Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS
EMBOLI PULMONARI
AGRI MERSILA AP
ALISYE SILVIA SOPACUA
ELISABETH MAMBRASAR
IMELDA WANDIKBO
NATANAEL OSCAR RUMBINO
SHERLIANA PRAMAISELA
2

DEFINISI

Emboli paru-paru merupakan oklusi atau penyumbatan


bagian pembuluh darah paru-paru oleh embolus.
Embolus ialah suatu benda asing yang tersangkut pada
suatu tempat dalam sirkulasi darah. Benda tersebut ikut
terbawa oleh aliran darah yang berasal dari suatu tempat
lain dalam sirkulasi darah. Proses timbulnya embolus
disebut embolisme. Hampir 99% emboli berasal dari
trombus. Bahan lainnya adalah tumor, gas, lemak,
sumsum tulang, cairan amnion, dan trombus septik
ANATOMI FISIOLOGI
3

Selain sirkulasi pulmonal, parenkim paru menerima darah teroksigenasi


melalui sirkulasi bronkial (menyumbang sekitar ~1% curah jantung)
yang berasal dari aorta, dan kemudian ventrikel kiri. Sirkulasi bronkus
mempunyai sistem superfisial dan dalam. Sistem superfisial mengalir ke
vena hemiazygos dan azygos, yang akhirnya mengalir ke jantung kanan
melalui aliran balik vena sistemik. Namun, sirkulasi dalam mengalir ke
vena pulmonalis dan kemudian ventrikel kiri. Akibatnya, sistem
bronkus bagian dalam berfungsi secara efektif sebagai pirau
arteriovenosa. .
4

ETIOLOGI
Penyebab emboli paru belum diketahui
pasti, tetapi hasil penelitian dari autopsi
paru pasien yang meninggal karena
penyakit ini menunjukkan jelas bahwa
penyebab penyakit ini adalah trombus pada
pembuluh darah. Umumnya tromboemboli
berasal dari lepasnya trombus di pembuluh
darah vena di tungkai bawah atau dari
jantung kanan
MANIFESTASI
KLINIS

 Dispnea  Crackles
 Nyeri dada pleuritik  Takikardia
 Batuk  Bunyi jantung S3
 Hemoptisis
 Keringat berlebih
 Kecemasan
 Demam
 Takipnea
PATOFISIOLOGI
6

• Kebanyakan emboli paru terjadi akibat lepasnya trombus yang berasal


dari pembuluh vena di ekstremitas inferior. Trombus terbentuk dari
beberapa elemen sel dan fibrin-fibrin yang kadang-kadang berisi
protein plasma seperti plasminogen. Trombus dapat berasal dari
pembuluh arteri dan pembuluh vena. Trombus arteri terjadi karena
rusaknya dinding pembuluh arteri (lapisan bagian dalam), sedangkan
trombus vena terjadi karena perlambatan aliran darah dalam vena
tanpa adanya kerusakan dinding pembuluh darah
PATHWAY 7

Hipoksik vasokonstriksi
Statis vena Penurunan surfaktan
Sumbatan dari
Kerusakan pembuluh sebagian dari Pelepasan substansi
darah neurohumoral
sirkulasi pulmonal
Hiperkoaguabilitas Edema pulmonal
Ateleksia

Terlepasnya
Pembentukan thrombus Takipnea
thrombus (sebagian atau
Dispnea
Nyeri dada
seluruh) Peningkatan ruang rugi
Ketidakseimbangan V/Q
Penurunan PaCO
PEMERIKSAAN FISIK 8

a. NYERI DADA YANG BERAT PADA SAAT INSPIRASI, KULIT YANG LEMBAB HANGAT ATAU LEMBAB
DINGIN TERGANTUNG DERAJAT DARI HIPOKSEMIA.
b. TERJADI SESAK NAFAS YANG TIBA-TIBA DISERTAI DENGAN TAKIPNEA.
c. TAKIKARDI (FREKUENSI NADI LEBIH DARI 100 KALI / MENIT).
d. DEMAM RINGAN
e. TEKANAN DARAH TURUN LEBIH DARI NORMAL
f. RALES, RONKI PADA KASUS EMBOLI PARU YANG LUAS
g. BATUK PRODUKTIF DISERTAI BERCAK DARAH, ATAU SPUTUM KEMERAHAN ATAU BATUK TIDAK
PRODUKTIF
h. SIANOSIS (JIKA TERJADI PENYUMBATAN TOTAL PADA ARTERI PULMONAL)
i. DISTENSI VENA JUGULARIS PADA SAAT POSISI DUDUK
j. PETEKIE DI DADA, AKSILA ATAU DI KONJUNGTUVA (AKIBAT EMBOLI LEMAK)
k. SELAIN ITU PASIEN SERING TAMPAK PUCAT, DIAFORESIS, KETAKUTAN, GELISAH, PEKA, ATAU
KEKACAUAN MENTAL
9

