DOKTER INTERNSIP
EFUSI PLEURA
Oleh:
dr. Matrianis Haria
Pendamping:
dr. Freddy Panggabean Sp.P
RSUD CURUP
2019
Identitas Pasien
Nama : tn N
Umur : 52 tahun
Alamat : Talang rimbo lama
Status : Sudah menikah
Pekerjaan : Pedagang
Status : Sudah menikah
ANAMNESA
• Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Palpasi : Hepar dan Lien tidak teraba membesar, Nyeri tekan abdomen (-)
• Perkusi : Timpani
• Auskultasi : Peristaltik (+) normal.
• Beberapa mekainisme terbentuknya cairan pleura antara lain : (Yataco JC, Dweik RA,2005):
• Peningkatan tekanan hidrostatik dalam sirkulasi pembuluh darah keccil. Peningkatan tekanan
intra kapiler merupakan factor yang paling sering menyebabkan efusi pleura pada gagal jantung
kongestif.
• Penurunan tekananonkotik disirkulasi pembuluh darah kecil disebabkan oleh hipoalbuminemia
yang cenderung meningkatkan cairan didalam rongga pleura.
• Peningkatan tekanan negative pleura dapatt menurunkan pergerakan cairan dalam rongga pleura
dan dapat menghambat drainase limfatik pleura. Hal ini bisa disebabkan oleh trapped lung
• Perningkatan permeabilitas pembuluh darah kapiler yang disebabkan oleh mediator inflamasi
sangat memungkinkan terjaadinya kebocoran cairan dan protein melewati paru dan pleura
visceral kerongga pleura. Hal ini telah dibuktikan dengaan adanya infeksi seperti pneumonia.
• Gangguan drainase limfatik permukaan pleura karena penyumbatan oleh tumor atau fibrosis
• Perembesan cairan asites dari rongga peritoneal melalui limfatik diafragma atau dari defek
diafragma.
Etiologi
Efusi pleura merupakan suatu indikator adanya suatu penyakit dasar baik itu
pulmoner maupun non pulmoner, akut maupun kronis. Penyebab efusi pleura
tersering adalah gagal jantung kongestif (penyebab dari sepertiga efusi pleura
tersering), pneumonia, keganasan, emboli paru, TB paru lama dan PPOK.
Gambaran klinis
Gejala yang paling sering muncul adalah dispnea progresif, batuk (non produktif),
pleuritic chest pain.
• Dispnea
• Nyeri dada
Apabila volume cairan .300 ml, maka hasiil pemeriksaan fisik sebagai berikut :
• Dullness pada perkusi thoraks
• Suara nafas berkurang atau tidak terdengar pada auskultasi
• Vokal dan taktil fremitus menurun
• Egofoni (suara kambing) pada bagian superior paru yang tertekan oleh efusi pleura, terjadi
karena atelektasis dan konsolidasi disebabkan kompresi parenkim paru dengan adanya
penurunan konten udara per unit volume
• Pleural friction rub
1. Terdapat pada seluruh siklus pernafasan dan terdengar paling keras saatt akhir inspirasi dan
awal ekspirasi
2. Jarang terdapat, namun bila ada terdengar paling jelas pada daerah pleura yang mengalami
inflamasi
3. Terjadi karena terdapat inflamasi pada pleura
4. Pergerakan dinding dada asimetrik, berkurang atau terhambat pada bagian yang sakit.
Penegakkan diagnosis
Anamnesis
Gejala yang paling sering muncul yaitu sesak napas, batuk dan nyeri dada
pleuritik. Nyeri pleuritik menunjukkan adanya iritasi local dari pleura parietal yang
banyak terdapat serabut saraf. Karena keterlibatan nervus frenikus, maka
keterlibatan pleura mediastinal menghasilkan nyeri dada dengan nyeri bahu
ipsilateral. Nyeri juga bisa menjalar ke perut melalui persarafan interkostalis.
Sedangkan batuk kemungkinan akibat iritasi bronchial yang disebabkan oleh
kompresi parenkim paru
Pemeriksaan fisik
Volume cairan pleura Temuan klinis