OLEH
FAMIKA MAKASSAR
2023
KARYA ILMIAH AKHIR
OLEH
FAMIKA MAKASSAR
2023
PERNYATAAN ORDINITAS
NIM : 7120411807
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa atas
paksaan sama sekali.
Yang menyatakan
Disetujui oleh:
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.kes Ns. Idelriani, S.Kep., M.Kep
NIDN : 0916096303 NIDN : 0901019012
HALAMAN PENGESAHAN
Dinyatakan telah memenuhui syarat dan disetujui sebagai tugas akhir Ners
Dr. Ns. Yudit Patiku, S.Si., S.Kep., M.kes Ns. Wahyuni Wahab, S.Kep
NIDN : 0916096303 NIDN
ABSTRAK
Dorkas M. Beay
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menyebar dari satu orang ke orang lain melalui transmisi udara (droplet dahak
bersin, atau berbicara. Orang yang menghirup basil kuman TB tersebut dapat
menjadi salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia. Pada
tahun 2017, terdapat 10 juta penderita Tb paru, dan 1,6 juta meninggal karena
penyakit ini. Jumlah terbesar kasus TB paru terjadi di Wilayah Asia Tenggara
dan Pasifik Barat, dengan 62% kasus baru, diikuti wilayah Afrika dengan 25%
kasus baru. Pada laporan terakhir, dari 87% kasus baru TB paru terjadi di 30
negara dan negara penyumbang dua pertiga (10.000/tahun) dari kasus tersebut
Indonesia.
842,000 kasus dan kematian 93,000 per tahun atau setara dengan 11 kematian
dunia setelah India dan China, pada tahun 2022 kementrian kesehatan bersama
700 ribu kasus.angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak TBC menjadi
11.226 orang dan perempuan 7.845 orang.Jumlah BTA+ sebesar 11.476 orang
(60,17%) yang terdaftar dan diobati, dengan kesembuhan pada tahun 2019
petama dalam jumlah kasus TBC di Sulawesi Selatan yaitu sebanyak 5.418
TB paru BTA positif di Puskesmas dan Rumah Sakit tahun 2018 sebanyak
23.570 penderita, dari 32.199 perkiraan sasaran kasus baru TB diperoleh angka
penemuan kasus baru (Case Datection rate) yaitu 73,2%. Tahun 2017 yaitu
sebanyak 1951 penderita dari 4117 perkiraan sasaran dan diperoleh angka
penemuan kasus baru (Case Datection rate) TB BTA positif yaitu 47,39%
Data dinas Kabupaten Gowa pada januari hingga maret 2019 tecatat
sebanyak 420 kasus. Jika dibandingkan dengan tahun lalu jumlah kasus di
tahun 2018 di triwulan pertama 328 kasus, sehingga ada peningkatan di tahun
2019 sebanyak 100 kasus baru. Pada 2019 masih tampak bahwa penyebaran
sebesar 19,95% dengan jumlah sebanyak 194 kasus, kemudia diikuti olek
Bajeng sebesar 9,55% dengan jumlah 100 kasus (Dinas Kabupaten Gowa,
2019) .
Gejala umum pada pasien TB paru yaitu batuk selama 2-3 minggu atau
lebih, batuk dapat diukuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas dan nafsu makan menurun, berat
badan menurun, malaise, berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan fisik, dan
demam meriang lebih dari satu bulan, kuman tuberculosis yang masuk ke
menimbulkan terjadinya batuk produktif dan darah. Hal ini akan menurunkan
ventilasi menjadi tidak adekuat. Untuk itu perlu dilakukan tindakan memobilisasi
pengeluaran sputum agar proses pernapasan dapat berjalan dengan baik guna
diterapkan pada masalah bersihan jalan napas adalah fisioterapi dada dan batuk
bagi penderita penyakit respirasi baik yang bersifat akut maupun yang bersifat
kronik. Fisioterapi dada ini sangat efektif dalam upaya memperbaiki ventilasi
pada pasien dengan fungsi paru yang terganggu Pemberian fisioterapi dada
dapat menyingkirkan sekret dari saluran napas kecil dan besar sehingga sekret
dapat dikeluarkan, tujuan dari fisioterapi dada juga dapat mengurangi sesak
napas, nyeri dada karena terlalu sering batuk, penurunan ekspansi thoraks, dan
jalan napas yang terganggu diakibatkan oleh sekresi yang berlebihan, sehingga
membuat karya ilmiah akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.H
Dada”
B. RUMUSAN MASALAH
membuat karya ilmiah akhir dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Tn.H
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendiskripsikan secara umum tentang asuhan keperawatan
2. Tujuan Khusus
paru
D. MANFAAT
Melalui penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak :
1. Teoritis
2. Praktis
a. Bagi Perawat
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TUBERKULOSIS
1. Definisi Tuberkulosis
Penyakit ini ditularkan melalui saluran napas kecil yang terinfeksi (sekitar 1-5
mm) dan dikeluarkan berupa droplet nuklei dari pengidap TB dan dihirup
individu lain kemudian masuk sampai ke dalam alveolus melalui kontak dekat
juga mengenai oragan tubuh yang lainya. Cara penyebarannya sangat mudah
yaitu melalui droplet yang disebarkan melalui udara. TBC dapat menyerang
siapa saja dan semua golongan, segala kelompok umur serta jenis kelamin
2. Etiologi Tuberkulosis
tuberculosis, penyakit ini menular langsung melalui droplet orang yang telah
berkondisi gelap, lembab, dingin, dan tidak memiliki ventilasi yang baik.
