Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

“IDENTIFIKASI SULFONAMIDA DAN ANTIHISTAMIN”

NAMA : NURMALAIKA AYUNI PUTRI

NIM : 1900032

KELOMPOK : III (TIGA)

HARI PRAKTIKUM : RABU (08.00-11.00)

NAMA DOSEN : MELZI OCTAVIANNI , M.Farm, Apt

ASISTEN DOSEN : 1. SYAHRUL AMIN

2. NURLIKA NUARTI

3. RINDA HERNIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU

YAYASAN UNIVERSITAS RIAU

2020
PERCOBAAN KE VI

IDENTIFIKASI SULFONAMIDA DAN ANTIHISTAMIN

TUJUAN :

1. Dapat mengidentifikasi senyawa golongan anti histamin


2. Dapat menentukan reaksi umum dan spesifik dari setiap
senyawa sulfonamida dan antihistamin
3. Dapat membedakan suatu sampel dari setiap golongan senyawa
sulfonamida dan antihistamin

TINJAUAN PUSTAKA :

Sulfonamid merupakan obat antimikroba turunan para-


aminobensensulfonamida yang digunakan secara sistemik untuk
mengobati dan mencegah beberapa infeksi. Turunan sulfonamid ini
dapat dibuat secara sintetis di laboratorium dari senyawa bahan alam
alkaloid papaverin dengan terlebih dahulu melakukan reaksi sulfonasi
sehingga diperoleh papaverin sulfonil klorid. (Paten,2006)
Sulfonasi merupakan reaksi subtitusi elektrofilik, dimana terjadi
pembentukan gugus –SO3H1 –SO2Cl dalam molekulnya. Pereaksi
sulfonasi dapat berupa oleum, asam sulfat pekat dan asam
klorosulfonat. Reaksi sulfonasi merupakan reaksi dapat balik, dapat
terbentuk produk ataupun kembali kembali ke reaktannya tergantung
pada kondisi reaksi. Reaksi sulfonasi dengan oleum akan berjalan lebih
cepat dibandingkan dengan asam sulfat pada benzen. Melakukan
reaksi sulfonasi terhadap polistirena dengan asam sulfat sebagai
pereaksi dan perak sulfat sebagai katalis.
Transformasi kimiawi tentang papaverin menjadi turunan yang lain
belum banyak dilaporkan terutama tentang reaksi sulfonasi terhadap
alkanoid papaverin. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
papaverin dapat diasilasi dengan asil halide ClCOCH dan berdasarkan
hal tersebut apakah papaverine juga dapat disulfonasi dengan asam
khlorosulfonat.( Tim Kimia Organik,2014 )
Antihistamin adalah sekelompok obat yang dapat mengurangi
atau menghalangi efek histmin terhadap tubuh dengan cara memblok
reseptor histamin (melalui penghambatan kompetitif). Reseptor
histamin dibedakan menjadi reseptor H1 dan H2, sehingga
antihistamin juga dibedakan menjadi 2 yaitu antihistamin yang
mengantagonis reseptor H1 dan antihistamin yang mengantagonis
reseptor H2. ( wibraham,2006)
Antihistamin H1 atau antihistaminika klasik mengantagonis
reseptor H1 dengan jalan memblok reseptor H1 yang banyak terdapat
pada otot polos, bronkus, saluran cerna dan kandung kemih.
Antihistamin H1 lebih lanjut diklasifikasikan sebagai antihistamin H1
generasi pertama, seperti: prometazin, difenhidramin, dan
siproheptadin, dan antihistamin H2 seperti: terfenadin, loratadin, dan
setirizin. Sedangkan antihistamin H2 diantaranya adalah ranitidin,
famotidin dan simetidin. (subarjoe,2001)
HASIL PENGAMATAN :

A. Uji organoleptis

Warna: rosa

Bantuk: tablet

Bau: tidak berbau

Rasa: pahit

B. Uji kelarutan

Air : larut dalam 1: 95

Alkohol: larut dalam 1:2

Kloroform: larut dalam 1:2

C. Reaksi spesifik

1. Antimo + H2SO4 pekat -> jingga merah

2. Antimo + HCl pekat -> Rosa lemah

3. Antimo + FeCl3 -> merah coklat daging

4. Antimo + pereaksi Marquis -> kuning coklat

5. Antimo + pereaksi frhode -> kuning jingga


PEMBAHASAN :

