Anda di halaman 1dari 19

J.

 Pathway Penumonia

Bakteri, Virus,
Jamur Terhirup /

Saluran Pernafasan Atas

Kuman Berlebih di Bronkus Mikroorganisme terbawa kesaluran pencernaan Bakteri, Virus, Jamur Terhirup / Teraspirasi

Proses Peradangan Infeksi saluran Pencernaan Edema antar kapiler alveoli


Dilatasi PembuluDarah
Suhu Tubuh

BU Meningkat
Akumulasi Sekret di Bronkus Hipertermi
Eritrosit Pecah
Eksudat Plasma
Malabsorpsi Septikimia
Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
 Mukus Bronkus Edema Paru
Diare Gangguan Disfungsi dalam Plasma
 Metabolisme
Anoreksia
 Evaporasi Pengerasan Dinding Paru
Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Gangguan Pertukaran Gas
Intake Kurang

O2 
Gangguan Keseimbangan Cairan Elektrolit

Hipoksia
B. Asuhan Keperawatan Teori
1. Pengkajian
a. IDENTITAS PASIEN
Berisikan nama lengkap pasien, usia pasien, jenis kelamin pasien, suku/bangsa pasien,
agama pasien, pekerjaan pasien, pendidikan pasien, alamat pasien, dan diagnosa
medis.
b. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Berisikan nama lengkap penanggung jawab, usia penanggung jawab, jenis kelamin
penanggung jawab, suku/bangsa penanggung jawab, agama penanggung jawab,
pekerjaan penanggung jawab, pendidikan penanggung jawab, alamat penanggung
jawab, dan status hubungan penanggung jawab dengan pasien.
c. RIWAYAT KEPERAWATAN
1) Riwayat Sebelum Sakit
Penyakit berat yang penah diderita :
Pada umumnya pasien mengatakan keluhannya yang diderita sebelumnya dan
gejalanya hampir sama dengan yangdirasakan sekarang.
Obat-obat yang biasa dikonsumsi :
Pada umumnya jika pasien pernah dirawat dengan gejala serupa akan diberikan obat-
obatan untuk sesak, batuk atau lainnya. Atau dapat berisikan obat-obatan yang
dikonsumsi beberapa hari terakhir.
Kebiasaan berobat :
Berisikan kebiasaan pasien untuk berobat baik di klinik, puskesmas atau rumahsakit

