Anda di halaman 1dari 54

PEMERIKSAAN FISIOTERAPI PD

KASUS RESPIRASI
The process of problem oriented medical record (Pryor, 1998)

Initial data from notes

Subjective Assessment Data Base

Objective Assessment

Analysis

Problem List Problem list

Cont…….
Goals : Long
Short
Initial Plans

Treatment Plan

treatment

Assess outcome of
treatment
No
Progress Notes
Is current goal met?

yes yes

Any further goals to address?

No
Discharge
DISCHARGE
Summary
DATABASE

-DATA PRIBADI
-DIAGNOSA, DAN RUJUKAN DOKTER
-HISTORY OF PRESENTING CONDITION
-PREVIOUS MEDICAL HISTORY
-DRUG HISTORY
-FAMILY HISTORY
-SOCIAL HISTORY
-PATIENT EXAMINATION
-TEST RESULT (ABG, Spirometry, blood test,
sputum analysis, chest radiograph, CT, etc)
SUBJECTIVE ASSSESMENT

 Dilakukan melalui proses anamnesis/ wawancara


dengan pasien.

 Biasanya dimulai dengan pertanyaan yang bersifat


terbuka,contoh :
- Apa keluhan utama yang dirasakan ?
- Apa kesulitan terbesar (gangguan fungsional)?
Kedalaman pertanyaan yg diajukan oleh fisioterapist sangat
bervariasi, yg tergantung pd :
1. Apakah pasiennya rawat inap atau rawat jalan
2. Tingkat kesadaran, tingkat kekritisan, kemampuan untuk
memberikan informasi yg akurat
Pasien harus diberi kesempatan untuk menceritakan problemnya
tetapi jangan sampai terapis terbawa pd “personal feeling” pasien
(Birdwell, 1993).
Kepuasan pasien akan meningkat dg melibatkan dia pada penentuan
problemnya, termasuk penentuan tujuan terapi jangka pendek dan
panjang
GEJALA UTAMA GANGGUAN RESPIRASI

Breathlessness / Dyspnoea
Cough
Sputum & Haemoptysis
Wheeze
Chest Pain
DURASI SEVERITY

ASSESSMENT

PATTERN ASSOCIATED FACTOR


gambaran subyektif dari peningkatan kerja
system pernafasan

 Peningkatan beban mekanika pernapasan


 Kelemahan atau fatigue dr otot-2 pernapasan
 Peningkatan kebutuhan O2
 Low Cardiac output (CO)
 Penurunan capasitas angkut O2 dr darah
arteri
 Deconditioning
 Gg ventilasi/perfusi
POLA /JENIS SESAK NAFAS
Bradipnea Kelambatan abnormal, frekw teratur
takipnea Frew abnormal, kedalaman teratur
hiperpnea Peningktn kedalaman & frekw, N saat latihan
apnea Penghentian respirasi
Cheyne-stokes Irama tdk teratur, ditandai dg periode apnea dan
hiperventilasi. lambat-dangkal, perlahan meningkat ke
kedalaman & frew abnormal, respirasi biasanya
lambat dan dangkaj, memuncak dalam 10-20 detik
periode apnea
kussmaul Kedlman respirasi abnormal, irama teratur (keto
asidosis diabetik)
Biot’s Respirasi tidak teratur dengan periode apnea, ditandai
dengan peningkatan pesat tekanan intakranial
orthopnea Sesak napas, kecuali pada posisi tegak

PND Sesak napasa yang timbul pada malam hari


SKALA BORG

Sesak Nafas Keterangan


0 Tidak ada
0,5 sangat sangat ringan
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Sedikit berat
5 Berat
6
7 Sangat berat
8
9 Sangat-sangat berat
10 maksimal
Skala BORG untuk besarnya pengerahan
tenaga/usaha yang dirasakan :

6 Ekivalen dengan berbaring 15


7 Sangat, sangat ringan 16
8
9 Sangat ringan 17 Sangat berat
10 18
11 Hampir ringan
19 Sangat-2 Berat
12
13 Agak berat 20 Ekivalen dengan sejumlah aktivitas
14 yang paling berat
The New York Heart Association classification of
breathlessness

