelatihan-pelatihan) sampai upaya swadaya masyarakat sendiri.

Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang


bersumberdaya masyarakat (UKBM), seperti posyandu, UKGMD, Saka
hakti Husada, poskestren, dan lain lain.

Anda mungkin juga menyukai