Oleh :
KELOMPOK 3( TIGA)
1. HERIYANTO (P1337420116143)
2. KARNI (P1337420116130)
3. INDAH MUSTOVIANA (P1337420116159)
4. NURYATI (P1337420116157)
5. SITI MARDIYAH (P1337420116122)
6. TOMY SUBARI (P1337420116116)
A. DEFENISI
Pernafasan adalah proses pertukaran gas yang berasal dari
mahkluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya.
Gangguan pernafasan adalah kondisi yang berpotensi
mengancam jiwa dimana paru-paru tidak dapat menyediakan cukup
oksigen ketubuh seseorang
Dyspnea serupa dengan nyeri, dimana hanya dapat dirasakan oleh pasien.
Pengkajian yang adekuat haruslah berdasarkan pada laporan pasien terhadap
kondisi dyspnea yang dialaminya, selama pengkajian perawat harus memberikan
kesempatan yang cukup pada pasien untuk menceritakan tentang perasaanya
terkait dyspnea yang dialaminya . hal tersebut selain untuk menggali informasi
lebih detail juga perlu diperhatikan saat pasien menceritakan kondisi dispneanya,
karena beberapa pasien justru merasakan kondisi pernafasan semakin memburuk
disaat menyampaikan dyspnea yang dirasakan.
Respiratory/pernafasan
Akut Pneumonia, emfisema, penumothoraks
Kronis COPD, Asma
Sepsis ; bronkiektasis, cystic fibrosis
Kanker ;kankerparu, mesothelioma, intrathoracic
metastases.
Fibrosis
Kelemahanotot – ototpernafasanakibatkaheksia
Penyakit neuromuscular ; motor neurone disease,
muscular distopi
Penyakit skeletal ; kelainandindingataubentuk dada
Dibawah ini ada beberapa instrument lain yang dapat digunakan untuk
mengukur atau mengkaji status keparahan dyspnea pasien dengan masalah
gangguan pernafasan, yaitu :
1. Skala sesak Modified Medical Research Council (MMRC)
Skala ini telah digunakan sejak tahun 1956, mampu memprediksi resiko
kematian beberapa penyakit namun tidak sensitive terhadap perubahan
kecil antar individu. Berikut tools untuk pengukuran derajat sesaknya
E. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
Menyediakan sirkulasi udara yang baik
Suhu udara sejuk yang dapat ditolerir pasien
Menjelaskan kepada keluarga bahwa tanda-tanda eksternal
misalnya takipnea tidak selalu mengidentifikasi ketidaknyamanan
pasien
Humidifier udara yang dihirup pasien
Meminimalisir stress dengan mendorong keluarga untuk
menghindari perselisihan dengan pasien
Meminimalisir pergerakan dengan menyediakan toilet disisi tempat
tidur dan menggunakan kursi roda untuk pergerakan hindari
pajanan panas, udara lembab dan suhu ekstrim
Drainase postural
Terapi komplementer
Berikan oksigen dan kipas dikamar pasien
Kunjungi pasien
Konsultasi dengan tim paliatif.
2. Farmakologi
Terapi farmakologi yang diberikan yaitu :
Opioid
o Dyspnea ringan
Hidrokodon , 5 mg tiap 4 jam
Asetaminofen-kodein (325-30 mg), 1 tablet tiap
4 jam
o Dyspnea berat
Morfin 5 mg po; titrasidosistiap 4 jam
Oksikodon 5 mg po; titrasidosistiap 4 jam
Hidromorfon , 0-2 mg po; titrasidosistiap 4 jam
Benzodiazepine, titrasidosisuntukmengurangiansietas
Bronkodilator
DAFTAR PUSTAKA
Leod, R.M (2014 )Assessment tools palliative care bridge (pdf). Sydney :
Hammond Care