Class I No symptoms with ordinary activity,


breathlessness only occuring with severe
exertion, e.g running up hill, fast bicycling
Class II Symptom with ordinary activity, e.g walking up
stairs, making bed, carryng large amounts of
shopping
Class III Symptom with mild exertion, e.g bathing,
showering, dressing

Class IV Symptom at rest


BATUK (COUGH)

Adalah respon fisiologis/refleks protektif


dikarenakan ada benda/zat asing di
dalam saluran pernafasan
 Lokasi/reseptor yang dapat terstimulasi
adalah pharynx, larynx, trachea, juga
bronchi.
Produktif & non produktif
SPUTUM

 Hasil kelebihan dari secret


tracheobronchial dan dapat
dibersihkan dari saluran pernafasan
melalui proses coughing atau huffing.
 Berisi mucus ,cellular debris,
microorganisms, blood dan foreign
particles.
 Warna,Viscositas, dan kuantitas
KLASIFIKASI MUCOID-MUCOPURULENT-PURULENT
SPUTUM (MILLER 1963)

 M1 Mucoid with no suspicion of pus


 M2 Predominantly mucoid, suspicion
of pus
 P1 1/3 Purulent, 2/3 mucoid
 P2 2/3 Purulent, 1/3 Mucoid
 P3 > 2/3 Purulent
SPUTUM ANALYSIS
DESCRIPTION CAUSES

Saliva Cairan jernih

Mucoid Opalescent atau bening Chronic bronchitis without


infection,asthma
Mucopurulent Keruh tidak bernanah Bronchiestasis, cystic
fibrosis, pneumonia
Purulent Thick, Viscous :
Kuning Haemophilus
Hijau gelap /coklat Pseudomonas
Coklat karat Pneumococcus,mycoplasm
Merah kental a
Klebsiella
ANALISIS SPUTUM
Frothy Pink atau putih Pulmonary Oedema


Haemoptysis Bercak darah Infection(tuberculosis,bronchie
hingga darah segar, stasis),Infarction,carcinoma,va
darah kental sculitis,trauma,also
kehitaman coagulation disordes,cardiac
disease

Black Bercak darah hitam Smoke inhalation


dalam secret (fires,tobacco,heroin)
mucoid
WHEEZE

Wheeze adalah Suara seperti bunyi


siulan yang dihasilkan oleh aliran
turbulen di saluran
CHEST PAIN
 Nyeri dada pada pasien yang mengalami problem
respirasi biasanya berasal dari musculoskeletal, pleural
atau tracheal inflammation.

Pleuritic chest pain Inflamasi pleura parietalis. Nyeri hebat, tajam,


stabbing pain yang akan memburuk saat
inspirasi
Musculoskeletal pain Berasal dari otot, tulang, sendi atau saraf
pada sangkar thorax
Angina pectoris Gejala utama pada gangguan jantung

dsb
OBJECTIVE ASSESMENT

General Observation
Observation of chest
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
FREMITUS
GENERAL OBSERVASI

 Body Temperature
 Heart Rate (HR)
 Respiratory Rate (RR)
 Blood Pressure (BP)
 Body Weight (BW)
 Apparatus
 Tangan
 Mata
 Cyanosis
 Jugular venous pressure
 Peripheral oedema
OBSERVATION OF CHEST

Chest Shape
Breathing Pattern
Prolonged expiration
Pursed-lip brathing
Apnoea, hypopnoea, hyperpnoea
Kussmaul’s respiration
Cheynep-stokes respiration
Chest Movement
PALPASI
 TRACHEA
 CHEST EXPANSION
 SPASME OTOT-OTOT PERNAFASAN
 VOCAL PREMITUS
AUSKULTASI
“Chest auscultation” mrpk suatu proses untuk mendengarkan &
menginterpretasikan suara yg ditimbulkan dalam thorax dg menggunakan
alat bantu “Stethoscope”.