Alergi :
Berisikan alergi yangdimiliki pasien baik obat-obatan ataupun makanan yang
memungkinkan nantinya dapat memperburuk keadaan pasien
Kebiasaan merokok/alkohol :
Berisikan riwayat pasien apakah pasien merupakan perokok aktif/pasif atau
mengonsumsi alkohol, dan jika pasien merupakan perokok aktif berapa jumlah rokok
yang dapat dihabiskan dalam sehari, lalu sejak kapan menjadi perokok/ mengonsumsi
alkohol. Apakah saat sakit ini pasien tetap meroko, mengurang, atau berhenti.
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama :
Umumnya keluhan yang dirasakan pasien adalah sesak nafas, susah nafas, atau dada
terasa berat.
Riwayat keluhan utama :
Berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut.
Upaya yang telah dilakukan :
Berisakan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pasien secara mandiri atau keluarga
untuk mengurangi keluhan yangdirasakan, bentuk upaya yang dilakukan dan jika
upaya yang dilakukan bersifat tindakan medis apakah tidakan tersebut dilakukan oleh
tenaga professional.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Berisikan terapi seperti medis atau nonmedis dan juga tindakan operasi yang mungkin
pernah dilakukan.
3) Riwatar Kesehatan Keluarga
Berisikan riwayat kesehatan keluarga seperti orang tua, saudara, dan lainnya apakah
terdapat keluarga yang memiliki keluhan, riwaat kesehatan, atau kasus yang sama
dengan pasien saat ini
Genogram : Berisikan gambaran genogram keluarga pasien beserta keterangannya
pada 3 generasi.
4) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Berisikan keadaan lingkungan disekitar pasien baik rumah, tempat pekerjaa, kamar,
dan lain-lain. Apakah terdapat keadaan lingkungan yang menjadi faktor pencetus,
faktor pemberat keadaan pasien saat ini.
5) Riwayat Kesehatan Lainnya:
Berisikan riwayat kesehatan pasien lainnya seperti pasien pernah mengalami masalah
kesehatan lain yang mungkin dapat berkaitan dengan masalah saat ini atau mungkin
tidak berkaitan atau tidak berpengaruh dengan masalah yang dialami atau yang
dirasakan pasien saat ini. Contoh pasien memili riwayat penyakit diabete, jantung,
typus, atau lainnya. Dan juga ditanyakan apakah pasien menggunakan alat bantu
kesehatan seperti kacamata, gigi palsu, alat bantu pendengaran, atau lainnya.
d. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan umum :
Berisikan keadaan umum pasien saat masuk rumah sakit atau saat berada diruangan
rawat inap. Dengan alat pengukuran Glasgow Coma Scale (GCS) yang meliputi mata,
kesadaran, dan verbal. Keadaan umum juga berisikan keadaan secara umum seperti
apakah pasien coma, apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah.
2) Tanda-tanda vital, TB dan BB:
Berisikan hasil pemeriksaan observasi tanda-tanda vital seperti berapa tekanan darah
(TD) dalam mmHg, nadi (N) dalam kali/menit, suhu (S) dalam derajat celcius,
respirator rate (RR) kali/menit, berat badan (BB) dalam Kilogram (Kg), dan tinggi
badan (TB) dalam centimeter (Cm).
3) Body Systems:
a) Pernapasan (B1: Breathing)
Berisikan keadaan umum organ pernafasan yaitu hidung apakah terdapat sumbatan,
perlukaan atau lainnya yang dapat menganggu jalan nafas pasien. Kondisi pernafasan
pasien apakah nyeri, dyspnea (sesak nafas), orthopnea (sulit nafas saat tidur), cyanosis
(kebiru-biruan pada kulit), batuk darah, nafas dangkal, apakah ada retraksi dada,
apakah ada sputum, apakah terdapat tracheostomy, atau apakah pasien menggunakan
respirator (alat bantu nafas). Lalu apakah pasien memiliki sura nafas tambahan seperti
wheezing, ronchi, rales, crackles dan lokasinya berada dimana. Inspeksi bagian dada
apakah simetris, apakah ada perlukaan, dan keadaan lainnya disekitar dada.
b) Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
Berisikan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien terutama yang berkaitan dengan
blleding seperti nyeri dada, pusing, kram kaki, palpitasi (berdegup kencang), clubbing
finger (kelainan pada kuku), keadaan pada suara jantung apakah normal atau apakah
terdapat kelainan, apakah terdapat edema disekitar lokasi jantung, palpebral, anasarka,
ekstremitas atas, ekstemitas bawah, ascites, tidak ada, atau lainnya.
c) Persyarafan (B3: Brain)
Berisi keadaan pasien saat ini keadaan secara umum seperti apakah pasien coma,
apatis, composmmetis, somnolent, spoor, atau gelisah. Bagaimana hasil Glasgow
Coma Scale (GCS) yang meliputi mata, kesadaran, dan verbal. Lakukan inspeksi dan
palpasi di area kepala dan wajah, bagaiman keadaan mata, konjungtiva, pupil, leher,
reflek sensori (pendengaran, penciuman, pengecapan, penglihatan, dan peraba).
d) Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Berisikan data produksi output cairan dalam mililiter (ml), berapa frekuensinya,
keadaan warna, bau. Apakah urin oliurgi, poliurgi, dysuri, hematuri, nocturi, apakah
pasien merasa nyeri saat kencing, apakah pasien menggunakan kateter, apakah urin
keluar hanya menetes, apakah saat kencing terasa panas, apakah inkotinen, sering,
retensim cystotomi, atau tidak ada masalah.
e) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Berisi keadaan organ pencernaan mulai dari mulut, tenggorokan, bagian abdomen,
dan rectum. Apakah pasien mengalami maslaah pencernaan seperti diare, konstipasi,
feses darah, tidak terasa, melena, wasir, apakah pasien menggunakan colostomi,
menggunakan pencahar, penggunaan alat bantu, atau keadaan sulit BAB. konsistensi
dan frekuensi BAB, dan apakah terdapat diet khusus sesuai anjuran dokter.
4) Tulang Otot Integumen (B6: Bone)
Berisi keadaan tulang, otot, dan kulit pasien secara umum. Kemampuan
pergerakan sendi apakah bebas, terbatas, apakah ada parese, paralise, parese, atau
lainnya. Keadaan
ekstermitas atas dan bawah (kelainan, peradangan, fraktur, perlukaan, dan lokasi),
keadaan tulang belakang, keadaan kulit (warna, akral, dan turgol).
5) Sistem Endokrin
Berisikan terapi hormon yang mungkin pernah dilakukan pasien sebelumnya atau
sedang dilakukan, dan riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik.
6) Sistem Reproduksi
Berisikan bentuk alat reproduksi, keadaan. Dan pada pasien perempuan ditambah
data mengenai siklus haid, dan payudara.
7) Pola Aktivitas : Dirumah dan Di Rumah Sakit
Berisikan perbandingan pola aktivitas pasien saat dirumah dengan di rumah sakit
meliputi pola makan, minum, dan kebersihan diri. Baik frekuensi atau kegiatan
dilakukan secara mandiri, bantuan sebagian, dan bantuan total.
8) Istirahat dan aktivitas:
Pola istirahat dan aktivitas keseharian pasien saat dirumah dengan dirumah sakit
baik frekuensi lama/durasi, masalah, dan tingkat ketergantungan.
e. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Meliputi keadaan sosial interksi pasien, dukungan keluarga, dukungan
teman/kelompok, reaksi saat interaksi, dan konfrik yang mungkin muncul. Bentuk
spiritual seperti konsep ketuhanan, sumber harapan, ritual/ibadah yang dilakukan, sarana
spiritual yang diraharapkan saat ini, adakah upaya kesehatan yang bertentangan dengan
keyakinan dalam beragama, keyakinan ketuhanan, keyakinan kesembuhan, dan presepsi
mengenai penyakit.

f. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Berisikan pemeriksaan penunjang dalam penegakan diagnosis seperti Laboratorium
(uji lab darah lengkap atau sputum), tindakan rontogen (X-Ray, USG, CT-Scan).
g. TERAPI
Berisikan daftar terapi pemberian obat dan tindakan yang akan diberikan kepada
pasien sesuai anjuran dokter setelah hasil pengkajian.
2. Diagnosa Keperawatan Teori
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas (mis. Nyeri saat
bernafas, kelemahan otot pernafasan) yang ditandai dengan dispnea, pola nafas
abnormal (mis. Takipnea, brakipnea, hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokess), dan
fase ekspirasi memanjang.
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler
yang ditandai dengan dispnea, PCO2 meningkat, PO2 menurun, takikardia, dan bunyi
nafas tambahan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperplasia dinding jalan nafas
ditandai dengan batuk tidak efektif, sputum berlebih, dan Wheezing.
3. Intervensi Keperawatan Teori

Diagnosa Keperawatan SDKI Tujuan dan Kriteria Hasil SLKI Intervensi Keperawatan SIKI
Dx1 : Bersihan jalan napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama
Penyebab 1x24 jam diharapkan bersihan jalan
Fisiologis : napas menjadi efektif dengan kriteria
1. Spasme jalan napas hasil :
2. Hipersekresi jalan napas Bersihan Jalan Napas : Manajemen Jalan Napas –
3. Disfungsi neuromuskuler a. Batuk efektif dari skala 2 (cukup 1..01011
4. Benda asing dalam jalan napas menurun) menjadi 4 (cukup Observasi :
5. Adanya jalan napas buatan meningkat) a. Monitor pola napas
6. Sekresi yang tertelan b. Produksi sputum dari skala 3 (frekuensi, kedalam, usaha
7. Hiperplasia dinding jalan napas (sedang) menjadi 5 (menurun) napas)
8. Proses infeksi c. Dispnea dari skala 2 (cukup b. Monitor bunyi napas
9. Respon alergi meningkat) menjadi 4 (cukup tambahan (mis. Gurgling,
10. Efek agen farmakologis (mis. menurun) mengi, wheezing, ronkhi
Anastesi) d. Frekuensi napas dari skala 3 kering)
Situasional : (sedang) menjadi 5 (membaik) c. Monitor sputum (jumlah,
1. Merokok Aktif e. Pola napas dari skala skala 3 warna, aroma)
2. Merokok Pasif (sedang) menjadi 5 (membaik) Terapeutik :
3. Terpajan Polutan a. Posisikan semi fowler atau
Gejala dan Tanda Mayor fowler
Subjektif : b. Berikan minuman hangat
Tidak Tersedia c. Lakukan fisioterapi dada jika
Objektif : perlu
1. Batuk tidak efektif d. Berikan oksigen
2. Tidak mampu batuk Edukasi :
3. Sputum berlebih a. Anjurkan asupan cairan
4. Mengi, Wheezing dan/ronkhi kering 2000ml/hari
5. Mekonium dijalan napas (pada b. Ajarkan teknik batuk efektif
neonatus) Kolaborasi :
Gejala dan Tanda Minor Kolaborasi pemberian
Subjektif : bronkodilator, ekspektoran,
1. Dispnea mukolitik
2. Sulit bicara
3. Ortopnea Manajemen Batuk Efektif –
Objektif : 1.01006
1. Gelisah Observasi :
2. Sianosis a. Identifikasi kemampuan batuk
3. Bunyi napas menurun b. Monitor adanya retensi
4. Frekuensi napas beubah sputum
5. Pola napas berubah c. Monitor tanda dan gejala
infeksi saluran napas
Terapeutik :
a. Atur posisi semi fowler /
fowler
b. Pasang perlak dan bengkok di
pangkuan pasien
c. Buang sekret pada tempat
sputum
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
b. Anjurkan tarik napas dalam
melalui hidung selama 4
detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari
mulut dengan bibir dibulatkan
selama 8 detik
c. Anjurkan mengulangi tarik
napas dalam hingga 3 kali
d. Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarikan napas
dalam yang ketiga
Pola Napas : Kolaborasi :
a. Dispnea dari skala 2 (cukup Kolaborasi pemberian mukolitik /
meningkat) menjadi 4 (cukup ekspektoran
menurun)