sehingga rentan terhadap sinar matahari langsung. Tidak hanya itu bakteri ini
bersifat dormant (tidak aktif atau tertidur) di dalam jaringan tubuh dalam waktu
yang sangat lama. TB paru dapat berkembang cepat di dalam tubuh karena
3. Klasifikasi Tuberkulosis
dan tipe pasien tuberkulosis memerlukan Suatu definisi kasus yang meliputi 4
hal , yaitu :
a. Lokasi atau organ tubuh yang sakit: paru atau ekstra paru.
paru, tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
Paru:
2) Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada
3) Spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif
SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada
Tuberkulosis)
4. Patofisiologi Tuberkulosis
Infeksi diawali karena seseorang menghirup basil M. tuberculosis. Bakteri
menyebar melalui jalan napas menuju alveoli lalu berkembang biak dan
sampai ke arah lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui
sistem limfe dan aliran darah ke bagian tubuh lain (ginjal, tulang, dan korteks
serebri) dan area lain dari paru-paru (lobus atas). Selanjutnya, sistem
dan mencapai alveoli atau bagaian terminal saluran pernapasan. Jika pada
proses ini, bakteri ditangkap oleh makrofag yang lemah, maka bakteri akan
berkembang biak dalam tubuh makrofag yang lemah itu dan menghancurkan
makrofag. Dari proses ini, dihasilkan bahan kemotaksik yang menarik monosit
Puspitarini 2018).
tubuh alami berusaha melawan infeksi itu. Makrofag menangkap organism itu,
lalu dibawa ke sel T. proses radang dan reaksi sel menghasilkan sebuah
nodul pucat kecil yang disebut tuberkel primer. Dibagian tengah nodul
sebagai perkijuan. Bagian nekrotik tengah ini dapat mengapur atau mencair.
(Puspitarini 2018).
Menurut Nuriyanto (2018) Bebrapa tanda dan gejala TB Paru antara lain :
c. lemas (malaise)
d. Sering berkeringat
f. Sesak Nafas
harus diketahui secara praktis adalah batuk terus menerus, berdahak atau
bercampur darah dan nyeri dada yang berlansung selama 2 minggu atau
lebih. Gejala lainnya adalah nafsu makan hilang, berat badan menurun,
berkeringat malam tanpa ada kegiatan, demam dan sesak nafas. Gejala-
gejala dari tuberculosis kelenjar adalah timbulnya pembengkakan pada
kelenjar getah bening yang terinfeksi jika mengenai selaput otak (meningen)
akan timbul gejala seperti meningitis yaitu sakit kepala, demam, kejang, kaku
6. Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax berperan dalam mengevaluasi terduga TBC dengan hasil BTA
negaitif atau TCM negative. Foto thorax juga bermanfaat sebagai metode
b. Pemeriksaan Bakteriologi
contoh uji dahak dengan kualitas yang baik berupa dahak sewaktu dan
pagi segera setlah bangun tidur. Selain itu pemeriksaan BTA juga
Jika kedua contoh uji dahak menunjukan hasil BTA negatif maka
Pasien dengan tanda, gejala dan foto thorax positif dapat didiagnosis
sebagai TB klinis.
2) Pemeriksaan kultur/biakan
c. Pemeriksaan Resistensi
OAT.
7. Komplikasi Tuberkulosis
dini dan komplikasi lanjut. Gangguan yang termasuk dalam komplikasi dini
yang sudah berat, fibrosis paru, kor pulmonal, amiloidosis, karsinoma pada
paru, dan komplikasi paling pada beberapa organ akibat TBC milier
atau perdarahan dari saluran napas bagian bawah. Dikatakan stadium lanjut
karena dapat berakibat kematian yang disebabkan oleh adanya syok, kolaps
tubuh lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan lain sebagainya
(Pratiwi, 2020)
8. Pentalaksanaan Tuberkulosis
a. Pentalaksanaan Farmakologis
2) Tahap lanjutan, dengan hanya memberikan 2 macam obat per hari atau
pengobatan. OAT yang digunakan adalah OAT Lini pertama yang dibagi
1) Kategori 1
selanjutnya
2) Kategori 2
Panduan OAT ini diperuntukkan penderita kambuh, gagal dengan
bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan HRZES (Isoniazid (H), Rimfapisin
(R), Pirazinamid (Z), Etambutol (E)) setiap hari. Sedangkan pada tahap
2014).
getaran pada dinding dada saat pasien ekshalasi (Tahir et al, 2019).
3) Postural drainase
tidak hanya untuk membersihakan secret dari jalan nafas, tetapi juga
1. Pengkajian
a. Anamnesa
Yang terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, agama dan lainlain
2) Keluhan utama
darah, Seberapa banyak darah yang keluar atau hanya blood streak,
b) Sesak Nafas
c) Nyeri Dada
3) Keluhan sistematis
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat Kesehatan
sputum
alergi dan TB
c. Pemeriksaan Fisik
2) Persistem
a) Kepala
pergeseran trakea.
b) Mata
penglihatan
d) Hidung
e) Telinga
secret/tidak
f) Leher
kelenjar tyroid
nyeri tekan
Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat suara pekak
h) Abdomen
10–12x/menit.
2) Integritas Ego
berdaya/putus asa.
mudah terangsang
berat badan.
lemak subkutan.
gelisah.
5) Pernafasan
batuk pendek.
6) Keamanan
HIV positif.
7) Interaksi social
Gejala : Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular,
2. Diagnosa Keperawatan
yang sering muncul pada kasus diare menurut PPNI (2017) sebagai berikut :
c. Hipertermia (D.0130)
3. Intervensi
4. Implementasi
yang telah disusun selama fase perencanaan. Hal ini terdiri dari aktivvitas
perawat dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya dan juga
untuk mencapai hasil yang diharapkan dari pasien (Pangkey et al., 2021)
5. Evaluasi
dengan kenyataan yang dialami oleh pasien dengan melibatkan pasien dan
A. Metode
2. Subjek Kasus
Yusuf Kab.Gowa
a. Lokasi
Penelitian ini di lakukan di ruang Tulip RSUD Syekh Yusuf Kab. Gowa
b. Waktu
Waktu pelaksanaan dilakukan selama 3 hari pada tanggal 3-5 Juni 2023
5. Defenisi Operasional
suatu atribut atau sifat atau nilai dari obyek atau kegiatan yang memiliki
variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
batuk berdahak di sertai darah, demam pada malam hari , kurang nafsu
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap
b. Pemeriksaan Fisik
Tuberkulosis.
c. Observasi Partisipasif
keperawatan pada pasien selama dirawat dirumah sakit dan lebih bersifat
2018)
d. Studi Dokumentasi
dan relative yang menyeluruh tentang apa yang tercakup pada fokus
9. Prinsip Etik
yang memenuhi kriteria inklusi disertai judul penelitian. Bila subyek, maka
subyek.
b. Anonymity(tanpa nama)
c. Confodentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Data
yang telah dikumpul disimpan dalam disket dan hanya bisa diakses oleh
B. ASUHAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Tn.H
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Palangga
No RM : 610114
Diagnosa Medis : Tuberkulosis (TB) Paru
2. Penanganggung Jawab/pengantar
Nama : Ny. N
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Palangga
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
mengeluarkan dahak, nyeri dada, sejak 2 hari yang lalu dan memberat
kepala dll.
b. Penyebab
c. Riwayat Perawatan
d. Riwayat Operasi
e. Riwayat pengobatan
untuk minum
2. Riwayat alergi
3. Riwayat Imunisasi
Klien mengatakan sudah tidak ingat imunisasinya
43 ?
? ? 40 ?
27 24 19 15 12
Simbol genogram :
: Perempuan X : Meninggal
Keterangan :
Generasi I : Ayah dari klien sudah meninggal dengan faktor yang tidak
Generasi II : Klien anak ke dua dari 4 bersaudara dan semua saudara klien
dan tiga anaknya masih sekolah dan tinggal bersama klien dan
isitri
V. RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
1. Pola koping
keluarganya
3. Faktor Stressor
4. Konsep diri
6. Adaptasi
keluarga
bahasa makassar
1. Makan
2. Minum
Setelah MRS : Klien mengatakan minum jika haus 3-4 gelas perhari
3. Tidur
Sebelum MRS : klien mengatakan tidurnya baik kalau malam 8-9 jam dan
siang 2 jam
Seteleh MRS : Klien mengatakan sulit tidur karena batuk dan sesak napas
Sebelum MRS : Klien mengatakan BAB lancar 1-2x / hari setiap pagi,
Sebelum MRS : Klien mengatakan BAK 5-6 kali sehari dengan warna
kuning
Setelah MRS : Klien mengatakan BAK 7-8 kali sehari dengan warna
kuning
secara mandiri
7. Personal Hygiene
3. BB :
4. Kehilangan BB :
5. Vital Sign :
TD : 98/75mmHg
N : 74x/m
S.36,8℃
RR : 32x/m
SPO2 : 98%
6. Head To Toe
a. Warna kulit
I : Warna kulit sawo matang, turgor kulit lembab, tidak ada udem, turgor
kulit baik
I : Bentuk kepala bulat, posisi kepala normal, warna rambut hitam ada
uban, kulit kepala dan rambut tampak bersih, tidak ada peradangan
di kepala
P : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada keluhan
c. Mata
d. Hidung
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada peradangan, tidak ada polip, fungsi
e. Telinga
bantu pendengaran
bersih, tidak ada caries gigi, dan tidak ada perdarahan gusi, gigi
g. Leher
berhubungan
h. Dada
Paru-paru
I : Bentuk dada simetris, ada retraksi otot dada, tidak ada lesi.
P : Sonor
Jantung
i. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, abdomen tampak datar
Ekstermitas Atas
I : - Tangan kanan, kekuatan otot 5, ROM aktif, capilary refil < 2 detik.
Ekstermitas bawah
Tanggal 02-06-2023
keluarga
tempat tidur
TD : 98/75mmHg
N : 74x/m S.36,8℃
RR : 32x/m
SPO2 : 98%
XI. Analisa Data
DO :
- Klien tampak sesak napas Menetap di jaringan paru
Batuk berat
sering terjaga
Batuk berat
Lemah
Intoleransi Kativitas
XII. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Hipersekresi d.d sputum
berlebih
2. Gangguan pola tidur b.d proses penyakit d.d klien tampak lemas
dan mengantuk
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d klien nampak tidak mampu
melakukan aktivitas
10 : 20 Hasil : bertahap
Klien berada dalam kamar dimana - Sediakan lingkungan yang nyaman
dalam ruangan tersebut hanya terdapat - Lakukan kolaborasi dengan ahli gizi
klien dan 2 anaknya tentang cara meningkatkan asupan
5. Menganjurkan tirah baring makanan
10 : 25 Hasil :
klien tampak sudah bisa tirah baring
6. Menganjurkan lakukan aktivitas secara
bertahap
Hasil :
Telah menganjurkan klien untuk
melakukan aktivitas secara bertahap,
aklien bisa makan sendiri, bisa duduk,
10 : 30 akan tetapi saat berjalan sesaknya
makin bertambah
7. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
1. Pengkajian
Ruang Tulip Rsud syekh Yusuf Kab. Gowa . Pasien bernama Tn. H, umur 43
Tuberkulosis (TB) paru. Penanggung Jawab Ny. N selaku istri pasien, umur
napas, batuk, sulit mengeluarkan lendir sejak 2 hari yang lalu dan memberat
sejak semalam. Riwayat penyakit saat ini, pasien mengeluh sesak napas dan
2. Diagnosa Keperawatan
32x/m.
keperawatan pada Tn.H yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dengan
Observasi :
c. Monitor sputum
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :
4. Implementasi
c. Memonitor sputum
perlu
mengatakan ketika batuk secretnya sulit untuk keluar dan terdengar ronchi di
bagian apex paru sinistra. Setelah itu kemudian berikan penjelasan kepada
siang, sore atau sebelum tidur. Tindakan tersebut tidak boleh dilakukan pada
saat selesai makan karena dapat merangsang muntah pada pasien (Nurarif et
al., 2015).