 LETAK SPUTUM
 SUARA NAFAS
 Lokasi auskultasi :
1. Intercostal 2 kanan & kiri :untuk lobus
superior (atas)
2. Intercostal 4 kanan & kiri :Untuk lobus
medial (tengah)
3. Intercostal 8 kanan &kiri :untuk lobus
Inferior (bawah)
Tabel 1 Beberapa Kesalahan Auskultasi yang harus dihindari
(Disadur Wilkins, 1989)

KESALAHAN TEHNIK YANG BENAR

Mendengarkan bunyi napas Menempatkan stethoscope


melalui pakaian penderita langsung pada dinding dada

Membiarkan pipa Menjaga pipa bebas dari


bergesekan dengan tempat kontak dengan tiap benda
tidur selama auskultasi
Melakukan auskultasi di Melakukan di tempat yang
tempat yang gaduh tenang

Menyimpulkan bunyi bulu Beri penekanan yang kuat


rambut/bulu dada sebagai bunyi
paru yang kebetulan terdengar.
PERKUSI

• Sonor (jar paru yg normal )


• Hypersonor (banyak udara didalamnya, mis:
hyperinflasi, pneumothorax)
• Redup (Consolidasi, atelectasis)
• Pekak (Pleural effusion)
FREMITUS
TEST RESULT

Ada beberapa hasil pemeriksaan


penunjang, diantaranya:
a.Spirometry
b.Arterial Blood gases
c.Sputum Analysis
d.Chest Radiographs (X-Ray)
SPIROMETRI

 Alat untuk mengukur ventilasi yaitu mengukur


volume statis dan dinamis
 TUJUAN PEMERIKSAAN SPIROMETRI :
 Menilai status faal paru (normal, restriksi, obstruksi,
campuran)
 Menilai manfaat Pengobatan
 Memantau perjalanan penyakit
 Menentukan Prognosis
KLASIFIKASI PENILAIAN

1.Normal apabila KVP >80 % nilai Prediksi untuk semua


umur,dan :
a.VEP, > 80 % nilai prediksi untuk umur <40 tahun
b.VEP, >75 % nilai prediksi untuk umur <40-60 tahun
c.VEP, {>70 % nilai prediksi untuk umur <60 tahun
2.Restriksi bila KVP <80 % nilai prediksi
a.Restriksi ringan, bila KVP >60 % <80 %nilai prediksi
b.Restriksi sedang, bila KVP > 30 %<60 % nilai prediksi
c.Restriksi Berat, Bila KVP < 30 % nilai prediksi
3.Obstruksi bila VEP <75 % nilai prediksi
a.ringan bila VEP, >60 % <nilai normal
b.sedang bila VEP,>30 % <60 % nilai prediksi
c.berat bila VEP<30 % nilai prediksi
Arterial Blood Gases (ABGS)

Digunakan sebagai pengukuran yang


akurat dari pengambilan oksigen dan
pengeluaran karbondioksida di dalam
system respirasi.juga untuk mengetahui
adanya gangguan pertukaran gas.
pH darah
Analisa gas darah

pH normal 7.35 – 7.45


PaCO2 normal 35 – 45
HCO-3 normal 22 – 26

4 langkah untuk menginterpretasikan AGD dg mudah


 Tentukan apakah pH nya normal, acidosis atau alkalosis
 Tentukan penyebab ketidakseimbangan pH
 Tentukan apakah masalahnya pada respirasi atau
metabolik
 Tentukan kompensasi yang telah terjadi
TIDAK ADA KOMPENSASI
Dikatakan tidak ada kompensasi bila status asam basa
yang tidak sesuai dengan status pH dalam batas
normal.

KONPENSASI SEBAGIAN
Dikatakan terdapat kompensasi sebagian bila status
asam basa yang tidak sesuai dengan status pH berada
diluar batas normal dan nilai pH sendiri juga diluar
batas normal.