b. Tekanan ekspirasi dari skala 2 Terapi Oksigen – 1.01026
(cukup menurun) menjadi 4 Observasi :
(cukup meningkat) Monitor kecepatan aliran O2
c. Tekanan inspirasi dari skala 2 Monitor posisi alat terapi O2
(cukup menurun) menjadi 4 Monitor aliran oksigen secara
(cukup meningkat) periodik dan pastikan fraksi
d. Pemanjangan fase ekspirasi dari yang diberikan cukup
skala 2 (cukup meningkat) Monitor efektifitas terapi O2
menjadi 4 (cukup menurun) Monitor tanda-tanda
e. Frekuensi napas dari skala 3 hipoventilasi
(sedang) menjadi 5 (membaik) Monitor tanda dan gejala
toksitasi
Monitor tingkat kecemasan
akibat terapi O2
Terapeutik :
a. Bersihkan sekret pada mulut,
hidung, trakea (jika perlu)
b. Pertahankan kepatenan jalan
napas
c. Siapkan dan atur peralatan
pemberian O2
d. Gunakan perangkat O2 yang
sesuai dengan tingkat
mobilitas pasien
Edukasi :
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan O2 dirumah
Kolaborasi :
Tingkat Nyeri : a.
Kolaborasi penentuan dosis O2
a. Keluhan nyeri dari skala 2 (cukup b. Kolaborasi penggunaan
meningkat) menjadi 4 (cukup O2 saat aktivitas dan tidur
menurun)
b. Kesulitan tidur dari skala 2 Manajemen Nyeri – 1.08238
(cukup meningkat) menjadi 4 Observasi :
(cukup menurun) a. Identifikasi lokasi,
c. Pola napas dari skala 3 (sedang) karakteristik, durasi, frekuensi,
menjadi 5 (membaik) kualitas, intensitas nyeri
d. Pola tidur dari skala 3 (sedang) b. Identifikasi skala nyeri
menjadi 5 (membaik) c. Identifikasi respons nyeri non
verbal
d. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
e. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
f. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik :
a. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
c. Fasilitasi istirahat dan tidur
d. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi penurunan nyeri
Edukasi :
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian
analgetik
Dx2 : Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan intervensi selama
Penyebab 2x24 jam diharapkan gangguan
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi pertukaran gas berkurang dengan
2. Perubahan membran alveolus-kapiler kriteria hasil :
Gejala dan Tanda Mayor Pertukaran Gas : Pemantauan Respirasi –
Subjektif : a. Tingkat kesadaran dari skala 5 1.01014
1. Dispnea (meningkat) tetap pada skala 5 Observasi :
Objektif : (meningkat) a. Monitor frekuensi, irama,
1.
PCO2 meningkat/menurun b. Dispnea dari skala 3 (sedang) kedalaman dan upaya napas
2.
PO2 menurun menjadi skala 5 (menurun) b. Monitor pola napas
3.
Takikardia c. Napas cuping hidung dari skala 3 c. Monitor kemampuan batuk
4.
pH arteri meningkat/menurun (sedang) menjadi skala 5 efektif
5.
Bunyi napas tambahan (menurun) d. Monitor adanya produksi
Gejala dan Tanda Minor d. PCO2 dari skala 3 (sedang) sputum
Subjektif : menjadi skala 5 (membaik) e. Monitor adanya sumbatan
1. Pusing e. PO2 dari skala 3 (sedang) jalan napas
2. Penglihatan kabur menjadi skala 5 (membaik) f. Palpasi kesimetrisan
Objektif : f. Takikardia dari skala 3 (sedang) ekspansi paru
1. Sianosis menjadi skala 5 (membaik) g. Auskultasi bunyi napas
2. Diaforesis g. pH Arteri dari skala 3 (sedang) h. Monitor saturasi oksigen
3. Gelisah menjadi skala 5 (membaik) i. Monitor nilai AGD (analisa
4. Napas cuping hidung h. Pola Napas dari skala 3 (sedang) Gas Darah)
5. Pola napas abnormal (cepat/lambat, menjadi skala 5 (membaik) Terapeutik :
regular/iregular, dalam/dangkal) a. Atur interval pemantauan
6. Warna kulit abnormal (mis. Pucat, respirasi sesuai kondisi
kebiruan) pasien
7. Kesadaran menurun b. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasi hasil pemantauan

