Anda di halaman 1dari 10

Bahasa Inggris Keperawatan

TELAAH JURNAL INTERNASIONAL

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 4 KELAS B SEMESTER 5

Anggota Kelompok :

1. Rahmatia Ishak (841418041)


2. Sri Dewi Kaluku (841418046)
3. Sriwulan Mardjun (841418053)
4. Lisnawaty Harun (841418059)
5. Nur Faiza Latif (841418064)
6. Intan Patria Abdjul (841418069)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
TELAAH JURNAL

Judul Jurnal/Artikel Comparison of Nasopharyngeal and Oropharyngeal


Swabs for SARS CoV2 (Perbandingan Nasofaring dan
Orofaring untuk deteksi SARS CoV2)
Penulis Xiong Wang, Li Tan, Xu Wang, Weiyong Liu, Yanjun
Lu, Liming Cheng, Ziyong Sun
Publikasi Dipublikasi oleh International Journal of Infectious
Diseases 94 (2020) 107-109
Penelaah Kelompok 4, Kelas B
Tanggal Telaah 30 Desember 2020

*Jurnal internasional tetap ditelaah dengan menggunakan bahasa


Indonesia

Deskripsi Jurnal

Tujuan Utama Penelitian :

Untuk membandingkan keefektifan hasil SWAB pada Nasofaring dan


Orofaring untuk mendeteksi SARS CoV2 pada 353 Pasien

Hasil Penelitian :

Dari 353 pasien (rawat jalan, 192; rawat inap, 161) yang diteliti, usia rata-rata
adalah 54 tahun (kisaran, 20 sampai 88 tahun), dan 177 (50,1%) adalah
perempuan. Tingkat positif dari total, rawat jalan, dan rawat inap, adalah 19,0%
vs 7,6%, 7,3% vs 6,3%, dan 32,9% vs9,3% pada swab nasofaring dan orofaring
(Tabel 1). Tingkat positif dari swab nasofaring dan orofaring pada pasien rawat
jalan menurun drastis menjadi kurang dari 10%, jauh lebih rendah dari awal
wabah COVID-19 merebak (Wang et al., 2020). Angka positif gabungan
dihitung jika hasil swab nasofaring dan orofaringeal positif, dan meningkat
menjadi 21,5%, 9,9%, dan 35,4% secara total, rawat jalan, dan rawat inap,
sedikit lebih tinggi dari hasil swab nasofaring, swab dapat menyebabkan hasil
negatif palsu yang luar biasa dan menyebabkan keluarnya pasien yang
terinfeksi dari rumah sakit. Pasien laki-laki menunjukkan angka positif yang
lebih tinggi secara signifikan pada total populasi laki-laki dibandingkan total
populasi perempuan, dan pada pasien rawat jalan laki-laki dibandingkan pasien
rawat jalan perempuan dari swab nasofaring tetapi bukan orofaring (Tabel 2).
Di antara 27 hasil positif pada swab orofaring, 18 kasus juga positif pada swab
nasofaring, terhitung 66,7%, dan sisanya 9 pasien termasuk 5 pasien rawat jalan
dan 4 pasien rawat inap. Di antara 67 hasil positif pada swab nasofaring, 49
kasus negatif pada swab orofaring, terhitung 73,1%. Konsistensi antara swab
nasofaring dan orofaringeal buruk (Tabel 3).

Kesimpulan Penelitian :

Kesimpulannya, hasil swab nasofaring menunjukkan angka positif yang lebih


tinggi daripada hasil swab orofaringeal. Dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa hasil swab nasopharyngeal mungkin lebih cocok daripada swab
orofaring pada tahap akhir wabah COVID-19 ini.