PEMERIKSAAN PENUNJANG
& INTERPRETASI
a) Gas darah arteri (GDA) menunjukkan hipoksemia (PaO2 kurang

dari 80 mmHg) dan alkalosis respiratori (PaO2 k,urang dari 35


mmHg dan pH lebih tinggi dari 7,45). Alkalosis respiratori
dapat disebabkan oleh hiperventilasi.

b) Waktu protrombin (PT) dan waktu tromboplastin parsial (PTT),


mungkin rendah jika terjadi pembekuan darah dan mungkin
normal jika disebabkan oleh emboli udara atau emboli lemak
10

c. Enzim-enzim jantung (CPK, LDH, AST) harus dilaksanakan untuk


mencegah terjadinya infark miokard

d. Skaning paru-paru (skaning ventilasi dan perfusi) untuk mengetahui


area yang mengalami hipoperfusi

e. Angiogram paru-paru memberikan gambaran yang paling tajam dari


kejadian emboli paru

f. Pemindaian ventilasi-perfusi (V/Q scan)


11

PENATALAKSANAAN

1) Terapi trombolitik
2) Terapi oksigen
3) Embolektomi pulmonal
4) Farmakoterapi
5) Pembedahan
PROSES KEPERAWATAN
12

1. Pengkajian
A. Primary Survey
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
4) Disability
B. Secondary survey
1) Identitas Klien
2) Keluhan Utama
3) Riwayat kesehatan
4) Riwayat kesehatan terdahulu
5) Riwayat kesehatan keluarga
6) Pemeriksaan Fisik

2. Diagnosa keperawatan
Pola napas tidak efektif b.d obstruksi trakeo bronchial
oleh bekuan darah, secret banyak, perdarahan aktif
PROSES KEPERAWATAN
13

3. Intervensi Keperawatan
a. Pola napas tidak efektif b.d obstruksi trakeo bronchial oleh bekuan darah,
secret banyak, perdarahan aktif
Tujuan (SLKI) : Pola Napas Membaik (L.01004)
Kriteria hasil :
 Menunjukkan dispnea menurun
 Penggunaan otot bantu napas menurun
 Frekuensi napas membaik
 Kedalaman napas membaik
Intervensi keperawatan (SIKI) : Manajemen Jalan Napas (I.01011)
PROSES KEPERAWATAN 14

Tindakan
Observasi :
 Monltor pola napas
 Monitor bunyi napas tanbahan
 Monltor sputum

Terapeutik :

 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift


 Posisikan semi-Fowler atau Fower
 Berikan minum hangat
 Lakukan fisioterapi dada, jika perfu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
 Keluarkan sumbalan benda padat dengan forsep McGill
 Berikarn oksigen, jika perlu
PROSES KEPERAWATAN
15

Edukasi :
Anjurkan asupan cairan 2000 m/hari, jika tidak kontraindikasi
 Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi :

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu


ASUHAN KEPERAWATAN
16

Ny. H berusia 38 tahun, saat ini dirawat di rumah sakit dengan


keluhan pusing, nyeri dada, sesak napas, batuk, dan lemah serta
gugup setelah melakukan aktivitas. Saat dikaji oleh perawat,
Tn. Y mengatakan sebelumnya istrinya mengeluh batuk dan
memutuskan untuk mengkonsumsi obat batuk yang dibelinya di
apotek, tetapi selama tiga hari tidak kunjung sembuh dan
kondisi semakin memburuk, sehingga Ny. H segera dibawa oleh
suami ke rumah sakit. Tampak penggunaan otot-otot
pernapasan, TD:90/60 mmHg, N:110x/menit, S:37,7°c,
RR:30x/menit. Sebelumnya Ny. H pernah dirawat dengan
penyakit yang sama yakni emboli paru 3 tahun yang lalu. Selain
itu, klien mengatakan kalau ia tinggal dekat dengan pabrik dan
pemukiman padat penduduk yang sangat kumuh.
1. Pengkajian 17

