Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

PNEUMONIA

OLEH :
KELOMPOK 4
Adelia Hasan
Alwi Siddiq Ahmadi
Aliza Purnamawati Harinda
Apriliya Ismail
Dea Qistinah M. Harmain
Lisnawaty Harun
Pneumonia merupakan proses inflamasi pada
parenkim paru yang biasanya berhubungan
dengan peningkatan cairan alveolar dan intertisial.
Diantara semua infeksi nosocomial, pneumonia
adalah yang tersering kedua, tetapi memiliki angka
kematian paling tinggi.

Definisi
Etiologi
Sebagian besar penyebab pnuomonia adalah
mikroorganisme (virus, bakteri), dan sebagian kecil oleh
penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin,
atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu,
isi lambung ke dalam saluran pernafasan (aspirasi).

Penyebab pneumonia tersebut digolongkan berdasarkan :


 Golongan umur
 Berat ringannya penyakit
 Komplikasi
Klasifikasi
o Pneumonia lobaris
o Pneumonia interstisial
o Bronkhopneumonia
Komplikasi
 Otitis media akut (OMA)
 Efusi pleura
 Emfisema
 Meningitis
 Abses otak
 Endokarditis
 Osteomielitis
Virus Bakteri Micoplasma Jamur

Masuk saluran pernapasan

bronkus
bronkiolus
alveolus
Menganggu kerja mikrofag

Fungsi mikrofag menurun

Infeksi di paru
Peradangan/infeksi di paru Nyeri akut

Edema/pembengkakan Reseptor
di paru peradangan
Bersihan jalan nafas
tidak efektif hipotalamus
Produksi sekret
meningkat hipoksia Peningkatan
Penyempitan jalan suhu tubuh
nafas Respirasi
anaerob Hipertermia
Difusi gas O2 dan
dispnea CO2 terganggu Peningkatan
asam laktat
Pola nafas Gangguan pertukaran
tidak gas kelemahan
efektif
Intoleransi
aktivitas
Pengkajian
I. Identitas klien
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Agama :
Alamat :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
Tanggal masuk :
Tanggal Keluar :
No. Registrasi :
Diagnosa Medis : Pneumonia
II. Identitas Penganggung Jawab
Nama :
Umur :
Hubungan dengan Pasien :
Pekerjaan :
Alamat :
III. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk berdahak

Konsep Keperawatan
IV. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang dengan sesak napas, demam sudah 2 minggu, batuk disertai dahak kurang
lebih 2 bulan
b. Riwayat kesehatan terdahulu
Pasien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan yang sama
c. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan
pasien, dan juga tidak memiliki hipertensi maupun DM
V. Pola Kebutuhan Dasar
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan : tidakterkaji
2. Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari, habis 1 porsi dengan menu
nasi, lauk, sayur, dan minum kurang lebih 1000 ml/hari
Sesudah sakit : Nafsu makan berkurang dari sebelumnya dan minum kurang lebih 600
ml/jam.
3. Pola Eliminasi
BAB
Sebelum sakit : BAB 1 hari sekali dipagi hari dengan konsistensi warna cokelat dan
bau khas feses
Sesudah sakit : Susah BAB dan sudah 2 hari tidak BAB
BAK
Sebelum sakit : 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih dan bau khas urine.
Sesudah sakit : Kurang lebih 5-6 x/hari dengan warna kuning jernih dan bau khas
urine.

Konsep Keperawatan
4. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit : Lancar dalam melakukan semua aktivitas
Sesudah sakit : Sudah merasakan sesak napas setiap melakukan sesuatu
VI. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda Tanda Vital
Suhu badan : 36,70C
Nadi : 88 x/menit
RR : 24 x/menit
TD : 150/90 mmHg
d. Keadaan Fisik
1). Kepala : Bentuk kepala mesocepal, tidak ada nyeri tekan
2). Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
3). Dada
- Pemeriksaan Paru :
Inspeksi :
Pernapasan cepat, frekuensi pernapasan 24, pengembangan dada sejajar, simetris, penggunaan otot
bantu pernapasan :Dispnea
Palpasi :
Taktil fremitus (getaran) raba kanan dan kiri sama
Perkusi :
Sonor dari clavikula- ICS V (paru-paru dekstra), sonor dari clavikula- ICS 3 (paru-paru siniatra)
Auskultasi :
Terdengar ronkhi