TELAAH JURNAL

Fokus Utama Penelitian :

Sejak merebaknya penyakit coronavirus (COVID-19) di Wuhan pada Desember


2019, hingga 10 Februari 2020, total 80.932 kasus yang dikonfirmasi telah
dilaporkan di China. Sebelum dilakukan pemulangan terhadap pasien, terlebnih
dahulu dilakukan tes RT-PCR. Dimana dua hasil dari tes tersebut negative
secara berturut-turut dalam spesimen saluran pernapasan yang diperlukan untuk
evaluasi dan usapan orofaring adalah sampel yang paling umum. Namun
ternyata, hasil negatif dari tes tersebut kurang akurat yang mengakibatkan
adanya kesalahan dalam pelaporan data dimana hasil tes tidak tepat.

Dari kutipan diatas diketuhai bahwa tes RT-PCR dengan spesimen saluran
pernapasan yang diperlukan untuk evaluasi dan usapan orofaring adalah sampel
yang paling umum, ternyata hasilnya kurang akurat yang mengakibatkan hasil
tes tidak tepat. Fokus utama dari review ini cukup jelas, yaitu untuk mengetahui
perbandingan keefektifan hasil SWAB RT-PCR pada Nasofaring dan Orofaring
untuk mendeteksi SARS CoV2.

ELEMEN YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN


SUATU PENELITIAN

1. Gaya Penulisan

Sistematika penulisan disusun dengan rapi, namun


Sistematika
rumusan masalah belum tercantum dan tujuan
penelitian seharusnya dipisah dari pendahuluan
agar lebih jelas dan. Tujuan penelitian merupakan
hal yang penting karena dengan adanya tujuan
penelitian akan dapat diketahui arah dari
penyusunan sebuah karya ilmiah tersebut.

Tata Bahasa Tata bahasa dalam penelitian ini mudah dipahami


dan penulisan sudah sesuai dengan kaidah.

2. Penulis

Penulis merupakan pengajar di Universitas Sains


Kualifikasi Penulis
dan Teknologi Huazhong, Wuhan dan bagian dari
Departemen Laboratorium dan Departemen
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Tongji.

3. Judul

Kelebihan Judul tersebut sudah cukup jelas, dan tidak ambigu.


Judul merupakan wajah yang dilihat terlebih dahulu
sebelum melihat isi menelitian, dengan melihat
judul saja pembaca sudah dapat membuat konsep
pikiran apa saja yang dibahas dalam penelitian
tersebut.

Dalam karya tulis penelitian ini judulnya belum


Kekurangan
dicantumkan tempat dan tahun penelitian.

4. Abstrak

Abstrak dalam penelitian ini sudah mencakup


Kelebihan
masalah utama yang diteliti dan ruang lingkupnya,
metode yang digunakan, hasil yang diperoleh dan
kesimpulan utama.

Kekurangan Abstrak dalam penelitian ini belum dicantumkan


saran untuk Pembaca, Peneliti selanjutnya dan
pihak-pihak yang terkait.

ELEMEN YANG MEMENGARUHI KEKUATAN SUATU PENELITIAN

Tujuan dan Masalah Penelitian :

Masalah dan Tujuan dalam penelitian ini sudah dicantumkan dengan jelas pada
bagian latar belakang.

Konsistensi Logis (Sistematika Penulisan) :

Sudah ditulis dengan baik, dimulai dari Judul, Abstrak, Pendahuluan, Metode,
Hasil, Diskusi, Kesimpulan, Konflik Kepentingan, Persetujuan Etis dan
Referensi.

Kerangka Teori :

Dalam jurnal ini tidak disebutkan secara jelas teori apa yang digunakan oleh
penulis untuk mendeskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan
dalam mengkaji permasalahan.

Pertanyaan Penelitian dan Hipotesis :

Dalam jurnal ini tidak disebutkan secara jelas Pertanyaan Penelitian dan
Hipotesis.