Dari praktikum tang telah dilakukan dengan objeknya yaitu anti


histamin, dapat kita ketahui bahwa obat antihistamin mempunyai
beberapa golongan dan masing-masing golongan mempunyai
mekanisme dan ada yang mempunyai efek yang berbeda. Diantaranya
antihistamin golongan H1 lebih ke menghilangkan alergi, sedangkan
jenis antihistamin H2 lebih ke menghilangkan kelebihan asam
lambung.

Pengujian yang pertama yaitu uji organoleptisnya yaitu


berwarna rosa (yaitu seperti warna merah mawar ) kemudian
berbntuk tablet dan rasanya pahit, dan antimo biasanya digunakn
untuk obat mabuk perjalanan,mual atau muntah.

Pada pengujian sampel untuk menentukan zat aktif yang didapat,


hal pertama yang dilakukan praktikan adalah dengan mengujikannya
bersama reagen H2So4 pekat setelah diamati, didapatkan warna yang
terlihat adalah warna jingga merah, hal ini menunjukan bahwa sampel
kita positif merupakan antihistamin yang mana obatnya adalah antimo.

Selanjutnya dilakukan pengujian pada besi klorida (FeCl3)


dimana ketika sampel ditetesi dengan reagen besi klorida, sampel
menunjukan reaksi antara reagen dan sampel tersebut, dimana
perubahan warna yang terjadi menunjukan warnanya adalah warna
merah coklat daging, hal ini dapat membuktikan bahwa sampel yang
kita gunakan positif merupakan obat golongan antihistamjn berupa
antimo. Warna coklat yang dihasilkan oleh antimo kemungkinan besar
karena kandungan dari bahan tersebut, dimana kandungan dari
antimo adalah dimenhidrinat. Kemudian pada pengujian HCl pekat
didapatkan hasil warna rose lemah. Pada percoban marquis
,pereaksinya yaitu larutan encer formalin(formalin 0,1%-1%) + H2SO4
P.kemudian perekasi tersebut ditambahkan di dalam sampel Antimo
dan didapatlah warna kuning coklat.kemudian pada percobaan
terakhir yaitu frohde yaitu pereaksinya larutan 1% NH4 molibdat
dalam H2SO4 p, kemudian pereaksi tersebut ditambhakan dengan
sampel antimo dan didapatlah hasilnya warna kuning jingga.

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari setiap percobaan ini yaitu

1.) Kemungkinan pereaksinya sudah terkontaminasi dengan


perekasi lainnya
2.) Kemudian pipet tetes yang dipakai bergantian
3.) Obat yang sudah terkontaminasi bakteri
KESIMPULAN :

 Dari hasil pengamatan yang kita dapatkan yaitu,antimo


termasuk kedalam golongan obat antihistamin yang mana isi
antimo adalah dimenhidrinat.
 Kemudian reaksi yang didapatkan :
1. Antimo + H2SO4 pekat -> jingga merah
2. Antimo + HCl pekat -> Rosa lemah
3. Antimo + FeCl3 -> merah coklat daging
4. Antimo + pereaksi Marquis -> kuning coklat
5. Antimo + pereaksi frhode -> kuning jingga
 Faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari setiap percobaan ini
yaitu :
1. Kemungkinan pereaksinya sudah terkontaminasi dengan
perekasi lainnya
2. Kemudian pipet tetes yang dipakai bergantian
3. Obat yang sudah terkontaminasi bakteri
DAFTAR PUSTAKA :

Penten,2006.kimia organik .surabaya.

Subarjoe,2001.mempelajari ilmu kimia farmasi.jakarta

Tim kimia organik,20014.mempelajari kimia farmasi jilid 1.jakarta.

Wibraham,2006.ilmu dasar kimia.bogor

Anda mungkin juga menyukai