Konsep Keperawaan
- Pemeriksaan Jantung :
Inspeksi :
Iktus cordis tidak tampak pada ICS V
Palpasi :
Ictus cordis teraba 2 cm dari midclavikula sinistra
Perkusi :
Bunyi pekak ICS II parasternum dekstra, ICS III- jantung kanan
dan bunyi pekak ICS II parasternum sinistra, ICS VI- jantung kiri
Auskultasi :
BJ 1 terdengar di ICS V sinistra dan ICS III sinistra parasternum
BJ 2 terdengar di ICS II baik dekstra maupun sinistra, suara
ireguler, lemah.
4). Abdomen :
Inspeksi : Abdomen kanan dan kiri sama
Palpasi : Hepar tidak teraba
Perkusi : Bunyi tympani
Auskultasi : Peristaltik usus 12 x/menit
5). Integument : Tampak bersih dan elastis
6). Genetalia : Tidak ada gangguan
7). Ekstremitas : Terpasang infus pada ekstremitas
atas dan reflek normal pada ekstremitas bawah

Konsep Keperawatan
e. Pola Persepsi dan Konsep Diri:
Pengetahuan pasien tentang penyakit ini hanya sedikit dan pasien
mengerti dengan perawatan atau tindakan yang dilakukan
f. Pola Tidur dan istirahat
Sebelum Sakit : Pasien tidur malam kurang
lebih 7-8 jam/hari, tidak pernah tidur siang
Sesudah sakit : Pasien tidur malam kurang
lebih 5-6 jam/hari, pasien tidur siang 4 jam/hari

VII. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan penunjang diagnostic
pokok dalam diagnosis pneumonia. pemeriksaan ini terdiri dari:

Konsep Keperawatan
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
Kategori : Fisiologis
Subkategori : Respirasi
Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
Kategori : Fisiologi
Subkategori : Respirasi
Pola Napas Tidak Efektif (D.0005)
Kategori : Fisiologi
Subkategori : Respirasi
Nyeri Akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenymanan
Intolerasi Aktivitas (D.0056)
Kategori : Fisiologi
Subkategori : Aktivitas dan Istirahat
Hipertermia (D.0130)
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Diagnosa Keperawatan
Intervensi dan Rasional
NO SDKI SIKI SLKI RASIONAL
1 Bersihan Jalan Bersihan jalan Latihan batuk 1. Latihan batuk
Napas Tidak napas efektif efektif
Efektif (D.0001)
Kategori : Fisiologis Setelah dilakukan Observasi Observasi:
Subkategori : tindakan keperawatan Identifikasi -Agar pasien dapat
Respirasi selama 3x24 jam kemampuan batuk mengetahui tanda
Definisi : maka bersihan jalan Monitor tanda dan dan gejala infeksi
Ketidakmampuan napas pada pasien gejala infeksi saluran saluran napas
membersihkan dapat meningkat, napas Terapeutik:
secret atau obstruksi dengan: Terapeutik -Agar pasien
jalan napas untuk Atur posisi semi- mudah melakukan
mempertahankan Kriteria Hasil fowler atau fowler terapi
jalan napas tetap Batuk efektif cukup Edukasi Edukasi
paten meningkat (4) Jelaskan tujuan dan -Agar pasien dapat
Penyebab : Produksi sputum prosedur batuk mengetahui
Fisiologis: cukup menurun (4) efektif prosedur batuk
1.Spasme jalan Dispnea cukup Anjurkan tarik napas efektif
napas menurun (4) dalam melalui hidung fisioterapi dada
2. Hipersekresi jalan Frekuensinapas selama 4 detik, Observasi
napas ditahan selama 2 -Agar pasien dapat
3. Proses infeksi detik, kemudian mengetahui jumlah
Situasional: dikeluarkan dari dan karakter
1.Merokok aktif mulut dengan bibir sputum
mencucu(dibulatkan)
selama 8 detik
Anjuran mengulangi
tarik napas dalam
hingga
2. Merokok pasif cukup membaik (4) 3 kali fisioterapi dada
Gejala dan Tanda Pola napas cukup Anjurkan batuk Observasi
Mayor dengan kuat langsung
membaik (4) -Agar pasien dapat
Subjektif: - setelah tarik napas
Objektif: dalam yang ke-3 mengetahui
1.Batuk tidak efektif Tingkat infeksi jumlah dan
2. Sputum berlebih Setelah dilakukan karakter sputum
3. Mengi, wheezing tindakan keperawatan 2. Fisioterapi dada
dan/atau ronkhi kering selama 3x24 jam maka
Observasi
tingkat infeksi pada
Gejala dan Tanda Periksa segmen paru
Minor pasien dapat menurun, yang mengandung
Subjektif: dengan: sekresi berlebihan
1.Dispnea Monitor jumlah dan
2. Sulit bicara Kriteria Hasil karakter sputum
3. Ortopnea Demam cukup
Objektif:
menurun (4)
1.Gelisah
2. Sianosis Nyeri cukup menurun
3. Frekuensi napas (4)
berubah Bengkak cukup
4. Pola napas berubah menurun (4)
Sputum berwarna
Kondisi Klinis Terkait
hijau cukup menurun
1.Gullian barre
syndrome (4)
2. Sklerosis multiple
3. Infeksi saluran napas
4. Stroke

Anda mungkin juga menyukai