Dx3 : Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama


Penyebab 1x24 jam diharapkan pola napas
1. Depresi pusat pernapasan menjadi efektif dengan kriteria hasil :
2. Hambatan upaya napas (mis. Nyeri Pola Napas : Terapi Oksigen – 1.01026
saat bernapas, kelemahan otot a. Dispnea dari skala 2 (cukup Observasi :
pernapasan) meningkat) menjadi 4 (cukup a. Monitor kecepatan aliran O2
3. Deformitas dinding dada menurun) b.
Monitor posisi alat terapi O2
4. Deformitas tulang dada b. Tekanan ekspirasi dari skala 2 c.
Monitor aliran oksigen secara
5. Gangguan neuromuskular (cukup menurun) menjadi 4 periodik dan pastikan fraksi
6. Gangguan neurologis (mis. (cukup meningkat) yang diberikan cukup
Elektroensefalogram [EEG] Positif, c. Tekanan inspirasi dari skala 2 d. Monitor efektifitas terapi O2
cedera kepala, gangguan kejang) (cukup menurun) menjadi 4 e. Monitor tanda-tanda
7. Imaturitas neurologis (cukup meningkat) hipoventilasi
8. Penurunan energi d. Pemanjangan fase ekspirasi dari f. Monitor tanda dan gejala
9. Obesitas skala 2 (cukup meningkat) toksitasi
menjadi 4 (cukup menurun)
10. Posisi tubuh yang menghambat e. Frekuensi napas dari skala 3 g. Monitor tingkat kecemasan
ekspansi paru (sedang) menjadi 5 (membaik) akibat terapi O2
11. Sindrom hipoventilasi Terapeutik :
12. Kerusakan inervasi diafragma a. Bersihkan sekret pada mulut,
(kerusakan saraf C5 keatas) hidung, trakea (jika perlu)
13. Cedera pada medula spinalis b. Pertahankan kepatenan jalan
14. Efek agen farmakologis napas
15. Kecemasan c. Siapkan dan atur peralatan
Gejala dan Tanda Mayor pemberian O2
Subjektif : d. Gunakan perangkat O2 yang
1. Dispnea sesuai dengan tingkat
Objektif : mobilitas pasien
1. Penggunaan otot bantu pernapasan Edukasi :
2. Fase ekspirasi memanjang Ajarkan pasien dan keluarga cara
3. Pola napas abnormal (mis, takipnea, menggunakan O2 dirumah
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, Kolaborasi :
cheyne-stokes) a.
Kolaborasi penentuan dosis O2
Gejala dan Tanda Minor b.
Kolaborasi penggunaan
Subjektif : O2 saat aktivitas dan tidur
1. Ortopnea
Objektif : Latihan Pernapasan – 1.01007
1. Pernapasan pursed-lip Observasi :
2. Pernapasan cuping hidung a. Identifikasi indikasi dilakukan
3. Diameter thoraks anterior-posterior latihan pernapasan
meningkat b. Monitor frekuensi, irama dan
4. Ventilasi semenit menurun kedalaman napas sebelum dan
5. Kapasitas vital menurun sesudah latihan
6. Tekanan ekspirasi menurun Terapeutik :
7. Tekanan inspirasi menurun a. Sediakan tempat yang tenang
8. Eksursi dada berubah b. Posisikan pasien nyaman dan
rileks
c. Tempatkan satu tangan didada
dan satu tangan diperut
d. Pastikan tangan didada
mundur ke belakang dan
telapak tangan diperut maju
kedepan saat menarik napas
e. Ambil napas dalam secara
perlahan melalui hidung dan
tahan selama tujuh hitungan
f. Hitungan kedelapan
hembuskan napas melalui
mulut dengan perlahan
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
latihan pernapasan
b. Anjurkan ulangi 4-5 kali

Pemantauan Respirasi – 1.01014


Observasi :
j. Monitor frekuensi, irama,
kedalaman dan upaya napas
k. Monitor pola napas
l. Monitor kemampuan batuk
efektif
m. Monitor adanya produksi
sputum
n. Monitor adanya sumbatan
jalan napas
o. Palpasi kesimetrisan
ekspansi paru
p. Auskultasi bunyi napas
q. Monitor saturasi oksigen
r. Monitor nilai AGD (analisa
Gas Darah)
Terapeutik :
c. Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi
pasien
d. Dokumentasi hasil
pemantauan
Edukasi :
c. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
d. Informasi hasil pemantauan

Tingkat Nyeri : Manajemen Nyeri – 1.08238


a. Keluhan nyeri dari skala 2 (cukup Observasi :
meningkat) menjadi 4 (cukup a. Identifikasi skala nyeri
menurun) b. Monitor keberhasilan terapi
b. Kesulitan tidur dari skala 2 komplementer yang sudah
(cukup meningkat) menjadi 4 diberikan
(cukup menurun) c. Monitor efek samping
c. Pola napas dari skala 3 (sedang) penggunaan analgetik
menjadi 5 (membaik) Terapeutik :
d. Pola tidur dari skala 3 (sedang) a. Berikan teknik
menjadi 5 (membaik) nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
b. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
c. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi penurunan nyeri
Edukasi :
a. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
c. Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian analgetik
4. Implementasi Keperawatan Teori
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, kegiatan dalam pelaksanaan juga meliput pengumpulan data lanjutan,
mengobservası respon kilen. selama dan sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data
yang baru. Ada beberapa ketrampilan yang dibutuhkan dalam hal Int. Pertama ,
ketrampilan kognitif. Ketramplian Kognitif mencangkup pengetahuan keperawatan
yang menyeluruh perawat harus mengetahui alasan untuk setiap Intervensi terapeutik,
memahami respon fisiologıs dan psikologis normal dan abnormal, mampu
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan pemulangan klien, dan mengenali askep-
askep promotif kesehatan klien dan kebutuhan penyakit. Kedua, ketrampilan
Interpersonal, Ketrampilan ini penting untuk tindakan keperawatan yang efektif.
Perawat harus berkomunikasi dengan jelas kepada klien, tim kesehatan lainnya.
Ketiga anggota ketrampilan psikomotor, ketrampilan ini mencangkup kebutuhan
langsung terhadap perawatan kepada klien, seperti keluarganya dan memberikan
suntikan, melakukan penghisapan tendır, mengatur posisi, membantu kilen memenuhi
aktvitas sehari-han dan lain. tain. (Fitn Nur 2018).
5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang merupakan perbandingan
sistematis dan rencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan
pengkajian ulang (Fitn Nur 2018).

Anda mungkin juga menyukai