A. Definisi
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi
pasien tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003).
C. Patofisiologi
Berhubungan dengan adanya obstruksi tracheobroncial oleh skret yang
banyak, penurunan ekspansi paru dan proses inflamasi maka pasien mengalami
kesulitan dalam bernafas menyebabkan pemasukan O2 berkurang sehingga
pemenuhan kebutuhan O2 dalam tubuh tidak mencukupi yang ditandai dengan :
Perubahan kedalaman dan/atau kecepatan pernafasan
Gangguan perkembangan dada
Bunyi nafas tidak normal misalnya mengi
Batuk dengan atau tanpa produksi sputum.
D. Pathway
Produksi sekret
Obstruksi tracheobroncial
Ekspansi paru
O2 menurun
E. Diagnosa
Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan hiperfentilasi.
F. Intervensi
Intervensi : Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Rasional : Fentilasi maksimal dan nafas normal.
Intervensi : Nebulizer
Rasional : Pengeluaran sputum jika ada dalam jalan nafas.
Intervensi : Pemberian O2
Rasional : Mengoptimalkan O2 yang masuk dalam tubuh agar sesuai
yang dibutuhkan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Biodata
Nama : Ny.K
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kebangsari
Tanggal masuk : 16 November 2012
Dx Medis : Bronkhitis
B. Pengkajian Primer
a. AIRWAY
Ada sumbatan jalan nafas
Terdapat sputum
b. BREATHING
RR : 32x / menit
Menggunakan otot bantu saat bernafas.
Ada retraksi dinding dada.
Pasien terpasang oksigen dengan binasal kanul 3lt/menit
c. CIRCULATION
TD : 130 / 80 mmHg
N: 80 x / menit
CRT kurang dari 3 detik
S : 36,60C
Tidak sianosis
d. DISABILITY
KU : Sedang
Kesadaran : Compos metis
GCS : 15 : E4M6V5
Drugs : Dexametasone 1 ampul = 1ml
Cefotoxine 1000mg/vial
D5 500cc + drip Aminophilin 1,5ampul = 15mL
C. Pengkajian Sekunder
A. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke IGD RS. Purbowangi tanggal 16 November 2012 jam
17.00. Dengan mengeluh nafasnya sesak dan batuk sejak 2hari sebelum
pengkajian.
TTV :N : 80 x/m
RR : 32x/menit
S : 36,6 0C
TN : 130/80mmHg
C. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala :
Kulit kepala bersih, tidak terdapat lesi, bentuk mesochepal, rambut hitam dan
tidak rontok.
2) Mata :
Simetris, konjungtiva tidak anemis, pandangan normal, pupil : 2mm/2mm,
rangsangan cahaya kanan dan kiri : +/+
3) Hidung
Lubang hidung simetris, tidak ada polip, ada sedikit kotoran, dan terpasang O2
denganaliran 3lt/menit.
4) Mulut
Mulut bersih, gigi agak kekuningan, mukosa bibir terlihat kering.
5) Telinga
Kedua telinga simetris dan tidak ada serumen.
6) Dada
Dada simetris, pergerakan dada simetris
I : Ada retraksi dinding dada, nafas cepat
P : Tedak ada nyeri tekan.
P : Ronkhi
A : Ronkhi basah
7) Abdomen
Kulit lembut, datar, tidak ada lesi, bising usus 11 x/mnt, bunyi thimpani.
I : Tidak ada luka atau bekas luka.
A : Bising usus normal 11x/menit.
P : Tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
P : Bunyi Thimpani
8) Genetalia
Jenis Kelamin : Perempuan
Tidak ada gangguan pola eliminasi dan pasien tidak terpasang DC.
9) Akstremitas
Atas : Pada ekstermitas atas tidak ada gangguan dan untuk skala
kekuatan otot menujukan angka 5.
Bawah : Tidak ada ganguan dan menunjukan skala 5.
D. Analisa Data
NO DATA PATHWAY ETIOLOGI MASALAH
1. Ds : Hiperfentilasi Pola nafas
Pasien mengatakan Produksi sekret tidak efektif
sesak saat bernafas.
Do : Obstruksi
Terdapat retraksi tracheobroncial
dinding dada
Saat bernafas
Ekspansi paru
menggunakan otot
bantu pernafasan.
O2 menurun
RR : 32
Nafasnya terlihat
Pola nafas
sesak.
tidak efektif
Terpasang O2
Terlihat lemas
Terpasang infuse D5
500ml + drip
Aminophilin
+
1,5ampul = 15mL
Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif berbubungan dengan hiperfentilasi.
A. Intervensi Keperawatan
NO TUJUAN INTERVENSI
Dx.
Setelah dilakukan tindakan 1. Memposisikan pasien semi fowler.
1.
keperawatan selama 1x1jam 2. Identifikasi pasien perlunya
diharapkan pola nafas menjadi pemasangan O2
normal : 3. Auskultasi suara nafas, catat jika ada
tambahan.
Indktr awal trgt 4. Nebulizer dengan Dexametaxone
o Frekuensi pernafasan 2 5
sesuai yang diharapkan 2 5 1ml + Ventolin 2,5ml
o Irama nafas sesuai yang 2 5 5. Ajarkan batuk efektif
diharapkan
6. Pemberian cairan infus D5 + drip
o Bernafas mudah 2 5
pendek
2 5
o Kebutuhan O2
terpenuhi
Keterangan :
1. Keluhan Kuat
2. Keluhan Berat
3. Keluhan Sedang
4. Keluhan Ringan
5. Tidak ada keluhan
C. Implementasi
10 November 2012
B. Evaluasi
o Pengeluaran sputum 2 4
pendek
2 2
o Kebutuhan O2
terpenuhi
P:
Lanjutkan intervensi
Pemberian PENKES tentang cara
batuk efektif dan fungsinya
PEMBAHASAN
Dilihat dari hasil anamnesa pada pasien yang menunjukan bahwa RR : 32,
menggunakan otot bantu nafas, dan pasien juga mengatakan nafasnya terasa sesak. Dapat
diambil diagnosa “Pola nafas tidak efektif b.d hiperfentilasi”. Dan sehingga dilakukan
tindakan seperti tertera pada intervensi diatas, namun hasil evaluasi akhir masih
menunjukan bahwa masalah pada pola nafas klien belum teratasi sehingga masih perlu
meningkatkan intervensi.
DAFTAR PUSTAKA
Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2001-2002.
Philadelphia: USA
Johnson, Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification ( NOC)
Second edition. Mosby: USA.
Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept, Process and
Practice. Addison-Wesley: California
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Salemba Medika: Jakarta.