5. Evaluasi
bersihan jalan napas tidak efektif sudah mulai teratasi dan juga sudah
efektif, tidak ada suara ronchi, serta sesak napas mulai berkurang. Sehingga
sputum/dahak pada pasien Tn. H yang diberikan selama 3 hari, dimulai pada
tanggal 4 Juni 2023 pada pukul 08.00 WITA didapatkan hasil batuk berdahak
mulai berkurang, sesak napas berkurang. Pada tanggal 5 Juni 2022 pada
dahak/sputum setelah dilakukan teknik fisioterapi dada pada Tn.F dan pada
tanggal 6 Juni 2022 pukul 14.00 WITA didapatkan hasil adanya pengeluharan
sputum dan sesak napas berkurang, tidak ada suara ronchi setelah
paru
Pemberian tindakan fisioterapi dada pada pasien dengan Tuberkulosis
Masalah keperawatan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif akan dijelaskan
sebagai berikut.
pada Tn. H. Setiap kali proses Tindakan yang dilakukan oleh penulis , penulis
fisioterapi dada yang sudah diberikan untuk melancarkan bersihan jalan nafas
fisioterapi dada selama 3x24 jam masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pada pasien,
yang digunakan, baik secara mandiri maupun kombinasi agar tidak terjadi
diukur vital sign seperti laju pernafasan dan SpO2 post perkusi dada.
bersihan jalan nafas pada Tn.H dengan hasil frekuensi pernafasan (RR: 22 x/m),
irama pernafasan (reguler), dahak bisa berkurang, batuk berkurang, dan tidak
(ronki), sesak napas, batuk produktif, demam, pergerakan dada tidak simetris,
berkurang.
Didalam penelitian studi kasus ini sangat banyaklah keterbatasan yang ada,
seperti terbatasnya waktu dalam melakukan studi kasus dan minimnya sumber
literatur terkini yang peneliti dapat untuk dijadikan sumber referensi dalam
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan kasus dan setelah dilakukan asuhan keperawatan pada
1. Pengkajian di Lakukan pada tanggal 4 Juni 2023 Pukul 13.00 WITA Di Ruang
Tulip Rsud Syekh Yusuf. Pasien bernama Tn.H umur 34 tahun, status sudah
Paru. Keluhan utama yaitu seasak napas, keluhan saat di kaji klien
berlebih
jalan napas
teknik fisioterapi dada selama 3 hari dengan waktu 5-10 menit yang di
menjadi 22x/m.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
Studi kasus yang telah dilakukan diharapkan dapat menjadi referensi studi
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi studi dalam
Peneliti sadar bahwa hasil studi kasus ini masih memiliki banyak kekurangan
mengharapkan studi kasus ini dapat digunakan sebagai referensi studi terkait
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N., & Sumarni, T. (2022). Studi Kasus Gangguan Oksigenasi Pada Pasien
TB Paru Dengan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif. 2(1).
Alisjahbana, B., Panji Hadisoemarto, Lestari, B. W., Afifah, N., & Fatma, Z. H.
(2020). Diagnosis dan Pengelolaan Tubercolosis (cetakan I). Unpad Press.
https://www.google.co.id/books/edition/Diagnosis_dan_Pengelolaan_Tuberkul
osis_u/d1crEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=pemeriksaan+penunjang+tb+paru&printsec=frontcover
Ramadhan, N., Hadifah, Z., Manik, U. A., Marissa, N., Nur, A., & Yulidar. (2021).
Perilaku Pencegahan Penularan Tuberkulosis Paru pada Penderita TB di
Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Media Penelitian & Pengembangan
Kesehatan, 1(1), 51–62.
Rohmah, N., & Walid, S. (2019). Proses Keperawatan Berbasis KKNI (Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia) (Edisi I). AR-RUZZ Media.
https://www.google.co.id/books/edition/Proses_Keperawatan_Berbasis_KKNI
_ Kerangk/2UXbDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0
Sedán, P., Nasional, B. A. Z., Dana, L. P. L. D. A. N., Keuangaii, L., Beraktiir, Y.,
… Eddy, S. A. (2020). Journal of Chemical Information and Modeling, 21(1),
1–9.
Tahir, R., Imalia, D. S. A., & Muhsinah, S. 2019. Fisioterapi Dada dan Batuk
Efektif sebagai Penatalaksanaan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada
Pasien TB Paru Di RSUD Kota Kendari. Health Information: Jurnal Penelitian,
11 (1), 20-25
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.Jakarta Selatan
Kepada Yth,
Saudara (i)........
Di Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa Program Studi
NIM : 7120411807
penelitian.
(i) berikan, dan apabila hal-hal yang masih ingin ditanyakan, saya
dari peneliti.
(Inform Consent)
Nama (inisial) :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
mengetahui tujuan dan manfaat dari penelitian, maka dengan ini saya secara
yang menyatakan
(…………………….)
Lampiran 3
bagian bawah
bawah
Petugas Perawat
2. Bengkok
3. Perlak/alas
5. Stetoskop
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien
miring)
vibrasi
respon pasien
D. Tahap Terminasi
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
keperawatan
Sumber : Nurma 2022