Anda di halaman 1dari 14

Penatalaksanaan

fisioterapi pada kasus


bronchitis
M Atho’illah - 1902040064
Bronkitis
• Bronkitis adalah suatu peradangan bronkhioli, bronkhus, dan
trakea. Bronkitis biasanya disebabkan oleh virus Rhinovirus,
Pengertian Respiratory Syncitial virus (RSV), virus influenza, virus
parainfluenza, dan coxsakie virus

1. Bronkitis akut adalah radang pada bronkus yang biasanya mengenai trakhea
dan Laring yang timbul akibat kelainan jalan nafas tersendiri atau bagian dari
jenis penyakit sistemik.
• 2. Bronkitis kronis secara klinis menunjukkan kelainan pada bronkhus yang
sifatnya menahun yang berlangsung selama 3 bulan dalam 1 tahun selama 2
tahun berturut-turut

• Nyeri dada, perasaan ketika dada terasa penuh atau


tersumbat, Batuk yang mengeluarkan lendir yang
Gejala bening, putih, kuning, atau hijau. Sesak napas. Mengi
atau muncul suara seperti siulan saat bernapas
Patofisiologi
• Pada kasus bronkhitis terjadi adanya inflamasi pada daerah
bronkus yang ditandai dengan adanya batuk dan biasanya
terjadi setelah infeksi saluran pernapasan atas. Beberapa pasien
yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas, infeksi dan
inflamasi dapat menjalar sampai ke trakea, bronkus, dan
bronkiolus. Sel-sel dari jaringan bronkial akan teriritasi dan
membran mukosa menjadi hiperemis dan edema. Hal ini
menyebabkan fungsi mukosiliar akan terganggu. Akibatnya,
saluran udara menjadi tersumbat oleh debris dan iritasi akan
semakin memberat. Tubuh akan merespon dengan melakukan
sekresi mukus yang berlebih (hipersekresi mukus). Adanya
refleks batuk membantu eliminasi mukus dari saluran napas
Penatalksanaan kasus
Nama : Ny M
Umur : 92
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Alamat : Ds. Lembah Kec. Delopo Kab. Madiun
No.RM : 0235622
Tempat perawatan : RSUD DUNGUS MADIUN
Diagnosa medis : Observasi bronchitis
Medika sentosa : combivent,f lexotide, solvinex, ceftraxon,
furosemide, codein, vasatan, lasal exp.
Anamnesis

 Keluhan
Utama : Pasien  RPS : Pasien datang RS
mengeluhkan dengan keluhan sesak
sesak nafas napas dan badan  RPD : 2 th yang
 Keluhan lalu pasien pernah
lemas, pasien
penyerta : tidak merasakan sesak setiap diopname di RS
ada kali kelelahan dengan keluhan
beraktivitas, jika sesak sesak napas dan
kambuh pasien batuk.
langsung meminum  RPP : Tidak ada
obat dari dokter
Next….
Anamesis sistem

 Kepala & Leher : pusing


 RPP : Pasien memiliki (+) kaku leher (-)
riwayat sesak dari  Kardiovaskuler : denyut
ayahnya nadi terasa cepat (-)
 Riwayat pribadi :  Respirasi : sesak nafas (+)
pasien seorang petani batuk (-) nyeri dada (-)
 Gastrointestinalis : tidak
tinggal dengan
ada keluhan
anaknya dengan  Urogenitalis : tidak ada
kondisi di rumahnya keluhan
sering banyak asap  Muskoloskeletal : tidak
bakaran sampah ada kelihan
 Nevorum : kesemutan (-)
nyeri menjalar (-)
Pemeriksaan
Vital sign Pemeriksaan Fisik

 Kesadaran : GCS 346  Inspeksi


 Tekanan darah :  Statis : wajah pucat ,tidak
100/90 mmHg ada clubing fingger,
 Denyut nadi : hipertrofi (-), Atrofi (-)
68/menit Postur normal,bentuk dada
 Pernafasan : 19/menit normal,pelebaran sela iga (-)
 Temperatur : 36,9c  Dinamis :pasien dari tidur
 Tinggi badan : 152 ke duduk masih dengan
cm bantuan, pengembangan
 Berat badan : 62 kg sangkar thorak simetris,
 Komperatif : baik pernapasan dada, frekuensi
 SpO2 : 99 cepat, napas dangkal, irama
teratur
Next.. Gerakan aktif Nyeri ROM

Protraksi - Full ROM

Retraksi - Full ROM

Elevasi - Full ROM


 Palpasi : Depresi - Full ROM
pengembangan paru
paru sama, nyeri
tekan (-), Spasme (-),
vocal fremittus
normal Gerakan Pasif Nyeri End feel
 Perkusi : suara sonor
Protraksi - Soft Feel
disemua lobus
 Auskultasi : suara Retraksi - Soft Feel
Ronki dikedua lobus
bagian atas Elevasi - Soft Feel

Depresi - Soft Feel


Pemeriksaan Spesifik dan penunjang

Titik pengukuran Selisih

Axilla 1,5 cm Pemeriksaan radiologi :

 Diagnosa medis : observasi


Mamae atau ICS 4-5 1 cm
brokhitis
 COR : bentuk dada ukuran
Procesus Xiphoideus 1 cm membesar
 Pulmo : tak tampak infiltrat
atau nodul, brokhovaskula
Skala Borg Skala MMRC pattern kasar, sinus
phrenicocstalis kanan kiri
4 4 tajam
 Hemidiafraghma kanan kiri
tampak baik
 Tulang tampak baik
Diagnosa Fisioterapi
 Activity fungtion and
 Activity Limittaion
structure Impairment
 Tidak mampu untuk
 Adanya sesk napas
duduk dan makan secara
 Perubahan pola napas
mandiri
 Penurunan ekspansi
 Keterbatasan ambulasi
thoraks
dan transfer
 Retensi sputum

 Particpatio restriction : pasien belum mampu


untuk beribadah dengan duduk ataupun
berdiri karena adanya sesak dan lemas
Prognosis & Planning

 Jangka pendek
Prognosis Hasil
- Memperbaiki pola napas
- Mengurangi sesak napas Quo ad vitam bonam
- Meningkatkan ekspansi Quo ad sanam Dubia ad sanam
thoraks
- Mengeluarkan sputum Quo ad Dubia ad sanam
 jangka panjang functionam
Bonam
- Melanjutkan jangka pedek Quo ad
- Meningkatkan aktivitas cosmeticam
fungsional pasien
INTERVENSI FISIOTERAPI

 TEKNOLOGI FISIOTERAPI
 Nebulizer
 Breathing control
 Deep breathing
 Mobilisasi sangkar thorak
 Home program
 Pasien di minta untuk menjauhi area yang berasap atau polusi
 Pasien di sarankan untuk menghindari kegiatan yang menyebabkan sesak
nafas
Evaluasi
 Skala borg
T0 T1 T2 T3
4 4 3 3

 Ekspansi thorak
T0 T1 T2 T3
Axila 1,5 cm 1,5 cm 2 cm 2 cm
Mamae 1 cm 1 cm 1,5 cm 1,5 cm
Xhipoid 1 cm 1 cm 1,5 cm 1,5 cm

 MMRC
T0 T1 T2 T3
4 4 3 3
Terima Kasihh

Anda mungkin juga menyukai