a. Identitas
Nama Klien: Ny. H Nama Suami : Tn.Y

Umur : 45 Tahun Umur : 46 Tahun

Jenis Kelamin : Wanita Jenis Kelamin : Laki-


laki
Kewarganegaraan :
Indonesia Kewarganegaraan :
Indonesia
Agama : Islam
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : -
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Gubeng
Hub. Dengan klien :
Dx. Medis : Emboli Paru
Suami
18
2. Riwayat Kesehatan
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Keluhan Utama
Riwayat Merokok : klien mengatakan tidak
Klien sering mengeluh pusing, nyeri dada, merokok.
sesak napas, batuk, dan lemah serta gugup
Riwayat Penyakit Keluarga : klien
setelah melakukan aktivitas
mengatakan tidak ada riwayat penyakit
2) Riwayat Sekarang penyakit menular (misal : TBC, HIV, dll)
Klien datang di UGD rumah sakit A atau menurun (misal : Diabetes,
dibawa oleh suaminya, dengan keluhan Hipertensi) di dalam keluarganya
batuk semenjak hari rabu siang dan pusing, Alergi : klien mengatakan tidak ada alergi
nyeri dada, sesak napas, dan batuk, lemah makanan atau obat-obatan
serta gugup setelah melakukan aktifitas.
Sebelumnya klien mengkonsumsi obat
batuk yang dibelinya apotek tetapi tiga hari 4) Riwayat Kesehatan Lingkungan
tidak kunjung sembuh, karena kondisi Lingkungan pasien dekat dengan pabrik
semakin memburuk, klien segera dibawa dan pemukiman padat
oleh suami ke rumah sakit.
19
b. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : klien tampak lemah, gelisah, wajah tampak meringis
menahan nyeri
• TD : 90/60 mmHg
• N : 110x/menit
• S : 37,70C
• RR : 30x/menit
• P : nyeri terasa saat setelah melakukan aktivitas
• Q : nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
• R : nyeri terasa pada area dada sebelah kanan
• S : nyeri lebih sering terjadi dimalam hari
• T:7
20
c. Pemeriksaan Persistem menurun, klien
1) Sistem Pernapasan mengatakan BAK <4
/Respirasi kali dalam sehari
Klien mengeluh nyeri 5) Sistem Pencernaan /
dada, sesak napas, Gastrointestinal
tampak menggunakan Klien mengatakan tidak
otot bantu pernapasan ada masalah dalam d. Data Penunjang
2) Sistem Kardiovaskuler pencernaan Hb : 14,1 g/dl
Klien mengeluh pusing 6) Sistem Integumen LED : 33 mm/jam
karena tekanan darah Keringat berlebih dan Leukosit : 12.200/µl
klien menurun telapak tangan tampak
Ht : 42 vol
3) Sistem pucat
Trombosit : 204.000/µl
Persyarafan/neurologi
Eritrosit : 4,54 juta/µl
Klien tampak lemah
4) Sistem perkemihan
Frekuensi urine
21
22
4. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d Klien mengatakan nyeri, nyeri
nyeri terasa sesaat setelah melakukan aktivitas, nyeri terasa seperti tertusuk-
tusuk, nyeri pada area dada sebelah kanan dengan skala 7, nyeri lebih sering
terjadi di malam hari. Klien tampak lemah, gelisah, wajah tampak meringis
menahan nyeri, nadi : 110x/menit
2) Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d Klien
mengeluh sesak napas, klien tampak menggunakan otot bantu pernapasan
dan RR : 30x/menit
3) Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d Klien tampak lemah, TD : 90/60 mmHg, N :
110x/menit
23
24
25
26
27
28
KESIMPULAN

Emboli paru merupakan suatu keadaan emergensi yang sering tidak terdiagnosa
dan menyebabkan kematian sebagai akibat migrasi satu atau beberapa gumpalan
darah dari vena sistemik menuju paru. Embolisme pulmonal mengacu pada
obstruksi salah satu arteri pulmonal atau lebih oleh thrombus (trombi) yang
berasal dari suatu tempat dalam system venosa atau jantung sebelah kiri, yang
terlepas, dan terbawa ke paru. Kondisi ini merupakan kelainan umum yang
berkaitan dengan trauma, bedah (ortopedik, pelvis, ginekologik), kehamilan,
penggunaan kontrasepsi oral, gagal jantung kongestif, usia lanjut (lebih dari 60
tahun), dan imobilitas yang berkepanjangan. Sebagian besar trombus berasal
dari vena tungkai (Price & Wilson, 2006).
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai