Anda di halaman 1dari 6

I.

Identitas Pasien
Nama : TN. Y
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang kebun (mengelola kebun sendiri)
Alamat : Rancabulus 3/4, Rejasari
Tanggal berobat : 06 februari 2019

II. Anamnesis
Autoanamnesis, 06 februari 2019
Keluhan Utama : Sesak Napas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 7 tahun yang lalu, sesak dirasakan
setiap hari sehingga menganggu aktivitas. Sesak dirasakan os memberat jika mulai
terdapat lendir yang mengumpul di tenggorakan, sehingga os menghirup inhaler.
Setelah menghirup inhaler keluar dahak berwarna bening dengan konsistensi kental,
sehingga os merasa napasnya tidak tertahan lagi. Sebelum tidur os menghirup inhaler
terlebih dahulu jika os lupa, maka saat pagi hari os sesak kembali. Tidur terkadang
dengan posisi setengah duduk untuk mengurangi sesaknya.
Os menyangkal batuk, riwayat asma, dan merokok disangkal. Jantung berdebar dan
nyeri ulu hati disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat DM (-)
Riwayat TB positif dan sudah menjalani pengobatan selama 6 bulan serta telah
dinyatakan sembuh.
Riwayat asma (-)
Riwayat Gastritis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga tidak terdapat riwayat TB dan tidak ada yang merokok.

Riwayat Psikososial
Os tidak merokok. Os sekarang pekerjaannya tukang kebun, dengan biaya pengobatan
ditanggung oleh BPJS.

Riwayat Pengobatan
Os sudah pernah berobat TB 6 bulan dan dinyatakan sembuh. Os sekarang diberikan
Symbicort 160 MCG 2x1 2 inhalasi.
Riwayat Alergi
Tidak memiliki alergi obat ataupun makanan.

III. Pemeriksaan Fisik


A. Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tanda Vital : TD 130/90 mmhg
Suhu 37,0 °C
HR 90 x/menit
RR 33 x/menit
 Antropromteri : BB 58 kg
TB 171 cm
IMT 19,86
 Kepala : Normocephal, rambut tidak mudah rontok.
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Reflex Cahaya (+/+)
 Hidung : Sekret (-/-)
Epistaksis (-/-)
 Telinga : Serumen (-/-)
 Mulut : Bibir tidak kering
Gusi berdarah (-/-)
 Leher : Pembesaran KGB (-/-)
Pembesaran Tiroid (-/-)
 Tenggorakan : Faring hiperemis (-/-)

B. Status Thorax
Paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Tidak terdapat retraksi dada
 Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru, tidak
terdapat massa dan krepitasi.
 Perkusi : Bunyi paru sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Terdapat suara napas tambahan ronki pada lobus
pulmo dextra

Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba tidak kuat angkat

 Perkusi : Batas atas ICS III linea parastrenalis dextra


Batas kanan ICS IV line parastrenalis dextra
Batas kiri ICS IV linea parastrenalis sinistra
 Auskultasi : Terdengar bunyi jantung 1 dan 2 reguler, tidak
terdapat murmur dan gallop

C. Status Abdomen
 Inspeksi : Tampak datar, tidak adanya massa, soepel
 Auskultasi : Bising usus positif
 Perkusi : Timpani pada seluruh kuadran
 Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-/-)
Hepatomegali (-/-)
Splenomegali (-/-)

D. Status Ekstremitas
ATAS BAWAH
Akral Hangat Hangat
Edem -/- -/-
CRT < 2 detik < 2 detik
Sianosis -/- -/-

IV. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang disarankan ; BTA, Foto Rontegen, Spirometri.

V. Diagnosa Banding
SOPT, PPOK, Asma

VI. Diagnosa
SOPT

VII. Tatalaksana
a. Non farmakologi
1. Breathing Exercise
Breathing Exercise Breathing exercise merupakan suatu teknik yang
digunakan untuk membersihkan jalan napas, merangsang terbukanya
sistem collateral, meningkatkan distribusi ventilasi dan meningkatkan
volume paru.
Pursed lip breathing merupakan salah satu latihan pernapasan guna
mengurangi sesak napas dan mengurangi kerja dari suatu pernapasan,
yang dibarengi dengan pernapasan diafragma dan latihan ini dapat
dilakukan dengan meniup lilin, meniup bola pingpong, dan membuat
gelembung di dalam air minum dengan menggunakan pipa hisap.
Latihan ini berfokus pada pengontrolan inspirasi dan ekspirasi juga
dengan pola ekspirasi yang panjang dengan cara bibir mencucu. Selain
itu, breathing control merupakan latihan pernapasan yang dapat
meningkatkan volume paru, mempertahankan alveolus agar tetap
mengembang, meningkatkan oksigenasi, membantu membersihkan
sekresi mukosa, mobilitas sangkar toraks dan meningkatkan kekuatan,
daya tahan dan koordinasi otot-otot respirasi, meningkatkan efektifitas
mekanisme batuk, mempertahankan atau meningkatkan mobilitas chest
dan thoracal spine, koreksi pola-pola napas yang abnormal, dan
meningkatkan relaksasi.
 Pursed lip breathing
- Persiapan pasien: posisi pasien duduk di atas bed dengan
memeluk bantal dengan kedua lutut rileks dan pasien nyaman
dengan posisi tersebut.
- Pelaksanaan: sebelumnya pasien diberi tahu maksud dan
tujuan dilakukannya latihan ini. Setelah itu pasien diberikan
contoh, pasien diinstruksikan untuk tarik napas panjang
melewati hidung dan menghembuskan melewati mulut secara
perlahan hingga bibir mencucu. Lakukan hingga beberapa
kali.
 Breathing control
- Persiapan pasien: posisi pasien duduk di atas bed dengan
memeluk bantal dengan kedua lutut rileks dan pasien nyaman
dengan posisi tersebut.
- Pelaksanaan: sebelumnya pasien diberi tahu maksud dan
tujuan dilakukannya latihan ini. Setelah pasien diberikan
contoh, pasien diinstruksikan untuk tarik napas panjang
melewati hidung dan menghembuskan melewati mulut secara
perlahan. Lakukan hingga beberapa kali.

2. Coughing Exercise
Coughing exercise atau batuk efektif merupakan suatu metode batuk
dengan benar, dimana pasien dapat menghemat energi sehingga tidak
mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal dari jalan
napas dan area paru. Selain itu coughing exercise menekankan inspirasi
maksimal yang dimulai dari ekspirasi. Adapun tujuan dilakukannya
tindakan coughing exercise adalah merangsang terbukanya sistem
kolateral, meningkatkan distribusi ventilasi, dan meningkatkan volume
paru serta memfasilitasi pembersihan saluran napas yang memungkinkan
pasien untuk mengeluarkan sekresi mukus dari jalan napas
- Posisi pasien: duduk dengan posisi badan membungkuk sedikit ke
depan.
- Pelaksanaan: siapkan tempat untuk membuang sputum. Pasien diminta
menarik napas biasa sebanyak dua kali, lalu pasien menarik napas
dalam dan pelan sebanyak satu kali, kemudian pasien menahan selama
dua hitungan dan membatukkan sebanyak dua kali, setelah itu pasien
diminta untuk tarik napas seperti biasa.
b. Farmakologi
1. Symbicort 160 MCG 2x1 2 inhalasi.
2. Ambroxol sirup 15 mg 3x1 sendok makan.

VIII. Prognosis
Deteksi dini SOPT sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas hidup pasien,
menggunakan uji faal paru. SOPT dapat berperan dalam penyebab kematian
sebesar 15%, setelah durasi 10 tahun.

RESUME
Tn. Y data ke poli umum Puskesmas Langensari I, dengan keluhan sesak napas
sejak 7 tahun yang lalu. Sesak dirasakan terus menerus. Os mempunyai riwayat
TB 7 tahun yang lalu, sudah melakukan pengobatan selama 6 bulan dan dikatakan
sembuh. Namun, sesak tetap dirasakan. Serangan sesak dirasakan jika Os
merasakan dahak pada tenggorokan sudah mulai menyumbat jalan napas os
menghirup inhaler, sehingga dahak keluar dengan warna bening dan konsistesi
kental. Posisi tidur pasien terkadang harus setengah duduk untuk mengurangi
sesaknya. Sudah dilakukan pengobatan dengan pemberian symbicort 2x1 2
hirup.Os kontrol ke RSUD Banjar tiap 3 bulan dengan menebus symbicort tiap
bulan.

FOLLOW UP
Dilakukan follow up pasien tanggal 19 Maret 2019
S : Sesak napas dirasakan tetap sama. Tidak membaik setelah diberikan
symbicort, hanya membantu saat serangan sesak. Sesak dirasakan terus menerus
baik saat aktivitas ataupun saat tidur.
O : RR 28 x/ menit, auskultasi paru terdapat suara napas tambahan yaitu ronki
pada pulmo dextra, dan didapatkan pemeriksaan radiologi paru pada tanggal 8
Februari 2018 dengan kesan TB paru lama aktif.
A : Sindroma Obstruksi Pasca Tuberkulosis
P : Symbicort 2x1 2 hisap
Ambroxol sirup 15 mg 3x1 sendok makan

Kunjungan Rumah

Rumah ventilasi yang baik namun agak sedikit lembab pada area dapur dan kamar
mandi, atap rumah dari anyaman bambu dan terdapat lubang jika hujan bocor sehingga
sedikit lembab saat hujan.

Anda mungkin juga menyukai