KOMPENSASI PENUH
Dikatakan kompensasi penuh bila status asam basa
yang tidak sesuai dengan status pH diluar batas
normal, tetapi nilai pH dalam batas normal.
INDIKASI SITUASI KLINIS

RESPIRATORY  pH Retensi Sputum


ACIDOSIS  PaCO2 Atelectasis
Hypoventilasi
RESPIRATORY  Ph Hyperventilasi
ALKALOSIS  PaCO2
METABOLIC  pH Myocardiac infark
ACIDOSIS  PaCO2
METABOLIC  Ph Hypokalaemia
ALKALOSIS  PaCO2
CHEST X-RAY
Memberikan gambaran mengenai keadaan
paru yang terkena gangguan
Pulse oximetry

Digunakan untuk memonitor saturasi oksigen (SaO2).


Saturasi oksigen adalah ratio dari jumlah haemoglobin yang
teroksigenasi dengan total haemoglobin dalam 100 ml
darah, yang dinyatakan dalam prosentase.
Normalnya 95-100%
Hand-held manometer

Digunakan untuk mengukur kekuatan otot-2 pernapasan


scr tidak langsung, yaitu dengan mengukur tekanan yang
terdapat didalam mulut selama inspirasi maksimum
(PImax) dan ekspirasi maksimum (PEmax)
ENDURANCE TEST

 Untuk mengetahui tingkat kebugaran


 Stress Test
 6 Minutes Walking Test
PROTOKOL UNTUK TES JALAN 6 MENIT
(SIX MINUTES WALK TEST)

 Peralatan:
1. Trak sepanjang 25 meter
2. Pulse oximeter
3. Oxygen
4. Tensimeter
5. Blanko untuk dokumentasi
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit

1. Pemanasan sebelum uji tidak harus dikerjakan


2. Pasien duduk istirahat di kursi dekat tempat start 10
menit sebelum dilakukan uji. Perhatikan ulang adakah
kontraindikasi, ukur nadi & tekanan darah, serta
membuat nyaman pakaian & sepatu yang dipakai.
3. Tentukan derajat sesak penderita sesuai dengan skala
Borg sebelum latihan.
4. Set stop watch untuk 6 menit.
5. Pasien diperintahkan untuk :
- Berjalan di koridor sepanjang 30 m bolak-balik.
- Menempuh jarak sejauh mungkin yg dpt dikerjakan
selama 6 mnt.
- Lakukan penilaian skala Borg selama melakukan uji
Prosedur Tetap Uji Jalan 6 Menit …

 Penderita harus dpt mengatur sendiri kecepatan


jalannya agar nyaman & tidak kelelahan/sesak
(skala Borg 3-6)
 Jika sesak/lelah (Skala Borg 7-8), penderita dapat
menurunkan langkahnya, istirahat bersandar
dinding & dapat meneruskan kembali jika sesak
berkurang.

6. Sebelumnya penderita diperlihatkan cara jalan dari


tempat start sampai kembali ke tempat start lagi.

7. Posisikan pasien pada garis start kemudian mulai


berjalan bersamaan dengan stop watch dihidupkan.
Awasi penderita & jangan jalan disebelahnya.
Menentukan Prediksi
VO2 Max (VO2 Peak):

 Menurut Cardiorespiratory rehabilitation di


Singapore General Hospital:
 VO2 peak = 0,006 X (jarak (m) : 0,3048) +
7,38 ml/kg/mnt
 METs = VO2 peak : 3,5 = ……… METs
Perkiraan Beban Kerja Awal Program
Latihan Stationary Cycling (Legs Only)

Beban Kerja (watts)

Nilai METS BB BB BB BB BB BB
Maksimum 50 kg 60 kg 70 kg 80 kg 90 kg 100 kg

3 12 14 16 19 21 23
4 20 25 29 33 37 41
5 29 35 41 47 53 58
6 38 46 53 61 68 76
7 47 56 65 75 84 93
8 atau lebih 55 67 78 89 100 111
Perkiraan Beban Kerja Awal Program Latihan Stationary
Cycling (Legs Only)

Stationary Cycling Program

Minggu Waktu Setiap Latihan Frekuensi/minggu

1 5 menit 3 kali
2 10 menit 3 kali
3 15 menit 3 kali
4 20 menit 3 kali
5 25 menit 3 kali
6 30 menit 3 kali

Anda mungkin juga menyukai