Sasaran :

Sasaran dari Jurnal ini yaitu para Petugas Kesehatan dan Mahasiswa Kesehatan

Pertimbangan Ethical :

Dalam penelitian ini menganut etika yang digunakan dalam penelitian dan
seharusnya ada dalam penilitian

Definisi Operasional :

Usap nasofaring dikumpulkan dari lubang hidung tunggal menurut video rinci
dalam penelitian yang diterbitkan sebelumnya (Baden et al., 2009). Usap
oropharyngeal diambil dari kedua sisi tenggorokan menurut video yang
diterbitkan oleh Chinese Society of Laboratory Medicine
(http://www.cslm.org.cn/cn/news.asp?id=74. Html). Usap nasofaring dan usap
orofaringeal untuk setiap pasien diambil pada waktu yang sama satu sama lain,
dan dikirim ke tes SARS-CoV-2 RT-PCR secara bersamaan.

METODE

Desain Penelitian :

Jenis penelitian menggunakan Studi Korelasi yaitu penelitian atau penelaahan


hubungan antara dua variabel pada satu situasi atau sekelompok subyek
(Notoatmodjo,2005).

Populasi dan Sampel

Populasi Pasien yang menunjukan gejala mirip


COVID-19 seperti Demam, batuk, kelelahan,
awalnya di skrinning di Rumah Sakit umum
untuk mengetahui deman atau kelainan
rontgen dada.

Sampel 353 Pasien di Rumah Sakit Tongji Wuhan,


China.

Teknik Pengambilan Sampel Probability Sampling : Cluster Random


Sampling.

Penentuan Besar Sampel Dalam penelitian ini tidak dicantumkan


dengan jelas penulis menggunakan rumus
apa dalam menentukan besar sampel.

Jelaskan Cara Pemilihan, Teknik Pengambilan dan Penentuan Besar


Sampel :

 CARA PEMILIHAN :
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara menggunakan teknik
pengambilan sampel Probability sampling, dan metode Cluster sampling.

 TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL :


Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel di mana seorang
peneliti menetapkan pilihan beberapa kriteria dan memilih anggota
populasi secara acak. Semua anggota mempunyai kesempatan yang sama
untuk menjadi bagian dari sampel dengan parameter pemilihan ini.
Cluster sampling adalah suatu metode dimana peneliti membagi seluruh
populasi menjadi beberapa bagian atau kluster yang mewakili suatu
populasi. Kluster diidentifikasi dan dimasukkan dalam sampel berdasarkan
parameter demografis seperti usia, jenis kelamin, lokasi, dan lain-lain. Hal
ini mempermudah pembuat survei untuk mendapatkan kesimpulan yang
efektif dari umpan balik.

 PENENTUAN BESAR SAMPEL :


Dalam penelitian ini tidak dicantumkan dengan jelas penulis menggunakan
rumus apa dalam menentukan besar sampel.

Variabel Penelitian :

Variabel bebas

Instrumen yang Digunakan :

Berupa pengumpulan data-data yang meliputi usia, jenis kelamin, dan hasil
SARS-CoV-2 RT-PCR yang diekstraksi dari rekam medis elektronik hingga 2
Maret 2020.

DATA ANALISIS (HASIL)

Analisis statistik yang digunakan :

Data disajikan sebagai median dengan rentang interkuartil (IQR). Variabel


kategori dianalisis menggunakan χ2 atau uji eksak Fisher. Analisis korelasi dan
konsistensi menggunakan uji McNemar dan Koefisien Kappa. Semua analisis
dilakukan dengan SPSS 16. Nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik.

Hasil Penelitian : (Lampirkan tabel dari jurnal asli)


PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN

Kelebihan Peneliti telah jelas mengungkapkan populasi yang diteliti

Kekurangan Penjelasannya kurang jelas dan sulit dipahami.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kelebihan Menyampaikan Kesimpulan hasil dengan singkat, dan cukup


jelas.

Kekurangan Belum dicantumkan saran untuk Pembaca, Peneliti selanjutnya


dan pihak-pihak yang terkait.

Anda mungkin juga menyukai